Anda di halaman 1dari 30

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14 04 02

RUMAH SAKIT TK IV 14 07 02 DR. SUMANTRI

PEDOMAN PELAYANAN PERAWATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK 14.07.02 DR.SUMANTRI

PAREPARE
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh


dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis
tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang
berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat
tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi
dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan,
pengobatan, perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan
singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu.
Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif
dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan
yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan
proses dan harapan yang akan terjadi dlam upaya meningkatkan mutu pelayanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap.
Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas.
Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri,
inspeksi dan akreditasi.

2
B. TUJUAN PEDOMAN

1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien Anak dengan spesialisasi penyakit
di antaranya Penyakit Dalam, Bedah, Saraf, THT, Kul-Kel,dan Gigi yang meliputi :

1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.


2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
3. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
5. Tindakan medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter spesialis.
7. Pelayanan tranfusi darah.
8. Pemberian surat rujukan.
9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

D. BATASAN OPERASIONAL

Untuk membantu lebih mengarah ke pemahaman tentang isi buku ini, perlu di buat
batasan istilah penting yang terkait dengan kerangka Pelayanan perawatan anak di
Instalasi Rawat Inap RS Dr Sumantri.

3
Batasan oprasional di bawah ini merupakan batasan istilah, baik dari sumber buku
Pedoman Standar Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit dan sarana Kesehatan
tahun 1998-1999 maupun dari sumber-sumber lain yang di pandang sesuai dengan
kerangka konsep pelayanan yang tertuang dalam buku ini, sebagai berikut:
1. Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit dan Sarana pelayanan kesehatan lainnya
adalah pelayanan berkesinambungan sebagai tindak lanjut dari proses
keperawatan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan dan kesehatan pada
umumnya sehingga dapat ditemukan diagnosa yang tepat guna memberikan terapi
yang tepat guna.
2. Standar minimal pelayanan perawatan anak adalah suatu kemampuan yang
minimal dimiliki di Instalasi rawat inap dalam proses keperawatan. Adapun standar
pelayanan minimal rawat inap perawatan anak sebagai berikut :
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat
kecacatan / kematian.
e. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setelah masuk rawat
inap.
f. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.
g. Pelaporan adanya kejadian tertusuk jarum / terpajan benda tajam dan benda
B3 lainnya.
3. Pelayanan Sekunder adalah suatu pelayanan perawatan anak yang memberikan
standar pelayanan rawat inap yang lebih tinggi. Yang mendukung peran Rumah
Sakit sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran dan keperawatan.

E. LANDASAN HUKUM
Seksi Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit TK 14.07.02 Dr. Sumantri Kota Parepare
merupakan bagian yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

4
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
9. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
10. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
11. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
12. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
15. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
16. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
17. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
18. Undang-Undang Nomoor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
21. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.

5
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksakan Daerah.
24. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang
Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berikut ini adalah kualifikasi SDM di unit kerja Perawatan Anak adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Tenaga


.
1. Kepala Ruangan 1
Wakil Kepala S1 Keperawatan
2. 1
Ruangan + Ners
SI Keperawatan
Perawat 6
3. + Ners
Pelaksana 11
DIII Keperawatan

B. DISTRIBUSI TENAGA
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Dr.Sumantri berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Perawatan anak saat ini berjumlah 18 Orang. Yang
memegang tanggung jawab sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan : 1 Orang


2. Wakil Kepala Ruangan : 1 Orang
3. Perawat Pelaksana : 17 Orang

Tenaga kerja di unit Perawatan anak ini, bekerja dengan jadwal sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan :Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 Wita – 14.00 Wita
2. Wakil kepala Ruangan :Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00Wita – 14.00 Wita
3.Perawat Pelaksana :Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.

C. PENGATURAN JAGA
Rumah Sakit Dr.Sumantri merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama 24
jam sehari untuk melayani masyarakat umum. Karyawan bekerja secara shift dengan
waktu kerja yang di atur secara mandiri oleh unit kerja Perawatan anak

Adapun tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :

7
1. Batas keterlambatan karyawan maksimal 30 menit dari dimulainya jadwal shift.
2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan
tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
3. Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan
Kepala Ruangan atau Katim.

