Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

LALER KLEPON BIENTOL (Pengolahan Limbah Cair Ketela Pohon Menjadi


Bioetanol)

BIDANG KEGIATAN

PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan oleh :

Achmad Yahya Zakaria ;17310730034;2017

Bagus Hadi Saputra ;17310730008;2017

Alfin Permana ;17310730004;2017

Eva Umi Latifah ;18470210002;2018

Nofi Aulia Rohmawati ;17130310127;2017

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

KEDIRI

2019

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
1.4 Luaran Yang di Harapkan .............................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.1 Kondisi Masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri ........................3
2.2 Teknologi Untuk Mengatasi Permasalahan Limbah Sari Pati Ubi Kayu ......4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ......................................................................6
3.1 Alur Proses Kegiatan ....................................................................................6
3.2 Pendesainan Alat ..........................................................................................6
3.2.1 Alat Liquifikasi dan Sakarifikasi .........................................................6
3.2.2 Alat Fermentasi ...................................................................................6
3.2.3 Alat Distilasi ........................................................................................6
3.3 Identifikasi Bahan Dan Pengumpulan Bahan ................................................7
3.4 Pembuatan Alat ............................................................................................7
3.5 Pengujian Alat ...............................................................................................7
3.5.1 Liquifikasi dan Sakarifikasi ................................................................7
3.5.2 Fermentasi ...........................................................................................7
3.5.3 Distilasi................................................................................................8
3.6 Evaluasi .........................................................................................................8
3.7 Laporan ..........................................................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................9
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................................9
4.1.1 Rekapitulasi biaya untuk menyelesaikan kegiatan ..............................9
4.1.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................11
LAMPIRAN 1 . Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing .....................11

iii
LAMPIRAN 2 Justifikasi Anggaran kegiatan .......................................................18
LAMPIRAN 3 Susunan Organisasi Tim kegiatan dan Pembagian Tugas .............21
LAMPIRAN 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................22
LAMPIRAN 5 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra ................................................23
LAMPIRAN 6 Gambaran Teknologi Yang akan di Terapkan ..............................24
LAMPIRAN 7 Denah Detail Lokasi Mitra Kerja ..................................................25

iv
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi kayu merupakan jenis ubi yang banyak dikonsumsi


masyarakat. Ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang paling penting
setelah beras. Dalam per 100 gram ubi kayu mengandung 62,50 gram air;
40,00 gram fosfor; 34,00 gram karbohidrat; 33,00 mg kalsium; 30,00 mg
vitamin C; 1,20 gram protein; 0,70 mg besi;0,30 gram lemak; 0,01 mg
vitamin B1. Sesuai dengan kemajuan teknologi pengolahan ubi kayu tidak
hanya terbatas pada produksi pangan, tetapi merambah sebagai bahan baku
industri pellet atau pakan ternak, tepung tapioca, pembuatan alkohol,
tepung gaplek, ampas tapioka yang digunakan dalam industri kue, roti,
kerupuk, dan lain-lain (Rukmana, 1996).
Dalam statistik FAO (2009) disebutkan bahwa produksi ubi kayu
di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia setelah Niger, Brasil
dan Thailand. Dalam satu tahun, produksi ubi kayu di Indonesia mencapai
kisaran 22 juta ton, dengan luas tanam mencapai 1.205.440 Ha. Namun
pada kenyataannya hanya ampas dari ubi kayu yang diambil dan diolah
menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih, dalam proses pengambilan
ampas dari ubi kayu terdapat proses pemerasan guna mengurangi kadar air
sehingga juga di peroleh sari pati yang terbuang dan tak termanfaatkan, hal
tersebut menjadikan sari pati ubi kayu menjadi limbah yang tidak
digunakan dan mencemari lingkungan.
Desa Puhjajar Kecamatan Papar Kabupaten Kediri merupakan
dusun sentra pembuatan kerupuk Sadariyah yang menggunakan ubi kayu
sebagai bahan dasarnya. Singkong atau ubi kayu yang di peroleh dari pasar
di daerah Kediri, masyarakat mayoritas bermata pencahariaan dari
membuat kerupuk sebagai pelaku industri rumahan yang penjulan krecek
krupuk hingga keluar dari daerah kediri. Setelah Ubi kayu melalui proses
pengupasan hingga penyelepan, kemudian hasil selepan ubi kayu di peras
dan hanya di ambil ampasnya untuk di manfaat menjadi kerupuk
sedangkan sari pati di buang bercampur dengan tanah serta limbah lainya,
melihat produksi kerupuk hampir setiap hari solusi yang tepat untuk
mengurangi dampak limbah tersebut adalah dengan membuatnya menjadi
bioetanol.
Bioetanol merupakan senyawa yang sering digunakan dalam
industri kimia antara lain sebagai pelarut (40%), untuk membuat
asetaldehid (36%), eter, glikol eter, etil asetat dan kloral (9%). Kebutuhan
akan etanol semakin bertambah seiring dengan menipisnya persediaan
bahan bakar minyak bumi. Negara yang secara luas telah menggunakan
2

