Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PELAYANAN

MANAGER KEPERAWATAN
TAHUN 2023

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat
memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat
secara mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu
pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan,
peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok
dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada
masyarakat pelanggan rumah sakit / customer secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta 
tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas
pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan 
selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan  kualitas
pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di
RSU Banjar Patroman, berusaha menyediakan dan meningkatkan  sistem
yang kondusif bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Hal tersebut membutuhkan pengelolaan  yang profesional, dengan dukungan
data dan pengetahuan keperawatan yang up to date.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan RSU Banjar Patroman sebagai
pengelola profesi keperawatan, bertanggung jawab terhadap terciptanya
pelayanan yang berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM
Keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun
Pedoman Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara
konsep maupun teknis pelaksanaan program-program bidang keperawatan,
sehingga diharapkan dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat
pengguna jasa RSU Banjar Patroman.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 1


B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan
pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bidang keperawatan
 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1) Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan  dengan memperhatikan
respon time untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan
serta angka kecatatan pada kondisi gawat darurat
2) Tujuan Ruang Operasi
Terlaksananya pelayanan  keperawatan aman dan nyaman serta
menghindari komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca
operasi.
3) Tujuan Ruang Rawat Inap
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif sesuai
kebutuhan tumbuh kembang anak , keterlibatan keluarga dengan
memperhatikan atraumatik care dan meminimalisasi dampak
hospitalisasi.
4) Tujuan Ruang Perinatologi
Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus level 1 dan level
2  sesuai dengan SAK dan SPO  dengan mengutamakan
keselamatan pasien untuk menurunkan angka kematian bayi
5) Tujuan Ruang Kebidanan
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan
kegawatdaruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman
untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan
pada ibu dan bayi serta terlaksananya pelayanan keperawatan
secara komprehensif sesuai dengan SAK dan SPO dengan
mengutamakan keselamatan  pasien pre, intra dan post partum dan
pasien obstretri ginekologi

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 2


C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pelayanan polklinik
2. Pelayanan rawat inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi.
5. Pelayanan Instalasi Perinatologi
6. Pelayanan instalasi HCU
7. Pelayanan intalasi kebidanan

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang
tersedia di Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bidang keperawatan yang
mengembangkan mutu serta etika perawat
3. sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari
keperawatan yang menyediakan peralatan untuk menunjang mutu
pelayanan keperawatan
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman.

E. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 3


7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
11. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2001
12. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
13. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
16. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
17. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
18. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005.
19. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
20. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991
21. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
22. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan
Perawat Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
23. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas
B (non pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 4


BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN


Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :

Jml
Kualifikasi Tersedia Ket
Kebutuhan
No Nama Jabatan
Pendidikan Pendidikan non formal Persyaratan tambahan
Masa kerja
Formal /sertifikasi
1. Manager S1 6 bulan 1. Managemen bidang 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Keperawatan Keperawatan sebagai keperawatan 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) manager 2. Managemen mutu Kep standar
keperawatan 3. Managemen SDM Kep
4. Assesor Keperawatan
5. Problem solving decision
making
2. Kepala S1 3 th sebagai 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat IGD Keperawatan koordinator 2. PPGD/BTCLS 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
3. Kepala S1 3 th sebagai 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan koordinator 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Poliklinik (ners) 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 5


dan evakuasi
6. Costumer service
4. Kepala D3/S1 4 th sebagai 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Rawat Keperawatan koordinator 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Inap Nuri (ners) 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
5. Kepala D3/S1 4 th sebagai 1. Managemen bangsal 3. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Rawat Keperawatan koordinator 2. BHD 4. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Inap Gelatik (ners) 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
6. Kepala Bidan D3/D4 1 tahun 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Ruang Kebidanan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan koordinator 3. PONEK standar
4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana
dan evakuasi
8. Costumer service
7. Kepala D3/S1 6 bulan 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Ruangan Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perinatologi (ners) koordinator 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 6