Pengaturan tenaga kerja di Perawatan Anak berdasarkan shift di bawah ini :

1. Kepala Ruangan
Senin – Sabtu : 07.00 Wita – 14.00 Wita
2.Wakil Kepala Ruangan
Senin – Sabtu : 07.00 Wita – 14.00 Wita
3.Perawat Pelaksana
Senin – Minggu
Shift I : 08.00 Wita – 14.00 Wita
Shift II : 14.00 Wita – 21.00 Wita
Shift III : 21.00 Wita – 08 .00 Wita

BAB III
8
STANDAR FASILITAS

A. DENAH PERAWATAN ANAK


1. Denah Ruangan

WC PERAWATAN ANAK Ruang Lantai


perawat II

Lantai
KB KB I

KLS
KLS KLS KLS VIP.B II.B
III.B I.B 1.C

WC
Ruang
WC Perawat

KLS KLS
III.A I.A VIP.A KLS
II.A

2. Perawatan Anak
Bangunan Rawat Inap Perawatan Anak Rumah Sakit Dr. Sumantri terletak di
lantai 2 Gedung Rumah Sakit, yang terdiri dari ruang, ruang Nurse station, ruang
administrasi, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih, kamar mandi /
toilet, Ruang rawat inap ada 9 kamar , masing-masing kamar terdiri kls III tempat
tidur 10, kelas 2 tempat tidur 8, kelas 1 tempat tidur 6, kelas vip 1 tempat tidur 1.

9
Standar Unit kerja Rawat Inap Perawatan Anak Rumah Sakit Dr. Sumantri
meliputi Ruang rawat pasien, ruang kepala ruangan, ruang nurse station, ruang
administrasi, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen bersih, kamar
mandi/toilet. Adapun kondisi Perawatan Anak, terdiri dari :

a. Ruang Pasien Rawat Inap.


Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan
secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang Perawatan Anak RS Dr.
Sumantri

b. Ruang kepala Ruangan, Ruang Nurse Station,dan Ruang Administrasi.


Untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan pasien di Ruang utama, ke tiga
ruangan tersebut dijadikan tiga dalam satu ruang perawat (nurse station).
Ruangan ini dilengkapi meja kursi, tempat arsip, telepon, komputer, AC.
Kegiatan di ruangan ini meliputi : Serah terima pasien baru dan pulang,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan
persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun persetujuan tindakan
bedah).
c. Tempat Loker.
Tempat loker di ruang anak digunakan untuk penyimpanan obat pasien.
d. Tempat Linen Kotor.
Tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kotor yang telah digunakan di ruang
rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry). Tempat linen kotor di ruang
Perawatan Anak berupa ember besar dan tutupnya.
e. Tempat Linen Bersih.
Tempat untuk menyimpan bahan-bahan bersih yang akan digunakan di ruang
rawat inap. Linen bersih tersebut ditempatkan di dalam lemari dekat nurse
station.
f. Kamar Mandi / Toilet.
Di ruang Perawatan Anak terdapat 9 Kamar mandi pasien yang setiap hari
dibersihkan oleh petugas cleaning service. Karena tiap kamar pasien tersedia 1
kamar mandi.

10
B. STANDAR FASILITAS

1. Standar Minimal Peralatan di Rawat Inap

No. Peralatan Medis Keterangan


1. Stetoskop Ada

2. Tensi Meter Ada

3. Termometer Ada

4. Pen Light/ Senter Ada

5. Nebulizer Ada

6. Standar infuse Ada

7. Tourniket Ada

8. Tongue Spatel Ada

9. Tabung O2 Ada

10 O2 sentral Ada

11. Tromol Ada

12. Troli Ada

13. Gunting Ada

14 Bak Instrumen Ada

15. Bengkok Ada

16 Lampu Pembaca Rontgen Ada

17 Kulkas Penyimpanan Obat Ada

18 Urinal Ada

19 Laken Ada

20 Tempat Tidur Pasien Ada

21 Pispot Ada

23. Baskom Mandi Tidak ada

24. Box Infus Ada

11
26. Kursi Roda Ada

27. Lampu UV Ada

28.

2. Sarana Kerja di Ruang Perawatan Anak

No. Sarana Kerja Keterangan


1. Kalkurator Ada
2. Kipas Angin Tidak ada
3. Televisi Ada
4. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
5. Pesawat Telepon Ada
6. File Catatan Keperawatan Ada
7. Buku Folio Ada
8. AC Ada
9. Lemari/Cabinet Ada
10. Kursi Ada
11. Loker Penyimpanan Obat Ada
12. Meja Komputer Ada
13. Peralatan Infus Ada
14. Jam Dinding Ada
15. Kotak Kunci Ada
16. Tempat Sampah Ada