etanol sebagai bahan bakar adalah Brasil. Negara tersebut memproduksi


etanol dari tetes tebu dengan proses fermentasi (Anshory, 2004).
Bioetanol mempunyai kelebihan selain ramah lingkungan,
penggunaanya sebagai bahan bakar kompor terbukti lebih hemat dan
efisieen proses pembakaranya (Hapsari dan Alice , 2013)
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat Desa
Puhjajar tentang proses pengolahan sari pati limbah ubi kayu menjadi
bioetanol, tentang nilai tambah pengolahan sari pati tersebut, serta
kurangnya pemahaman mengenai dampak negatif dari pencemaran
lingkungan akibat limbah sari pati ubi kayu yang tidak dikelola dengan
baik.
Diharapkan dari Penerapan Teknologi ini dapat memberikan
pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat di Desa Puhjajar
Kabupaten Papar Kota Kediri tentang cara pengolahan limbah sari pati ubi
kayu yaitu melalui teknik liquifikasi, fermentasi serta destilasi sehingga
menjadi Bioetanol, di samping itu kegiatan ini dilakukan sebagai upaya
mensosialisasikan potensi sari pati ubi kayu sebagai bioetanol yang
bermanfaat bagi masyarakat sekitar sehingga masalah lingkungan yang
ditimbulkan oleh limbah ubi kayu dapat terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana memberi pemahaman bahaya limbah sari pati ubi kayu pada
masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri?
2. Bagaimana memanfaatkan Limbah sari pati ubi kayu menjadi Cairan
Bioetanol pada Masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri?
3. Bagaimana penggunaan alat Destilasi untuk menghasilkan Bioetanol pada
Limbah Ubi kayu di Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri?

1.3 Tujuan
1. Memberikan pemahaman bahaya limbah sari pati ubi kayu pada
Masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri
2. Memberikan pemahaman pemanfaatan Limbah sari pati ubi kayu menjadi
Cairan Bioetanol pada Masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri.
3. Memberikan pemahaman penggunaan alat Destilasi untuk menghasilkan
Bioetanol pada limbah ubi kayu di Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
1. Alat Bioetanol dan Produk Bioetanol
2. Artikel/Jurnal Nasional Trakreditasi
Manfaat Luaran bagi Mitra untuk menanggulangi pencemaran Lingkungan
berupa Tanah dan Udara agar tercipta kawasan yang sehat dan terawat sesuai
keinginan masyarakat desa serta dapat membuka sumber mata pencaharian
baru dengan memproduksi Bioetanol.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Masyarakat Desa Puhjajar Kabupaten Papar Kediri


Desa Puhjajar merupakan salah satu desa yang terletak di
kecamatan papar kabupaten Kediri. Desa ini merupakan desa sentra
krupuk Sadariyah. Usaha kerupuk ini bahkan jadi sumber penghasilan
separo warga. Seperti umumnya pemukiman, rumah-rumah di Desa
Puhjajar, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ada di kiri-
kanan Jalan, bagian depannya menghadap ke jalan.

