TANAMAN PERKEBUNAN I
BUDIDAYA TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT
Oleh :
AHMAD ROMADHON
214110150
AGROTEKNOLOGI 4C
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
ii
LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH :
Npm : 214110150
Kelas :4C
Menyetujui :
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
“Laporan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan I” ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Zulkifli, MS dan Bapak Nursamsul
Perkebunan I yang banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga selesai dalam
penulisan laporan ini. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan I. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Tentu saja
dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan,oleh karena itu Kritik dan Saran yang
penulis
DAFTAR ISI
iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODE ....................................................................... 8
A. Tempat dan waktu ............................................................................. 8
B. Bahan dan alat ................................................................................... 8
C. Pelaksanaan prakatikum .................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................10
A. Penyemaian biji .................................................................................10
B. Okulasi ..............................................................................................11
C. Teknik sadap karet ............................................................................13
V. PENUTUP ...............................................................................................14
A. Kesimpulan .......................................................................................14
DAFTAR LAMPIRAN
v
I. PENDAHULUAN
vi
A. Latar Belakang
Karet alam adalah salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia yang diproduksi
tanaman karet (Hevea brasiliesis Muell-Arg). Ekspor karet merupakan salah satu sektor
yang selama ini menopang perekonomian Indonesia pasca krisis 1998. Indonesia telah
memasukkan karet remah dalam daftar komoditas yang diekspor ke berbagai negara secara
rutin tiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam periode 2013-
2022, Indonesia telah mengekspor sebanyak 24,79 juta ton karet remah. Pada 2022 sendiri,
volume ekspor karet remah Indonesia mencapai 1,98 juta ton atau senilai US$ 3,43 miliar
(BPS, 2022).
Sepanjang tahun 2022, Indonesia telah mengekspor karet remah ke berbagai negara
di dunia. Negara tujuan utama ekspor karet remah yakni Jepang dengan 477 ribu ton yang
bernilai US$ 835 juta, disusul Amerika Serikat sebanyak 452 ribu ton atau setara US$ 790
juta. Selanjutnya ada China dengan total 150 ribu ton senilai US$ 257 juta. Selain itu ada
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara ekonomi dan
sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-
meningkatkan sumber devisa negara; c). menyediakan lapangan kerja dan kesempatan
usaha; d). meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing, dan
pangsa pasar; e). meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku
industri dalam negeri; f). memberikan pelindungan kepada Pelaku Usaha Perkebunan dan
masyarakat; g). mengelola dan mengembangkan sumber daya Perkebunan secara optimal,
bertanggung jawab, dan lestari; dan h). meningkatkan pemanfaatan jasa Perkebunan.
vii
menjadi prioritas pengembangan yaitu : kakao, tembakau, teh, kelapa sawit, karet, kopi,
kelapa, dan tebu. Sesuai dengan sasaran strategis kementerian pertanian 2015 – 2019 yang
bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor; 3)
penyediaan Perkebunan dibedakan dari agroforestri dan silvikultur (budidaya hutan) karena
dalam agroforestri dan silvikultur, tanaman cenderung dibiarkan untuk tumbuh sesuai
kondisi alam. Perkebunan dibedakan dari usaha tani pekarangan terutama karena skala
Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung volume komoditas yang
dihasilkan. Namun, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga
B. Tujuan
ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada
umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran
karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan
baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga
dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk membuat rumah, furniture dan
Tanaman karet merupakan tanaman asli Brazil yang mempunyai nama latin Hevea
brasiliensis. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai
bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan.
Phloeridae, Curculionidae, dan jenis-jenis lalat. Klasifikasi botani tanaman karet sebagai
2001).
Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak
mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman
dikebunkan secara besar-besaran, penduduk asli Amerika Selatan, Afrika, dan Asia
sebenarnya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman penghasil getah. Karet masuk ke
Indonesia pada tahun 1864, mula-mula karet ditanam di kebun Raya Bogor sebagai
9
Pembuatan jendela okulasi pada tanaman batang bawah (tempat penempelan mata
okulasi yang diambil dari kayu entres) dilakukan dengan cara irisan vertikal (dari atas ke
bawah) dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah, pan jang 5-7 cm dan lebar 1/3 lilit
batang, kemudian dibuat jendela okolasi dengan cara membuat irisan melintang di atas
irisan vertikal pada bagian atas untuk okulasi buka dari atas dan irisan melintang di bawah
irisan vertikal untuk okulasi buka bawah (Anonimous 2006). Permintaan bibit karet yang
begitu banyak menyebabkan pelaksanaan okulasi tidak bisa dibatasi pada waktu pagi saja.
menyebutkan bahwa waktu pengokulasian sebaiknya dilakukan pada saat cahaya matahari
tidak terik, pada pagi hari antara jam 07.00 sampai jam 09.00. Untuk itulah penelitian
waktu pengokulasian terbaik perlu diteliti apakah pada jam 07.00-09.00 (pagi), jam 13.00-
Okulasi masih merupakan metode terbaik pada perbanyakan benih tanaman karet.
Teknik okulasi dibedakan menjadi tiga yaitu okulasi dini, okulasi hijau dan okulasi coklat.
Perbedaan ketiga cara tersebut terletak pada umur batang bawah dan batang atas yang
digunakan pada proses okulasinya. Okulasi hijau dapat dilakukan pada umur batang bawah
4-6 bulan dan batang atas 4-6 bulan, dengan garis tengah 1-1.5 cm dan masih berwarna
hijau dengan mata okulasi yang digunakan mata sisik dan mata daun. Okulasi hijau
dikerjakan pada batang bawah dengan ukuran yang relatif kecil sehingga pembenihan
batang bawah langsung di dalam polibag akan lebih terjamin. Keunggulan penggunaan
benih karet hasil okulasi hijau yang dilaksanakan langsung di dalam polibag diantaranya
adalah: mempersingkat waktu penyediaan benih polibag berpayung daun dua menjadi 7-9
bulan dihitung sejak pengecambahan, atau 4-6 bulan lebih singkat dibandingkan okulasi
10
coklat yang biasa dikerjakan. Tanaman karet hasil okulasi merupakan tanaman klonal yang
lebih baik dibandingkan tanaman asal biji, yaitu pertumbuhannya seragam, sifat mendekati
induknya, variasi antar individu sangat kecil dan produktivitasnya lebih tinggi.
Sedangkan kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi
antara lain tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), memerlukan menggunakan
tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah satu syarat dalam kegiatan
pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat
besar, Pemilihan batang bawah yang sesuai dengan batang atas penting diperhatikan untuk
menghindari ketidakcocokan antara kombinasi batang bawah dan batang atas. Bila ini
terjadi, kombinasi tersebut tidak mampu menampilkan potensi produksi dan karakter
unggul lainnya secara maksimal. Potensi klon batang atas yang maksimum akan tercapai
Tujuan utama okulasi dari okulasi tanaman adalah sebagai berikut; mendapatkan jenis
tanaman baru yang memiliki sifat menguntungkan seperti tahan penyakit serta sifat unggul
lainnya yang diperoleh, bisa mendapatkan hasil penggabungan dari dua sifat berbagai jeis
Kriteria matang sadap tanaman karet yang dianut hingga dewasa ini masih berdasarkan
pada ketentuan yang sifatnya visual. Hamparan tanaman karet dinyatakan sudah memenuhi
kriteria matang sadap apabila 60% dari populasi tegakan telah mencapai lilit batang 45 cm.
Kriteria seperti ini baru dapat dijumpai pada hamparan tanaman karet yang berumur 4,5 –
5 tahun (Anwar, 2006). Analisis ekonomi telah menunjukkan bahwa kerugian selama masa
tanaman belum menghasilkan (TBM), termasuk di dalamnya ongkos dan waktu dapat
ditutup lebih cepat dengan memperpendek masa non produktif (Anwar, 2006). Lateks
mengandung partikel karet (isoprene) yang dihasilkan oleh tanaman karet dan merupakan
11
produk sekunder yang tergolong sebagai terpen (politerpen), yang disintesis melalui
lintasan asam mevalonat (MVA). Sebagai precursor dari isoprene adalah asetil koA atau
asam asetat, tetapi dalam jaringan dipersiapkan berupa sukrosa yang mudah
ditranslokasikan (Coucaud et al. 2009, Kekwick, 1989; West, 1990; Jacob et al., 1989).
