Anda di halaman 1dari 27

TRUNOJOYO AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY EVENT 2018

BRICAH (Briket Pecah) Ampas Tebu : Sebagai Inovasi Teknologi Bahan


Bakar Kompor Lapangan Guna Meningkatkan Variasi Produk Hasil
Limbah Pertanian

Diusulkan oleh:

Riski Aji Yusniawan (0028529919)


Chusnul Habibah (0021491578)
Adella Refanda Fitri (0015191837)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KEDIRI


KEDIRI
2018
i
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberi rahmat, nikmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun karya tulis dengan judul “BRICAH
(Briket Pecah) Ampas Tebu : Sebagai Inovasi Teknologi Bahan Bakar
Kompor Lapangan Guna Meningkatkan Variasi Produk Hasil Limbah
Pertanian” dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Siswa dalam
TRUNOJOYO AGROINDUSTRIAL TECHNOLOGY EVENT 2018 tema
“Optimalisasi Sumber Daya Pertanian dan Perikanan Menuju Indonesia
EMAS (Energik, Multitalenta, Aktif dan Spiritualis) 2045”.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua, pembimbing dan teman yang telah membantu dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang menyertai, untuk itu kami sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun demi peningkatan karya tulis ilmiah kami yang
selanjutnya.

Kediri, November 2018

Penulis
iv

B. Jenis Penelitian........................................................................................ 6
C. Variabel.................................................................................................. 6
D. Alat Dan Bahan...................................................................................... 6
E. Prosedur Penelitian................................................................................. 7
F. Rancangan Penelitian............................................................................. 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian........................................................................................ 10
B. Analisis Data..............................…........................................................ 10
C. Pembahasan............................................................................................ 13
D. Manfaat produk secara lingkungan, ekonomis, sosial…........................ 13
E. Keunggulan Dan Kekurangan Produk................................................... 14
F. Ciri Khas Produk…................................................................................ 14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 15
B. Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... viii

LAMPIRAN..................................................................................................... ix
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bahan Pembuatan Bricah................................................................ ix

Gambar 2. Bricah Sebelum Disangrai............................................................... ix

Gambar 3. Penyangraian Bricah........................................................................ x

Gambar 4. Bricah Yang Siap Dikemas.............................................................. x

Gambar 5. Bricah Dalam Kemasan................................................................... xi

Gambar 6. Api Bricah........................................................................................ xi


vi

ABSTRAK

Kompor lapangan adalah salah satu alat yang diperlukan dalam kegiatan memasak
khususnya di luar ruangan, telah kita ketahui kompor sendiri memanfaatkan bahan
bakar minyak bumi atau gas alam. Semakin banyaknya kebutuhan minyak bumi
atau gas alam mengakibatkan berkurangnya jumlah minyak bumi atau gas alam.
Untuk itu penulis memiliki inovasi baru untuk menanggulangi besarnya
pemanfaatan minyak bumi atau gas alam dengan memanfaatkan limbah hasil
pertanian yaitu ampas tebu. Ampas tebu di Indonesia kurang dimanfaatkan oleh
masyarakat karena dianggap sebagai sampah,. Dari permasalahan diatas penulis
mengubah limbah ampas tebu menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi atau
gas alam berupa bricah (briket pecah) serta mengaplikasikan bricah dalam
teknologi terbarukan berupa kompor lapangan. Metode pembuatan kompor
lapangan bahan bakar bricah ini menggunakan metode percobaan dan penelitian,
dalam percobaan tersebut penulis juga melakukan teknik pengujian. Dalam teknik
ini, penulis membandingkan penggunaan teknologi ini dengan kompor gas. Serta
mencari keuntungan dan kerugian menggunakan teknologi ini. Berdasarkan hasil
percobaan, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa teknologi ini lebih efisien,
praktis, dan mudah. Selain itu, inovasi teknologi ini dapat dimanfaatkan dalam
bidang pertanian untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah hasil pertanian serta
dapat meningkatkan nilai ekonomis masyarakat.

