Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Teknologi Reproduksi Teknik Hidroponik dan Teknik Vertikultur

OLEH KELOMPOK VII

 Fatizanolo Buulolo
 Khopipah Simatupang
 Reza Muhtadin

Program Studi Matematika 2020 B

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nyalah tugas Laporan Praktikum ini dapat saya selesaikan dengan baik dan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Saya berterima kasih kepada Ibu Aida Fitriani, S.Pd.,
M.Si./Masdiana Sinambela, S.Si., M.Si. yang sudah memberikan bimbingan dan arahan
kepada saya sehingga tugas ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas ini. Akhir kata saya berharap semoga
Laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan terlebih pembaca. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 2 Mei 2020

Praktikan

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2

BAB II : KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Kajian Teori.........................................................................................................3

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan.....................................................................................................8


3.2 Prosedur Penelitian...............................................................................................8

BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil analisa dan observasi..................................................................................10


4.2 Pembahasan..........................................................................................................10
4.3 Dokumentasi Pengamatan....................................................................................11

BAB V : PENUTUP

1.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
1.2 Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

LAMPIRAN..............................................................................................................14

iii
BAB I :

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju, untuk menjawab masalah yang
semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang katanya
lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan swalayan,
tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas masyarakat
negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi mereka dan
keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu keadaan
pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah kehilangan
sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang tidak
menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk bertanam.
Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain yang selain
tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya.

Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan nutrisi


tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah membuktikan
bahwa tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral
dan zat- zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti juga
mengeliminasi hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi pengendalian
tanah secara teliti nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat- zat makanan
untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat mengurangi stress pada
tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih bagus kualitasnya. Media tanam
hidroponik berfungsi sebagai- penegak tanaman agar tidak roboh dan juga sebagai
penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai,
seperti rock wol, pasir, tembikar, arang, dan sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita
gunakan itu harus kita sesuaikan dengan tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan
menggunakan media tanam batu apung.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan dari penelitian / pengamatan ini yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana tata cara dalam hidroponik ?


1.2.2 Bagaimana tata cara pembenihan dalam hidroponik ?
1.2.3 Bagaimana tata cara penanaman dalam hidroponik ?
1.2.4 Bagaimana tata cara perawatan hidroponik ?
1.2.5 Bagaimana pertumbuhan tanaman hidroponik ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian pengamatan ini yaitu sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui tata cara dalam hidroponik
1.3.2 Untuk mengetahui tata cara pembenihan dalam hidroponik
1.3.3 Untuk mengetahui tata cara penanaman dalam hidroponik
1.3.4 Untuk mengetahui tata cara perawatan hidroponik
1.3.5 Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman hidroponik

2
BAB II :

KERANGKA KONSEPTUAL
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hidroponik

Hidroponik (hydroponics) adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai "bercocok tanam
tanpa tanah".

Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang
menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti pecahan genting, pasir kali,
kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu, dan sebagainya.

Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi hasil percobaan


DR.WF.Gericke, seorang agronomis dari Universitas California, USA. Hasil
percobaannya berupa tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak
berisi mineral hasil uji cobanya.

Maka sejak itu hidroponik berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut
pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya hidroponik tidak lagi sebatas
di laboratorium saja, tetapi dengan teknik yang sederhana dapat diterapkan siapa saja,
termasuk ibu rumah tangga.

Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut :

1) Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.


2) Pemakaian pupuk lebih hemat.
3) Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor
dan tidak rusak.
4) Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5) Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
6) Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan
tanaman baru.
7) Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media
tanah Biasa.

3
2.1.2 Macam – macam teknik hidroponik

Ada enam teknik penanaman yang dapat Anda gunakan dalam berkebun
hidroponik. Keenam teknik ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Untuk memilih teknik yang sesuai dengan minat Anda, berikut ini penjelasan mengenai
keenam teknik berkebun hidroponik.

1. Wick System

Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh
para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan
dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik
untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk
tanaman yang membutuhkan banyak air.

2. Ebb & Flow System

Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh
larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu
seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda
menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar pertumbuhan
tanaman tidak saling mengganggu.

3. NFT (Nutrient Film Technique) System

Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya
sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya
dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus mengalirkan
nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok
diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti selada.

4
4. Aeroponic System

Kecanggihan sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan
tercepat dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang
diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap
nutrisi yang banyak mengandung oksigen.

5. Drip System

Selain wick system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang populer yang
digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini menggunakan timer mengontrol pompa,
sehingga pada saat pompa dihidupkan, pompa akan meneteskan nutrisi ke masing-masing
tanaman.

6. Water Culture System

Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya
nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan
mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam
air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser udara.
Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk
mengambil air nutrisi.

2.1.3 Kangkung

A. Klasifikasi Kangkung
 Kingdom : Plantae(Tumbuhan)
 Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Solanales
 Famili : Convolvulaceae
 Genus : Ipomoea L.
 Spesies : Ipomoea Aquatic Forssk.

5
B. Morfologi Tanaman Kangkung

Adapun morfologi kangkung sebagai berikut :

 Akar

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar
menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm,
dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air.

 Batang

Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air


(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang
banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).

 Daun

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak
daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun
umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.

 Bunga

Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota


bunga berwarna putih atau merah lembayung .

 Buah

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.
Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua
dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah
kangkung tidak lama.