Tanaman karet mulai disadap pada umur 5 tahun. Penyadapan dapat dilakukan
selama 25 sampai 35 tahun. Sebelum disadap, kulit karet harus dibersihkan terlebih dahulu
agar tidak terjadi pengotoran lateks. Tebal irisan sadap yang dianjurkan 1,5-2 mm.
Kedalaman yang dianjurkan 1-1,5 mm dari lapisan kambium. Penyadapan dilakukan pada
pagi hari antara pukul 05.00-06.00, sedangkan pengumpulan lateks dilaksanakan antara
08.00-10.00. Hasil sadapan lateks yang berada dimangkuk sadap dituangkan kedalam
ember aluminium bersih bertutup. Kontak dengan udara menyebabkan lateks menggumpal.
Pada perkrbunan besar, lateks dalam ember dikumpulkan ke dalam tangki dan dibawah
Produksi lateks yang diperoleh dari hasil penyadapan ditentukan oleh lamanya aliran
dan kecepatan biosintesis. Sedangkan biosintesis lateks itu sendiri ditentukan oleh bahan
dasar pembentuk lateks berupa sukrosa dan oleh aktivitas enzim yang berperan secara
langsung, baik pada tahap glikolisis maupun anabolisme partikel karet. Penyadapan
merupakan suatu tindakan pembukaan pembuluh lateks, agar lateks yang terdapat didalam
tanaman karet luar. Cara penyadapan yang telah dikenal luas adalah dengan mengiris
sebagian dari kulit batang. Sistem penyadapan diharahpkan mampu menghasilkan lateks
yang banyak, biayanya rendah, dan tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman.
Oleh karena itu pelaksanaan penyadapan harus mengikuti aturan atau norma yang benar.
Penentuan matang 14 sadap, matang sadap tanaman karet akan siap apabila sudah matang
sadap pohon, artinya tanaman karet telah sanggup disadap untuk dapat diambil lateksnya
12
Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan lilit batang pada umur
tanaman.
Melakukan penyadapan pada malam hari pada pukul 02.00 agar sel pembulu lareks
mudah kelur dikarenakan semakin tinggi suhu yang didapat semakin cepat lateks
terhadap produksi. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar antar 30 – 40 derajat
terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah dan 45 derajat pada bidang sadap atas.
Sudut kemiringan sadap juga berpengarug pada aliran lateks kearah mangkuk sadap.
Meletakkan mangkuk dibatang pohong karet dengan jarak yang baik dari hasil sadapan ke
dilakukan pada waktu dipagi hari pukul 06.00 agar lateks tidak mengalami pembekuan,
lateks disatukan ditempat drum kecil yang sudah disiapkan melalui ember kemudian
Islam Riau, Pekanbaru. Praktikum Penanaman Biji Karet pada tanggal 27 Maret 2023,
Universitas Islam Riau, Pekanbaru. dan Teknik Penyadapan Karet pada tanggal 14 Mei
2023.
Gembor Plastik
Garu Pisau
C. Pelaksanaan praktikum
Okulasi :
Lalu diambil Perisai pada batang entres, selanjutnya diambil mata tunasnya
Setelah itu diikat menggunakan Plastik dan selipkan kertas nama. Teknik
pilih batang karet yang akan di sadap, lalu siapkan pisau sadap juga.
