PAREPARE
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
D. BATASAN OPERASIONAL
Untuk membantu lebih mengarah ke pemahaman tentang isi buku ini, perlu di buat
batasan istilah penting yang terkait dengan kerangka Pelayanan perawatan anak di
Instalasi Rawat Inap RS Dr Sumantri.
3
Batasan oprasional di bawah ini merupakan batasan istilah, baik dari sumber buku
Pedoman Standar Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit dan sarana Kesehatan
tahun 1998-1999 maupun dari sumber-sumber lain yang di pandang sesuai dengan
kerangka konsep pelayanan yang tertuang dalam buku ini, sebagai berikut:
1. Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit dan Sarana pelayanan kesehatan lainnya
adalah pelayanan berkesinambungan sebagai tindak lanjut dari proses
keperawatan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan dan kesehatan pada
umumnya sehingga dapat ditemukan diagnosa yang tepat guna memberikan terapi
yang tepat guna.
2. Standar minimal pelayanan perawatan anak adalah suatu kemampuan yang
minimal dimiliki di Instalasi rawat inap dalam proses keperawatan. Adapun standar
pelayanan minimal rawat inap perawatan anak sebagai berikut :
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat
kecacatan / kematian.
e. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setelah masuk rawat
inap.
f. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.
g. Pelaporan adanya kejadian tertusuk jarum / terpajan benda tajam dan benda
B3 lainnya.
3. Pelayanan Sekunder adalah suatu pelayanan perawatan anak yang memberikan
standar pelayanan rawat inap yang lebih tinggi. Yang mendukung peran Rumah
Sakit sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran dan keperawatan.
E. LANDASAN HUKUM
Seksi Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit TK 14.07.02 Dr. Sumantri Kota Parepare
merupakan bagian yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
4
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
9. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
10. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
11. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
12. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
15. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
16. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
17. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
18. Undang-Undang Nomoor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
21. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
5
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksakan Daerah.
24. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang
Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI TENAGA
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Sumantri berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Perawatan anak saat ini berjumlah 18 Orang. Yang
memegang tanggung jawab sebagai berikut :
Tenaga kerja di unit Perawatan anak ini, bekerja dengan jadwal sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan :Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 Wita – 14.00 Wita
2. Wakil kepala Ruangan :Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00Wita – 14.00 Wita
3.Perawat Pelaksana :Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.
C. PENGATURAN JAGA
Rumah Sakit Dr.Sumantri merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama 24
jam sehari untuk melayani masyarakat umum. Karyawan bekerja secara shift dengan
waktu kerja yang di atur secara mandiri oleh unit kerja Perawatan anak
7
1. Batas keterlambatan karyawan maksimal 30 menit dari dimulainya jadwal shift.
2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan
tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
3. Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan
Kepala Ruangan atau Katim.
1. Kepala Ruangan
Senin – Sabtu : 07.00 Wita – 14.00 Wita
2.Wakil Kepala Ruangan
Senin – Sabtu : 07.00 Wita – 14.00 Wita
3.Perawat Pelaksana
Senin – Minggu
Shift I : 08.00 Wita – 14.00 Wita
Shift II : 14.00 Wita – 21.00 Wita
Shift III : 21.00 Wita – 08 .00 Wita
BAB III
8
STANDAR FASILITAS
Lantai
KB KB I
KLS
KLS KLS KLS VIP.B II.B
III.B I.B 1.C
WC
Ruang
WC Perawat
KLS KLS
III.A I.A VIP.A KLS
II.A
2. Perawatan Anak
Bangunan Rawat Inap Perawatan Anak Rumah Sakit Dr. Sumantri terletak di
lantai 2 Gedung Rumah Sakit, yang terdiri dari ruang, ruang Nurse station, ruang
administrasi, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih, kamar mandi /
toilet, Ruang rawat inap ada 9 kamar , masing-masing kamar terdiri kls III tempat
tidur 10, kelas 2 tempat tidur 8, kelas 1 tempat tidur 6, kelas vip 1 tempat tidur 1.
9
Standar Unit kerja Rawat Inap Perawatan Anak Rumah Sakit Dr. Sumantri
meliputi Ruang rawat pasien, ruang kepala ruangan, ruang nurse station, ruang
administrasi, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih, kamar
mandi/toilet. Adapun kondisi Perawatan Anak, terdiri dari :
10
B. STANDAR FASILITAS
3. Termometer Ada
5. Nebulizer Ada
7. Tourniket Ada
9. Tabung O2 Ada
10 O2 sentral Ada
18 Urinal Ada
19 Laken Ada
21 Pispot Ada
11
26. Kursi Roda Ada
28.