6
 Biji

Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-
hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung
berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.

7
BAB III :

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat Kerja
3.1.1.1 Kertas
3.1.1.2 Pena
3.1.1.3 Penghapus
3.1.1.4 Penggaris
3.1.1.5 Gunting/pisau cutter
3.1.1.6 Kamera
3.1.1.7 Sterofoam
3.1.1.8 Bulatan
3.1.1.9 Aqua gelas
3.1.1.10 Baskom air

3.1.2 Bahan Praktikum


3.1.2.1 Biji Kangkung
3.1.2.2 Kompos dan arang sekam
3.1.2.3 Air secukupnya

3.2 Prosedur kerja


3.2.1 Ambil sterofoam dan bentuklah lingkaran di tutup sterofoam makanan dengan
pensil.
3.2.2 Lubangi dengan pisau untuk tempat aqua gelas.
3.2.3 Lubangi aqua plastik untuk jalannya akar kangkung nanti
3.2.4 Siapkan baskom air kemudian isilah dengan air.
3.2.5 Rendamlah biji kangkung tersebut di dalam air semalaman untuk mempercepat
proses pecahnya biji.
3.2.6 Pisahkan air rendaman dengan biji kangkung.
3.2.7 Siapkan campuran kompos dan arang sekam dan masukkan ke dalam wadah.
3.2.8 Tebar biji kangkung di atas arang sekam dan tutupi dengan sedikit lapisan
sekam.

8
3.2.9 Semprot berkala dengan air secukupnya wadah tersebut. Tunggu dan amati
hingga tumbuh.
3.2.10 Isi sterofoam dengan air secukupnya lalu tutup.
3.2.11 Pindahkan kangkung yang sudah tumbuh pada kisaran 3 hari ke dalam lubang di
sterofoam.
3.2.12 Pindahkan ke tempat terbuka dan catatlah hasil pengamatanmu.

9
BAB IV :

HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil analisa dan observasi

Table 1. Data Analisis Perkembangan Kangkung Hidroponik

Minggu
No. Pengamatan
I II III IV
1. Jumlah yang tumbuh 46 48 48 47
2. Jumlah daun 12 15 26 38
3. Panjang/lebar daun 3 cm 6.5 cm 8 cm 8.5 cm
4. Tinggi batang 4-5 cm 9.6 cm 18 cm 23.5 cm

4.2 Pembahasan

A. Periode Penelitian/Pengamatan :

- Minggu I

Pada pengamatan minggu ke I dapat kita lihat bahwa pertumbuhan kangkung


dengan penerapan hidroponik dengan mulai menunjukkan pertumbuhan yang dapat
dilihat dari jumlah yang tumbuh yaitu 46, jumlah helai daun yaitu 12, panjang daun 3
cm, tinggi atang 4-5 cm.

- Minggu II

Pada pengamatan minggu ke II sudah dapat di lihat perbedaan pertumbuhan


dari minggu ke II yang dapat kita lihat dari masing-masing ukuran yaitu jumlah yang
tumbuh menjadi 48, jumlah helai daun menjadi 15, jumlah panjang daun bertambah
menjadi 6.5 cm, dan tinggi batang 9.6 cm.

- Minggu III

Pada pengamatan minggu ke III diperoleh hasil bahwa peningkatan


pertumbuhan tanaman tidak terlalu meningkat, dikarenakan jumlah yang hidup masih
tetap sama diminggu sebelumnya yaitu 48, jumlah daun bertambah hingga 26 helai,
panjang daun 8 cm, tinggi batang meningkat menjadi 18 cm.

- Minggu IV

10
Pada minggu ke V dapat kita amati bahwa peningkatan pada pertumbuhan hanya
terjadi pada tinggi batang dari 18 cm menjadi 23,5, jumlah daun bertambah menjadi 38,
panjang daun meningkat 8.5 cm, tetapi jumlah yang hidup atau tumbuh berkurang
menjadi 47.

4.3 Dokumentasi penelitian

Beberapa dokumentasi mulai dari minggu pertama, kedua, dan ketiga.

Figure 1. Minggu I

Figure 2. Minggu II dan III

BAB V :

11
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahana lainnya yang
mengandung unsure hara. Teknik hidroponik ini juga terjamin kebebasannya dari hama dan
penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman
yang mati bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah tanaman akan memberikan hasil
yang continue, dan lain sebagainya.

Beberapa factor penting yang harus diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pembaca adalah, pembaca diharapkan
untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara maksimal.Hal tersebut
diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis tanaman
holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun dengan keadaan lahan yang
minim.

DAFTAR PUSTAKA

12
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kangkung/31 mei
1015

http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfolgi-tanaman-kangkung/16 mei 2016

http://leman11.blogspot.co.id/2013/12/morfologi-kangkung.html

LAMPIRAN

13
Lampiran Tabel :
Table 1. Data Analisis Perkembangan Kangkung Hidroponik............................................................10

Lampiran Gambar

Figure 1. Minggu I..............................................................................................................................11


Figure 2. Minggu II dan III................................................................................................................11

Lampiran Harga :

 Biji kangkung : Rp. 6.000


 Sterofoam : Rp. 8.000
 Pisau cutter : Rp. 2.000
 Arang sekam : Rp. 9.000
 TOTAL : Rp. 25.000

14

Anda mungkin juga menyukai