Anda di halaman 1dari 11

Toxic Positivity : Mengenal Sisi Gelap dari Pikiran Positif

Reza Muhtadin
Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan, Medan.
E-Mail : reza.muhtadin@ui.ac.id

Abstrak
Toxic positivity adalah tren umum yang sering dibahas oleh generasi pasca pandemi. Hal ini
menjadi isu kesehatan mental yang paling populer setelah masa pandemi berlalu. Banyak
peraihan yang telah terjadi, baik dari sisi komunikasi hingga keadaan mental seseorang. Setiap
orang mengalami masalah dalam hidupnya. Baik itu masalah kecil atau besar yang membuat
mental mereka menjadi rapuh. Biasanya mereka akan memberitahukan masalah yang sedang
dihadapi kepada orang-orang terdekatnya yang dianggap mampu memberikan solusi. Kondisi ini
sering terjadi ketika seseorang berbicara dengan teman atau orang yang dicintai tentang
masalahnya. Perlu diingat bahwa orang yang berbeda memiliki sikap yang berbeda ketika
menghadapi masalah. Karena setiap orang memiliki hal spiritual dan emosional yang berbeda.
Berdasarkan masalah di atas dibuatlah penelitian terhadap 58 responden universal yang diteliti
melewati angket yang disediakan, 96,6% memahami dan pandai dalam menanggulangi tindakan
toxic positivity. Diharapkan dengan adanya artikel jurnal ini, masyarakat umum lebih memahami
makna dari toxic positivity dan bagaimana cara terbaik untuk mengantisipasinya.

Kata Kunci : Toxic Positivity, Psikologi, Kesehatan Mental, Pandemi, Masalah.

Abstract
Toxic positivity is a common trend that is often discussed by the post-pandemic generation. This
has become the most popular mental health issue after the pandemic. Many achievements have
occurred, both in terms of communication to one's mental state. Everyone has problems in their
life. Be it a small problem or a big problem that makes them mentally fragile. Usually, they will
tell the problems they are facing to the people closest to them who are considered capable of
providing solutions. This condition often occurs when a person talks to a friend or loved one
about his or her problem. Keep in mind that different people have different attitudes when it
comes to problems. Because everyone has different spiritual and emotional things. Based on the
problems above, a study was made of 58 universal respondents who were examined through the
questionnaire provided, 96.6% understood and were good at tackling toxic positivity actions. It
is hoped that with this journal article, the general public will better understand the meaning of
toxic positivity and how best to anticipate it.

Keywords : Toxic Positivity, Psychology, Mental Health, Pandemic, Problems.

1| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
Pendahuluan Ilmu psikologi lebih berhasil
mendalami tentang emosi negatif dari pada
Manusia adalah makhluk sosial yang emosi yang positif yang telah diungkap di
saling membutuhkan satu sama lain. dalamnya seperti kekurangan-kekurangan
Interaksi yang terjadi di antara manusia manusia, penyakitnya, dosa-dosanya tetapi
merupakan hal mutlak yang diperlukan sedikit tentang potensinya, kebajikannya,
hampir seluruh orang. Masa pandemi pencapaian nya yang ingin dicapai, atau
membuat seluruh orang mengubah teknik tingkatan kesadaran secara psikologisnya,
berkomunikasinya dari konvensional atau secara tidak langsung membatasi
secara langsung dan sekarang beralih kepada juridiksinya kepada hal- hal yang cenderung
dunia media sosial berbasis aplikasi dan negatif atau gelap (Maslow, 1954)
jaringan telekomunikasi digital.
Berkaca dari fenomena yang terjadi,
Di era modern pasca pandemi ini, dan melalui survei angket dengan formulir
istilah toxic positivity menjadi buah bibir google yang telah dilakukan oleh peneliti,
hampir di seluruh anak muda hingga dewasa. didapatkan data 96,6% dari 58 responden
Bahkan tak jarang di antara mereka pernah yang bersedia telah berhasil melewati fase
merasakan atau bahkan menjadi pelaku toxic positivity, sementara sisanya sebanyak
tindakan tersebut. Menurut pendapat Yoana 3,4 % masih terjebak dalam kondisi tersebut.
Theolia A. Y. M.Psi., psikolog, toxic
positivity merupakan sebuah konsep Metode Penelitian
kondisional yang memaksa diri sendiri atau
orang lain agar selalu berpikiran positif dan Data dikumpulkan secara langsung
melalui angket formulir google yang disebar
melakukan hal-hal positif. Kecenderungan
secara universal. Target sasaran
mengabaikan perasaan negatif yang dialami,
pengumpulan data mulai dari mahasiswa
membuat mereka tak sadar terdampak dari
kampus hingga kepada masyarakat umum.
gangguan mental yang diakibatkan toxic
Didapatkan 58 responden yang bersedia
positivity.
mengisi angket secara sukarela.
Dalam Kondisi yang lebih parah
a. Data Primer
ketika seseorang dalam kondisi sedang
Data primer didapatkan melalui
tertekan atau berduka dan memaksakan diri
analisa langsung melalui jurnal dan artikel
untuk tetap positif, bahkan mungkin
yang diterbitkan langsung oleh badan WHO.
berpura-pura positif sampai ketika hal yang
menjadi kekhawatiran terjadi.Sehingga Data-data yang terungkap di dalam jurnal
diolah kembali dan dicocokkan dengan hasil
menimbulkan dampak seseorang menjadi
angket yang diperoleh.
cenderungan menyalahkan diri sendiri
b. Data Sekunder
karena tidak sesuai ekspektasi yang
Data ini didapatkan melalui 58
bersumber dari ekspektasi orang lain
responden yang bersedia mengisi angket
disekitar mereka (Kirnandhita,2019).
secara sukarela. Melihat kondisi mentalnya
melalui draf analisis psikologis.

2| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
Metode Analisa Data Myisha Jackson, seorang
konselor menjelaskan bahwa toxic
Metode yang peneliti gunakan dalam positivity mengajarkan orang lain untuk
menganalisa data dengan menggunakan membungkam setiap pengalaman yang
aplikasi SPSS pengolah data. Penjabaran dianggap negatif, “Kita bertindak seolah-
dan analisis disampaikan dalam bentuk tabel olah masalah tidak ada”
dan histogram berisi data hasil pengolahan.
Dalam pembuatan angket dipandu langsung A. Tanda-tanda toxic positivity
oleh Leny Septyany, S.Psi.. Melalui
pendekatan gabungan antara kuantitatif dan Terdapat tanda-tanda bila seseorang
kualitatif, diharapkan peneliti mendapatkan mempunyai sikap toxic positivity. Dikutip
hasil berupa solusi dalam mengatasi dari verywellmind.com, berikut tanda-
permasalahan di atas. tandanya:

Tinjauan Teoritis  Menyingkirkan masalah daripada


menghadapinya,
Toxic Positivity adalah suasana atau  Merasa bersalah karena sedih, marah,
kondisi yang memaksakan selalu atau kecewa,
berprasangka positif hingga menjadi  Menyembunyikan perasaan yang
penyakit mental untuk diri sendiri. Dilansir sebenarnya di balik kutipan perasaan senang
dari positivepsychology.com, toxic positivity yang tampaknya lebih dapat diterima secara
adalah mempertahankan bahwa seseorang sosial,
harus memiliki pola pikir positif dan hanya  Menyembunyikan atau
memancarkan emosi dan pikiran positif menyamarkan perasaanmu yang sebenarnya,
setiap saat, terutama ketika hal- hal sulit.  Meminimalisir perasaan orang lain
Pendekatan ini merusak karena karena membuat tidak nyaman,
mengabaikan dan mendiskreditkan emosi  Mempermalukan orang lain ketika
yang tidak positif. Hal ini dapat mereka tidak memiliki sikap positif.
digambarkan sebagai penolakan,
penyangkalan, atau pengusiran “pengakuan B. Dampak buruk toxic positivity
stres, kenegatifan, dan kemungkinan fitur 1. Malu
trauma yang melumpuhkan”.
Memaksakan pandangan positif
Jennifer Murayama, seorang tentang rasa sakit berarti mendorong
psikoterapis, memberi penjelasan seseorang untuk tetap diam dan tenang
bahwa toxic positivity lebih dari sekadar dalam pergumulan batin. Kalimat toxic
bersikap positif dan optimis dalam positivity, kalimat yang selalu mengajak
menghadapi perjuangan atau pada „positive vibes‟ akan mengabaikan
perasaan sesungguhnya dari orang-orang
tantangan. Toxic positivity adalah perilaku
yang sedang bermasalah, seolah-olah
menyangkal, meminimalkan, dan perasaan negatif tersebut tidak penting bagi
membungkam perasaan otentik diri sendiri lawan bicaranya. Hal tersebut membuat
maupun orang lain. sebagian besar dari korban tak ingin terlihat
3| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
buruk, sehingga pilihannya antara berani dan akan menceritakan masalah sekaligus emosi
jujur atau berpura-pura semuanya berjalan mereka pada orang yang dipercaya agar
dengan baik. Hal tersebut tentunya merasa lebih lega. Sayangnya, ia malah
menimbulkan rasa tidak nyaman. mendapatkan petuah yang kesannya positif
tapi menimbulkan perasaan bahwa apa yang
2. Menekan emosi dirasakan adalah sesuatu yang salah.

