Gambar
1. Contoh rumah kompos di Kabupaten Kuningan. 10
2. Alat Pengolah Pupuk Organik Skala Besar ..... 11
3. Contoh kendaraan roda 3 Rumah Kompos
Kementrian Pertanian.......................................... 12
4. Contoh pelatihan penggunaan APPO dan
Pembuatan kompos ........................................ 13
5. Contoh MOL sayuran, bonggol pisang dll. ..... 22
6. Contoh bak dekomposisi dari anyaman
Bambu .................................................... 23
7. Contoh kompos produksi rumah kompos
Kementrian Pertanian.............................................. 23
Lampiran
1
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kesuburan lahan pertanian
adalah dengan mengembalikan sisa hasil tanaman
(misalnya jerami padi) ke dalam tanah sebagai bahan
organik atau dalam bentuk kompos, dan tidak
membakar atau membawa sisa hasil tanaman /
jerami keluar dari lahan.
2
melindungi proses pengomposan dari pengaruh sinar
matahari langsung maupun dari air hujan.
1.2. Tujuan
3
dan bahan masukan bagi Dinas lingkup Pertanian di
Daerah, dalam menyusun petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis bagi pelaksanaan kegiatan
pengembangan rumah kompos sesuai dengan
keadaan wilayah, sosial dan ekonomi masyarakat
setempat serta ketersediaan dana sehingga dapat
diperoleh manfaat optimal bagi para petani di daerah.
4
1.3. Sasaran
1.4. Pengertian
5
tanaman yang sengaja dikembangkan dari mikro
organisme yang berada di tempat tersebut.
6
g. Manager adalah orang yang memiliki kapabilitas
untuk mengelola rumah kompos, yang ditunjuk
oleh kelompok tani atas dasar musyawarah dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
kelangsungan rumah kompos.
7
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
2.3. Pelatihan
a. Operasional penggunaan Alat Pengolah Pupuk
Organik (APPO)
b. Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
c. Pembuatan pupuk kompos (organik)
8
III. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Norma
Pembangunan rumah kompos diarahkan pada
kawasan produksi padi terutama yang telah
melaksanakan System of Rice Intensification
(SRI) atau sentra produksi hortikultura,
perkebunan rakyat dan sentra peternakan.
b. Standar teknis
Luas tanah minimal 150 m2, terdiri dari :
- Luas bangunan rumah kompos minimal : 8
x 10 meter atau minimal 80 m2.
- Kelebihan tanahnya untuk lahan
dekomposisi pengomposan.
- Perlengkapan listrik dan sumber air sesuai
dengan kebutuhan operasional rumah
kompos.
c. Kriteria
- Di sekitar lokasi kegiatan terdapat potensi
sumber bahan baku pembuatan kompos,
antara lain jerami/limbah panen lain atau
limbah ternak.
9
- Petani secara berkelompok bersedia
mengelola rumah kompos secara swadaya
- Lahan untuk kegiatan rumah kompos adalah
lahan kelompok tani atau lahan desa yang
diserahkan penggunaannya untuk
kepentingan kelompok tani. Apabila
menggunakan lahan pribadi harus disertai
surat pernyataan bermaterai.
- Terdapat petugas lapangan yang membina
para petani secara aktif
10
- Bahan Pisau : Baja kekerasan minimal
54 HRC
- Fungsi : Pencacah, Penghancur dan
menghaluskan bahan organik
‐ APPO : Telah memiliki Test Report dari
instansi yang berwenang
- Mesin Penggerak : Engine minimal 10 Hp
(ber-SNI )
11
Gambar 3 Contoh kendaraan roda 3
3.3. Pelatihan
a. Norma
Pelatihan diarahkan kepada kelompok tani
pengelola kegiatan pengembangan rumah
kompos, beserta calon pengurus dan operator
APPO.
b. Standar teknis
- Peserta adalah para anggota kelompok
tani penerima kegiatan.
12
- Materi pelatihan terdiri dari teori dan
praktek antara lain : tata cara
mengoperasikan APPO, tata cara
pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
dan tata cara pembuatan kompos.
d. Kriteria
- Peserta adalah petani terutama calon
manager, calon operator dan para anggota
kelompok tani/penerima bantuan rumah
kompos.
