Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP TANAMAN


SAWI MENGGUNAKAN METODE HIDROPONIK DI DESA SUKARAPIH
KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG

Disusun Oleh:
TRIA NUR IKHLAS (20201220027)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1


1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah........................................................................2
1.4 Rumusan Masalah............................................................................2
1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................2
1.6 Manfaat Penelitian...........................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3


2.1 Lokasi Penelitian.............................................................................3
2.2 Landasan Teori................................................................................3
2.2.1 Limbah Cair Tahu.....................................................................3
2.2.2 Fermentasi.................................................................................4
2.2.3 Sawi Caism................................................................................4
2.2.4 Syarat Pertumbuhan Sawi Caism..............................................5
2.2.5 Cara Tanam Sawi Caism...........................................................5
2.2.6 Hidroponik................................................................................5
2.3 Kerangka Teori...............................................................................5
2.4 Hipotesis.........................................................................................6

BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................7


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................7
3.2 Jenis Penelitian................................................................................7
3.3 Diagram Alir Penelitian............................................................................7
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................7
3.5 Teknik Analisis Data................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian.........................................................................3

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri rumah tangga yang banyak diproduksi oleh masyarakat yaitu
industri pembuatan tahu yang dari dulu sampai sekarang terus mengalami
perkembangan. Industri tersebut banyak berkembang didaerah perkotaan.
Seiring dengan perkembangan industri tersebut, muncul permasalahan baru
terhadap lingkungan. Industri merupakan kegiatan mengelola barang mentah
atau barang baku yang memiliki nilai ekonomis. Selain menghasilkan produk
baru, industri juga menghasilkan zat sisa yaitu limbah.
Limbah digolongkan berdasarkan jenis, sifat, dan sumbernya.
Berdasarkan jenisnya yaitu limbah cair dan limbah padat. Berdasarkan sifat
yang dibawanya limbah dikelompokkan menjadi limbah organik dan
anorganik. Limbah organik merupakan semua jenis bahan sisa atau bahan
buangan yang dapat terurai. Limbah anorganik adalah semua jenis bahan sisa
atau buangan yang tidak dapat terurai. Produk industri pembuatan tahu
memiliki jenis limbah berupa limbah padat dan cair, yang bersifat organik.
Tanaman sawi caisim merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-
tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Sawi caisim
pada umumnya banyak ditanam didataran rendah, namun dapat pula didataran
tinggi. Selain sebagai bahan pangan, sawi caisim berfungsi sebagai
penghilang sakit kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah. Untuk
budidaya tanaman sawi caisim secara konvensional membutuhkan lahan yang
luas. Sekarangiiniidenganiperkembangan teknologi dan adanya
bertaniidilahan sempit,imaka muncul teknikibertaniisawi caisim dengan
menggunakan metode hidroponik.
Hidroponik merupakan salah satu metode alternatif yang digunakan
banyak petani sayuran untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang
berada dilahan terbatas. Teknik hidroponik adalah metode menanam tanaman
tanpa tanah, yang dibutuhkan hanya larutan nutrisi sebagai sumber makanan
bagi tanaman sawi caisim, tetapi juga menggunakan air dan unsur hara
tambahan untuk pertumbuhannya.
Industri pembuatan tahu sering dijumpai dilingkungan sekitar.
Terutama di Sumedang, industri tersebut banyak ditemukan karena Sumedang
identik dengan kota tahu. Tentunya dari industri tersebut akan menghasilkan
limbah. Limbah berasal dari mulai pencucian kedelai, perebusan kedelai,
penggilingan kedelai, dan hasil akhir pembuatan tahu. Limbah hasil
pembuatan tahu ada yang berbentuk cair dan padat.
Limbah padat digunakan untuk proses pembuatan oncom, sedangkan

1
yang berbentuk cair masih kurang dimanfaatkan tetapi biasanya dimanfaatkan
sebagai pakan hewan ternak. Sistem hidroponik bisa menjadi solusi untuk
memanfaatkan limbah cair tersebut menjadi pengganti nutrisi bagi tanaman
sayuran, terutama tanaman sawi caisim. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
hasil limbah yang cukup banyak dari proses tersebut maka peneliti akan
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh air limbah industri tahu terhadap
tanaman sawi menggunakan metode hidroponik”.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Limbah cair industri tahu masih dapat dimanfaatkan sebagai pertumbuhan
tanaman sawi.
2. Perkembangan teknologi bertani dilahan sempit menggunakan sistem
hidroponik.

