Anda di halaman 1dari 79

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120
Telp: 021 – 7222387, 7231826, fax. 021 – 7222387

PERSENTASI HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN


SANITASI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT PELNI
JAKARTA BARAT
TAHUN 2014

DISUSUN OLEH:
Kelompok: 1 TINGKAT 3 PROGRAM DIPLOMA IV

FEBRIYANTO FRANZEN P2.31.33.1.11.012


PUTRI INDAH KUSUMAWARDANI P2.31.33.1.11.024
RESA MAILINA P2.31.33.1.11.028
ULI FITRI HANDAYANI P2.31.33.1.11.037
Latar Belakang

Kepmenkes RI No.
1204/MENKES/SK/X/2004
Rumah sakit sebagai
sarana pelayanan Pelayanan kesehatan yang
Kegiatan-kegiatan yang
kesehatan, tempat diberikan harus bermutu,
dilakukan dituntut untuk
berkumpulnya orang sakit dimana hal ini juga
selalu dalam kondisi dan
maupun orang sehat, atau dipengaruhi oleh
keadaan yang saniter
dapat menjadi tempat tersedianya sarana dan
serta sesuai dengan
penularan penyakit serta prasarana yang
peraturan-peraturan yang
memungkinkan terjadinya mendukung dari setiap
berlaku.
pencemaran lingkungan kegiatan yang dilakukan.
dan gangguan kesehatan.
Tujuan Umum

• Gambaran umum keadaan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Pelni Petamburan

Tujuan Khusus

• Kualitas lingkungan fisik yaitu pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban


• Penyehatan Ruang dan Bangunan dan Halaman
• Penyehatan Makanan dan Minuman
• Penyediaan Air Bersih
• Pengelolaan Sampah
• Pengelolaan Limbah Cair
• Pengelolaan Linen (Laundry)
• Pengendalian Vektor
• Strelilisasi dan Desinfeksi
Gambaran Umum

PT. Rumah Sakit Pelni

B + Non Pendidikan

312 Tempat Tidur

Jalan KS. Tubun 92 – 94, Kelurahan Petamburan,


Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Prov. DKI Jakarta
Waktu Pelaksanaan

16 Desember s.d 27 Desember


2013

Kegiatan yang dilakukan setiap


harinya dimulai pukul 07.30 s.d
pukul 15.00 WIB
1. PENGUKURAN LINGKUNGAN
FISIK
Pengukuran Suhu dan
Kelembaban
HASIL IDENTIFIKASI 
TABEL 4.1.1.1
HASIL PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAN
DI RS PELNI
TAHUN 2013
No. Wilayah Pengukuran Hasil Pengukuran NAB
Suhu Kelembaban

1. Ruang Perawatan Pasien Kenanga 27 0C 70 % Suhu: 22 – 24 0C


Kelembaban: 45% - 60%

2. Ruang Administrasi Pasien 26 0C 60 % Suhu: 21 – 26 0C


Kelembaban: 45% - 60%

Sumber: Data Primer, RS Pelni Petamburan Jakarta Barat Tahun 2013


ANALISA HASIL
Pada 2 lokasi pengukuran Ruang Perawatan Pasien
Kenanga:
terdapat 1 lokasi yang
• AC tidak menyala
belum memenuhi • pintu yang selalu terbuka
standart • Banyak pengunjung pasien
Kepmenkes yang sedang berada di dalam
No.1204/MENKES/SK/X ruangan
/2004. • Disediakan kipas angin dinding
yang ditempelkan pada bagian
atap langit – langit 2 buah,
namun tidak sesuai dengan
luas ruangan dan jumlah pasien
Kesimpulan Saran
 Penggunaan system pendingin
hendaknya dipelihara dan
Terdapat 1 lokasi dioperasikan sesuai buku
yang belum petunjuk agar dapat
menghasilkan suhu, aliran udara,
memenuhi dan kelembaban yang nyaman
bagi pasien, karyawan, ataupun
standart yaitu di pengunjung.
ruang pasien  Jika ingin menggunakan kipas
angin, ditambahkan jumlah
kenanga. unitnya.
 Pintu masuk maupun keluar serta
ventilasi harus ditutup
 Jumlah pengunjung pasien harus
dibatasi supaya tidak terlalu
banyak
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
HASIL
IDENTIFIKASI 
TABEL 4.1.2.1
HASIL PENGUKURAN PENCAHAYAAN UMUM DI RS
PELNI TAHUN 2013
No Wilayah Pengukuran Hasil Pengukuran NAB