Beberapa penelitian psikologi C. Cara berdamai dan menghindari


menunjukkan bahwa menyembunyikan atau
toxic positivity
menyangkal perasaan akan membuat stres
pada tubuh dan menambah sulitnya
Agar terhindar dari toxic positivity dan
menghindari pikiran dan perasaan yang
membuat sulit. Hal itu dampak buruknya, serta tidak menjadi
berbahaya karena emosi yang disangkal sumber toxic positivity bagi orang lain, kita
atau dipendam demi terus terlihat positif bisa mencoba beberapa tips berikut:
atau bahagia di depan orang-orang, dapat
memicu stres dan sakit fisik di kemudian  Rasakan dan kelola emosi negatif
hari. Jika kita marah dan perasaan marah Emosi negatif yang sedang dirasakan
tidak diakui atau disembunyikan, ia akan bukanlah sesuatu yang perlu disimpan atau
terkubur jauh dalam tubuh yang nantinya disangkal. Perasaan dan emosi, baik negatif
dapat termanifestasi menjadi kecemasan,
maupun positif, merupakan hal yang wajar
depresi, atau bahkan penyakit fisik.
dirasakan seseorang. Untuk itu, kita bisa
3. Terisolasi dari masalah relasional melampiaskan atau mengungkapkan
lainnya perasaan agar tidak menjadi toxic positivity.
Cobalah bercerita dan ungkapkan keluhan
Ketika kita menyangkal kebenaran Anda kepada seseorang yang Anda percayai
dalam diri, kita sudah memulai hidup secara dan bisa mengerti perasaan Anda. Jika Anda
tidak autentik. Kita mulai kehilangan merasa tidak nyaman, Anda bisa
koneksi pada diri sendiri. kita mungkin
menuliskannya di buku harian.
terlihat tidak bisa dihancurkan dari luar,
tetapi di dalam diri sebenarnya rapuh.
Hubungan dengan diri sendiri, seringkali  Coba berusaha untuk memahami,
dicerminkan pada hubungan yang kita bukan menghakimi
miliki dengan orang lain. Jika kita tidak Perasaan negatif yang kita atau orang
jujur tentang perasaan pada diri sendiri, lain rasakan bisa muncul karena berbagai
bagaimana bisa memberikan ruang kepada
pencetus, mulai dari stres karena pekerjaan,
orang lain untuk mengungkapkan perasaan
yang sebenarnya. masalah keluarga atau finansial, hingga
gejala gangguan mental tertentu, seperti
4. Menimbulkan perasaan gangguan mood. Oleh karena itu, cobalah
disalahkan untuk memahami perasaan tersebut dan
menemukan cara yang tepat untuk
Saat seseorang mengalami kesulitan, melepaskannya. Jika hal ini terjadi pada
ia perlu pengakuan bahwa emosi yang temanmu, biarkan ia meluapkan emosi yang
mereka rasakan itu benar. Oleh karena itu, ia
sedang dirasakan. Setiap orang tentu tidak

4| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
mau dihakimi, apalagi hanya semata-mata lain, lebih baik berusaha memahami dan
karena jujur dengan perasaannya sendiri. menghibur diri agar kondisi dan perasaanmu
Karena itu, daripada memberi komentar kembali pulih.
yang terkesan judgemental, percobaan untuk
berempati.  Mengurangi penggunaan media
sosial
 Hindari me mbanding-bandingkan Karena media sosial dapat memicu
masalah atau memperparah toxic positivity, alangkah
baiknya kita coba kurangi penggunaannya.
Setiap orang memiliki tantangan dan Kelola juga akun sosial mediamu,
masalahnya masing- masing. Apa yang kita singkirkan orang-orang yang selalu
anggap mudah dan sulit itu tentunya berbeda membuat postingan kurang bermanfaat atau
dengan orang lain. Bisa saja kita merasa hal dapat memprovokasi emosimu.Daripada
tersebut mudah padahal bagi orang lain itu menghabiskan waktu untuk scrolling media
sosial, lebih baik buatlah dirimu produktif
sangat sulit, begitu pun sebaliknya. Maka
dengan cara menyelesaikan pekerjaan-
dari itu, tidak adil rasanya jika kita pekerjaan yang tertunda, mengasah
membandingkan masalah yang kita alami kemampuan, melakukan me time, atau
dengan masalah orang lain. Alih-alih aktivitas lain yang membuat kita merasa
membandingkan diri sendiri dengan orang bahagia.
Hasil dan Pembahasan
Setalah seluruh data terkumpul dan tersusun secara sistematis. Data kuantitatif berupa skala
analisa seberapa pengaruh seseorang terhadap lingkungannya. Dari data 58 responden yang
memberikan jawaban secara sukarela diolah dengan aplikasi pengolah data SPSS dan dijabarkan
secara deskriptif kualitatif.

Berikut terlampir data responden :

Nama Lengkap Email Address Umur Asal Instansi


Adeleandra Sufiah EL Amin adeleandra@student.poltekkesbandung.ac.id 22 Kampus
Adelfi andriannydelfi90@gmail.com 33 Umum
Aisha Puja Syahira aishaclaudyaariska@gmail.com 18 Umum
Aisyah Rohima Kumullah aisyahrohima9@gmail.com 19 Umum
Ajeng haerisimilikitiw@gmail.com 15 Umum
Alya annahlya0509@gmail.com 21 Umum
Andy Noor andynoor41@gmail.com 18 Umum
Arif Humaidi Dalimunthe arifhumaidi11@gmail.com 20 Kampus
Calista sinagasng6@gmail.com 15 Umum
Chacha cahyatiiica297@gmail.com 20 Umum
Crystal Heliandriani oviati88@gmail.com 17 Umum
Dendra Hilal Ma'ruf dendrahilal@gmail.com 17 Umum
Dytha Lynne dythalynne@gmail.com 23 Umum

5| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
Eka Ayu Aprilia ekaayua115@gmail.com 23 Umum
Eliya Agusteen Nauli Br
eliyasitepu1108@gmail.com 19 Kampus
Sitepu
Fetty Fatmawati fatma80.fetty@gmail.com 42 Umum
Fika Aulia fika57183@gmail.com 34 Umum
Fitri Khoiri fitrikhoiri1237@gmail.com 19 Kampus
Galih Pratama Adward galihjr043@gmail.com 20 Umum
Gavra bersamasemua@gmail.com 32 Umum
Hamimah hamimahsainisayang@gmail.com 34 Umum
Harlis Simanjuntak harlissimanjuntak@gmail.com 16 Umum
Hotman Marbun hotmanmarbun5@gmail.com 21 Kampus
Hydian Scater hydianscater@gmail.com 20 Umum
Ibnu Saefullah ibnu.saefullah@outlook.co.id 30 Umum
ibra abdi ibadihi itjustworks1@gmail.com 20 Kampus
Iqbal Abdillah putra iqbalzeuszaul@gmail.com 24 Umum
Ira Agi Rianto iraagi167@gmail.com 19 Kampus
Joko Sudarno iniaku@gmail.com 36 Umum
Jowan aldinur617@gmail.com 17 Umum
Juli julianatampubolon775@gmail.com 18 Kampus
Karunia Indah Andika Putri putri.luhan05@gmail.com 20 Umum
Lailatul Fitriyah lailatul26112003@gmail.com 18 Umum
Leci Seira leciseira@gmail.com 20 Umum
Leonita Gobel nitagobel0311@gmail.com 19 Kampus
Liana Varendra lestariamiliaputri@gmail.com 19 Kampus
Liza Yulianti athariizkhairul@gmail.com 42 Umum
Muhammad Reza widhiarsyah mrezawidhiarsyah@gmail.com 21 Kampus
Musliati imusmusliati77@gmail.com 24 Kampus
NASYA KAMILA nasyaminyoongi93@gmail.com 17 Umum
Nor laily laily7437@gmail.com 34 Umum
Norma norma.hzie30@gmail.com 30 Umum
Nurhayati nurhayatiutsman@gmail.com 43 Umum
Oktarini Setiawati setiawatioktarini@gmail.com 34 Umum
Othmanhanafi othmanhanaf12@gmail.com 19 Umum
Prada Lalukas pradalalukas@gmail.com 19 Umum
Rainka Shikinari rainkashiki27@gmail.com 17 Umum
Reda Damar reda0damar@gmail.com 17 Umum
Rika Anggelleni Utari anggelleniutari@gmail.com 19 Umum
Rio Augustav gabrielgolynberg@gmail.com 25 Umum
Risqita Azka rizqitazka248@gmail.com 20 Umum
Sandy saputra chanakira56@gmail.com 15 Umum
Sarah Sirait sarahsirait040107@gmail.com 15 Umum
Sukmawati sukmakurniawan22@gmail.com 33 Umum

6| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
syahla dewi syalalalalalaaa@yuhudot.com 35 Umum
Viora Viken vioravkn@gmail.com 19 Kampus
Zaskia Putri Ambarwati putriambarwati0910@gmail.com 18 Umum
Zoya Abigel Purba zoyapurba2028@gmail.com 19 Kampus

Tabel di atas pun diolah melalui aplikasi SPSS untuk mendapatkan range umur responden,
hasilnya terlampir sebagai berikut :

7| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
Terlihat jelas bahwa umur responden pada rentang 15 hingga 43 tahun. Artinya sasaran
penelitian ini berhasil menjangkau dari remaja hingga orang dewasa. Sementara untuk sasaran
instansi yang mendominasi adalah masyarakat umum dibanding mahasiswa kampus Indonesia.
Perbedaan itu saya lampirkan pada gambar di bawah :

Data angket berisi 12 soal pilihan ganda. Terbagi menjadi 5 pertanyaan setuju dan tidak
setuju dan 7 pertanyaan pilihan yang menggambarkan tindakan responden dalam menanggapi
masalah toxic positivity. Soal dan jawaban dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan penelitian
menggunakan aplikasi SPSS dan hasilnya terlampir pada data di bawah ini :

1. Saya merasa tak perlu menerima perasaan negatif untuk segala hal, karena saya
memandang tiap masalah secara positif. (Setuju/Tidak Setuju)
2. Saya selalu membandingkan diri saya dengan orang lain. (Setuju/Tidak Setuju)
3. Permasalahan di kehidupan saya seringkali disebabkan omongan orang lain.
(Setuju/Tidak Setuju)
4. Saya mempunyai kesulitan dalam mengelola atau mengendalikan emosi. (Setuju/Tidak
Setuju)

8| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
5. Ketika saya bercerita mengenai permasalahan saya dengan teman, saya hanya disuruh
untuk bersyukur karena masih banyak yang lebih parah dibanding saya. (Setuju/Tidak
Setuju)
6. Apakah kamu termasuk orang yang menyimpan dendam dan amarah? Karena tidak mau
menyakiti orang lain?
7. Saat ada teman yang curhat soal masalah kehidupan, reaksimu adalah?
8. Kamu bikin kesalahan, dan itu lumayan jadi masalah yang mengganggu proses kerja tim.
Maka hal yang kamu lakukan adalah?
9. Ketika teman memberi saran dan pendapat tanpa kamu minta, maka reaksimu adalah?
10. Ketika seseorang yang kamu anggap sebagai teman mengalami masa sulitnya dan ia
menampilkan wajah sedih dan menangis. Apa yang akan kamu lakukan?
11. Kata-kata apa yang bakal kamu ucapkan ke teman saat ia mendapatkan pekerjaan baru?
12. Kalau orang lain bahagia, maka...