Mayoritas halaman rumah berlapis semen, di situlah pemiliknya


menjemur kerupuk sadariyah. Halaman tersebut memang difungsikan
sebagai jemuran kerupuk. Kebanyakan, pengusaha memproduksi kerupuk
melebihi kapasitas lantai jemurannya, sehingga bagian atas pagar halaman
pun berubah menjadi jemuran kerupuk. Sampai-sampai, tepian jalan
bahkan juga untuk menjemur kerupuk. Ini tampak di beberapa rumah
penduduk.

Tidak heran, desa pun meriah oleh ramainya kerupuk sadariyah.


Kerupuk-kerupuk itu kebanyakan dihias sumba merah. Sehingga tak hanya
meriah, tapi juga ada pesona tersendiri. Oleh karena itu bentuk dan warna
kerupuk itu mirip adenium, bunga yang berharga mahal.

Selain kerupuk sadariyah, ada juga yang memproduksi kerupuk


samier. Namun, hanya sebagian kecil warga memproduksi kerupuk samier
di samping kerupuk sadariyah. Tidak ada yang khusus memproduksi
kerupuk samier. Menurut sejumlah warga yang tengah menjemur kerupuk
sadariyah, kerupuk berbahan ubi kayu atau Singkong(ditambah sedikit
garam dan sumba) itu akan kering hanya dalam waktu 2-3 jam, bila
matahari sedang terik.

Pemakaian warna merah hanyalah untuk pemanis tampilan, supaya


lebih menarik dipandang mata. Pengolahan kerupuk Sadariyah tersebut
yang diambil adalah ampas dari ubi kayu sedangkan sari patinya dibuang
langsung ke lingkungan sekitar. Limbah sari pati ubi kayu tersebut sangat
berdampak ke lingkungan yaitu mengakibatkan pencemaran tanah dan
pencemaran udara.
4

2.2 Teknologi Untuk Mengatasi Permasalahan Limbah Sari Pati Ubi Kayu
PKM penerapan teknologi yang dapat mengubah limbah sari pati
ubi kayu menjadi Bioetanol. Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel
(bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) disamping biodiesel.
Bioetanol adalah cairan kimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Etanol merupakan zat
cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat
bercampur dengan air dengan rumus molekul C2H5OH. Berat molekul dari
etanol adalah 46,07 gram/mol, untuk titik didih pada 1 atm yaitu 78,4°C
dan titik beku dari etanol adalah -112°C (Perry, 1984). Bobot molekul dari
senyawa etanol rendah sehingga dapat larut dalam air. Etanol dapat
diperoleh dari fermentasi gula dengan bantuan katalis asam maupun
enzim. Hasil dari pembakaran etanol akan menghasilkan CO2 dan H2O.

Fermentasi gula
C6H12O6 CH3CH2OH + CO2

glukosa enzim etanol

Reaksi ini merupakan dasar daripembuatan tape, brem, anggur minuman


lain-lain.(Fessenden, 1982)

Pembakaran etanol menghasilkan CO2 dan H2O


CH3CH2OH + 3O2 2CO2 + 3H2O + energi

Hambali et al. (2007) menyatakan bahwa kelebihan bioetanol


dibandingkan bahan bakar minyak berbasis petrokimia yaitu mengandung
35% oksigen, memiliki nilai oktan yang tinggi yaitu sebesar 96-113,
bersifat ramah lingkungan karena gas buangnya hanya sedikit mengandung
senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai polutan seperti karbon
monoksida, nitrogen oksida dan gas rumah kaca, serta dapat diperbaharui.
Jika dibakar, etanol menghasilkan karbondioksida dan air. Dengan
mencampur etanol dan bensin, maka dapat dihasilkan bahan bakar
campuran yang dapat terbakar dengan sempurna dan dapat mengurangi
emisi pencemaran udara. Campuran bioetanol dalam bensin selain dapat
menambah volume BBM, juga dapat meningkatkan nilai oktan. Selain itu,
penambahan etanol dalam bensin dapat berfungsi sebagai MTBE (metil
tetra butyl eter) yang sekarang ini banyak digunakan sebagai bahan aditif
dalam bensin.
5