1 Ruang Perawatan Pasien Kenanga 86,3 lux 100 – 200 lux

2 Ruang Administrasi 1 128 lux Minimal 100 lux

3 Ruang Administrasi 2 105 lux Minimal 100 lux

Sumber: Data Primer, RS Pelni Petamburan Jakarta Barat Tahun 2013


ANALISA HASIL
Ruang Perawatan Pasien Kenanga:
Pada 3 lokasi  Jendela atau ventilasi yang tidak
terdapat 1 lokasi memadai
 Lampu sebagai penerangan.
yang belum  Lampu tidak tersebar merata, ada
memenuhi lampu yang menerangi 2 bed, ada
standart juga yang hanya menerangi 1 bed
 Serta banyak dari pasien yang
Kepmenkes menutup tempat tidur mereka
No.1204/MENKES/ dengan gorden, jadi cahaya
lampu tidak menyebar sampai ke
SK/X/2004. sudut ruangan.
Kesimpulan Saran
Ruang perawatan Mempatkan dan
pasien kenanga menambah unit
belum memenuhi lampu pada posisi
standart Kepmenkes yang sesuai agar
No.1204/MENKES/SK/X pencahayaan
/2004 tentang mencukupi dan
Persyaratan Kesehatan pencahayaan dapat
Lingkungan Rumah menyeluruh
Sakit.
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
SETEMPAT
Hasil
Identifikasi
TABEL 4.1.2.2
HASIL PENGUKURAN PENCAHAYAAN SETEMPAT
RUANG ADMINISTRASI 1 DI RS PELNI
TAHUN 2013
No Wilayah Pengukuran Hasil Pengukuran NAB

1 Meja 1 94,3 lux Minimal 300 lux

2 Meja 2 127 lux Minimal 300 lux

3 Meja 3 150,3 lux Minimal 300 lux

4 Meja 4 140,3 lux Minimal 300 lux


Sumber: Data Primer, RS Pelni Petamburan Jakarta Barat Tahun 2013
Analisa Hasil
Di ruang Administrasi 1 dari Hal ini mungkin
ke -4 titik belum
memenuhi standart disebabkan
yang ditetapkan oleh pencahayaan di
Kepmenkes ruang tersebut
No.1405/MENKES/SK/XI/
2002 tentang kurang dan jumlah
Persyaratan Kesehatan lampu yang tidak
Lingkungan Kerja mencukupi
Perkantoran dan
Industri.
Hasil Identifikasi

TABEL 4.1.2.3
HASIL PENGUKURAN PENCAHAYAAN SETEMPAT
RUANG ADMINISTRASI 2 DI RS PELNI PETAMBURAN
TAHUN 2013
No Wilayah Pengukuran Hasil Pengukuran NAB

1 Meja 1 121,3 lux Minimal 300 lux

2 Meja 2 83 lux Minimal 300 lux

3 Meja 3 104 lux Minimal 300 lux

4 Meja 4 105,3 lux Minimal 300 lux

5 Meja 5 111,3 lux Minimal 300 lux

Sumber: Data Primer, RS Pelni Petamburan Jakarta Barat Tahun 2013


Analisa Hasil
Di ruang Administrasi II Hal ini mungkin
pada ke - 5 titik belum
memenuhi standar yang disebabkan
ditetapkan oleh pencahayaan di
Kepmenkes ruang tersebut
No.1405/MENKES/SK/XI/
2002 tentang kurang dan jumlah
Persyaratan Kesehatan lampu yang tidak
Lingkungan Kerja mencukupi.
Perkantoran dan
Industri.
PENGUKURAN KEBISINGAN
Hasil
Identifikasi
TABEL 4.1.3.1
HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN DI RS PELNI
PETAMBURAN TAHUN 2013
No Ruang Hasil NAB
Pengukuran
1 Perawatan Pasien Kenanga 45, 85 dBA 45 dBA

2 Ruang Pencucian dan Pemerasan 62,985 dBA 85 dBA


Linen
3 Ruang Pengeringan Linen 62,21 dBA 85 dBA

4 Ruang Genset No 5 (125 KVA) 80,03 dBA 85 dBA


Ruang Teratai

Sumber: Data Primer, RS Pelni Petamburan Jakarta Barat Tahun 2013


Analisa Hasil
Ruang Perawatan Pasien Kenanga Ruang Pencucian dan Pemerasan Linen
Kepmenkes Pengukuran kebisingan di ruang
No.1204/MENKES/SK/X/2004 pencucian dan pemerasan
menetapkan standar kebisingan
untuk ruang perawatan pasien linen Rumah Sakit Pelni
adalah 45 dBA. Hasil Petamburan sudah memenuhi
pengukuran, belum persyaratan Kepmenkes
memenuhi standar. No.1405/MENKES/SK/XI/2002
Disebabkan oleh kebisingan yang tentang Persyaratan Kesehatan
berasal dari pengunjung yang
Lingkungan Kerja Perkantoran
terdapat di ruangan tersebut dan
pintu masuk keluar yang selalu dan Industri.
terbuka menyebabkan kebisingan
dari luar ikut terdengar
Ruang Genset No 5 (125 KV) Ruang
Ruang Pengeringan Linen Teratai