1.3 Pembatasan Masalah


Untuk mempermudah di dalam penelitian dan mencegah terjadinya
perluasan masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Nutrisi yang digunakan dalam metode hidroponik adalah air limbah
pembuatan tahu.
2. Tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah tanaman sawi caisim
dan sistem yang digunakan yaitu metode hidroponik.

1.4 Rumusan Masalah


1. Apakah air limbah pembuatan tahu dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman sawi caisim?
2. Berapa konsentrasi untuk pertumbuhan sawi caisim yang diberi perlakuan
dengan air limbah pembuatan tahu?

1.5 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh air limbah pembuatan tahu terhadap pertumbuhan
tanaman sawi caisim.
2. Mengetahui perbandingan konsentrasi pertumbuhan sawi caisim yang
diberi perlakuan air limbah pembuatan tahu dengan sawi caisim yang
tidak diberi perlakuan air limbah pembuatah tahu.

1.6 Manfaat Penelitian


1. Dapat menambah pengalaman dan wawasan pengetahuan tentang
pengaruh air limbah pembuatan tahu terhadap pertumbuhan sawi caisim.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi tentang pengaruh air
limbah pembuatan tahu terhadap pertumbuhan sawi caisim.
3. Dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis dan lebih mendalam
tentang limbah cair pembuatan tahu dengan variabel yang berbeda.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lokasi Penelitian


Tempat penelitian berada di Jl. Karasak, Sukarapih, Kecamatan
Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian


Sumber : google maps, 2023

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Limbah Cair Tahu
Tahu adalah salah satu produk makanan berupa padatan lunak yang
dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara pengendapan
protein, dengan atau tidak ditambahnya bahan lain yang diizinkan. Tahu
juga merupakan bahan pangan yang bertahan hanya selama 1 hari saja
tanpa pengawet. Bahan untuk pembuatan tahu adalah kedelai, bahan
penggumpal dan juga pewarna apabila diperlukan.
Tahu mengandung cukup banyak air hingga 86%, protein 8-12%,
lemak 4-6% dan karbohidrat 1-6% dan mengandung berbagai mineral
seperti kalsium, zat besi, fosfat, kalium, natrium, serta vitamin seperti
kolin, vitamin B dan vitamin E. Berdasarkan Standar Industri Indonesia
No. 0270-80, persyaratan standar kualitas tahu adalah mengandung
protein minimal 9%, abu maksimal 1%, serat kasar maksimal 0,1%, tidak
mengandung logam berbahaya, bau, tidak berjamur dan tidak mengandung
bakteri E. Coli.
Limbah dalam pembuatan tahu berasal dari proses pembuatan, proses
penyaringan, proses penekanan tahu saat produksi, pencucian kedelai,
pencucian peralatan, pencucian lantai, dan air bekas rendaman kedelai.
Limbah cair pembuatan tahu mengandung zat padat yang tersuspensi,
contohnya pada potongan tahu yang hancur, pada saat pemrosesan karena
kurang sempurna saat penggumpalan.
Limbah cair pembuatan tahu umumnya mengandung kadar protein
yang tinggi, mengandung senyawa organik yang tinggi dan sedikit
mengandung senyawa anorganik. Proses penguraian bahan organik oleh

3
mikroorganisme aerob memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar
untuk memperoleh energi. Penurunan oksigen yang melewati ambang
batas akan menyebabkan kematian pada biota air akibat kekurangan
oksigen.
Limbah pembuatan tahu berupa cairan kental yang terpisah dari
gumpalan tahu. Sebelum limbah pembuatan tahu digunakan, harus
dilakukan tahap fermentasi terlebih dahulu. Limbah cair pembuatan tahu
di fermentasi dengan menggunakan tambahan EM4. Perbandingan antara
limbah cair pembuatan tahu dengan EM4 yang akan di fermentasi di
sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang akan digunakan.

