Anda di halaman 1dari 13

Pedoman Pelayanan Ranap

BAB 1

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia. Dengan
tema ini,  pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi
pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial  mereka dalam memberikan pelayanan
yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar  profesionalisme, sehingga
diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan
kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi Namun keberhasilan
dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha
bersama dari semua staf serta  partisipasi dari seluruh anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan , pengobatan, perawatan ,
ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.

Standar yang dikembangkan  dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat
seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar selalu berhubungan dengan
mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan
yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan –harapan singkat


ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk menjamin
mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan parameter untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya. Dalam
penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan  yang akan terjadi
dalam upaya meningkatkan mutu layanan.

Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan  keperawatan di Rawat Inap . Standar
sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar digunakan
terutama pada tiga proses evaluasi   yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.

 TUJUAN PEDOMAN

Tujuan dari di susun nya buku pedoman pelayanan Instalasi rawat inap RS Permata Bekasi
ini adalah untuk menata Instalasi rawat inap agar dapat meningkatkan kemampuan dan mutu
pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,
perubahan peraturan perundang-undangan yang di berlakukan, dan harapan masyarakat.
 RUANG LINGKUP

1. Pasien rawat jalan


2. Pasien rawat inap
3. Pasien umum
4. Pasien jaminan asuransi
5. Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN )
o BATASAN OPERASIONAL

 Pelayanan rawat inapadalah semua keterangan tentang pelayanan yang tersedia di


Instalasi rawat inap
 Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
 Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman.

 LANDASAN HUKUM

Instalasi rawat inap di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus terselenggara
sesuai dengan :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang  Rumah Sakit.


2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal
rumah sakit.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Manajer Pelayanan Medis

Kepala Instasi Rawat Inap

Kepala Pelayanan Keperawatan Rawat Inap

Penanggungjawab Ruangan

Pelaksana

2.2 HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN


2.3 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Pengalaman
Kualifikasi Jabatan Kualifikasi Pendidikan Pelatihan
Kerja
Pelatihan penatalaksanaan
pasien Terminal

Penanggulangan pasien
infeksi
Kepala Instalasi Dokter Min 2 tahun
Pelatihan ATLS

Pelatihan manajement rawat


inap
Pelatihan BTCLS

Pelatihan manajemen
Kepala Pelayanan
bangsal
Keperawatan
Rawat Inap Ners/ D3 Keperawatan Min 2 tahun
Pelatihan penatalaksanaan
ruang isolasi
 
Pelatihan penanggulangan
infeksi
Perawat Ners /D III Min 2 tahun Pelatihan Basic Life Support
Penanggungjawab keperawatan/Kebidanan
Ruangan  Pelatihan penatalaksanaan
ruang isolasi
Pelatihan penanggulangan
infeksi
Ners /D III keperawatan/
Perawat pelaksana   Pelatihan Basic Life Support
Kebidanan

1. Penetapan jam kerja

Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. RS Permata Bekasi merupakan rumah sakit
yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan
dengan jam kerja perusahaan.

Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh
unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam
dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam kerja
standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur perusahaan.

Pengaturan tenaga kerja di RS Permata Bekasi berdasarkan shift dan non shift dapat dibawah
ini :

1. Karyawan shift

Senin- Minggu

Shift I : 07.30-14.30

Shift II : 14.00-21.00

Shift III : 21.00-07.30

1. Karyawan non shift

Senin-jum’at    : 08.00 - 16.00

Sabtu : 08.00 – 12.00

2. Kuantitas SDM

Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RS Permata Bekasi berdasarkan shift. Tenaga
kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah  yang memegang tanggung jawab sebagai :

1. Kepala InstalasiRawat Inap : 1 orang


2. Kepala Pelayanan Keperawatan : 1 orang
3. Perawat PJRuangan : 3 orang
4. Perawat pelaksana : 31  orang
5. Auxilliary :3  orang

Tenaga kerja di unit Rawat Inap  ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :

 Kepala instalasi : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00


 Ka Pelayanan Keperawatan :Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00  – 16.00
 Perawat PJ Ruangan : Senin s.d Jumat dimulai pukul 08.00  – 16.00

1. Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan


2. Auxilliary : Bekerja sesuai dengan shift pagi dan sore

BAB III

STANDAR FASLITAS

3.1 Denah Ruang (terlampir)

3.2 Standar Fasilitas

1. Standar Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap


2. Pemberian pelayanan di rawat inap
3. Dokter penaggung jawab pasien rawat inap
4. Ketersediaan pelayanan rawat inap
5. Jam praktek  dokter spesialis
6. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat kecacatan/
kematian
7. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien >48 jam setelah masuk rawat inap
8. Pelaporan pasien TBC di rawat inap  yang di tangani dengan strategi DOTS
9. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap
10. Standar Minimal Sarana dan Prasarana Instalasi Rawat Inap
11. Tempat tidur
12. Over bed table
13. Bed side
14. Ac
15. Televisi
16. Penggantian linen setiap pagi
17. Standar Minimal Peralatan Instalasi Rawat Inap
18. Oksigen
19. Kursi roda
20. Infuse pump
21. Syringe pump
22. Spigmomanometer
23. Stetoskop
24. Timbangan badan
25. Emergency Kit
26. Trolley tindakan
27. Trolley obat
28. Set ganti balutan
29. Sarana Kerja Inventaris
30. Meja kerja
31. Kursi
32. Komputer