Kata Kunci: Kompor Lapangan, Ampas Tebu, Bricah


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tebu adalah bahan dasar pembuatan gula. Dari proses pembuatan
gula, menghasilkan zat buangan yaitu berupa limbah padat (ampas tebu).
Ampas tebu banyak dibuang menjadi limbah yang baunya menyengat.
Mengingat banyaknya limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut dan
terbuang sia-sia, hal ini mendorong peneliti untuk membuat solusi, yaitu
membuat bricah dari ampas tebu.Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan
salah satu limbah dari bahan alam, sehingga dapat menjadi sesuatu yang
bermanfaat serta bernilai jual tinggi.
Dengan adanya pengolahan ampas tebu menjadi bricah dapat
membantu pengembangan pertanian di Indonesia dengan mengoptimalkan
hasil limbah pertanian. Hal ini dapat membantu meringankan beban
masyarakat dari masalah ekonomi. Masyarakat yang sebelumnya tidak
mempunyai pekerjaan dapat membuka usaha sendiri dengan
menjualbricahdariampastebu. Selain mudah di dapat, bahan bricah
ampastebujuga sangat murah.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul ”BRICAH (Briket
Pecah) Ampas Tebu : Sebagai Inovasi Teknologi Bahan Bakar
Kompor Lapangan Guna Meningkatkan Variasi Produk Hasil
Limbah Pertanian” yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam
Pengoptimalan sumber daya pertanian menuju Indonesia emas 2045.
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan dan studi
pendahuluan sebelumnya. Penelitian ini memfokuskan pada pengolahan
limbah ampas tebu sebagai bahan dasar pembuatan bricah. Dengan
identifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan limbah
tebu.
2

2. Banyaknya industri tebu yang menghasilkan limbah dan hanya


terbuang sia-sia.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah limbah tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
bricah?
2. Bagaimana kualitas bricah yang terbuat dari limbah tebu?
3. Bagaimana penerimaan konsumen terhadap bricah ampas tebu?
4. Apakah bricah ampas tebu dapat dijadikan sebagai upaya
mengoptimalkan sumber daya pertanian?
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bahwa limbah tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar bricah pengganti bahan bakar kompor lapangan.
2. Mengetahui kualiatas bricah dari bahan dasar limbah tebu.
3. Mengetahui penerimaan konsumen terhadap bricah ampas tebu.
4. Mengetahui bahwa bricah ampas tebu dapat dijadikan sebagai
upaya mengoptimalkan sumber daya pertanian.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai manfaat limbah
tebu serta pengolahannya menjadi bricah.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memanfaatkan limbah tebu yang biasanya hanya
terbuang sia-sia menjadi bricah.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan tentang
pemanfaatan limbah tebu menjadi bricah.
4. Bagi Pemerintah
Dapat membantu upaya pemerintah dalam mengoptimalkan sumber
daya pertanian.
F. Batasan Masalah
1. Limbah tebu yang digunakan yaitu limbah tebu padat dan kering.
2. Kualitas bricah meliputi nyala api dan keawetan.
3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tebu

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam


untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah
beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur
tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1
tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan
Sumatra. (Syaiful Anwar, 2008)

B. Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri
dari bahan kimia organik dan anorganik. (Madessilvia, 1995)
C. Sumber Limbah

1. Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan oleh pembuangan


kegiatan industri.
2. Limbah Pertanian adalah limbah yang ditimbulkan karena kegiatan
pertanian.
3. Limbah pertambangan adalah limbah yang asalnya dari kegiatan
pertambangan.
4. Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari rumah tangga,
pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.
(miung viewblog, 2013)
4

D. Limbah Tebu

Limbah tebu dikenal dengan nama bagasse,yang merupakan bentuk


limbah padat dan juga kering dari tebu sebagai akibat dari proses
pengolahan tanaman tebu di dalam pabrik.Bagasse sendiri merupakan
salah satu jenis limbah organik,yang diketahui merupakan salah satu jenis
limbah yang ramah lingkungan. (Manfaat.co.id,2017)
E. Jenis Limbah Tebu
Limbah Padat
Limbah padat merupakan zat buangan yang berbentuk padat.
Limbah ini sering disebut ampas tahu. Limbah padat pada umumnya
tidak dimanfaatkan.
F. Dampak Positif Limbah Padat Tebu
Ampas tebu sebagian besar mengandung ligno-cellulose. Panjang
seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro,
sehingga ampas tebu ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah
menjadi bahan bakar. Bagase mengandung air 48 - 52%, gula rata-rata
3,3% dan serat rata-rata 47,7%. Serat bagase tidak dapat larut dalam air
dan sebagian besar terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin (Husin, 2007)
G. Bahan Dasar
Bahan dasar merupakan bahan mentah yang menjadi dasar
pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui
proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain.
H. Briket
Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang bisa
digunakan sebagai energi alternatif pengganti, minyak bumi dan energi
lain yang berasal dari fosil. Briket dapat dibuat dari bahan baku yang
banyak kitatemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa,
sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung,
daun,dan lain sebagainya.
I. Briket Limbah Tebu
Briket limbah tebu adalah produk bahan bakar padat yang
menggunakan limbah padat tebu atau biasa disebut ampas tebu (bagasse)
5

