Diusulkan oleh:
SURAKARTA
2015
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................... v
RINGKASAN................................................................................ vi
A. Judul ............................................................................. 1
B. Latar Belakang.............................................................. 1
C. Perumusan Masalah...................................................... 2
D. Tujuan........................................................................... 3
E. Luaran yang diharapkan............................................... 3
F. Kegunaan....................................................................... 3
A. Komposit... 4
B. Unsaturated Polyester Resin
(UPRs).. 5
C. Serat Ijuk Aren. 6
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
RINGKASAN
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul
RATU TEBU (PEMANFAATAN SERAT AMPAS TEBU
SEBAGAI CORE DALAM PEMBUATAN FURNITURE DENGAN SKIN
SERAT IJUK MENGGUNAKSAN METODE KOMPOSIT SANDWICH )
B. Latar Belakang
Tebu (Sugar Cane) merupakan salah satu tanaman yang hanya dapat
tumbuh di daerah yang tropis. Di Indonesia terdapat 61 pabrik gula yang
aktif giling dengan rincian 49 di Jawa, 8 di Sumatera dan 4 di Sulawesi.
Produksi tebu sekitar 34,5 juta ton dan gula yang dihasilkan sekitar 2,8 juta
ton, dan telah mampu memenuhi konsumsi gula rumah tangga dalam negeri
(sekitar 2,7 juta ton per tahun). Salah satu pabrik gula yang aktif giling
berada di provinsi Jawa Tengah yaitu pabrik gula Tasikmadu, Karanganyar
mempunyai lahan seluas 42 ribu hektare. Pabrik ini dalam sehari bisa
menggiling 32 ribu kuintal tebu, atau total 4,2 juta kuintal selama musim
giling dengan 313 ribu kuintal produksi gula (Tempo,2014).
Pada dewasa ini banyak terjadi perluasan pembukaan lahan hutan yang
beralih fungsi menjadi ladang, perkebunan, dan pemukiman penduduk.
Sehingga menyebabkan menurunnya produksi kayu di Indonesia padahal
kebutuhan akan furniture semakin meningkat. hal ini yang melatarbelakangi
kami untuk mencari bahan baku altematif pengganti kayu sebagai bahan
dasar dari produk- produk furniture.
C. PERUMUSAN MASALAH
Pada akhir tahun ini, kebutuhan konsumsi gula di Indonesia semakin
meningkat. Hal tersebut mendorong produsen pabrik gula untuk
meningkatkan produksinya sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah
ampas tebu yang dihasilkan. Ampas tebu tersebut biasanya hanya ditumpuk
di sekitaran penggilingan pabrik. Pada kenyataanya, pemanfaatan ampas
tebu tersebut masih kurang optimal karena belum banyak industri yang
mengembangkan produk produk berbahan dasar ampas tebu. Sehingga,
perlu tindakan yang tepat untuk mengembangkan material ampas tebu
tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu serat ijuk juga
memiliki banyak keistimewaan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan permasalahan diatas memberikan gagasan mengenai
pemanfaatan ampas tebu sebagai core dan serat ijuk sebagai skin dalam
pembuatan furniture yang menggunakan metode sandwich sebagai
pengganti kayu konvensional.
3
D. TUJUAN
Tujuan dari program ini yaitu memberikan inovasi baru di bidang furniture
dengan memanfaatkan serat ampas tebu sebagai core dan serat ijuk sebgai
skin yang menggunakan metode komposit sandwich. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menciptakan suatu furniture yang lebih kuat dengan
menggunakan serat alami sehingga dapat mengurangi jumlah limbah ampas
tebu dan serat ijuk yang berlebihan.