Secara umum, proses pengolahan bahan berpati seperti ubi kayu,


sagu, kulit singkong, kentang maupun kupasan kentang untuk
menghasilkan bioetanol dilakukan melalui tiga tahap yaitu hidrolisis,
fermentasi, dan distilasi. Hidrolisis, yakni proses konversi pati menjadi
glukosa. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai
polimer pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6). Pemutusan rantai
polimer tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya secara
enzimatis, kimiawi ataupun kombinasi keduanya (Musanif, 2014)

Tahap kedua adalah proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa


(gula) menjadi etanol dan CO2. Fermentasi gula adalah perubahan 1 mol
gula menjadi 2 mol etanol dan 2 mol CO2. Pada proses fermentasi etanol,
khamir akan memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam
piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas,
sedangkan asam piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi
asetaldehida yang kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol
(Amerine et al., 1987).

Tahap ketiga yaitu tahap pemurnian etanol. Pada tahap ini


hidrolisat yang dihasilkan dari proses fermentasi didestilasi untuk
memurnikan etanol. Destilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari
beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah
78oC sedangkan air adalah 100oC (kondisi standar). Pemanasan larutan
pada rentang suhu 78-100oC akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap, dan melalui unit kondensasi dapat dihasilkan etanol (Arnata,
2009).

Menurut Hambali et al. (2007) berdasarkan kadarnya, etanol dibagi menjadi


tiga tingkatan, antara lain :

1. Tingkatan industri dengan kadar etanol 90-94 %.


2. Netral dengan kadar etanol 96-99,5 %, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku industri farmasi
3. Tingkatan bahan bakar dengan kadar etanol diatas 99,5 %.
6

BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alur Proses Kegiatan

Studi Identifikasi Pengumpul


Desain alat
Literatur bahan an bahan

Ya Pengujian Pembuatan
Pengontrolan Evaluasi alat alat

Tidak

3.2 Pendesainan Alat


Desain alat pada Lampiran 6
Desain alat pembuatan Bioetanol terdiri dari 3 buah :
3.2.1 Alat Liquifikasi dan Sakarifikasi
Perancangan alat liquifikasi di sesuaikan dengan kebutuhan atau
volume cairan yang di perlukan untuk pembuatan bioetanol,
rancangan alat terbuat dari stainlis berbentuk silinder di fungsikan
untuk proses pencampuran bahan limbah dengan enzim dan di
pergunakan untuk proses hidrolisis.
3.2.2 Alat Fermentasi
Perancangan alat Fermentasi juga di sesuaikan dengan kebutuhan
seberapa besar volume cairan hasil dari liquifikasi dan sakarifikasi,
rancangan alat terbuat dari stainlis berbentuk silinder dengan
memiliki penutup di fungsikan untuk memaksimalkan proses
fermentasi.
3.2.3 Alat Distilasi
Perancangan alat distilasi dilengkapi dengan pemanas dan sensor
suhu di dalamnya, terbuat dari bahan stainlis berbentuk silinder yang
di beri lubang dan di sambung dengan pipa sebagai keluaran dari
proses pemurnian ini dan pada pipa di beri tempat untuk bak air
ukuran sedang guna menyempurnakan proses destilasi. Pada sensor
suhu di dukung dengan microcontroler Arduino mega dan di beri
display agar mempermudah pengecekan suhu.
7