2.2.2 Fermentasi
Fermentasi adalah proses perubahan kimiawi dari senyawa kompleks
menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh
mikroba. Proses fermentasi akan mengakibatkan terjadinya penguraian
senyawa organik untuk menghasilkan energi serta terjadinya perubahan
substrat menjadi produk baru oleh mikroba. Fermentasi dilakukan
terhadap suatu bahan makanan untuk mendapatkan makanan baru yang
dapat memperpanjang daya simpan. Produk hasil fermentasi biasanya
dimanfatkan sebagai minuman atau makanan.
Fermentasi dibedakan menjadi dua yaitu, fermentasi aerobik dan
anaerobik. Fermentasi aerobik merupakan fermentasi yang dimana proses
fermentasi tersebut akan membutuhkan oksigen, sedangkan fermentasi
anaerobik merupakan fermentasi yang tidak membutuhkan oksigen dan
pada fermentasi anaerobik akan menghasilkan asam laktat.
Effective Microorganisme (EM4) merupakan campuran dari
mikroorganisme yang menguntungkan. EM4 digunakan pada awal proses
untuk dilakukannya fermentasi. EM4 akan mempercepat proses fermentasi
bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung akan mudah terserap.

2.2.3 Sawi Caisim


Sawi caisim adalah tumbuhan yang berasal dari Asia Tengah.
Tanaman ini termasuk tanaman setahun yang melakukan penyerbukannya
sendiri. Umumnya tahan terhadap suhu rendah, juga dikenal luas sebagai
sawi india, sawi coklat, atau sawi kuning. Contoh bentuk sawi yaitu
ukuran sedang, daun keriting, tangkai daun tinggi, tangkai daun hijau,
akar, batang besar. Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi tanaman
sawi caisim karena rasanya segar, banyak mengandung vitamin A dan
vitamin C.
Sawi caisim merupakan jenis sayuran yang cukup popular, dikenal
pula sebagai caisim, sawi hijau, atau sawi bakso. Sayuran ini mudah di
budidayakan dan dapat dimakan segar atau diolah menjadi asinan. Caisim

4
umumnya dikomsumsi dalam bentuk olahan. Sawi caisim mentah rasanya
pahit karena ada kandungan alkaloid carpaine.

2.2.4 Syarat Pertumbuhan Sawi Caisim


Sawi caisim sangat mudah ditanam di dataran rendah maupun di
dataran tinggi. Namun, sawi caisim lebih banyak ditanam di dataran yang
rendah terutama di perkarangan rumah, karena perawatannya lebih mudah.
Syarat terpenting menanam sawi caisim adalah tanahnya harus gembur,
banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan PH tanamanya
antara 6-7, waktu yang baik untuk penanaman sawi caisim adalah pada
akhir musim hujan.

2.2.5 Cara Tanam Sawi Caisim


Sawi caisim di tanam dengan bijinya. Penyedian biji tidak tergantung
pada import, petani pun dapat menghasilkan biji sawi caisim sendiri
kareana tanaman ini sangat mudah berbunga dan berbiji di daerah
Indonesia. Biji caisim perlu di semai terlebih dahulu sebelum ditanam.
Setelah berumur 2-3 minggu dari waktu sebar atau semai (kira-kira
berdaun empat helai) bibit dapat dipindahkan ke bedengan (media tanam).