Berdasarkan soal angket yang telah diajukan, terlampir data hasil yang menunjukkan bahwa
hampir 97% responden telah memahami dan mengaplikasikan tindakan yang sangat baik dalam
menindaklanjuti permasalahan yang menyangkut toxic positivity. Hasilnya peneliti utarakan
pada data di bawah :

Pranala angket :

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScT9T6hHpWNNu-
mxi7KSetCRnMjl7aQIpdv96fKLP5Fq0v-jw/closedform

Data hasil olahan :

https://drive.google.com/drive/folders/1SwNIhsmMojGkrBs1iaftX
XgSfP1jdlS7?usp=sharing

9| J ur na l P s ikologi K e s e ha t a n M e nt a l
Kesimpulan dan Saran ilmu pengetahuan dan bahan acuan untuk
penelitian berikutnya.
Berdasarkan uraian pembahasan dan
analisa deskriptif kualitatif di atas dapat Untuk meningkatkan keakuratan data
disimpulkan bahwa penelitian bisa dikatakan terhadap masalah ini, disarankan pada
berhasil. Dari 58 responden yang penelitian berikutnya menggunakan lebih
dikumpulkan selama dua minggu, dan diolah banyak responden universal. Agar dapat
terlihat jelas hanya 3,4 % saja yang masih melihat perbandingan antara orang-orang
terkena dampak dari tindakan toxic yang masih terdampak dan yang sudah
positivity. Diharapkan ke depannya artikel mampu dalam mengatasi dan mengambil
jurnal ini dapat dijadikan bahan referensi tindakan dalam membantu sesamanya.

10 | J u r n a l P s i k o l o g i K e s e h a t a n M e n t a l
Daftar Pustaka pada 25 September 2020
pukul 21.22 WIB
Satriopamungkas, B., Yudani, H. D., & healthlin. com. So, How do you deal with
Wirawan, I. G. N. (2020). toxic positivity ?.
Perancangan Film Pendek https://www.healthline.com/h
Mengenai Toxic positivity Di ealth/mental-health/toxic-
Lingkungan Masyarakat positivity-during-the-
Surabaya. Jurnal DKV pandemic#So,-how-do-you-
Adiwarna, 1(16). deal-with-toxic-positivity?
Diakses pada 25 September
Swift, J. (2021). Toxic Positivity?
2020 pukul 22.04 WIB
Rethinking Respectability,
kumparan.com. (8 Agustus 2020). Menurut
Revaluing Pleasure. South
Para Tokoh, Ini Bahaya
Atlantic Quarterly, 120(3),
Toxic Positivity dan Cara
591-608.
Menghadapinya.
DO, W. Y. C. Toxic Positivity. https://kumparan.com/relatio
nshipgoals/menurut-ahli-ini-
Davis, B. T. Toxic Positivity: Definition, bahaya-toxic-positivity-dan-
Research & Examples. cara-menghadapinya-
Jati, P., Aliifah, J., Pangestu, Y. P. D. A., & 1txeJ0lPuf4/full. Diakses
CN, F. (2021). Pemahaman pada 25 September 2020
Generasi Z Mengenai pukul 22. 33 WIB
Pengaruh Toxic Positivity Maslow, Abraham (1986) Motivation and
Terhadap Hubungan Sosial Personality London,
Individu. Longman 1986
David,Susan (2016) Emotional Agility: Get
tirto.id. (26 Februari 2019). Toxic Unstuck, Embrace Change,
Positivity : Saat Ucapan and Thrive in Work and Life
Penyemangat Malah Terasa London, Avery 2016
Menyengat.
https://tirto.id/toxic-
positivity-saat-ucapan-
penyemangat-malah-terasa-
menyengat-dhLM. Diakses
pada 25 September 2020
pukul 20.46 WIB
thepsychology. com. Toxic Positivity : The
dark side of positive vibes.
https://thepsychologygroup.c
om/toxic-positivity/ Diakses

11 | J u r n a l P s i k o l o g i K e s e h a t a n M e n t a l

Anda mungkin juga menyukai