3.3 Identifikasi Bahan dan Pengumpulan Bahan


Identifikasi bahan di sesuaikan dengan kubutuhan, pemilihan alat
atau komponen di tinjau dari kualitas dan segi harga komponen yang di
gunakan, guna mencapai hasil sesuai target awal serta menyesuaikan alokasi
dana yang tersedia.
3.4 Pembuatan Alat
Setelah melakukan pendesaianan alat dan pengumpulan alat, langkah
selanjutnya adalah pembuatan alat yang di rencanakan sebelumnya.
3.5 Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja alat
berfungsi sesuai dengan harapan awal, parameter yang di guanakan adalah
berjalanya alat mulai dari alat Liquifikasi dan Sakarifikasi, alat Fermentasi
serta Distilasi. Pada pengujian alat, di terapkan metode pembuatan
Bioetanol dengan menggunakan sampel yang di bawa langsung dari
daerah sasaran alat, dan pengujian alat di lakukan di lokasi. Adapun
metode yang di gunakan untuk pembuatan bioetanol :
3.5.1 Liquifikasi dan Sakarifikasi
Sari pati pada bahan baku singkong dikonversi menjadi gula
sederhana (glukosa) menggunakan Enzym Alfa Amilase dan
Glukoamilase melalui proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90
derajat celcius. Pada Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks
menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut :

Pendinginan hasil pencampuran sampai mencapai suhu optimum enzim


sakarifikasi bekerja.
Pengaturan pH optimum enzim.
Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan
mempertahankan pH serta temperatur pada suhu 60 oC hingga proses
Sakarifikasi selesai (dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar
gula sederhana yang dihasilkan).
3.5.2 Fermentasi

Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi


perubahan – perubahan atau reaksi-reaksi kimia dengan pertolongan
jasad renik penyebab fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat
makanan yang sesuai dengan pertumbuhannya. Akibat terjadinya
fermentasi sebagian atau seluruhnya akan berubah menjadi alcohol
setelah beberapa waktu lamanya.(Ari Diana S, 2013)
Pada tahap ini, hasil dari liquifikasi dan sakarifikasi di masukan
kedalam alat fermentasi dan mencampurkan bahan tersebut dengan ragi
pada kisaran suhu optimum 27 oC s/d 32 oC dengan wadah tertutup rapat
tanpa ada oksigen yang masuk (anaerob), kemudian di biarkan selama 5-7
hari.
8

3.5.3 Distilasi

Distilasi adalah suatu metode operasi yang digunakan pada


proses pemisahan suatu komponen dari campurannya berdasarkan
perbedaan titik didih komponen dengan menggunakan panas sebagai
tenaga pemisah.(Brown, 1987)

Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan


dilakukan untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil
fermentasi. Dalam proses distilasi, pada suhu 78oC (setara dengan titik
didih alkohol) ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang air yang
bertitik didih 100oC. Uap ethanol didalam distillator akan dialirkan
kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol.

3.6 Evaluasi
Evaluasi di lakukan guna memperbaiki beberapa kekurangan atau
kekeliruan pada pengujian alat, pada tahap ini juga di lakukan penilaian
uji kerja alat kesempurnaan hasil sesuai metode yang di gunakan.
Apabila pengujian masih belum mendapatkan hasil atau masih
mengalami kegagalan maka akan di lakukan lagi tahap perancangan dan
pembuatan alat.
3.7 Laporan
Laporan akhir di lakukan apabila semua tahap telah di lakukan dan hasil
akhir uji coba alat dapat di simpulkan, sehingga hasil dapat di tulis secara
rinci sesuai dengan data yang di peroleh.
9

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


4.1.1 Rekapitulasi biaya untuk menyelesaikan kegiatan ini pada
Tabel
Tabel Rekapitulasi Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)
1 Perlengkapan Yang diperlukan Rp 2.979.000,00
2 Bahan Habis Pakai Rp 2.154.000,00
3 Perjalanan Rp 1.640.000,00
4 Lain-lain Rp 1.700.000,00
Jumlah Rp 8.473.000,00