Pengukuran kebisingan di Pengukuran kebisingan di


ruang pengeringan linen ruang genset No.5 (125
Rumah Sakit Pelni KVA) Ruang Teratai Rumah
Petamburan sudah Sakit Pelni Petamburan
memenuhi persyaratan sudah memenuhi
Kepmenkes persyaratan Kepmenkes
No.1405/MENKES/SK/XI No.1405/MENKES/SK/XI/
/2002 tentang 2002 tentang Persyaratan
Persyaratan Kesehatan Kesehatan Lingkungan
Lingkungan Kerja Kerja Perkantoran dan
Perkantoran dan Industri. Industri.
Kesimpulan Saran

Untuk pengukuran Ruang Perawatan Kenanga


kebisingan, lokasi yang 1. Ruang pintu perawatan
belum memenuhi diupayakan tidak sering
terbuka
persyaratan Kepmenkes
2. Jumlah pengunjung di ruang
No.1204/MENKES/SK/X/ perawatan usahakan tidak
2004 tentang terlalu banyak agar tidak
Persyaratan Kesehatan mengganggu istirahat pasien
Lingkungan Rumah Sakit 3.Pengaturan tata letak ruangan
adalah di Ruang sedemikian rupa sehingga
Perawatan Kenanga kamar dan ruangan
memerlukan suasana tenang
terhindar dari kebisingan.
2. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN
DAN HALAMAN RUMAH SAKIT
Hasil Identifikasi
Lingkungan RS Pelni dilengkapi pagar yang aman dan kuat

Batas yang jelas

Rambu parkir

Penerangan

Kawasan bebas banjir dan bebas rokok

Lubang penerima air masuk

Drainase lancar ,ditutup teralis agar sampah tidak ikut


Tempat parkir kurang bersih, sampah daun berserakan, tetapi tempat
sampah cukup
pipa air minum dan pipa limbah tidak bersilangan, aman, dan
terlindungi dengan baik.

lantai kedap air, tidak licin, berwarna terang,kemiringan yang cukup,


mudah dibersihkan,dilengkapi dengan karpet antislip.

Dinding kuat,rata,berwarna terang dan tidak menggunakan cat yang


mengandung logam berat.

Menggunakan ventilasi alam dan ventilasi mekanik (Fan, AC Exhauster)

Atap kuat, tidak menjadi perindukan vektor dan memiliki penangkal


petir.

Konstruksi langit-langit kuat dan tinggi lebih dari 2,7 m.


Pintu kuat dan cukup untuk dilewati oleh pengunjung. Lalu lintas
antar ruangan dilengkapi dengan petunjuk ruangan dan pintu
darurat, serta di dalam lift dilengkapi dengan alarm suara.

Ruang perawatan umum terdapat 8 tempat tidur 1 kamar mandi.


Kamar mandi dipisah untuk unit rawat inap dan karyawan.

Toilet bagi pengunjung dapat dijangkau dan terdapat petunjuk


ruangan. kondisi toilet memiliki lantai dan dinding mudah
dibersihkan, berwarna terang, kuat dan kedap air
Analisa Hasil Kesimpulan
 Hasil checklist mengenai
Secara umum sudah cukup baik
penyediaan air bersih
dikategorikan BAIK (100%). dan sebagian besar sudah
 Ruangan – ruangan di RS Pelni sesuai dengan Kepmenkes
sudah cukup baik sesuai No.1204/MENKES/SK/X/2004
Kepmenkes No. baik dari segi konstruksi
1204/MENKES/SK/X/2004 bangunan, lantai, dinding,
 Di pengelolaan linen, kondisi langit atap dan langit – langitnya
– langit dan dinding kotor, langit –
sudah sesuai standar.
langit berlubang dan terkelupas.
 Area parkir dapat menampung Halaman parkir rumah
mobil karyawan dan pengunjung. sakit, masih belum
 Hasil checklist mengenai konstruksi
bangunan dikategorikan BAIK (97
memenuhi standar
%)
Saran
Halaman Rumah Sakit
• Di tempatkannya petugas kebersihan di
halaman parkir
• Menambah unit tempat sampah di halaman
parkir
• Memperbaiki aspal yang tidak merata supaya
tidak ada genangan sewaktu hujan
3. PENYEHATAN MAKANAN DAN
MINUMAN
Hasil Identifikasi

Instalasi gizi berada di gedung belakang (gedung


lama) di dekat pengolahan linen.