Hasil pengamatan dan pengukuran pada penyemaian benih karet disajikan didalam
1. 1 3 mm 45 cm
2. 2 3 mm 30 cm
3. 3 3 mm 35 cm
4. 4 4 mm 56 cm
5. 5 5 mm 54 cm
6. 6 5 mm 68 cm
7. 7 4 mm 62 cm
8. 8 4 mm 40 cm
9. 9 5 mm 63 cm
10. 10 3 mm 36 cm
Dari data diatas bahwa rata-rata diameter batang yaitu 3,9 mm dan rata-rata tinggi
tanaman karet adalah 48,9 cm. tanaman yang yang tidak hidup karena pengaruh faktor
iklim dan juga jenis biji karet yang ditanam menggunakan biji yang asal pilih dilahan
pert.anian UIR. Setelah pengolahan lahan seluas 2,5x1 m kemudian langsung dilakukan
pelaksanaan penyemaiaan Biji karet. Penyemaian biji dilakukan dengan metode yang yang
sudah ditetapkan. Sebelum dilakukan penyemaian permukaan tanah yang paling atas
ditaburi dengan pasir setebal 3-5 cm, agar biji karet tumbuh radikula dan plumula dengan
baik.Biji yang di gunakan untuk persemaian adalah biji sapuan yang berasal dari kebun
16
karet fakultas pertanian, yang mana dipilih biji – biji karet yang bagus yang akan untuk
disemaikan. Setelah itu biji karet yang telah dipilih yang bagus siap ditanam dibedengan
yang sudah disiapkan. Penyemaian biji dilakukan dengan jarak antar biji yaitu 5 cm.
Kemudian di tutup dengan rumput yang kering. Setelah itu dilakukan perawatan seperti
B. Okulasi
Minggu ke
Perlakuan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
Hijau Coklat
Okulasi Hijau Coklat
Kecoklatan Kehitaman
Tabel 2. Hasil okulasi tanaman karet
kelimasemua tanaman karet sudah mati ditandai dengan warna yang mulai menghitam dan
mengeringdan mati.
Berdasarkan data yang tertera pada hasil pengamatan, diketahui bahwa pada
mengokulasi,Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman,
Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas kertanaman
batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah
1. Batang bawah Okulasi adalah cara menghidupkan salah satu bagian dari pohon
induknya, yaitu mata tunas yang sudah dipisahkan dari induknya tidak akan dapat
17
hidup tanpa alat atau bahan yang menghidupkannya.alat atau bahan penghidup
2. Batang atas Berbeda dengan batang bawah yang harus dari biji, batang atas dapat
diambil dari dari tanaman yang berasal dari biji, okulasi, atau lainnya yang sudah
hasil akhir okluasi.dari batang atas inilah akan dihasilkan sadapan yang baik
klonklon anjuran sebagai batang atas untuk perkebunan rakyat hanya ada beberapa
pada pembuatan bibit okulasi tanaman karet adalah klon-klon yang dianjurkan
untuk batang bawah.batang bawah dan batang atas merupakan bahan penting untuk
disiapkan, sdangkan mata tunas , kayu okulasi, jendela, danjiwa diperoleh dari
batang atas dan batang bawah. Alat-alat yang digunakan adalah 10 gergaji entres,
pisau okulasi yang tajam, batu asah, pita plastik atau tali rafia dengan ukuran 2-3
Waktu Okulasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 7-10 pagi pada saat
musim hujan, tetapi tidak lebat. Jangan sekali-kali melakukan okulasi pada waktu hujan
lebat atau musim kemarau karena okulasi tidak akan tumbuh. Teknik okulasi ada dua
macam yaitu okulasi cokelat dan okulasi hijau. Kedua teknik ini harus benar-
benarmengikuti persyaratan langkah kerja agar dapat diperoleh bibit tanaaman yang baik.
Kedua teknik okulasi ini sebenarnya sama yang berbeda dari kedua cara ini hanyalah bakal
batang bawahnya. Batang bawah untuk teknik okulasi coklat berumur9-18 bulan di
pembibitan atau berdiameter lebih darin 1.5 cm dan berwarna cokalat. Sedang kan batang
bawah untuk teknik okulasi hijau berumur 5-8 bulan atau berdiameter 1-1.5 cm dan
berwarna hijau.