2.2.6 Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa yunani yaitu “hydro" (bermakna air)
dan “ponos” (berarti daya/kerja). Dengan demikian, hidroponik adalah air
yang berkerja atau berdaya, dapat diartikan juga sebagai suatu pengerjaan
atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan
unsur hara mineral yang dibutuhkan dari nutrisi yang dilarutkan dalam air.
Hidroponik adalah budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan
tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Oleh karena itu,
hidroponik juga disebut dengan istilah soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah. Musim yang cuacanya tidak menentu ini (ekstrem),
budidaya tanaman tanpa tanah sangat penting bagi keberlangsungan hidup
manusia.

2.3 Kerangka Teori

5
Industri pembuatan tahu

Limbah cair pembuatan tahu yang


dihasilkan memiliki kandungan unsur hara
yang bisa digunakan oleh tanaman

Jenis limbah cair dan bersifat


organik

Pemanfaatan limbah cair pembuatan


tahu sebagai pupuk cair organik untuk
nutrisi hidroponik

Pertumbuhan tanaman sawi caism

2.4 Hipotesis
 Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan limbah cair pembuatan
tahu terhadap pertumbuhan sawi caism.
 H1 = Terdapat pengaruh penggunaan limbar cair pembuatan tahu
terhadap pertumbuhan sawi caism.

6
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di pabrik tahu sarina dengan mengambil
sampel air limbah pembuatan tahu, periode tahun 2023.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan
metode kuantitafif. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan sampel air limbah
pembuatan tahu

3.3 Diagram Alir Penelitian


Pengaruh penggunaan air limbah pembuatan tahu sebagai
nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim
menggunakan metode hodroponik

Persiapan pembuatan media tanam


hidroponik, persiapan bibit sawi caism

Penanaman terdiri dari penyemaian tanaman sawi


caism dan pemindahan tanaman sawi caisim ke
media hidroponik

Pemeliharaan tanaman sawi


caism

Pengamatan data tinggi tanaman, jumlah


daun, lebar daun, hasil dan kesimpulan

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat parameter
yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun tanaman
sawi caism.

7
a. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari tanaman sawi caism
dipindahkan dari media persemaian ke dalam media hidroponik
sampai masa panen menggunakan alat ukur penggaris. Pengukuran
dilakukan setiap 7 hari sekali.
b. Lebar dan jumlah daun (cm)
Lebar dan jumlah daun diukur dengan cara pengukuran panjang
dan lebar daun menggunakan alat ukur penggaris. Untuk menghitung
jumlah daun yang tumbuh yaitu pada helaian daun ke 3 dan ke 4.
Pengukuran dilakukan setiap 7 hari sekali.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui apakah adanya respon
pertumbuhan tanaman sawi caisim terhadap pemberian larutan air limbah
pembuatan tahu menggunakan metode hidroponik yaitu menggunakan
analisis data kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji Anova terhadap data pengamatan dari variabel
pertumbuhan tanaman sawi caism.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. (2003). Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka
Nusantara.

Gardner. F. P., R. B. Pearce and R. I. Mitchell. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya.


Universitas Indonesia Press. Jakarta.

D, F. H. (n.d.). Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Caisim (Brassica Chinensis)


Dengan Pemberian Trichokompos Jerami Padi dan Pupuk Urea:
https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id/index.php/prosiding/article/download/
501/481/1963

Cleon, F. &. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. ITB Bandung.

Ari Sutrisno. (2014). Fermentasi Limbah Cair Tahu Menggunakan EMS Sebagai
Alternatif Nutrisi Hidroponik dan Aplikasinya pada Sawi Hijau (Brassica
juncea var. Tosakan). Jurnal Lentera Bio UNS, ISSN : 2252 - 3929 :
Surabaya.

Haryanto, E.T. Suhartini dan E Rahayu. (2003). Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Lakitan, B. (2000). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT.


Rajawali Press. Jakarta.

Fuat Fahrudin, Budidaya Caisim (Brassica Juncea L). Menggunakan Ekstra Teh dan
Pupuk. Jurnal Vol 2 No 2.

Anda mungkin juga menyukai