sebagai bahan dasarnya. Dan cara pembuatan briket ini cukup mudah
karena bahan pembuatannya banyak ditemukan dilingkungan masyarakat
dan teknik pembuatannya tidak rumit serta bricah tergolong briket jenis
baru yaitu dalam bentuk pecah tidak seperti umumnya yang berbentuk
padat.
J. Inovasi
Inovasi adalah pilihan kreatif, pengaturan dan seperangkat manusia dan
sumber – sumber material baru atau menggunakan cara unik yang akan
menghasilkan peningkatan pencapaian tujuan – tujuan yang diharapkan.
(Huberman)
K. Teknologi

Djoyohadikusumo (1994) mendefinisikan mengenai pengertian teknologi


sebagai suatu bidang yang berkaitan erat dengan ilmu sains dan ilmu
kerekayasaan atau ilmu engineering. Dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya teknologi bisa disebut memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
engineering dan juga dimensi science. Kedua dimensi itu akan saling
terkati selam perkembangan dan juga penciptaan dari sebuah teknologi,
dan tidak bisa terpisahkan. (Djoyohadikusumo, 1994)

L. Pengolahan Hasil Pertanian

Teknologi pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan yang


memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan
menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.  Proses yang
digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik
atau kimia, penyimpanan dan distribusi.  Produk pengolahan hasil
pertanian ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi
ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. (BPTP Bengkulu,
2016)
6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dimulai pada tanggal 24 Agustus-14 November 2018
bertempat di LAB. IPA MAN 2 Kab. Kediri.
B. Jenis Penelitian
1. Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data terhadap kualitas
Bricah Ampas Tebu meliputi nilai guna dan keawetan.
2. Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan eksperimen terhadap
Ampas tebu yang akan dibuat menjadi briket pecah.
C. Variabel
1. Variabel Bebas : ampas tebu dan jumlah minyak goreng bekas.
2. Variabel Terikat : pembuatan briket pecah dari ampas tebu.
3. Variabel Kontrol : kualitas briket pecah meliputi nilai guna dan
keawetan.
D. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Gunting 1 buah
b. Sendok 1 buah
c. Mangkok 2 buah
d. Baskom 1 buah
e. Wajan 1 buah
f. Kompor 1 buah
g. Spatula 1 buah
2. Bahan :
a. Ampas tebu ¼ kg
b. Tepung 250 gr
c. Minyak Goreng Bekas 600 ml
7

E. Prosedur

Ampas Tebu

Ditimbang

Dikeringkan

Dicampur Dipotong kecil

Minyak Goreng Tepung


Bekas

Diaduk dalam Baskom Didiamkan

Dikeringkan

Disangrai

Dikemas

Keterangan :

Prosedur pembuatan briket ampas tebu sangat sederhana. Berikut


langkah-langkahnya :

Proses Pembuatan :

a. Menyiapkan alat dan bahan.


8

b. Keringkan ampas tebu di bawah terik matahari.


c. Memotong ampas tebu menjadi bentuk yang lebih kecil dengan
menggunakan gunting.
d. Mencampur ampas tebu dengan tepung dan minyak goreng bekas
di baskom.
e. Diaduk hingga rata dengan menggunakan sendok.
f. Diamkan sekitar 10 menit lalu keringkan dibawah terik matahari.
g. Sangrai pada wajan hingga warna briket pecah sedikit kecoklatan
dan beraroma harum.
h. Pengemasan.
F. Rancangan Penelitian

Kelebihan Kekurangan
Penggunaannya Membutuhkan waktu yang
lebih efisien, praktis, cukup lama untuk
dan mudah membuatnya,
khususnya untuk
kegiatan memasak
diluar ruangan

Pengeringan ampas tebu.

Kandungan air yang masih ada.