18
Untuk penyadapan karet mahasawa mencoba bentuk sadapan S dengan cara mengiris
kulit pohon karet sampai batas kambium (batas antara kulit karet dengan kayu atau xilem)
dari bagian kiri atas ke bawah kanan membentuk jalur aliran lateks dengan kemiringan
sekitar 30 derajat. Penyadapan tidak dilakukan secara vertikal dari atas ke bawah. Cara
vertikal hanya akan menghasilkan lateks yang lebih sedikit karena jalur irisan yang lebih
pendek. Panjangnya lintasan irisan lateks juga hanya setengah lingkarannya saja, tidak
Penyadapan adalah pelukaan atau pengirisan kulit untuk untuk membuka pembuluh
latex pada bidang sadap, dimana Sadap ada 2 macam : Sadap konvensional dan Sadap
mikro.
Tujuan dari penyadapan adalah membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks
cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang bila takaran cairan lateks pada
aturan tertentu agar diperoleh hasil produksi yang tinggi, menguntungkan, serta
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada
umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi lembaran
karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan
Teknik okulasi Pada Tanaman karet Okulasi adalah perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke tanaman batang
bawah, keduanya bersifat unggul. Dengan demikian terjadi penggabungan sifat-sifat yang
baik dari kedua tanaman dan dalam waktu yang relatif pendek memperlihatkan
Penyadapan adalah pelukaan buatan yang diberikan pada kulit batang atau cabang
tanaman karet (Hevea brasiliensis) secara berkala untuk jangka waktu yang lama sehingga
lateks menetes keluar dari pembuluhnya menuju mangkuk. Dengan demikian, diperlukan
perencanaan yang matang dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan rencana
tersebut. Perencanaan meliputi tebal kulit yang diiris setiap kali penyadapan, lamanya
4.00 WIB dan selesai tidak lebih dari jam 10.00 WIB.
20
DAFTAR PUSTAKA
AgroMedia.
Boerhendhy, I. (2013). Prospek perbanyakan bibit karet unggul dengan teknik okulasi dini.
AgroMedia.
Siregar, I. T. H., & Suhendry, I. I. (2013). Budi Daya & Teknologi Karet. Penebar
Swadaya Grup.
Admojo, L., Prasetyo, N. E., Afifah, E., & Hadi, H. (2013). Pengaruh juvenilitas entres
terhadap karakter tunas bibit okulasi dini tanaman karet. Jurnal Penelitian Karet, 13-
19.
Balai Penelitian Sembawa. 2009. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Palembang (ID): Pusat
DAFTAR LAMPIRAN
6 Okullasi karet
Melihat hasil
okulasi dan
7
pengukuran
parameter karet
8 Laaporan
22
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................3
A. Latar belakang ................................................................................3
B. Manfaat ............................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................6
III. BAHAN DAN METODE ......................................................................11
A. Tempat dan waktu ..........................................................................11
B. Bahan dan alat .................................................................................11
C. Pelaksanaan praktikum ..................................................................11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................13
A. Hasil ..................................................................................................13
B. Pembahasan .....................................................................................13
V. PENUTUP ..............................................................................................16
A. Kesimpulan ......................................................................................16
B. Saran .................................................................................................16
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor
pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari
sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, hanya kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia. Melihat pentingnya tanaman
kelapa sawit ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.
Kelapa sawit (Elaeis) termasuk golongan tumbuhan palma. Sawit menjadi populer
setelah Revolusi Industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan permintaan minyak
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit
terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang digunakan untuk
pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis
guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit
elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi
populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya
permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun (Dinas Perkebunan
mengekspor minyak kelapa sawit ke berbagai negara seperti Eropa, Amerika, serta
28
beberapa negara di asia. Prospek minyak kelapa sawit di jalanan dunia cukup menjanjikan
mengingat kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, serta
berbagai upaya yang dilakukan untuk menjadikan minyak kelapa sawit sebagai sumber
energi terbarukan.