8. Kepala S1 4 bulan 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. Dasar Bedah 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Ruang Operasi (ners) koordinator 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
9. Kepala S1 5 bulan 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 10 7 Belum
Ruangan HD Keperawatan sebagai 2. PPI 3. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) koordinator 3. Pasien Safety
4. Penanganan Bencana
dan evakuasi
5. Sertifikat pelatihan HD
8. Costumer service
10. Perawat IGD D3/S1 - 1. PPGD/BTCLS 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 10 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. PPI
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
11. Perawat D3/S1 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 7 8 Belum
Poliklinik Keperawatan/ 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan/ 3. Pasien Safety
Perawatan gigi 4. Penanganan Bencana
dan evakuasi
5. Costumer service
12. Perawat Rawat D3/S1 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 11 9 Belum
Inap Nuri Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. Pasien Safety
4. Penanganan Bencana
dan evakuasi

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 7


5. Costumer service
13. Perawat D3/S1 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 13 12 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Rawat Inap (ners) 3. Pasien Safety
Gelatik 4. Penanganan Bencana
dan evakuasi
5. Costumer service
14. Perawat HD D3/S1 - 6. BHD 2. Mampu bekerja dalam Tim 10 7 Belum
Keperawatan 7. PPI 3. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 8. Pasien Safety
9. Penanganan Bencana
dan evakuasi
10. Sertifikat pelatihan HD
11. Costumer service
15. Perawat/Bidan D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 13 9 Belum
Perawatan Kebidanan 2. PONEK/APN 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan 3. BHD
kenari 4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana
dan evakuasi
7. Costumer service
16. Perawat D3/S1 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 4 Belum
perinatologi Keperawatan 2. PONEK 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. Metode Kanguru standar
4. Dasar Intensif
5. BHD
6. PPI
7. Pasien Safety
8. Penanganan Bencana
dan evakuasi
9. Costumer service

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 8


17. Perawat HCU D3/S1 - 1. Dasar Intensif 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 6 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
18. Perawat D3/S1 - 1. Dasar Bedah 1. Mampu bekerja dalam Tim 13 6 Belum
Ruang Operasi Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
(ners) 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 9


B. .DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi tenaga keperawatan ditahun 2023 adalah sebagai berikut :
Standart Pendidikan PERAWAT KLINIK
Ruangan/Jenis
No D3 D4 S1 S2 PRA PK PK PK PK PK
Layanan
PK 1 2 3 4 5
A. Ranap
1. Nuri 6 3 4 5
2. Gelatik 4 6 7 3
Jumlah 10 9 11 8
B. Ruang Khusus
1. HCU 3 3
2. Perinatologi 3 1
3. IBS 6 4 2
4. VK 6 2 5 4
Jumlah 12 2 10 9 6
C. Rajal
1. IGD 4 5 4 5
2. Poliklinik 4 3 5 2
Jumlah 8 8 9 7
D. Pengelola Kep
1. Manager Kep 1 1
Jumlah 1 1
TOTAL 30 2 28 29 22

C. PENGATURAN JAGA
1. Pengelola Keperawatan
Pengelola keperawatan yang non shift bekerja dari 07.30 s/d 14.00 WIB
Supervisor jaga dibagi dalam 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari Pukul 07.30 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 20.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 20.00 s/d 07.30 WIB
2. Pelaksana Fungsional
Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.30 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 20.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 20.00 s/d 07.30 WIB
Di Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 2 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari pukul 08.00 s/d 16.00 WIB

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 10


 Shift siang bekerja dari pukul 09.00 s/d 17.00 WIB
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

m Meja Meja meja


ej
a

Lemari
Meja Meja

Lemari
Meja

B. STANDART FASILITAS
1. Sarana Fisik
Ruang bidang keperawatan terletak di area lantai 1.
Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Luas
ruangan cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan perlengkapan.
Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi :
a. Area Kerja
Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta beberapa unit
computer sesuai jumlah tenaga di ruang Bidang Keperawatan
b. Area penyimpanan File
Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini
berupa 2 lemari yang berisi file dokumen keperawatan.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 11