Tenaga penjamah memakai APD


lengkap(seragam, masker, sarung tangan,
apron, dan penutup kepala serta sepatu
tertutup)

Tenaga penjamah tidak memakai perhiasan, jam


tangan, atau aksesoris lainnya
• Bahan makanan terpisah
• Pada penyimpanan bahan makanan basah (segar)
dengan lemari khusus (suhu ditentukan)
Makanan
• Untuk bahan makanan kering disimpan di gudang
• Pemakaian bahan makanan yang disimpan
Bahan
menggunakan system FIFO (First In First Out)
• Penyimpanan paling lama dari subuh sampai malam
Penyimpanan
hari.
• Untuk bahan makanan ikan, ayam, daging, sayur –
b.
sayuran dan buah – buahan hanya digunakan sekali
pakai
• bahan makanan didapat dari supplier
• Bahan makanan yang masuk diperiksa
Makanan
terlebih dahulu kualitas fisiknya Bahan
• bahan makanan dipilih sesuai jenisnya.
• Ditimbang lalu dicek dan disesuaikan
a. Pemilihan
dengan data pesanan
(Pendistribusian)
• Pengangkutan makanan menggunakan troli yang
tertutup untuk dibawa ke dapur yang ada disetiap
Makanan
ruangan e. Pengangkutan
• Sebelum makanan disimpan, diadakan pengecekan Makanan
terlebih dahulu oleh ahli gizi. Jika sudah memenuhi
syarat, maka makanan dipacking dalam keadaan
d. Penyimpanan
tertutup
• Tenaga penjamah akan mengolah bahan makanan
sesuai dengan data yang telah mereka terima. Bahan Makanan
• Sebelum melakukan pengolahan alat pengolahan c. Pengolahan
dicuci dan disiram air panas terlebih dahulu sebelum
digunakan
• Sistem pembagian makanan yang ada di RS
Pelni ada 2 macam,
• Sentralisasi: Pembagian makanan dipusatkan
didapur pengolahan, penyajian makanannya
Makanan
langsung pada masing – masing alat makanan
perorangan.
Penyajian
• Desentralisasi : Pembagian makanan dalam
jumlah besar untuk masing – masing ruanagan
f.
kemudian dibagikan kea lat makan masing –
masing pasien di dapur masing – masing
ruangan
Analisa Hasil

Sudah baik

• Penjamah (memiliki sertifikat sehat yang diperoleh dari hasil


uji rectal swab yang dilakukan setiap setahun sekali)
• Perilaku penjamah sudah memiliki sikap baik (pemakaian APD
yang lengkap dengan menggunakan masker)
• Cara penyimpanan bahan makanan kering (tidak menempel
pada lantai dan langit – langit. Untuk penyimpanan bahan
makanan basah, suhunya sudah sesuai dengan jenis bahan
makanan )

Hasil checklist penyehatan makanan dan minuman di


Rumah Sakit Pelni dikategorikan BAIK ( 97 %)
Kesimpulan
Pengolahan makanan dan minuman di Rumah
Sakit Pelni sudah baik karena:
• sesuai dengan 6 prinsip Hyginie dan Sanitasi
Makanan
• penjamah makanan memiliki sertifikat dan
menjalani pemeriksaan seperti usap tangan dan
rectal swab setiap tahunnya sesuai dengan yang
terdapat dalam Kepmenkes
No.1204/MENKES/SK/X/2004
4. PENYEDIAAN AIR BERSIH
Hasil Identifikasi
b. Kuantitas Air Bersih c. Kualitas Air Bersih
a. Sumber Air Bersih
(Hasil Terlampir) (Hasil Terlampir)
• Berasal dari PDAM • Rata – rata • dilakukan
dan Deep Well penggunaan air pemeriksaan secara
(Sumur dalam) yang bersih di RS Pelni kimiawi dan
ditampung dalam adalah 330 m3/hari. bakteriologi setiap 6
bak penampungan buan sekali
air bersih (Ground • Dalam pemeriksaan
Tank) air bersih tersebut,
• Kemudian pihak RS Pelni
didistribusikan ke bekerjasama
seluruh bagian dengan
Rumah Sakit untuk Laboratorium PAM
digunakan. Jaya
Analisa Hasil
• PerMenKes RI Nomor 416 tahun 2010
tentang Persyaratan Air Bersih dan
• Berdasarkan data hasil
KepMenKes Nomor pengujian air bersih sudah
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang baik secara fisik, kimia dan
syarat-syarat dan pengawasan kualitas
air minum mikrobiologi karena telah
• Penyediaan air bersih sudah baik
karena ditangani Perusahaan Daerah
memenuhi standar
Air Minum (PDAM). maksimal air bersih
• Penggunakan air sumur (deep well) menurut KepMenKes
yang ditampung dalam bak 907/MENKES/SK/VII/2002
penampungan sebagai sumber air
bersih. • Hasil checklist mengenai
• Pengukuran air bersih dilakukan setiap penyediaan air bersih di
enam bulan sekali. Sampel diambil
Rumah Sakit Pelni
pihak KAN (Komite Akreditasi Nasional)
dan dilaporkan kepada Menkes. dikategorikan BAIK ( 100 %)
Kesimpulan
Penyediaan air bersih di RS Pelni telah dilakukan sesuai
standart prosedur operasional dan sudah memadai kebutuhan.

Memiliki 2 sumber air bersih, yaitu dari PT PAM Jaya dan sumur
dalam atau deep well.