3. FasilitasRuangRawatInap
12
1. Anak Tempat Tidur Pasien Ada 9 Kamar Rawat
Bantal
Tiang Infus
AC
Remote AC
Kamar Mandi / Toilet
Gayung
Keset
Kunci Kamar
Tempat Sampah
Pengharun Ruangan
C. PEMELIHARAAN ALAT
a.Kalibrasi alat
untuk menjamin tingkat keakuratan fungsi alat
b. Pemeliharaan Rutin
adalah proses pemeliharaan kondisi agar tetap berfungsi sesuai standar dengan
cara pembersihan dirauangan atau ruangan CSSD
c. perbaikan atas kerusakan alat
adalah prosedur perbaikan alat apabila ada alat rusak dengan cara :
1 .Pelaporan ke IPSRS
2. IPRS keruangan untuk mengecek kondisi alat
3. Buatkan BAP apabila alat ruask ddan perlu perbaikan lebih lanjut di IPSRS
4. Prosedur keruangan penyerahan kembali dengan IPSRS apabila kondisi
alat sudah dinyatakan Baik dan sudah siap untuk digunakan lagi
5. apabila kondisi alat sudah rusak berat dibuatkan tanda penyerahan ke
direktur melalui kasi Pembinaan dan pengedalian keperawatan
13
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Adapun jenis pelayanan rawat Inap yang ada di perawatan Anak di antaranya :
1. Pemeriksaaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala.
3. Edukasi pasien oleh perawat atau dokter.
4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
14
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
7. Tindakan Medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
8. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien
dan instruksi dokter spesialis.
9. Pelayanan Unit Tranfusi Darah.
10. Pemberian Surat Rujukan.
11. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.
B. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan
konsultasi ke dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi
konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter
konsulan.
15
BAB V
LOGISTIK
Prosedur penggantian alat kesehatan dan obat yang telah digunakan sebagai berikut:
1. Alat yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep rangkap 1 pink.
2. Obat-obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan dibuat resep oleh
dokter, sedangkan alkes ditulis oleh perawat pada form alkes.
3. Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian
farmasi
4. Bila alat kesehatan dan obat yang sudah disiapkan oleh bagian farmasi,
diserahkan ke perawat rawat inap.
18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesmen resiko, identifikasi dan pengelolahan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.
Adapun Sasaran Keselamatan Pasien Terdiri Dari 6 Poin Antara Lain:
1. Ketepatan Identifikasi Pasien.
19
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di Waspadai
4. Kepastian Tepat – Lokasi, Tepat – Prosedur, Tepat – Pasien Operasi
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindak lanjut
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insden dengan mengisi formulir laporan
insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung, paling lambat 2 x 24
jam, jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor.
(Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor / Kepala
bagian / instalasi / departemen / unit, ketua komite medis / ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap
insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk intervensi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut :
a. Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
b. Grade Hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu.
c. Grade Kuning : intervensi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim
KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
d. Grade Merah : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh
tim KP di RS, watu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
insiden dilaporkan ke tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan memganalisa kembali hasil investigasi dan insiden untuk
menentukan apakah perlu investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa masalah / Root
Cause Analysis (RCA).
20
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi
untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety alert” untuk
mencegah kejadian berulang.
10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.
11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada
unit terkait.
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing.
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS.
BABVII
KESELAMATAN KERJA
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit
adalah tempat kerja yang termasuk kategori seperti tersebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luat rumah sakit.
21
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warga negara berhaatas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkingkan pekerjaan berada dalam kondisi yang sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan matabat
manusia.
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
2. Agar-agar faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja daat
diglongkan pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja
3. Peranan dan kualitas manajemen.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila:
22
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan kerja Petugas Kesehatan:
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGERTIAN
24
Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan peningkatan
mutu tersebut.
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medik
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan di Perawatan Anak Rumah Sakit Dr.Sumantri.
2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien,
25
perawat, kepala perawat dan seluruh anggota tim.Ronde Keperawatan minimal
dilakukan sekali setahun di ruang perawatan rawat inap/rawat jalan.
1. Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada catatan
keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya.
2. Monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan dan di
dokumentasikan.
3. Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety dan dicatat 1 x 24 jam dan
dilaporkan kepada Kasie Keperawatan di akhir bulan.
4. Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien.
5. Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien.
26
2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan
Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :
a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di
bidang keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO
rotasi mutasi, SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat
untuk melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang
pelaksanaan pelayanan keperawatan
3. Standar Etika Profesi Keperawatan
Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan
dan kebidanan di Rumah Sakit.
1. asesmen awal rawat inap medis lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap.
Sumber data /area survei data statistic rekam medik rawat inap
monitoring ceklis asesmen Keperwatan
Pj pengumpul data koordinator dan penanggung jawab ruang rawat
2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap
BAB IX
PENUTUP
29
Demikian pedoman ini kami susun dengan harapan mudah-mudahan dapat dijadikan
acuan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Dr.Sumantri, baik
untuk perencanaan program kerja, kebijakan, standar pengorganisasian pelayanan,
standar praktek keperawatan maupun standar logistik keperawatan.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman pelayanan ini masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.
Ditetapkan di parepare
Pada tanggal
karumkit TK.IV 14.07.02 Dr. Sumantri
30