3. FasilitasRuangRawatInap

No. Ruangan Fasilitas Keterangan


Rawat

12
1. Anak Tempat Tidur Pasien Ada 9 Kamar Rawat
Bantal
Tiang Infus
AC
Remote AC
Kamar Mandi / Toilet
Gayung
Keset
Kunci Kamar
Tempat Sampah
Pengharun Ruangan

C. PEMELIHARAAN ALAT

a.Kalibrasi alat
untuk menjamin tingkat keakuratan fungsi alat
b. Pemeliharaan Rutin
adalah proses pemeliharaan kondisi agar tetap berfungsi sesuai standar dengan
cara pembersihan dirauangan atau ruangan CSSD
c. perbaikan atas kerusakan alat
adalah prosedur perbaikan alat apabila ada alat rusak dengan cara :
1 .Pelaporan ke IPSRS
2. IPRS keruangan untuk mengecek kondisi alat
3. Buatkan BAP apabila alat ruask ddan perlu perbaikan lebih lanjut di IPSRS
4. Prosedur keruangan penyerahan kembali dengan IPSRS apabila kondisi
alat sudah dinyatakan Baik dan sudah siap untuk digunakan lagi
5. apabila kondisi alat sudah rusak berat dibuatkan tanda penyerahan ke
direktur melalui kasi Pembinaan dan pengedalian keperawatan
13
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Adapun jenis pelayanan rawat Inap yang ada di perawatan Anak di antaranya :
1. Pemeriksaaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala.
3. Edukasi pasien oleh perawat atau dokter.
4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.

14
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
7. Tindakan Medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
8. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien
dan instruksi dokter spesialis.
9. Pelayanan Unit Tranfusi Darah.
10. Pemberian Surat Rujukan.
11. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

B. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan
konsultasi ke dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi
konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter
konsulan.

C. Indikasi dan prosedur pemeriksaan penunjangla boratorium, radiologi, fisioterapidan


UTD
1. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan penunjang laboratorium, radiologi,
fisioterapi kepada penanggung jawab pasien.
2. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent pemeriksaan
radiologi, laboratorium, fisioterapi.
3. Perawat ruang Perawatan Anak menginformasikan tentang pemeriksaan
radiologi, laboratorium, fisioterapi kepada unit terkait.
4. Perawat ruang Perawatan Anak melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan
kepada petugas radiologi, laboratorium, fisioterapi.
5. Pasien ditindak lanjuti sesuai dengan hasil pemeriksaan.

15
BAB V
LOGISTIK

PROSEDUR PENYEDIAAN ALAT DAN BAHAN DI PERAWATAN ANAK

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana dan prasarana seperti alat kesehatan dan obat adalah
suatu prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan yang digunakan oleh
pasien di ruang rawat inap, dan sebagai penggantinya dibebankan kepada lembaga
penjamin kesehatan pasien melalui resep yang dibuat oleh dokter. Untuk alat habis
pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di tanda tangani oleh perawat.
16
B. Tujuan
1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok tetap ada di ruang rawat inap.
2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 10 benar.
3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.
4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.

C. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat-obatan


1. Jenis obat stok yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta, ditulis
pada resep oleh dokter yang bertanggung jawab di ruangan, dan jika selain obat
ditulis oleh perawat pada form alkes.
2. Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian
farmasi.
3. Bila alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan yang diminta sudah tersedia akan
diserah terimakan ke ruang rawat inap, 1 lembar pink untuk farmasi dan 1
lembar putih di status pasien.

Prosedur penggantian alat kesehatan dan obat yang telah digunakan sebagai berikut:

1. Alat yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep rangkap 1 pink.
2. Obat-obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan dibuat resep oleh
dokter, sedangkan alkes ditulis oleh perawat pada form alkes.
3. Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian
farmasi
4. Bila alat kesehatan dan obat yang sudah disiapkan oleh bagian farmasi,
diserahkan ke perawat rawat inap.

D. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan Perawatan Anak terdiri dari :


1. Golongan barang habis pakai di Logistik Umum
2. Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan.
3. Alat kesehatan
Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas permintaan
ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan pasien di ruangan.
Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga keperawatan.
17
4. Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan prosedur
yang telah ditetapkan.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan
dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan /
kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6. Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan
serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang logistik.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan pelaporan
inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat tersebut serta
selalu siap pakai.

Untuk mempermudah pencatatan  dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku


catatan yang terdiri dari :

1. Buku penerimaan barang / alat


2. Buku pemeliharaan
3. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
4. Buku peminjaman
5. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
6. Buku operan harian

18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesmen resiko, identifikasi dan pengelolahan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.
Adapun Sasaran Keselamatan Pasien Terdiri Dari 6 Poin Antara Lain:
1. Ketepatan Identifikasi Pasien.