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Penerimaan Pasien Rawat Inap

1. Pasien datang bersama  perawat pengantar


2. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri, antar
dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman
3. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan nomor
tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
4. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
5. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya sesuai
program dokter yang merawat.
6. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan meninggalkan
pasien untuk melakukan serah terima
7. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
8. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
9. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap dan
diparaf oleh perawat yang memberikan/  mengantar
10. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat  sesuai dengan
instruksi dokter.
11. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan buatkan
form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
12. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien baru
13. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
14. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
15. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan atau DPJP memberitahu ada pasien
baru bila perlu
16. Lakukan dokumentasi
17. Apabila biaya pasien ada penjamin, bubuhkan stempel ( BPJS/ SKTM ) pada formulir
: Catatan Perawat, Catatan terintegrasi,Daftar Obat,Resep, Formulir Pemeriksaan
penunjang,Surat Persetujuan tindakan, Surat Ijin Pulang, Formulir ceklis  Pre dan Post
Operasi

4.2 Perawatan pasien Rawat Inap

 Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 2 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
 Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap

 Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus  ditegakkan diagnosa pasti. Pada hari
kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah pasien
sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang diharapkan tidak
sesuai, maka kapelwat koordinasi dengan kepala Instalasi Rawat Inap untuk
berkomunikasi denga DPJP
 Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
 Jam kunjung pasien pukul  :
 00 – 13.00
 00 – 19.00
 Pengunjung  Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan

4.3 Pemulangan Pasien Rawat Inap

1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang nota layanan, pengisian assuransi bila ada, dan
tanyakan waktu kontrol pasien kembali
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan , pasien / keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter
4. Pastikan ke pasien atau keluarga tentang kesiapan pasien / keluarga untak perawatan
dirumah
5. Bila pasien / keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan : resep
pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat pasien,
nota layanan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga yang memberikan
wewenang dan antarkan masing - masing berkas tersebut ke unit yang bersangkutan
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan juga
keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan edukasi sesuai
kebutuhan
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance
8. Setelah persiapan pasien selesai, tanyakan ke tata rekening apakah pasien sudah bisa
menyelesaikan administrasi
9. Tuliskan semua persiapan pulang pada formulir pesanan pulang dengan lengkap dan
jelas : obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila  ada
dan lain - lain
10. Bila dari tata rekening sudah siap anjurkan kelurga pasien untuk menyelesaikan
administrasi di tata rekening
11. Setelah ada bukti pelunasan, lakukan identifikasi pasien kemudian serah terima obat
pulang dll sesuai dengan persiapan yangb sudah dituliskan di formulir persiapan
pulang. Beritahu pasien / keluarga untuk menelepon ke RSPB sebelum kontrol;
12. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah terima
dengan pasien  / keluarga yang menerima
13. Berikan survey kepuasan kepada pasien / kelurga untuk di isi
14. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang
15. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan
16. Beritahu ke  bagian pendaftaran kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan
17. Lakukan dokumentasi

4.4 Rujukan Pasien Rawat Inap

1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter konsulen jaga
2. Perawat rawat inap melaporkan ke SOD bahwa ada pasien rencana rujuk
3. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
4. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
5. Hubungi RS yang akan dituju beritahukan diagnosa medis pasien, keadaanumum,
kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan
6. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
7. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
8. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
9. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses rujukan
10. SOD / kepala ruangan / PJ shift menunjukan minimal satu orang perawat sebagai
pendamping pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien pasien bisa seorang
dokter
11. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam  perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter jaga
12. Perawat melakukan ceklis format rujuk untuk cek kelengkapan   
13. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada,
dan apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan  
14. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
15. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyampaikan administrasi di
rumah sakit Permata Bekasi .
16. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
17. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
18. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
19. Besok harinya hubungi rumah sakit rujukan untuk menanyakan kondisi pasien

4.5 Transportasi pasien rawat Inap

 Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
 Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas pemeriksaan
yang tidak ada
 Pemindahan pasien antar ruangan  sesuai SPO pemindahan pasien
 Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa
kondisi pasien/ hemodinamik  sudah stabil

BAB V

LOGISTIK

Pengelolaan obat dan alat kesehatan / alkes meliputi pemesanan, pengambilan dan pencatatan
obat/ alkes untuk pasien-pasien rawat inap.