Dilakukan pengawasan setiap hari dan pengurasan ground tang


setiap 6 bulan sekali.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium PAM Jaya masih di bawah


baku mutu (hasil terlampir).
5. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
( SAMPAH MEDIS, NON MEDIS DAN B3)
Hasil Identifikasi
a. Sampah Medis b. Sampah Non – Medis (domestik)
 Tempat sampah telah dilapisi dengan plastic
berwarna kuning dan box safety. • Tempat sampah telah dilapisi plastic
 Tempat sampah medis tersedia dalam setiap berwarna hitam.
ruangan (ruang rawat, lab, ruang operasi, koridor • Sampah non – medis berasal dari
ruang rawat, dan lain – lain).
sampah kering, sisa-sisa makanan, botol
 Sampah medis berasal dari potongan – potongan
jaringan tubuh kain kassa bekas pakai, sarung
– botol minuman, dan lain-lain.
tangan, alat kesehatan, diapers dan pembalut, • Tempat sampah disediakan sesuai
bag (darah,CAPD, urin), botol infuse, flakon dengan kebutuhan tiap ruangan.
injeksi disposable, tree way, abocath masuk
• Sampah non-medis dijadikan satu lalu
dalam box safety
 Sampah medis di TPS dilakukan penimbangan akan dibawa ke TPS dan dilakukan
dan pencatatan oleh petugas TPS dan Sanitasi RS. pemilahan oleh petugas kebersihan di
 RS Pelni tidak memiliki incenerator. Maka TPS.
bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu dengan • TPS memiliki satu container yang
PT. ARAH Environmental Indonesia dalam dilengkapi dengan penutup, sampah
mengelola dan memusnahkan sampah medis
tersebut akan diangkut bersama kontainernya
 Rata-rata per hari 150 kg sampai dengan 185 kg oleh pihak ke 3 yaitu PT. SOR ( Sangkala
Obor Raya ) menuju TPA
c. Sampah B3
 Di TPS sampah B3 berada pada ruangan
tersendiri (disamping ruang limbah medis non-
B3).
Dilakukan pemisahan terhadap limbah B3 yaitu
sampah aki, baterai, gelas kaca, dan lampu
Untuk penanganan limbah B3 RS Pelni juga
bekerjasama dengan PT. ARAH Environmental
Indonesia
Analisa Hasil
A. Sampah Medis B. Sampah Non-Medis (domestik)
• Berdasarkan Kepmenkes No. • Berdasarkan Kepmenkes No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang 1204/MENKES/SK/X/2004
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
tentang Persyaratan Kesehatan
• Pengelolaan sampah medis diawali
Lingkungan Rumah Sakit
dengan proses pengumpulan sampah • Sudah memenuhi syarat.
yang ditempatkan diwadah yang dilapisi Karena telah dilakukan
kantong kuning, dan untuk benda tajam pemilahan antara sampah
ditempatkan ke dalam box obor safety.
basah dan kering, baik dalam
• Berdasarkan data sekunder rata- rata
hal pewadahan maupun TPS
volume sampah per hari 150 kg sampai
dengan 185 kg. • RS Pelni bekerjasama dengan
• RS Pelni tidak menggunakan insenerator, pihak ketiga, yaitu dengan PT.
namun bekerjasama dengan pihak ketiga SOR. Sampah non medis
yaitu PT. ARAH Environment. (domestic) dibuang ke TPA
Kesimpulan Saran
• Pengelolaan dan
pemantauan limbah padat
Melakukan
di rumah sakit pelni pengawasan
sudah memenuhi terhadap
syarat sesuai KEPMENKES penggunaan APD
Nomor.1204/MENKES/SK/X/ pada petugas
2004 tentang Pesyaratan
Kesehatan Lingkungan
cleaning service
Rumah Sakit dalam mengangkut
• Berdasarkan hasil pantauan sampah medis dan
hasil pembuangan limbah non medis serta B3
padat menggunakan jasa
pihak ketiga
6. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Hasil Identifikasi
RS Pelni memiliki dua UPL (Unit Pengelolaan Limbah)

UPL 1 di bagian belakang rumah sakit (depan ruang merak) dan UPL 2 berada di depan
rumah sakit (depan halaman parkir RS Pelni).

Kapasitas UPL 1 adalah 70 m3/hari untuk menampung debit limbah 57 m3/hari yang
beroperasi selama 24jam/hari sedangkan kapasitas UPL 2 adalah 150 m 3/hari untuk
menampung debit limbah UPL 2 124 m3/hari yang juga beroperasi selama 24 jam/hari.

Dalam perawatan dan pemantauan UPL RS Pelni bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu
dengan PT. Fransa Ritirta.

Limbah berasal dari ruang operasi, ruang perawatan, poliklinik, air buangan yang
digunakan di laboratorium, air ruang instalasi gizi, limbah cair hasil sanitasi ruangan,
limbah laundry dan limbah dari toilet.
RS Pelni melakukan pemeriksaan air setiap 3 bulan sekali sesuai
Peraturan Gurbernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 tentang
pengelolaan air limbah domestic Dan KepMenLH no 582 tahun 1995
tentang Baku mutu limbah chair rumah sakitsakit.

Setiap hari dilakukan pemeriksaan swapantau limbah cair yang terdiri dari
debit outlet, pH dan suhu air (hasil terlampir).

Hasil pengolahan limbah cair tersebut didistribusikan dan digunakan


untuk menyiram tanaman, kolam ikan, dan air mancur yang ada di
lingkungan RS Pelni.

Kondisi UPL dalam keadaan baik dan terawat. Tidak menimbulkan bau,
memiliki pagar pembatas sehingga tidak membahayakan pengunjung
Analisa Hasil Kesimpulan
• Berdasarkan data sekunder, • Untuk pengelolaan dan
output hasil uji air limbah di UPL pemantauan kualitas limbah cair
1 dan 2 pada tanggal 2 Juli 2013 yang selalu rutin dilakukan
• Sudah memenuhi KEPMENLH
memenuhi
yaitu Nomor kep-582/MENLH/12/1995
syarat Keputusan Menteri • Perawatan dan pengoperasiannya
bekerjasama dengan pihak ketiga
Lingkungan Hidup No. Kep-
(PT Fransa Ritirta), tapi
582/MENLH/12/1995 dan
pengawasan tetap dilakukan oleh
limbah cair terolahnya
Rumah Sakit Pelni (bagian
digunakan untuk penyiraman
sanitasi dan pertamanan).
tanaman.
• Berdasarkan pemeriksaan air
• Hasil checklist mengenai
limbah yang dilakukan oleh
pengolahan limbah cair Rumah
laboratorium BPLHD masih
Sakit Pelni dikategorikan BAIK
dibawah baku mutu (hasil
( 100 %)
terlampir)
7. PENGELOLAAN LINEN (LAUNDRY)
Hasil Identifikasi
 RS Pelni bekerjasama dengan pihak ketiga, yaitu dengan PT. Clean Up.
 Lokasi ruang laundry jauh dari ruang perawatan pasien, sehingga bising
yang ditimbulkan tidak sampai terdengar ke ruang perawatan.
 Jalur masuk linen kotor bersebelahan dengan jalur keluarnya makanan
dari instalasi gizi.
 Keadaan di ruang laundry terlihat sudah baik, namun masih ditemukan
genanagan air disekitar mesin cuci
 Mesin cuci dan alat pengering linen menimbulkan suara
bising,berpotensi mengakibatkan gangguan pendengaran pada
pekerja.
 Perilaku pekerja tidak menggunakan APD berupa earplug.
 Ditemukan beberapa pekerja yang tidak memakai APD lengkap seperti
sarung tangan dan masker.
Alur
Pengelolaan
Linen
Analisa Hasil
Jalur masuk linen kotor bersebelahan dengan jalur keluarnya makanan dari
instalasi gizi tidak terlalu begitu membahayakan.

• Karena troli pembawa linen kotor sudah dilapisi dengan penutup seperti
plastic dan atau kain, serta pada makanan keluar dari instalasi gizi juga
selalu ditutup rapat dengan menggunakan penutup atau plastic penutup.
Serta jalur pembuangan limbah makanan dan linen berbeda jalur, jadi tidak
ada kontaminasi silang atau pertemuan limbah dari linen dan insralasi gizi.

Pengelolaan linen sudah baik.

Petugas pengelola linen juga diberikan peraturan tegas untuk menggunakan


APD secara lengkap agar tidak terjadi penularan penyakit dari pasien berupa
infeksi nosokominal.
Kesimpulan Saran
 Sudah baik karena antara linen • Pada proses pencucian dan pengeringan
infeksius dan non – infeksius sebaiknya pekerja selalu menggunakan
dipisahkan dan linen infeksius APD secara lengkap, salah satunya yaitu
earplug
langsung didesinfeksi terlebih
• Pada troli pemindahan linen sehabis
dahulu di dalam bak desinfeksi,
dicuci menuju ke pemerasan hendaknya
dapat mencegah penularan
troli pengangkut juga dilapisi plastic atau
penyakit dan infeksi nosokominal. pelapis yang anti bocor agar air yang
 Angka kebisingan di Ruang Linen masih ada dalam linen sehabis dicuci
sudah memenuhi persyaratan tidak menetes ke lantai.
dalam Kepmenkes • Bagi pihak rumah sakit dan pihak ketiga
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang yang bekerja sama dengan RS Pelni
Persyaratan Kesehatan Lingkungan dalam pengelolaan linen sebaiknya
Kerja Perkantoran dan Industri. melakukan pengukuran kebisingan di
ruang tersebut. Karena pada ruang
 Namun, Pekerja yang bertugas ada
tersebut kemungkinan banyak pekerja
beberapa yang tidak menggunakan yang terpapar kebisingan. Sehingga
APD seperti masker, earplug dan dapat mencegah terjadinya Penyakit
sarung tangan secara lengkap Akibat Kerja (PAHK) pada pekerja.
8. PENGENDALIAN VEKTOR DAN
BINATANG PENGGANGGU
Hasil Identifikasi
Pengendalian vektor dan Kegiatannya antaralain:
binatang pengganggu di • Treatment Space
RS Pelni bekerjasama Spraying(ULV)
dengan pihak ketiga • Treatment Hot Fogging
yaitu dengan
• Pemeriksaan Jentik
PT. ISS Indonesia. Nyamuk (Hasil
Pengendalian vektor terlampir)
dan binatang
• Penangkapan Tikus
Analisa Hasil Kesimpulan
• Sudah cukup baik, Sudah baik, namun masih
karena pihak RS dapat dijumpai vektor
bekerjasama dengan PT. seperti lalat dan kucing yang
ISS mungkin dikarenakan
Rumah Sakit berdekatan
• Terlihat dari pemakaian dengan pemukiman
pintu kasa pada instalasi penduduk. Tetapi secara
gizi untuk mencegah keselurahan vektor dan
masuknya vektor dan binatang pengganggu
tersebut tidak mengancam
binatang pengganggu.
kesehatan manusia karena
jumlah tidak banyak dan
tidak mengganggu.
9. DESINFEKSI DAN STERILISASI (CENTRAL
STERILE SUPPLY DEPARTMENT / CSSD)
Hasil Identifikasi
• Meliputi kepentingan internal • Di ruang sterilisasi terdapat
RS Pelni berupa memenuhi dua autoclave, tetapi hanya
alat instrument steril atau satu yang sering digunakan.
bahan steril di RS Pelni, • karenakan salah satu
antara lain: kamar operasi, autoclave merupakan
emergency, ICU, ICCU, CVCU, keluaran lama.
rawat inap, poliklinik, • Autoclave tersebut hanya
penunjang medis dan ruang digunakan jika diperlukan.
bayi. • Petugas yang bertugas di
• Ruang sterilisaasi memiliki bagian desinfeksi dan
ruangan khusus. sterilisasi sudah memakai
• Alur masuk dan alur keluar pakaian khusus disertai APD
peralatan pun berbeda. yang lengkap.
10. PENYEHATAN UDARA
Hasil Identifikasi
Pemantauan Kualitas Bakteri Udara
(Hasil Terlampir)
Berdasarkan data sekunder hasil pengujian
bakteri udara di beberapa ruangan, menyatakan
bahwa positif terdapat Staphylococcus sp. di
ruangan IGD 2 serta ruang ICU Barat.
Dari semua ruangan yang dilakukan pengujian
semua ruangan positif terdapat jamur.
Analisa Hasil
• Berdasarkan • Dan berdasarkan data
Kepmenkes No. hasil pengujian semua
1204/MENKES/SK/VII/2 ruangan positif jamur,
004 tentang Persyaratan • Mungkin dikarenakan
Kesehatan Lingkungan kurang terjaganya
Rumah Sakit mengenai personal hygiene
penyehatan udara perawat atau pasien
sudah dilakukan dengan dan sampah medis yang
baik. menyebabkan bakteri
cepat berkembang biak.
Kesimpulan Saran
• Pengelolaan dan pemantauan • Bagi pihak rumah sakit,
kualitas udara dalam ruangan sebaiknya memperhatikan
berjalan dengan baik, karena kualitas udara di beberapa
banyaknya ruang terbuka hijau ruangan. Karena dari data
(RTH) di lingkungan rumah sekunder yang ada masih
sakit sehingga udara terasa ditemukan bakteri
segar, tetapi masih ditemukan Staphylococcus sp. pada
jamur di semua ruangan dan beberapa ruangan dan masih
bakteri Staphylococcus sp. terdapat jamur pada semua
pada beberapa ruangan. ruangan yang diujikan.
• Rumah Sakit Pelni juga telah • Untuk tenaga medis yang
melakukan pemeriksaan bertugas di ruangan tersebut
bakteri udara setiap tahunnya. hendaknya memperhatikan
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
11. HASIL PENGUKURAN
KUESIONER
A.KUESIONER TERHADAP PETUGAS
CLEANING SERVICE
1. Tingkat Pendidikan Petugas cleaning
service
JUMLAH

44% SD
SLTP
SLTA
56% AKADEMI
PERGURUAN TINGGI

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


2. Pengetahuan
TABEL 4.11.1.2
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENGETAHUAN
PETUGAS CLEANING SERVICE TERHADAP PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN
2013
No Penilaian Jumlah Responden Presentase

1 Kurang 2 22,2 %

2 Cukup 3 33,3 %

3 Baik 4 44,5 %

Jumlah 9 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


3. Sikap
TABEL 4.11.1.3
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN SIKAP PETUGAS
CLEANING SERVICE TERHADAP PENGELOLAAN
SAMPAHRUMAH SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN
2013
No Penilaian Jumlah Responden Presentase