19
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di Waspadai
4. Kepastian Tepat – Lokasi, Tepat – Prosedur, Tepat – Pasien Operasi
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

Adapun Alur Pelaporan Keselamatan Pasien sebagai berikut :

1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindak lanjut
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insden dengan mengisi formulir laporan
insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung, paling lambat 2 x 24
jam, jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor.
(Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor / Kepala
bagian / instalasi / departemen / unit, ketua komite medis / ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap
insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk intervensi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut :
a. Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
b. Grade Hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu.
c. Grade Kuning : intervensi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim
KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
d. Grade Merah : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh
tim KP di RS, watu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
insiden dilaporkan ke tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan memganalisa kembali hasil investigasi dan insiden untuk
menentukan apakah perlu investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa masalah / Root
Cause Analysis (RCA).

20
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi
untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety alert” untuk
mencegah kejadian berulang.
10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.
11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada
unit terkait.
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing.
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS.

BABVII
KESELAMATAN KERJA
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit
adalah tempat kerja yang termasuk kategori seperti tersebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luat rumah sakit.

21
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warga negara berhaatas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkingkan pekerjaan berada dalam kondisi yang sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan matabat
manusia.

Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dan


perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi Radiologi dan perlindungan
terhadapRumah Sakit. Pegawai adalah bagian Integraldari Rumah Sakit. Jaminan
keselamatan dan kesesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas Rumah sakit.
Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin:

1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
2. Agar-agar faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja daat
diglongkan pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja
3. Peranan dan kualitas manajemen.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila:

1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus


2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurai memadai, runagan terlalu panas atau
terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.

22
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan kerja Petugas Kesehatan:

1. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan


mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalia infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
2. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus di berikan penjelasan umum
mengenai penyakit menular.
3. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum yang dingin) dengan
baik dan menjaga kebersihan tangan
4. Petugas kesehatan yang terlibat langsung dengan daerah radiasi memakai proteksi
radiasi dan pencatat pemapar radiasi yang akan direkap langsung oleh BAPPETEN.

Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan:


1. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan,
petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan standardan
kewaspadaanisolasi (berdasarkan penularan secara kontak, atau udara) sesuai
dengan penyebaran penyakit.Semua petugas kesehatan dengan penyakit
2. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit
menular yang sedang dihadapi.
3. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak
langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Instalasi Perawatan
Intensif, ruang rawat anak dan ruang bayi.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. PENGERTIAN

Derajat kesempurnaan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat


konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi
keperawatandan standar pelayanandenagn menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia secara wajar, efisien, efektif, serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemamapuan instansi dan masyarakat konsumen.
23
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Meningkatkan pelayaanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan
secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan Khusus:
Tercapainya pengendalian mutu pelayanan melalaui:
1. Optimalisasi tenaga, sarana, dan prasarana.
2. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan standar kebutuhan
pasien.
3. Pelaksanaan teknologi teat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan.

C. PRINSIP DASAR UPAYA PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN


Prinsip dasar upaya pengendalian mutu adalah pemulihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kreteria,serta standar yang digunakan
untuk mengukursuatu pelayanan.
Adapun prinsip dasar yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah:
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan Pasien
4. Kepuasan Pasien
5. Sarana dan lingkunagan fisik.
D. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh
pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing.
Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara
terus menerus di unit pelayanan. Evaluasi pengendalian mutu di Instalasi Rawat inap
ruang perawatan anak dilakukan setiap 3 bulan sekali.

E. INDIKATOR MUTU INTALASI RAWAT INAP PERAWATAN ANAK

Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan di RUMAH SAKIT


Dr.Sumantri bidang keperawatan membuat Program Pengendalian dan Peningkatan

24
Mutu  sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan peningkatan
mutu tersebut.

Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu


pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari
seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil  evaluasi
kinerja bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk
dilaporkan kepada Direksi.

Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan


keperawatan, dapat dilakukan melaui :

1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medik
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan di Perawatan Anak Rumah Sakit Dr.Sumantri.
2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien,

25
perawat, kepala perawat dan seluruh anggota tim.Ronde Keperawatan minimal
dilakukan sekali setahun di ruang perawatan rawat inap/rawat jalan.

3. Survey Kepuasan Pasien.


Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan 
melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruangPerawatan Anak Rumah Sakit


Dr.Sumantri, seperti :

1.Pelaporan pemasangan tindakan invasive.