Mekanisme pengadaan obat dan alat medis di rawat inap adalah sebagai berikut:

1. Persiapan alat
2. Lembaran stok obat
3. Buku keluar/ masuk alat
4. Buku inventaris alat
5. Blangko pemesanan obat dan alkes
6. Setiap hari petugas / auxillarypagi mengantar alkes yang terpakai untuk disterilkan
dan mengambil kembali setelah di sterilkan untuk disimpan pada tempatnya.
7. Pemesanan alat kesehatan dilakukan oleh perawat penanggung jawab dinas pagi
setiap hari Senin dengan mengisi blanko pemesanan alkes yang ditandatangani
KepalaPelayanan perawat / PJ ruang  rawat dan Manager Keperawatan  inap dengan
jumlah yang sesuai kebutuhan, kecuali bila jatuh pada hari libur, pemesanan
dilakukan sehari sebelumnya.
8. Pengadaan alat umum :
9. Petugas rawat inapmembuat permintaan kebagian Gudang, dengan mengisi Formulir
Pengambilan Barang yang ditandatangani oleh Ka Instalasi Rawat Inap
10. Formulir diserahkan ke Bagian Gudang
11. Pengadaan alat-alat kesehatan :
12. Bagian Gawat Darurat mengajukan permintaan barang dengan mengisi formulir
permintaan barang. Formulir tersebut terlebih dahulu diajukan kepada Kepala
Departemen Pelayanan untuk diketahui, dipertimbangkan, dan disetujui serta
ditandatangani oleh Ka. Instalasi gRawat Inapdan Manajer
13. Permintaan barang yang telah disetujui oleh ManagerPelayanan, selanjutnya diajukan
kepada Tim untuk dipertimbangkan dan pengesahan
14. Tim pengadaan melakukan negoisasi penawaran harga untuk mendapat kesepakatan
harga dengan pemasok
15. Tim pengadaan memberi perintah kepada bagian / petugas pembelian,untuk membeli
barang – barang sesuai kebutuhan bagian yang meminta. Dalam hal kebutuhan barang
– barang rutin yang telah dilakukan perjanjian kerjasama, maka pembelian dapat
langsung di lakukan ke pemasoknya, setelah ada pengesahan dari Tim Pengadaan.
16. Bagian / petugas pembelian melakukan transaksi atas pembelian barang – barang
sesuai permintaan baik untuk barang – barang rutin atau barang – barang yang non
stock.

 
1. Pemasok mengantar barang ke RS Permata Bekasi  sesuai pesanan dan barang
tersebut diterima oleh bagian, Petugas Gudang memeriksa apakah barang – barang
tersebut sesuai dengan pesanan baik jenis maupun jumlah pesanan.
2. Kemudian bagian gudang mendistribusikan barang kepada bagian rawat inap.
3. Untuk pengambilan barang di gudang yang sudah diajukan, Petugas rawat
inapmelakukan prosedur pada permintaan alat – alat umum diatas.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGERTIAN

Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

 TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.


2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inapyang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidka diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inapharus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan pasien,
harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun gelang
identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi harus
sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat, tabung
oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :

 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien


 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insiden infeksi nosokomial/ plebitis
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.

11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien. 

          BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 PENGERTIAN

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

1. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamtan kerja di RS Permata Bekasi


2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.2         TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN

1. Setiap petugas medis maupun nonmedis menjalankan prinsip pencegahan


infeksi,yaitu:

 Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.


 Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/ alaskaki tertutup,
celemk, dll)  terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien, yaitu: darah, urin,
dll.
 Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada,
mis :

memasang  kateter, menyuntik menjahit luka, memasang infus, dll

 Mencuci tangan enam langkah dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.

1. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius


2. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :

 Dekontaminasi dengan larutan klorin


 Pencucian dengan sabun
 Pengeringan

3. Menggunakan baju kerja yang bersih

4.Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :

 HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)


 Flu burung

Kewaspadaan standar karyawan / petugas Instalasi Rawat Inap  dalam menghadapi penderita


dengan dugaan flu burung adalah :

 Cuci tangan  

Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama + 5 menit,
yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.

 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memriksa penderita.


 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunkan pelindung wajah / kacamata goggle
 Menggunakan apron
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki.
 Hepatitis B/ C( sesuai prinsip pencegahan infeksi)
 TBC

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan  Ruang Rawat Inap sebagai berikut :
 Angka kejadian infeksi pemasangan infuse tidak boleh lebih dari 2 %
 Angka kejadian infeksi pemakaian kateter urine 0%
 Angka kejadian infeksi luka operasi 0%
 Angka kejadian pasien jatuh 0%
 Angka kejadian dekubitus 0%
 Angka kejadian kesalahan identifikasi  0%

BAB IX

PENUTUP

 Demikian buku pedoman pelayanan Rawat Inap ini disusun. Kami mengajak semua pihak
yang bekerja di RS Permata Bekasi untuk dapat bersama-sama membina dan
mengembangkan sistem pelayanan di Instalasi Rawat Inap . Semua petugas baik tenaga
medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan penyelanggaraan pelayanan
gawat darurat hendaknya selalu menaati kententuan yang telah digariskan di dalam buku
pedoman ini.

Anda mungkin juga menyukai