Kelebihan Kekurangan

Bermanfaat Butuh penyulut


sebagai upaya dalam
mengoptimalak penggunaannya
an hasil
pertanian
9

Resep acuan

Analisis resep acuan

Pemanfaatan ampas tebu sebagai


briket pecah yang bermanfaat

Formulasi

Resep pengembangan

Uji penerimaan

Penjualan
10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian
60

50

40

nyaman
30 tidak nyaman
sangat merekomendasikan
20

10

0
data tabel konsumen

Tabel 4.1 Tabel Konsumen


B. Analisis Data

Panelis Menerima Tidak Keterangan

1  Praktis dan efisien


2  Praktis dan efisien
3  Praktis dan efisien
4  Praktis dan efisien
5  Praktis dan efisien
6  Praktis dan efisien
7  Praktis dan efisien
8  Praktis dan efisien
9  Praktis dan efisien
10  Praktis dan efisien
11  Praktis dan efisien
12  Praktis dan efisien
13  Praktis dan efisien
14  Praktis dan efisien
15  Praktis dan efisien
16  Praktis dan efisien
17  Praktis dan efisien
18  Praktis dan efisien
11

19  Praktis dan efisien


20  Praktis dan efisien
21  Praktis dan efisien
22  Praktis dan efisien
23  Praktis dan efisien
24  Praktis dan efisien
25  Praktis dan efisien
26  Praktis dan efisien
27  Praktis dan efisien
28  Mudah dan cepat
29  Mudah dan cepat
30  Mudah dan cepat
31  Mudah dan cepat
32  Mudah dan cepat
33  Mudah dan cepat
34  Mudah dan cepat
35  Mudah dan cepat
36  Mudah dan cepat
37  Mudah dan cepat
38  Mudah dan cepat
39  Sulit dinyalakan
40  Sulit dinyalakan
41  Sulit dinyalakan
42  Sulit dinyalakan
43  Sulit dinyalakan
44  Sulit dinyalakan
45  Sulit dinyalakan
46  Sulit dinyalakan
47  Sulit dinyalakan
48  Sulit dinyalakan
49  Masih perlu
50  Masih perlu
penyulut
Jumlah 38 12 penyulut
Persentase 80% 20%

Tabel 4.2 Tabel Penerimaan Konsumen


12

Minyak Limbah Tepung Hasil


Goreng Nyala Keawetan
Bekas (gram) (ml) Api

(gram)
100 100 100 12 menit 25 hari

200 100 100 9 menit 3 minggu


300 100 100 4 menit 16 hari

400 100 100 3 menit 9 hari

500 100 100 2 menit 1 minggu

Minyak Limbah Tepung Hasil


Goreng Bekas (gram) Nyala Keawetan
(gram) Api
(ml)
100 100 100 12 menit 25 hari

100 200 100 13 menit 4 minggu

100 300 100 15 menit 36 hari

100 400 100 17 menit 43 hari

100 500 100 20 menit 7 minggu

Sampel Minggu
Minyak Goreng 1 2 3 4 5 6 7 8
Bekas:Limbah
1:1
1:2
13

1:3
1:4
1:5
1:1
2:1
3:1
4:1
5:1
Tabel Tingkat nyala api dan keawetan Bricah Ampas Tebu

Keterangan:

Keadaan bricah masih baik

Keadaan bricah mulai ditumbuhi jamur

C. Pembahasan
Ampas tebu yang dipandang masyarakat kurang mempunyai nilai
guna, dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk pembuatan bricah
melalui beberapa tahap. Pengolahan ampas tebu yang tidak memiliki daya
jual dijadikan bahan dasar pembuatan bricah dapat menaikkan nilai guna
dan memberi lebih banyak manfaat.
Pembuatan bricah ampas tebu cukup mudah dan sederhana,
mencampurkan ampas tebu dengan minyak goring bekas dan tepung. Hal
ini lebih mempermudah masyarakat dalam mengoptimalkan sumber daya
pertanian.
D. Manfaat produk secara lingkungan, ekonomis, sosial
Bricah ampas tebu dapat dijadikan sebagai upaya pengoptimalan
hasil pertanian. Ampas tebu yang tidak memiliki daya jual yang tinggi kini
lebih berdaya jual. Meskipun dijual dengan harga yang cukup tinggi, tetapi
peminat dari inovasi teknologi tersebut tetap banyak.
Penerimaan konsumen terhadap bricah ampas tebu dari hasil uji
taste yang telah dilakukan ada sekitar 80% orang mengatakan bahwa
14