4.1.2 Jadwal Kegiatan


No kegiatan Waktu
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur

2 Pendesainan
alat
3 Identifikasi
bahan
4 Penyusunan
materi
pentingnya
lingkungan
5 Izin
pelaksanaan
6 Pengumpulan
alat dan bahan
7 Pembuatan alat
destilasi
8 Sosialisasi dan
cara
menggunakan
alat
9 Pelaksanaan
program
10 Tahap
penyempurnaan
11 Pengontrollan
program
12 Laporan akhir

= sudah dilaksanakan

= belum dilaksanakan
10

DAFTAR PUSTAKA

Prihandana. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Agromedia.
Jakarta

Susmiati, Yuana, 2012. Hidrolisis Asam Pati dan Serat Ubi Kayu Menjadi
Monosakarida Sebagai Substrat Fermentasi Bioetanol. Agro-Techo, Vol 2
No 3.

Wardana, Gigih A.P, 2013, “Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Kayu Menggunakan
Hidrolisis Asam Sulfat Secara Fermentasi Dengan Mikroba
Saccharomyces Cerevisiae”, Politeknik Negri, Jember.

Rahman Ansori. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Departmen Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi IPB :Bogor

Sa’id, E Gumbira. 1987. Penerapan Teknologi Fermentasi. PT. Melton Putra


:Jakarta

Hapsari, A.& Pramashinta, A. (2013). Pembuatan Bioetanol dari Singkong Karet


(Manihot Glaziovii) untuk Bahan Bakar Kompor Rumah Tangga sebagai
Upaya Mempercepat Konversi Minyak Tanah ke Bahan Bakar Nabati.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.2,No. 2.240-245.

Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1982,Kimia Organik, edisi ketiga, Erlangga,
Jakarta.
Brown, G.G., 1987,Unit Operations, John Wiley and Sons Inc, New York

Susanti.A.D.,Prakoso,P.T. & Prabawa, H. (2013). Pembuatan Bioetanol dari Kulit


Nanas melalui Hidrolisis dengan Asam. Ekuilibrium. Vol.12, No. 1. 11-16.
11
12
13
14
15
16

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Aulia Dewi Rosanti, S.Si., M.Sc
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIDN 0716058901
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri,16 Mei 1989
6 Alamat E-mail aulia.dewi.r@uniska-kediri.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085648346636
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi -
Universitas Universitas
Brawijaya Gadjah Mada
Jurusan/Prodi Kimia Ilmu Kimia -
Tahun Masuk-Lulus 2007-2011 2011-2014 -
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Dasar Wajib 3
2 Fisika Dasar Wajib 3
3 Biokimia Tanaman Wajib 2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Pengaruh Penambahan Universitas 2015
Natrium Bisulfit dan
Natrium Metabisulfit
Terhadap Kualitas
Gula Kelapa
2 Pengaruh Penambahan Universitas 2016
Natrium Bisulfit dan
Natrium Metabisulfit
Terhadap Kualitas Gula
Merah Tebu

3 Pengaruh Dosis Campuran Mandiri 2017


Pupuk Kandang dan
Konsentrasi POC BMW
terhadap pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Terong
17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
- KOMPOR GAS 1 buah Rp Rp 430.000,00
(RINNAI TL- 430.000,00
289Ri)

- Tankki stainlis 3 buah Rp Rp 1.500.000,00


500.000,00
- Tabung gas 1 buah Rp Rp 320.000,00
320.000,00
- Regulator 1 buah Rp Rp 210.000,00
210.000,00
- Arduino 1 buah Rp Rp 300.000,00
mega(2560 R3 + 300.000,00
data cable)

- Module OLED 1 buah Rp Rp 50.000,00


0.96 inch Serial 50.000,00
I2C Arduino
display White
128x64 LCD

- Motor steper Nema 1 buah Rp Rp 50.000,00


17 50.000,00

- Sensor suhu 1 buah Rp Rp 50.000,00


(DS18b20) kedap 50.000,00
air

- Stop kontak 1 buah Rp Rp 19.000,00


19.000,00
- Adaptor 1 buah Rp Rp 50.000,00
50.000,00
SUB TOTAL Rp 2.979.000,00

2. Bahan Habis Pakai volume Harga satuan Nilai (Rp)


(Rp)