F. KEGUNAAN
Hasil penelitian ini sangat diharapkan memberikan nilai atau manfaat
jangka panjang, antara lain:
a. Memberikan suatu inovasi bahan terbaru dari sebuah furniture
yang dapat digunakan pada rumah tangga.
b. Memberikan solusi dalam mengurangi limbah ampas tebu dan
serat ijuk.
c. Menciptakan ketertarikan masyarakat terhadap produk furniture
yang ramah lingkungan
d. Mampu menciptakan sebuah desain furniture berupa rak sepatu
yang memiliki nilai artistik dan desain yang ergonomis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposit
Komposit merupakan salah satu penggabungan dua macam bahan
yang mempunyai sifat berbeda menjadi satu material baru dengan sifat yang
berbeda pula. Kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui
campuran yang tidak homogen akan menghasilkan material komposit yang
mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya (Matthews, 1993).
Perkembangan industri komposit di Indonesia telah berkembang
pesat, seiring dengan permintaan komposit di indonesia yang semakin
besar. Sehingga, komposit sebagai alternatif pengganti kebutuhan akan
kayu. Keunggulan komposit yaitu memiliki kekuatan yang bisa diarahkan
atau diatur (tailorability), kekuatan lelah (fatigue) yang baik, kekuatan jenis
(strength/weight) yang tinggi dan tahan korosi. Secara umum bahan
komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit partikel (particulate
composite) dan bahan komposit serat (fiber composite) (Widodo, 2008).
1. Komposit Partikel
Bahan komposit partikel tersusun dari partikel-partikel (particulate
composite) berbentuk bulat, kubik, tetragonal atau bahkan tidak
beraturan secara acak, tetapi berdimensi sama. Bahan komposit partikel
pada umumnya lebih lemah dibanding bahan komposit serat.
Keunggulannya seperti ketahanan terhadap aus, tidak mudah retak,
mempunyai daya pengikat matrik yang baik dan digunakan sebagai
pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik
composites)(Hadi, 2000).
serat panjang (continuos fiber) dan serat pendek (short fiber atau
whisker). Keunggulannya yaitu strong (kuat), stiff (tangguh), dan lebih
tahan terhadap panas saat didalam matrik (Schwartz, 1984).
Dalam perkembangan teknologi pengolahan serat, membuat serat
dengan mengkombinasi serat berkekuatan tarik tinggi bermodulus
elastisitas tinggi dengan matrik yang bermassa ringan, berkekuatan tarik
rendah bermodulus elastisitas rendah makin banyak dikembangkan
untuk memperoleh hasil maksimal. Secara umum, ada tiga kelompok
berdasarkan penguat yang digunakannya, yaitu :
1) Komposit berserat yaitu komposit berpenguat serat seperti, serat
gelas (fiberglass), serat karbon, serat grafit sampai serat baja.
2) Komposit laminer atau laminat yaitu komposit berpenguat dalam
bentuk lembaran seperti kertas, kain.
3) Komposit partikel (particulate) yaitu komposit berpenguat bentuk
butiran seperti kerikil, pasir, filler lain dalam matrik kontinyu.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mulai
Press hidrolik
Memotong serat
Oven ijuk 2 cm
Pengeringan
Uji kelayakan
Penyusunan menjadi
furniture rak sepatu
selesai
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Biaya Kegiatan
Tabel 4.1 Biaya Kegiatan
Jumlah 9.757.000
B. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal kegiatan
No Bulan ke-
Nama Kegiatan
1 2 3 4 5
3 Uji kelayakan
5 Finishing
6 Pembuatan laporan
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Identitas Diri
S1 S2 S3
Nama Institusi Institut Institut Universitas
Teknologi Teknologi Gajah Mada
Bandung (ITB) Bandung (ITB) (UGM)
Jurusan Matematika Teknik Teknik Mesin
Industri dan Industri
Tahun masuk-Lulus 1993 1998 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Lampiran 2
1. Peralatan penunjang
3. Perjalanan
Jumlah 1.500.000
4. Lain-Lain
Lampiran 3
Lampiran 4
24
Lampiran 5
Gambaran desain rak sepatu berbahan ampas tebu sebagai core dan serat
ijuk senagai skin menggunakan metode komposit sandwich.