- Pelatih adalah petugas, LSM, pakar atau
lainnya yang memiliki kompetensi dengan
kegiatan pelatihan.
13
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
14
Kegiatan pelatihan operasional APPO, pembuatan
MOL dan kompos dilaksanakan oleh Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten/ Kota.
15
dilaksanakan secepatnya, misalnya pada bulan
Pebruari/Maret 2010.
16
diselesakan pada minggu II bulan Juli, sehingga
pelatihan penggunaan APPO sudah dapat
diselesaikan pada minggu ke III atau IV Juli
2010.
4.3.2. Koordinasi
Koordinasi dilaksanakan oleh Dinas Lingkup
Pertanian propinsi dengan kabupaten/ kota dalam
rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan.
4.3.3. Sosialisasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan
kegiatan kepada aparat tingkat lapangan, desa dan
kecamatan.
17
keberhasilan kegiatan sesuai dengan kriteria dan
standar teknisnya.
Inventarisasi CLCP dilakukan oleh tim/petugas
teknis bersama kelompok tani dan aparat desa
setempat, hasilnya dilaporkan kepada Bupati/
Kepala Dinas untuk ditetapkan sebagai lokasi
kegiatan.
18
calon lokasi bangunan dan sarana
pendukungnya.
b. Peta komponen fisik rumah kompos di lokasi
tersebut, seperti letak mesin, gudang, luas
bangunan, luas dekomposisi, dll.
c. Dimensi bangunan fisik dan penampang
melintang bangunan.
d. Rencana anggaran biaya yang diperlukan
Contoh rancangan teknis rumah kompos
sebagaimana terlampir.
19
musyawarah kelompok tani dan dibimbing oleh tim
teknis dan petugas lapangan, dengan substansi
RUKK sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman
Umum Pelaksanaan Bantuan Sosial Ditjen PLA.
Contoh penyusunan RUKK sebagaimana dalam
Lampiran 3.
20
kelompok tani harus memperbaiki pekerjaannya
hingga sesuai dengan rancangan teknis.
4.3.12. Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan oleh Dinas
Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. Tujuan
pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal
kepada kelompok tani, calon manager, calon
operator/ tenaga mekanis yang akan mengelola
rumah kompos.
21
Pelatihan penggunaan APPO, diberikan oleh
penyedia/produsen barang APPO, materi pelatihan
meliputi komponen-komponen alat, teknik
operasional, dan pemeliharaan APPO.
Pelatihan pembuatan MOL diberikan secara
sederhana, barasal dari bahan-bahan alami yang
ada di sekitar lokasi, seperti bonggol pisang, rebung
bambu, limbah rumah tangga, buah maja, air cucian
beras dll. Pelatihan dapat diberikan oleh petugas,
LSM, pakar atau lainnya yang memiliki kompetensi
dengan kegiatan pelatihan.
22
Gambar 6 : Contoh bak dekomposisi dari anyaman bambu
4.4. Pendanaan
23
‐ Pengadaan sarana penunjang seperti APPO,
dan kendaraan roda 3
24
V. PENGELOLAAN RUMAH KOMPOS
25
bimbingan petugas di Daerah. Untuk menambah wawasan
dan pengetahuan, pengelola dapat melakukan studi
banding ke lokasi rumah kompos yang telah beroperasi
dengan baik.
26
kelompok tani dan hasilnya bisa dimanfaatkan
sebagai modal kelompok.
5) Bagi kelompok tani/Gapoktan yang telah maju dan
bermaksud memproduksi pupuk organik yang akan
dijual secara komersial sebaiknya mengajukan
permohonan ijin ke Dinas lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6) Produksi kompos dan semua biaya pengeluaran
agar dibukukan/dicatat dengan baik setiap hari.
7) Membuat laporan operasional rumah kompos
secara periodik minimal setiap 3 (tiga) bulan dan
disampaikan ke Dinas Lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota melalui petugas lapang /PPL.
27
Tabel Pengelompokan Kelas Rumah Kompos
Per tahun
No. Kelas Jam Kerja Kapasitas Olah Produksi
Rukom (jam/tahun) (ton bahan baku) Kompos
(ton)
1 A 7 x 300 1 x 7 x 300 1.050
2 B 5 x 300 1 x 5 x 300 750
3 C 3 x 300 1 x 3 x 300 450
4 D 1 x 300 1 x 1 x 300 150
Keterangan :
Kelas A : merupakan peringkat terbaik, yaitu
menghasilkan 1.050 ton kompos per tahun,
dengan jumlah jam per hari selama 7 jam kerja
dan jumlah hari kerja per tahun sebanyak 300
hari kerja (25 hari kerja/bulan).
Kelas B : merupakan peringkat kedua terbaik, yaitu
menghasilkan 750 ton kompos per tahun,
dengan jumlah jam per hari selama 5 jam kerja
dan jumlah hari kerja per tahun sebanyak 300
hari kerja (25 hari kerja/bulan).
Kelas C : merupakan peringkat ketiga, yaitu menghasilkan
450 ton kompos per tahun, dengan jumlah jam
per hari selama 3 jam kerja dan jumlah hari kerja
per tahun sebanyak 300 hari kerja (25 hari
kerja/bulan).
28
Kelas D : merupakan peringkat pemula, yaitu
menghasilkan 150 ton kompos per tahun,
dengan jumlah jam per hari selama 1 jam kerja
dan jumlah hari kerja per tahun sebanyak 300
hari kerja (25 hari kerja/bulan).
29
VI. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI
DAN PELAPORAN
30
disampaikan ke Direktorat Pengelolaan Lahan
Ditjen PLA.
31
6.2.6. Mengusahakan alokasi dana APBD
Kabupaten / Kota sebagai dukungan
sinergitas kegiatan.
6.3.1.Laporan Bulanan
32
selesai dilaksanakan, dan Dinas Lingkup
Pertanian Propinsi menyusun rekapnya juga
dalam bentuk Laporan Akhir Propinsi. Format
Laporan Akhir mengikuti Outline
sebagaimana Lampiran 5.
33
b. Laporan Bulanan Dinas Lingkup
Pertanian Propinsi (merupakan
rekapitulasi Laporan Bulanan dari
Kabupaten/Kota) dikirim ke Pusat
(Direktorat Pengelolaan Lahan), pada
tanggal 10 setiap Bulan.
6.4.2. Laporan Akhir
a. Laporan Akhir dari Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten / Kota, disusun
segera setelah pelaksanaan kegiatan
selesai, selanjutnya dikirim ke Propinsi
dan ke Pusat (Direktorat Pengelolaan
Lahan).
b. Dinas Lingkup Pertanian Propinsi
menyusun rekapitulasi laporan akhir dari
kabupaten/kota dalam bentuk Laporan
Akhir Propinsi, selanjutnya dikirim ke
Pusat (Direktorat Pengelolaan Lahan).
34
VII. INDIKATOR KINERJA
35
7.4 Dampak (Impact)
7.4.1. Petani akan melakukan kegiatan
pembuatan kompos dari sisa hasil
tanaman/ jerami.
7.4.1. Petani akan melakukan kegiatan
perbaikan lahan dengan pemanfaatan
rumah kompos.
7.4.2. Petani di sekitarnya merasa tertarik dan
bermanfaat untuk melakukan perbaikan
lahan di lahan petani sendiri.
7.4.3. Pemerintah daerah akan mengalokasikan
dana stimulus untuk melaksanakan
kegiatan di desa, kecamatan lain untuk
peningkatan produksi dan produktivitas
lahan dan usaha taninya.
36
VII. PENUTUP
37
38
39
40
41
42
43
LAMPIRAN 5 OUTLINE LAPORAN AKHIR
CONTOH OUTLINE
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS
TA. 2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sasaran lokasi
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
A. Pengembangan rumah kompos
B. Pengadaan APPO skala besar
C. Alat pengangkutan roda 3
D. Dekomposer
E. Pelatihan
III. LOKASI KEGIATAN
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tahapan Kegiatan
B. Realisasi fisik dan kegiatan
V. PENGELOLAAN RUMAH KOMPOS
A. Organisasi pengelola
B. Operasional dan pemeliharaan
VI. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Permasalahan
B. Pemecahan masalah
VII. PENUTUP
51
Lampiran 6 : Skoring Pembobotan Kegiatan Pengembangan
Rumah Kompos TA. 2010
A. PERSIAPAN 20 %
B. KONSTRUKSI 80 %
52
Lampiran 7. Contoh rancangan teknis rumah kompos
53
54