- Ragi Tape 10 Rp 5000,00 Rp 50.000,00

- Pipa stainlis 10 meter Rp 22.000,00 Rp 220.000,00


19

- Pipa PVC 10 meter Rp 29.000,00 Rp 290.000,00

- Paku Campur Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

- Kabel 1 rol Rp 30.000,00 Rp 30.000,00

- Kran 1 Rp 8.000,00 Rp 8.000,00

- Papan kayu 4 buah Rp 47.000,00 Rp 188.000,00


(2x20cm)

- Besi siku 2 buah Rp 45.000,00 Rp 90.000,00

- Besi holo 5 batang Rp 30.000,00 Rp 150.000,00


(4x4x4meter)

- Mur dan Baut 40 pasang Rp 3.000,00 Rp 120.000,00

- Kertas saring 3 lembar Rp 25.000,00 Rp 75.000,00

- Kabel pelangi 2 meter Rp 10.000,00 Rp 20.000,00

- Soket kabel 1 pasang Rp 2.000,00 Rp 2.000,00


pelangi

- Plat besi 2 plat Rp 200.000,00 Rp 400.000,00


(1,20mm)

- Selang regulator 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

- Enzim alfa 100ml Rp 70.000,00 Rp 70.000,00


amilase

- Enzim 100ml Rp 70.000,00 Rp 70.000,00


Glukoamilase

- Kawat galvanis 1 rol Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

- Pilok (warna 2 buah Rp 40.000,00 Rp 80.000,00


hitam)

- Lem Pipa 2 buah Rp 8.000,00 Rp 16.000,00

- L Pipa 2 buah Rp 5.000,00 Rp 5.000,00

- Kertas hvs A4 2 rim Rp 55.000,00 Rp 110.000,00

SUB TOTAL Rp 2.154.000,00


20

3. Perjalanan Volume Harga satuan Nilai (Rp)


(Rp)

- pembelian kebutuhan 8 Rp 80.000,00 Rp 640.000,00


alat

- pemasangan alat 6 Rp 100.000,00 Rp 600.000,00

- pengujian alat 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000,00

SUB TOTAL Rp
1.640.000,00

4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)

- Jasa pengelasan - Rp 800.000,00 Rp 800.000,00

- Jasa kendaraan 1 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00


pengambilan barang

- Sewa 6 - Rp 600.000,00
peralatan/laboratorium

SUB TOTAL Rp
1.700.000,00

TOTAL KESELURUHAN Rp
8.473.000,00
21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
No Program Bidang
Nama / NIM Waktu Uraian Tugas
. Studi Ilmu
(jam/minggu)
Achmad Yahya Mengintergrasikan
Zakaria Teknik , mengkoordinasi
1. Elektro 20 jam/mgg
Elektro fungsi dan peran
/17310730034
anggota (Ketua)
Membuat
Bagus Hadi Komponen Alat
Teknik
2. Saputra Elektro 20 jam/mgg Destilasi yang
Elektro
/17310730008 diperlukan (
Anggota)
Menjalin
Kerjasama dengan
Mitra dan
Teknik Mengkoordinasika
Elektro 20 jam/mgg
3. Elektro n segala bentuk
Alfin Permana kegiatan
/17310730004 Masyarakat
(Anggota)
Merangkai metode
Destilasi yang
Eva Umi akan di
4. Latifah Kimia Kimia 20 jam/mgg
Aplikasikan
/18470210002 kepada Masyarakat
(Anggota)
Membuat
Nofi Aulia Anggaran Dana
5. Rohmawati Akuntansi Akuntansi 20 jam/mgg dan Analisis
/17130310127 Laporan Keuangan
(Anggota)
22
23
24

Lampiran 6..Gambaran Teknologi Yang Akan Diterapkan

6.1 Gambar Alat Pembuatan Bioetanol

6.2 Gambar Tangki Dalam 6.3 Gambar Otomatisasi Pengatur


Destilasi Tekanan Gas
25

Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai