Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh
dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat
untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang
pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi
Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada
individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota
profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan , ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif
yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar selalu
berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk
mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan
singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk
menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan
parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap.
Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi.

B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari di susunnya buku pedoman pelayanan rawat inap Saraf RSUD Tgk. Chik
Ditiro sigli ini adalah untuk menata ruang rawat inap agar dapat meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
1
dan teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang di berlakukan,
dan harapan masyarakat.

C. RUANG LINGKUP
1. Pasien rawat inap
2. Pasien umum
3. Pasien jaminan asuransi
4. Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN )

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan rawat inap adalah semua keterangan tentang pelayanan yang tersedia di
Ruang rawat inap
2. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
3. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman.

E. LANDASAN HUKUM
Instalasi/Ruang rawat inap di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi Kualifikasi Pengalaman


Pelatihan
Jabatan Pendidikan Kerja
Pelatihan BTCLS
Pelatihan manajemen bangsal
Kepala Ruang
Pelatihan penatalaksanaan
Rawat Inap Ners Min 2 tahun
ruang isolasi
Pelatihan penanggulangan
infeksi
Pelatihan Basic Life Support
Pelatihan penatalaksanaan
Koordinator
Ners /D III Keperawatan Min 2 tahun ruang isolasi
Ruangan
Pelatihan penanggulangan
infeksi
Pelatihan Basic Life Support
Perawat Pelatihan penatalaksanaan
Penanggungjawab Ners /D III keperawatan Min 2 tahun ruang isolasi
Ruangan Pelatihan penanggulangan
infeksi
Perawat pelaksana Ners /D III keperawatan Pelatihan Basic Life Support

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di Ruang saraf adalah ruang perawatan yang terdiri dari 1 lantai dan 14
kamar dengan rincian 1 kamar dokter, 1 kamar pemeriksaan EEG, 1 kamar perawat, 1 kamar
Tindakan, 1 kamar pencampuran obat, dan 9 kamar rawat . Di ruangan juga terdapat nurse
station yang merupakan tempat para perawat jaga stanby.

C. PENGATURAN JAGA
1. Penetapan jam kerja
Hari kerja manajemen adalah 5 (lima) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja
standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani
masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja manajemen.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu
selama 40 jam dalam satu minggu dengan 5 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja
3
melebihi jam kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan
lembur perusahaan.
Pengaturan tenaga kerja di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli berdasarkan shift dan non shift
dapat dibawah ini :
1. Karyawan shift
Senin-Minggu
Shift Pagi : 08.00-14.00
Shift Siang : 14.00-20.00
Shift Malam : 20.00-08.00
2. Karyawan non shift
Senin-Jum’at : 08.00 - 16.45
Sabtu : 08.00 – 14.00

2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Saraf RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang
tanggung jawab sebagai :
1. Kepala Ruang Rawat Inap : 1 orang
2. Koordinator Perawat : 1 orang
3. PPJA : 5 orang
4. Perawat Pelaksana : 13 orang
5. ADM : 4 orang
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
Kepala Ruang : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.45
Koordinator Perawat : Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.45
PPJA : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
ADM : Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.45

4
BAB III
STANDAR FASLITAS

A. DENAH RUANG

TERAS

Kamar Kamar
Dokter
11 33 66 88 99
Tindakan

G
P U
I
N
GANG D
A
T N
u G

Nurse Station

Ruang
Pencampuran K. PERAWAT 2 45 5 7 EEG
Obat

TERAS
B. STANDAR FASILITAS
JENIS BARANG KEADAAN
NO. JUMLAH BAIK RUSAK KET
MEDIS
1 2 3 4 5 6
1. Bak Instrumen 2 1
2. EKG 1 1
3. Emergency Set 1
4. Gunting Verban 1
Gunting Aff
-
5. Heacting
6. Instrumen Trolley -
7. Kursi Roda 1
8. Lemari Pasien 20
9. Lemari Obat 1
10. Nierbekken -
11. Nebulizer 1
12. Printer 1
13. Reflek Hammer 1
14. Suction Pump 1
15. Statescope 2
16. Seprei 20
17. Syiringe Pump 2
18. Tempat Tidur 20
19. Tilam Busa 20 15 5
20. Timbangan Dewasa 1
21. Tiang Infus 16 10 6
22. Tensi Meter 2 1 1
23. Tromol Khas Steril - - -
24. Troley obat 1 1
25. Thermometer 1 1
26. Tempat Giling obat 1 1
27. Tabung Oxygen 11 11
28. Bad Transfer - -

JENIS BARANG NON KEADAAN


NO. JUMLAH KET
MEDIS BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6
1 Air Phone 1
2 AC 13 10 3
3 Jam Dinding 1 1
4 Kulkas 1 1
5 Komputer 2 2
6 Kursi Futura 6 5 1
7 Kipas Angin - - -
8 Meja 5 4
9 Printer 1 1
10 Lemari Kayu 1
11 Lemari Besi 1
12 Loker Perawat 1
13 Lemari Komputer -

BAB IV
6
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP


1. Pasien datang bersama perawat pengantar
2. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri, antar
dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman
3. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan nomor
tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
4. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
5. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya sesuai
program dokter yang merawat.
6. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan meninggalkan
pasien untuk melakukan serah terima
7. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
8. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
9. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/Poli pada daftar obat pasien rawat inap dan
diparaf oleh perawat yang memberikan/mengantar
10. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
11. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan
buatkan form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
12. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien baru
13. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
14. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
15. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan atau DPJP memberitahu ada pasien
baru bila perlu
16. Lakukan dokumentasi
17. Apabila biaya pasien ada penjamin, bubuhkan stempel (BPJS/SKTM) pada formulir:
Catatan Perawat, Catatan terintegrasi,Daftar Obat,Resep, Formulir Pemeriksaan
penunjang,Surat Persetujuan tindakan, Surat Ijin Pulang, Formulir ceklis Pre dan
Post Operasi.

B. PERAWATAN PASIEN RAWAT INAP


7
1. Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 2 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
2. Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap
3. Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus ditegakkan diagnosa pasti. Pada hari
kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah pasien
sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang diharapkan tidak
sesuai, maka kapelwat koordinasi dengan kepala Instalasi Rawat Inap untuk
berkomunikasi denga DPJP
4. Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
5. Jam kunjung pasien pukul :
Senin/Sabtu : Siang Pukul 12.00-14.00 WIB, Sore/Malam Pukul 17.00-21.00 WIB
Minggu/Hari Libur : Pagi Pukul 11.00-14.00 WIB, Sore/Malam Pukul 17.00-21.00
WIB
6. Pengunjung Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan.

C. PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP


1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang nota layanan, pengisian assuransi bila ada, dan
tanyakan waktu kontrol pasien Kembali.
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan, pasien/keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri.
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter.
4. Pastikan ke pasien atau keluarga tentang kesiapan pasien / keluarga untak perawatan
dirumah.
5. Bila pasien/keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan : resep
pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat pasien, nota
layanan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga yang memberikan wewenang
dan antarkan masing-masing berkas tersebut ke unit yang bersangkutan.
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan juga
keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan edukasi sesuai
kebutuhan.
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance.
8. Tuliskan semua persiapan pulang pada formulir pesanan pulang dengan lengkap dan
jelas: obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila ada dan
lain-lain.
8
9. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah terima
dengan pasien/keluarga yang menerima.
10. Berikan survey kepuasan kepada pasien/kelurga untuk di isi.
11. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang.
12. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan.
13. Beritahu kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan.
14. Lakukan dokumentasi

D. RUJUKAN PASIEN RAWAT INAP


1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter konsulen jaga
2. Perawat rawat inap melaporkan ke SOD bahwa ada pasien rencana rujuk
3. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
4. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
5. Hubungi RS yang akan dituju beritahukan diagnosa medis pasien, keadaan umum,
kesadaran, ruangan/alat yang dibutuhkan
6. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
7. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
8. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
9. Laporkan perubahan/perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses rujukan
10. Kepala ruangan/PJ shift menunjukan minimal satu orang perawat sebagai pendamping
pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien pasien bisa seorang dokter
11. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter jaga
12. Perawat melakukan ceklis format rujuk untuk cek kelengkapan
13. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada, dan
apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan
14. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
15. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyampaikan administrasi di
rumah sakit.
16. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
17. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
18. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
19. Besok harinya hubungi rumah sakit rujukan untuk menanyakan kondisi pasien.
9
E. TRANSPORTASI PASIEN RAWAT INAP
1. Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
2. Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas pemeriksaan
yang tidak ada
3. Pemindahan pasien antar ruangan sesuai SPO pemindahan pasien
4. Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa kondisi
pasien/ hemodinamik sudah stabil

10
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan obat dan alat kesehatan/alkes meliputi pemesanan, pengambilan dan pencatatan
obat/ alkes untuk pasien-pasien rawat inap.
Mekanisme pengadaan obat dan alat medis di rawat inap adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat
2. Lembaran stok obat
3. Buku keluar/ masuk alat
4. Buku inventaris alat
5. Blangko pemesanan obat dan alkes
6. Setiap hari petugas/auxillary pagi mengantar alkes yang terpakai untuk disterilkan dan
mengambil kembali setelah di sterilkan untuk disimpan pada tempatnya.
7. Pemesanan alat kesehatan dilakukan oleh perawat penanggung jawab dinas pagi setiap
hari Kamis dengan mengisi blanko pemesanan alkes yang ditandatangani Kepala
Ruang/Koordinator perawat dengan jumlah yang sesuai kebutuhan, kecuali bila jatuh
pada hari libur, pemesanan dilakukan sehari sebelumnya.
8. Pengadaan alat umum
9. Petugas rawat inap membuat permintaan kebagian Gudang, dengan mengisi Formulir
Pengambilan Barang yang ditandatangani oleh Ka Ruang Rawat Inap
10. Formulir diserahkan ke Bagian Gudang
11. Pengadaan alat-alat kesehatan

11
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap.
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inapyang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inapharus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan pasien,
harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun gelang
identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi harus
sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat, tabung
oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
a. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien
b. Insidens pasien jatuh.
12
c. Insidens kejadian infus blong.
d. Insiden infeksi nosokomial/ plebitis
e. Insidens kesalahan pemberian obat.
f. Insidens kesalahan cara pemberian obat.
g. Insidens kesalahan persiapan operasi.
h. Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamtan kerja di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


1. Setiap petugas medis maupun nonmedis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,yaitu:
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/ alaskaki
tertutup, celemk, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien, yaitu:
darah, urin, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, misalnya : memasang kateter, menyuntik menjahit luka, memasang infus, dll
2. Mencuci tangan enam langkah dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien.
3. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
4. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
5. Menggunakan baju kerja yang bersih
6. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV/AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung
c. COVID-19
Kewaspadaan standar karyawan/petugas Instalasi Rawat Inap dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah Cuci tangan. Cuci tangan
14
dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama + 5 menit, yaitu
dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.Hal ini dilakukan
sebelum dan sesudah memeriksa pasien.

d. Memakai masker N95 atau minimal masker badan


e. Menggunkan pelindung wajah/kacamata goggle
f. Menggunakan apron
g. Menggunakan sarung tangan
h. Menggunakan pelindung kaki.

15
16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan Ruang Rawat Inap Saraf sebagai berikut :
1. Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis
2. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
3. Kepatuhan Identifikasi Pasien
4. Kejadian PAPS
5. Ketidakpatuhan Pendokumentasian Asesmen Nyeri
6. Kematian Pasien ≥48 jam
7. Kepatuhan Pelaksaan TBAK

CONTOH REKAPITULASI INDIKATOR UNIT KERJA RUANG RAWAT INAP NEUROLOGI

Total
(N/D)
Unit yang Periode
No Nama Indikator Target Capaian Analisa
Diukur Laporan
18

87

1 Ketepatan Jam NEUROLOGI 100% 1 Bulan 100.00% Tantangan:


Visite Dokter 1. DPJP hampir mencapai target yang telah di tentukan.
Spesialis 28 2. Ada DPJP yang tidak visite pada hari libur.

Upaya:
Monitoring tetap dilakukan terhadap jadwal visite DPJP.
28

87

17
0

Tantangan:
Tidak adanya pengadaan kelengkapan atribut pengurangan
0 resiko jatuh diperlengkpan yaitu segitiga kuning dan gelang
Pengurangan kuning
2 Risiko Pasien NEUROLOGI 100% 1 Bulan 0,00% Upaya:
Jatuh 1.Mengusulkan atau mengumpulkan kelengkapan atribut,yaitu
segitiga kuning dan gelang kuning
2.Monitoring dan evaluasi terhadap upaya pengawasan
28 pengurangan resiko jatuh

Tantangan:
Kepatuhan Petugas sudah melakukan identifikasi kepada seluruh pasien
3 Identifikasi NEUROLOGI 100% 1 X Bulan 77,41% Upaya:
Pasien 24 1.Monitoring tetap dilakukan terhadap petugas yang melakukan
upaya identifikasi pasien untuk mempertahankan hasil.

28

Tantangan:
1 Petugas sudah memberikan edukasi sesuai dengan anjuran
4 Kejadian PAPS NEUROLOGI ≤1% 1 X Bulan 1.14% DPJP.
Upaya:
Petugas Tetap memberikan Edukasi dengan berbagai metode.
87

Ketidakpatuha Tantangan:
5 n NEUROLOGI 1 X Bulan 3 16.00% 1. Adanyan petugas yang tidak melakukan dokumentasi
5%
Pendokumenta Assesment Nyeri.
sian Asesmen Upaya:
18
1. Sosialisasi dan memonitoring petugas untuk melengkapi
pendokumentasian assesment nyeri.
Nyeri 50
2. Evaluasi kepatuhan pendokumentasian Assesment
Nyeri.

Tantangan:
2 Pesien yang masuk sudah dalam keadaan K/U jelek.
Kematian
6 NEUROLOGI 0,24% 1 X Bulan 2,29% Upaya:
Pasien ≥48 jam
Petugas selalu siap sedia menangani pasien dengan K/U jelek
sesuai SOP, sebagai upaya memperpanjang harapan hidup
pasien.

87
41
Tantangan:
1. DPJP hampir mencapai target yang telah di tentukan.
Kepatuhan 2. TBAK tidak dilakukan pada hari libur yang seharusnya juga
7 Pelaksaan NEUROLOGI 100% 1 X Bulan 67,21% dilakukan visite.
TBAK 66
Upaya:
Monitoring tetap dilakukan terhadap jadwal TBAK DPJP.

19
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Ruang Rawat Inap Saraf di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli sesuai
dengan tujuannya, seluruh petugas yang berkaitan dengan pelayanan pasien di ruang saraf ini
mengetahuinya, dan mengacu pada pedoman ini, diharapkan mempergunakannya sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di ruangan.
Demikian pedoman pelayanan Rawat Inap Saraf ini disusun. Kami mengajak semua
pihak yang bekerja di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli untuk dapat bersama-sama membina dan
mengembangkan sistem pelayanan di Instalasi Rawat Inap Saraf . Semua petugas baik tenaga
medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelanggaraan pelayanan pasien
diruangan hendaknya selalu menaati kententuan yang telah digariskan di dalam buku pedoman
ini.

20

Anda mungkin juga menyukai