1 Kurang - -

2 Cukup - -

3 Baik 9 100 %

Jumlah 9 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


4. Tindakan
TABEL 4.11.1.4
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINDAKAN PETUGAS
CLEANING SERVICE TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN 2013
No Penilaian Jumlah Presentase
Responden
1 Kurang - -

2 Cukup 1 11,1 %

3 Baik 8 88,9 %

Jumlah 9 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


B. KUESIONER TERHADAP PETUGAS
PENGELOLA LINEN
1. Tingkat Pendidikan Pengelola linen
Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013

JUMLAH
4.5
4
3.5
3
2.5
2
Axis Title
1.5
1
0.5
0
SD SLTP SLTA AKADEMIK PERGURUAN
TINGGI
2. Pengetahuan
TABEL 4.11.2.2
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENGETAHUAN
PETUGAS PENGELOLA LINEN TERHADAP PENGELOLAAN
LINEN RUMAH SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN 2013
No Penilaian Jumlah Responden Presentase

1 Kurang - -

2 Cukup - -

3 Baik 5 100 %

Jumlah 5 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


3. Sikap
TABEL 4.11.2.3
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN SIKAP PETUGAS
PENGELOLA LINEN TERHADAP PENGELOLAAN LINEN RUMAH
SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN 2013
No Penilaian Jumlah Responden Presentase

1 Kurang - -

2 Cukup - -

3 Baik 5 100 %

Jumlah 5 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


4. Tindakan
TABEL 4.11.2.4
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINDAKAN PETUGAS
PENGELOLA LINEN TERHADAP PENGELOLAAN LINEN RUMAH
SAKIT DI RS PELNI PETAMBURAN TAHUN 2013
No Penilaian Jumlah Responden Presentase

1 Kurang - -

2 Cukup - -

3 Baik 5 100 %

Jumlah 5 100 %

Sumber: Data terolah hasil kuesioner, 2013


D. HASIL KUESIONER TERHADAP TENAGA
PENGELOLA (PENANGGUNG JAWAB) RUMAH SAKIT
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan penanggung
jawab pengelola Rumah Sakit Pelni Petamburan
 RS Pelni memiliki program dalam • Alat – alat yang digunakan pihak ketiga dalam
pengelolaan linen serta pengelolaan pengelolaan linen yaitu ada timbangan linen,
Kebersihan rumah sakit (cleaning service), mesin pencuci, mesin pemeras, mesin
yaitu bekerjasama dengan pihak ketiga. pengering, mangel (1,2), setrika uap, dan rak –
 Pengelolaan linen ialah dengan PT. Clean rak yang tersedia untuk meletakan linen
Up bersih sesuai ruangan.
 Pengelolaan kebersihan rumah sakit • Alat – alat yang digunakan dalam program
(cleaning service) ialah dengan Koperasi, kebersihan rumah sakit (cleaning service)
BPI, dan ISS. antara lain tersedia stick mop, steam mop,
 Semua kegiatan sudah dilakukan di Rumah pad brush,mesin poles, ember, sapu, kantong
Sakit Pelni Petamburan dalam plastic sampah,wiper glass,lobby duster,
pengelolaan linen dan kebersihan rumah vacuum cleaner
sakit (cleaning service) yaitu sesuai • Setiap alat selalu dilakukan pengecekan ketika
dengan program yang telah dibuat pihak sebelum dan sesudah digunakan.
ketiga. • Sekitar pk 14.00 para cleaning service selalu
 Pihak ketiga mencatat setiap hasil dari berkumpul di kantor perhotelan yang terletak
setiap kegiatan, dan pihak rumah sakit di bagian belakang rumah sakit Pelni untuk
mendapatkan pelaporan penanggung breafing dan evaluasi kegiatan.
jawaban dari hasil kegiatan tersebut.
Kendala
Kendala yang dihadapi sejauh ini tidak banyak
terjadi, karena pengawasan dan pelaopran
dilakukan dengan rutin, hanya mungkin
kendala pada para petugas yang sering kali
tidak menggunakan apd sebagaimana
fungsinya seperti disediakan masker, tetapi
tidak dipakai sesuai fungsinya.
Analisa Hasil
Cleaning Service Laundry
• Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan • Dari hasil kuesioner yang
didapatkan hasil sikap dan tindakan telah disebarkan
petugas cleaning service dalam melakukan
pengelolaan sampah rumah sakit
didapatkan hasil
tergolong sudah baik, sedangkan pengetahuan, sikap,
pengetahuan petugas cleaning service dan tindakan dalam
mengenai pengelolaan sampah rumah
sakit tergolong cukup.
mengelola linen rumah
• Apabila membandingkan hasil pengolahan sakit tergolong baik.
kuesioner dengan pengamatan yang masih
terdapat petugas yang kurang
memperhatikan APD

Anda mungkin juga menyukai