bricah memang layak digunakan, meskipun ada sekitar 10% orang yang
berpendapat bahwa bricah sulit dinyalakan.
Uji penerimaan produk yang dilakukan pada populasi siswa MAN
2 Kab. Kediri yang dilakukan dengan penyampelan. Sampel ditarik
dengan cara pengambilan menggunakan teknik sampel acak berimbang
(propotional sampling).
E. Keunggulan dan kekurangan produk
Kualitas bricah yang terbuat dari ampas tebu meliputi nyala api dan
keawetan. Kualitas dari bricah ampas tebu sangat bagus karena memiliki
nilai guna yang tinggi. Sehingga memudahkan konsumen dalam kegiatan
memasak diluar ruangan.
Bricah ampas tebu memiliki aroma yang khas dibandingkan bahan
bakar lainnya, bricah mampu bertahan sekitar 2 bulan dengan kemasan
yang mendukung.
Salah satu kekurangan dari produk yang kami buat adalah perlunya
penyulut untuk menyalakan api pada bricah.
F. Ciri Khas Produk
Briket yang satu ini memiliki ciri khas yang berbeda, karena
produk tersebut belum bisa kita temui di daerah manapun. Bricah ampas
tebu ini tergolong produk yang awet, sehingga bisa kita simpan selama
berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Untuk mempertahankan
mutunya selama penyimpanan, bricah dikemas dalam kantong plastik dan
ditutup dengan rapat.
Dari segi teknologinya sendiri, pembuatan bricah itu relatif mudah,
tidak perlu modal yang besar, dan bahan-bahan yang digunakan sangat
mudah didapatkan. Sehingga, pembuatan bricah ini mempunyai proses
yang baik untuk bisa dikembangkan sebagai industri kecil atau industri
rumah tangga.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
15

1. Ampas tebu dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan bricah


sebagai bahan bakar kompor lapangan.
2. Kualitas bricah yang terbuat dari ampas tebu meliputi nilai guna dan
keawetan produk.
3. Penerimaan kosumen terhadap bricah ampas tebu.
4. Bricah ampas tebu dapat dijadikan sebagai upaya pengoptimalan
sumber daya pertanian.
B. SARAN
1. Bagi Pembaca
Lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang
manfaat yang terkandung di dalam ampas tebu dan pengolahan
menjadi bahan utama pembuatan bricah.
2. Bagi Masyarakat
Lebih meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, terutama
masyarakat lokal agar bisa mengoptimalkan nilai guna ampas tebu
yang ada disekitarnya menjadi bahan utama pembuatan bricah.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Melakukan pengajaran terhadap pelajar cara memanfaatkan hasil
pertanian setempat khususnya ampas tebu menjadi bahan utama
pembuatan bricah.
4. Bagi Pemerintah
Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam hal pemanfaatan dan
pengolahan bricah yang berasal dari ampas tebu.
viii

DAFTAR PUSTAKA

Djoyohadikusumo, 1994,
(https://agustianstmikpringsewu.wordpress.com/2016/06/27/6-djoyohadikusumo-
1994/), dikases 16 november 2018

Husin, A.A., 2007, Pemanfaatan Limbah untuk Bahan Bangunan, (http://www.

Kimpraswil.go.id/balitbang/puskim/homepage20Modul202003/modulc1/MAKALA

H 20C1_3.pdf), diakses 15 november 2018

Mades Silvia S., 1995. Biologi 1.Kualalumpur:Kucias, diakses tanggal 15


november 2018

Syaiful Anwar, 2008, Ampas Tebu,


(http://bioindustri.blogspot.com/2008/04/ampas-tebu.html), diakses 15 november
2018

Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, cet ke-VII (Bandung: Alfabeta, 2014),
diakses 15 november 2018

Victor Aji Kurnia,2013,Pengertian Limbah dan Contoh Contohnya,


(http://www.miung.com/ 2013/06/ pengertian-limbah-pengelompokan-
limbah.html), diakses 15 november 2018

https://manfaat.co.id/manfaat-limbah-tebu, diakses 15 november 2018

http://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/844-pengolahan-hasil-
pertanian, diakses 15 november 2018
ix

LAMPIRAN

Gambar 1. Bahan Pembuatan Bricah

Gambar 2. Bricah Sebelum Disangrai


x

Gambar 3. Penyangraian Bricah

Gambar 4. Bricah Yang Siap Dikemas


xi

Gambar 5. Bricah Dalam Kemasan

Gambar 6. Api Bricah

Anda mungkin juga menyukai