2. Pelaporan monitoring mutu keperawatan dengan 9 indikator
3. Pelaporan mutu pasien safety rawat inap dengan 20 indikator.

Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan di ruang Perawatan Anak


mencakup hal-hal berikut :

1. Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada catatan
keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya.
2. Monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan dan di
dokumentasikan.
3. Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety dan dicatat 1 x 24 jam dan
dilaporkan kepada Kasie Keperawatan di akhir bulan.
4. Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien.
5. Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien.

Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatandi ruangan, Bidang


Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :

1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan


Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu
kepada pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan
NANDA (American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome
Clasification) dan NIC (Nursing Intervention Clasification).

26
2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan
Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :
a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di
bidang keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO
rotasi mutasi, SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat
untuk melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang
pelaksanaan pelayanan keperawatan
3. Standar Etika Profesi Keperawatan
Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan
dan kebidanan di Rumah Sakit.

4. Profil Indikator Mutu Unit Kerja Anak

1. asesmen awal rawat inap medis lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap.

Judul indikator Asesmen medis rawat inap lengkap dalam 24


jam
Definisi operasional kelengkapan informasi berkaitan dengan pasien
baru diruangan rawat Inap di form asesmen
dalam kurang lebih 24 jam pada pasien baru

Tujuan tergambarnya tanggung jawab dokter dalam


melengkapi imformasi yang Di berikan dengan
27
pasien baru rawat inap
Dimensi mutu keselamatan dan kesinambungan pelayanan
pasien rawat inap
Dasar pemikiran /alasan peraturan menteri kesehatan nomor 11 tahun
pemilihan indikator 2017 tentang keselamatan kerja pasien
Numerator jumlah pasien rawat inap
Deminator jumlah seluruh pasien yang rawat inap
Formula pengukuran Numerator ( N )
x 100 %=… %
denominator (D)

Metodologi pengyumpulan Consurrent


data
Cakupan datanya (total atau Seluruh pasien rawat inap
sampel )
Frekuensi pengumpulan data setiap bulan

Frekuensi analisa data Setiap bulan

Nilai ambang/ standar 100 %

Metodologi analisa data Concurrent

Sumber data /area survei data statistic rekam medik rawat inap
monitoring ceklis asesmen Keperwatan
Pj pengumpul data koordinator dan penanggung jawab ruang rawat

Publikasi data/desiminasi internal :


data eksternal :

2. Assesmen awal keperawatan lengkap dalam 24 jam pada pasien rawat inap

Judul indikator Asesmen awal keperawatan lengkap dalam 24


jam pada pasien rawat inap
Definisi operasional Assesmen awal adalah suatu proses untuk
mengidentifikasi pasien dalam 24 jam pertama
sejak pasien dirawat

Tujuan Memberikan acuan dalam melakukan assesmen


awal keperawatan pada pasien rawat inap
28
Dimensi mutu keselamatan dan kesinambungan pelayanan
pasien rawat inap
Dasar pemikiran /alasan peraturan menteri kesehatan nomor 11 tahun
pemilihan indikator 2017 tentang keselamatan pasien
Numerator jumlah pasien rawat inap
Deminator jumlah seluruh pasien yang dirawat inap
Formula pengukuran Numerator (N )
x 100 %=… %
denominator (D)

Metodologi pengumpulan Consurrent


data
Cakupan datanya (total atau Seluruh pasien rawat inap
sampel )
Frekuensi pengumpulan data setiap bulan

Frekuensi analisa data Setiap bulan

Nilai ambang/ standar 100 %

Metodologi analisa data Concurrent

Sumber data /area Ceklis asesmen keperawatan survei data statistik


monitoring rawat inap
Pj pengumpul data k.a perawatan rawat inap

Publikasi data/desiminasi internal :


data eksternal :

BAB IX
PENUTUP

Peran Rumah Sakit Dr.Sumantri sangat penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan
rawat inap agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
terpadu. Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya
peningkatan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Dr.Sumantri.

29
Demikian pedoman ini kami susun dengan harapan mudah-mudahan dapat dijadikan
acuan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Dr.Sumantri, baik
untuk perencanaan program kerja, kebijakan, standar pengorganisasian pelayanan,
standar praktek keperawatan maupun standar logistik keperawatan.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman pelayanan ini masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

Ditetapkan di parepare
Pada tanggal
karumkit TK.IV 14.07.02 Dr. Sumantri

drg. Hengki Yudhana, Sp. KG


Mayor Ckm NRP 11020015731276

30

Anda mungkin juga menyukai