Sabut dan cangkang merupakan produk turunan limbah setelah bagian buah kelapa
sawit yang diekstrak menjadi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Berbagai
Manfaat Kelapa Sawit yaitu menangkal efek radikal bebas, memperkuat imunitas tubuh,
kesehatan jantung. Janjang kosong dapat dimanfaatkan sebagai kompos dan pupuk organik
terutama karena kandungan unsur kalium (K) yang sangat penting dalam pertumbuhan
kelapa sawit. Pelepah dan daun kelapa sawit juga tak luput dari segudang manfaat. Bagian
yang sering dianggap tak penting dan berakhir hanya sebagai limbah ini biasanya hanya
ditumpuk di sekitar pohon atau bahkan dibakar. Padahal, studi menemukan bahwa rupanya
pelepah dan daun kelapa sawit berpotensi besar untuk digunakan sebagai bahan kompos.
Salah satu inovasi dari pengolahan pohon kelapa sawit adalah bahan dasar furnitur. Batang
hasil kayu replanting dapat dimanfaatkan sebagai papan laminasi atau Sandwich
Laminated Lumber (SLL) untuk keperluan panel lantai, dinding, pengemas, furnitur, dan
sebagainya.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, produksi kelapa sawit di Riau pada tahun 2020
adalah 9.984.315 ton. Sedangkan pada tahun 2021 produksi kelapa sawit mengalami
Permasalahan yang dialami di Daerah Riau terhadap perkebunan sawit ialah ketidak
jelasan status kepemilikan tanah yang di olah petani sawit, ketidakadaan kelembagaan di
Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak
berwarna merah kehitaman. Daging dan kulit buah kelapa sawit mengandung minyak.
Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.
Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan
B. Manfaat
tanaman karet.
tanaman karet.
30
Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia,
pohon kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan.
Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang
menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Kelapa sawit termasuk monokotil. Batangnya lurus, tidak bercabang dan tidak
mempunyai kambium, tingginya dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau
monocious, bunga jantan dan bunga betina berada pada satu pohon. Bagian vegetatif terdiri
atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatifnya yakni bunga dan buah
Akar Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer,
sekunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,
sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke
bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-
akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai kedalaman sekitar 1
meter dan semakin ke bawah semakin sedikit (Setyamidjaja, 1991). Calon akar muncul
dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut radikula, panjangnya dapat mencapai 15
cm dan mampu bertahan sampai 6 bulan. Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang
(bole) ribuan jumlahnya, diameternya berkisar antara 8 dan 10 mm. Panjangnya dapat
mencapai 18 cm. Akar sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2-4 mm. Dari akar
sekunder tumbuh akar tersier berdiameter 0.7-1.5 mm dan panjangnya dapat mencapai 15
cm (Pahan, 2010).
posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam satu sampai dua
tahun pertama pertumbuhan batang lebih mengarah kesamping, diameter batang dapat
dengan diameter 40 cm. Pertumbuhan meninggi ini berbeda- beda untuk setiap varietas
(Sastrosayono, 2003).
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar
tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 - 14 bulan, tetapi baru
ekonomis untuk di panen pada umur 2.5 tahun. Bunga kelapa sawit merupakan
monoecious, bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Satu inflor dibentuk
dari ketiak setiap daun setelah diferensisasi dari pucuk batang. Jenis kelamin jantan atau
betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi dan selang 24 bulan baru inflor bunga
berkembang sempurna. Bunga-bunga betina dalam satu inflor membuka dalam tiga
hari dan siap dibuahi selama 3 - 4 hari, sedangkan bunga- bunga yang berasal dari
inflor jantan melepaskan serbuk sarinya dalam lima hari. Penyerbukan yang umum terjadi
Semangun, 2003).
Bunga jantan pada tanaman kelapa sawit berbentuk lonjong memanjang, sedangkan
bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh
bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaan angin dan atau serangga
Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel dan
menggerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1600 buah,
buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut dan biji). Eksokarp dan
mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endocarp (cangkang) dan inti (kernel),
sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan embrio (Mangoensoekarjo dan
Semangun, 2003).
Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering disebut
noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji kelapa sawit
33
terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau endosperm. Embrio panjangnya 3 mm
berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki dua bagian utama.
Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna
perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lubang cangkang. Bagian
pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul plumula (batang)
(Sastrosayono, 2003).
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar
Lintang Utara- Lintang Selatan 12° pada ketinggian 0-600 m dari atas permukaan laut.
Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000-2500 mm per tahun, tidak memiliki defisit air
hujan agak merata sepanjang tahun. Temperatur yang optimal 24°-28 °C, terendah 18 °C
dan tertinggi 32°C. Kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5-7 jam per hari. Kecepatan
angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu
kencang akan menyebabkan tanaman baru goyang atau miring (Lubis, 1992). Curah hujan
optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-2500 mm/tahun dengan
distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Kelembaban
memepengaruhi kelembaban ini adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran, curah hujan,
Lama penyinaran rata-rata 5 jam dan naik menjadi 7 jam per hari untuk beberapa
bulan tertentu akan berpengaruh baik terhadap kelapa sawit. Lama penyinaran ini terutama
Kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik kelabu, Regosol, Andosol dan Alluvial. Sifat fisik tanah antara lain:
34
1. Solum yang dalam, lebih dari 80 cm. Solum yang tebal akan merupakan media
yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman
2. Tekstur lempung atau lempung berpasir dengan komposisi 20-60% pasir, 10-
permeabilitas sedang
6. Sifat fisik tanah yang baik lebih dikehendaki tanaman kelapa sawit daripada
sifat kimianya. Beberapa hal yang menentukan sifat fisik tanah adalah tekstur,
7. tanah. Secara ideal tanaman kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur,
idealnya adalah pH 5,5 yang baik adalah pH 4,0-6,0, tetapi boleh juga
digunakan pH 6,5-7.
35
Islam Riau. Jalan Kaharuruddin Nasution, NO. 113 Kelurahan Air Dingin, Kecamatan
Bukit Raya Kota Pekanbaru. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung
Pisau cutter
Ember
Polybag
Kantong Plastik
Air
36
Gembor
C. Pelaksanaan praktikum
1. Pengisian Polybag
Polybag berukuran 22 cm 8 ×14 cm dengan tebal 0,07 mm. Media tanam yang
digunakan adalah tanah humus. Polibeg harus diisi media tanam sampai 2 cm dari ujung
tepi polibeg. Setelah diisi media tanam kemudian polibeg disusun. Kemudian diberi
naungan untuk menghambat sinar matahari terkena kecambah dan juga menahan air ketika
Berondolan yang telah dipipil kemudian dikupas dengan menggunakan cutter. Benih
yang telah kering kemudian dikikis sisa sabut mesokarp di bagian ujung benih. Pengikisan
bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya jamur. Selain dikikis juga dihitung populasi
benih.
3. Penanaman
Dalam proses penanaman ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu pelubangan, menaruh
kecambah dan menutup lubang. Kedalaman lubang maksimal 2 cm, plumula harus berada
di atas dan radikula berada di bawah. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari,
hal ini ditujukan untuk menghindarkan tanaman dari stres karena terik matahari.
4. Pemeliharaan
a. Pengairan
Penyiraman tanaman sawit jika tidak turun hujan adalah 2 kali sehari yaitu pada
pagi dan sore hari, karena menyiram tanaman di pagi hari akan meningkatkan
b. Sanitasi
Pengendalian gulma harus dilakukan sejak gulma sudah mulai muncul diarea
tanaman dilakukan setidaknya 3 hari sekali.
A. Hasil
Dalam praktikum budidaya kelapa sawit ini didapat hasil bahwasanya mengalami
kegagalan, yang dimana benih yang telah disemai di dalam polybag tumbuhnya tidak
menyeluruh. Kegagalan tersebut dapat terjadi karena faktor dalam pemilihan benih yang
tidak unggul atau berkualitas cukup baik. Sehingga tidak ada data yang dapat diambill
B. Pembahasan
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman monokotil yang
ketebalan tempurung (cangkang) dan warna buah (Pahan, 2012). Menurut Pahan
38
(2012), berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa sawit dibagi menjadi tiga
varietas, yaitu
1. Varietas Dura, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkangnya 2-8 mm, dibagian
luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya relatif tipis, dan
daging biji besar dengan kandungan minyak yang rendah. Varietas ini biasanya
2. Varietas Pisifera, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkang yang sangat tipis
(bahkan hampir tidak ada). Daging buah pissifera tebal dan daging biji sangat tipis.
Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman komersial,
tetapi digunakan sebagai induk jantan oleh para pemulia tanaman untuk
3. Varietas Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera. Varietas
ini memiliki ciri-ciri yaitu cangkang yang yang tipis dengan ketebalan 1,5 – 4
mm, terdapat serabut melingkar disekeliling tempurung dan daging buah yang
Berdasarkan warna buah, tanaman kelapa sawit terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
Nigescens , dengan ciri-ciri yaitu buah mudanya berwarna ungu kehitam hitaman,
buah yang telah masak berwarna jingga kemerah-merahan dengan ujung buah
Pembibitan awal (prenursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit ditanam dan
dipelihara hingga berumur tiga bulan. sedangkan pembibitan main nursery selama 10-
12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 9-11
Polibag kecil yang digunakan sebaiknya berwarna hitam. Polibag berukuran panjang
14 cm, lebar 8 cm, dan tebal 0,14 cm. Selain itu, bisa juga menggunakan babybag hitam
dengan ukuran 14 x 22 x 0,07 cm (200 lembar/kg) media tanam yang digunakan berupa
campuran topsoil.
c) Main Nursery
Pembibitan Utama (Main Nursery) merupakan penempatan bibit yang sudah lepas dari
kecambah, dan siap untuk ditanam. Bibit ini harus sudah siap ditempatkan pada lokasi-
lokasi yang strategis, seperti halnya harus bebas genangan atau banjir dan dekat dengan
sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia harus baik.
Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan maksimum 5%,
tempat terbuka atau tanah lapang, dan lapisan topsoilcukup tebal (25 cm). Letak lokasi
main nursery dekat dengan area yang akan di tanam dan harus jauh dari sumber hama dan
penyakit. Main- nursery yaitu bibit dari pembibitan awal (pre-nursery) dipindahkan ke
dalam polibag dengan ukuran 40 x 50 cm atau 40 x 60 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-
30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Pada fase pembibitan utama naungan tidak lagi
dibutuhkan.
40
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk pembibitan biji kelapa sawit yang ditanaman pada pratikum yang dlakukan
belun tumbuh berkecamba, karena untuk waktu yang dibutuhkan untuk kecambah bibit
kelapa sawit ialah 3-4 bulan. Namun Ketnyataan di lapangan pratikum hanya dulakukan
hanya 2 bulan.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah alangkah baiknya pihak kampus dapat
menyediakan contoh sampel dari bibit unggul tanaman sawit maupun bebit unggul
tanaman karet, dan bagi Mahasiswa/I yang mengikuti praktikum ini harus dilakukan secara
41
serius dan diperhatikan dengan baik agar melakukan prktikum dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, D. 2010. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Fauzi, Y., Yustina, E. W., Satyawibawa, Rudi H., 1997. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hidayat, T. 2010. Penyiapan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jaqc.) dalam
lembar.
42
Hutagalung, R. Dan Jalaluddin. 1982. Feeds for Farm Animal from The Oil Palm. Dept. of
Redaksi Agromedia. 2007. Membuat Tanaman Buah Dalam Pot Berbuah Lebat.
Melalui Aplikasi Kompos TKS pada Pembibitan Kelapa Sawit. Pertemuan Teknis
DAFTAR LAMPIRAN
Bulan/Tahun (2022/2023)
No Jadwal Kegiatan Maret April mei juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengambilan
1
buah sawit
Pemisahan biji
sawit dengan
2
kulit dan daging
sawit
Pengisian
3
polybag
43
4 penanaman
3. Penyiraman
44
BIODATA PENULIS
Ahmad Romadhon lahir pada tangga 28 november 2002 di desa sumber jaya, kecamatan
singing hilir, kabupaten Kuantan singingi. Merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Penulis
telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 008 sumber jaya, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 suka damai kec
singingi hilir, dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMKN
45
3 Taluk Kuantan pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2021 penulis melanjutkan
pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Islam Riau (UIR)
dengan mengambil jurusan Agroteknologi pada Fakultas Pertanian jenjang strata satu dan