2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan
No Nama Peralatan Jumlah Kondisi Keterangan
Area Kerja
1 Meja kerja 1 Baik
2 Kursi 2 Baik
4 Komputer 1 unit Baik
5 Printer 1 Baik
6. Dispenser 1 Baik
Area Penyimpanan File
1 Rak Peyimpanan File 1 Baik

Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang


perawatan RSU Banjar Patroman penyediaan fasilitas dan sarana
disesuaikan dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan
fungsi  serta kemampuan RSU Banjar Patroman sebagai bahan acuan di
seluruh ruang perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman logistik
keperawatan yang disusun berdasarkan jenis peralatan,  jumlah operasional
TT, BOR, ratio kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.
Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan
yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
 Ruang kepala ruangan
 Ruang Nurse Station
 Ruang Tindakan
 Ruang Spoelhock
 Ruang alat tenun
Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan
keperawatan di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai
dengan standar kebutuhan, diantaranya :
 Alat tenun
 Alat rumah tangga
 Alat Medis
 Alat perawatan
 Alat tulis kantor (ATK)
Untuk memenuhi  kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus
dilakukan perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang
menyangkut penambahan, pergantian dan pemeliharan.
Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-
masing, dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 12


penanggung jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk
membantu kepala ruangan dalam hal :
 Pengecekan alat
 Merekap frekuensi pemakaian alat
 Membuat laporan inventarisasi alat
 Membuat program pemeliharaan
Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan
fasilitas dan peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang
dilaksanakan adalah serah terima alat setiap pergantian shift.

C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan


Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang
Keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan
sifat dari fasilitas dan perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang
sifatnya umum dapat dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf
dan pimpinan di lingkungan Bidang Keperawatan.
Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan 
keperawatan berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab
kepala perawat dan penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan
pemeliharaannya dibebankan kepada unit masing-masing.
Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih
dilakukan oleh perawat dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan
operasional alat tersebut.
Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada
dalam lingkup Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab
Unit Kerja yang bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman
yang lintas bidang dan unit harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit
atau orang yang diberi wewenang oleh Penanggung Jawab Unit.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 13


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


1. Kebijakan Bidang Keperawatan
Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup
yang berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
dibuat oleh bidang keperawatan, yang meliputi :
a. Ketenagaan
1) Rekruitmen
Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM
Keperawatan adalah :
 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan paien
 BOR atau beban kerja ruangan
 Tingkat ketergantungan pasien
 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan
dengan ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya
ruangan yang memerlukan kualifikasi tertentu.
 Pengganti yang cuti melahirkan
 Estimasi Turn Over
 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang
mengacu pada standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga
fungsional.
Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan
pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.
Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan
dilakukan berdasarkan:
 Pendidikan
 Masa kerja
 Kompetensi
 Diklat yang pernah diikuti
Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi
berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.
2) Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu
perawat dalam pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan,
melalui tahapan orientasi umum yang dilakukan secara klasikal dan
orientasi khusus dengan target pencapaian kompetensi

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 14


tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini dikoordinir oleh bagian
HRD bekerjasama dengan SDM Keperawatan dan Clinical
Instructure Keperawatan.
3) Rotasi / Mutasi
Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada
di RSU Banjar patroman baik perawat fungsional maupun struktural,
yang bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mutasi sementara
Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga
keperawatan di unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah
tenaga karena ada perawat yang cuti melahirkan atau sakit
dalam waktu yang belum bisa dipastikan.
b) Mutasi tetap
Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2
tahun, kecuali untuk ruangan khusus seperti Perinatologi, UGD,
OK dan HCU dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan
tersebut.
c) Perbantuan
Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan
tenaga di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi
pelonjakan pasien atau ada perawat yang tidak bisa berdinas
karena sesuatu hal.
4) Promosi
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RSU Banjar
Patroman adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan
untuk promosi baik melaui jenjang fungsional maupun structural.
5) Ketentuan Cuti Tahunan
Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan
secara keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh
atasan langsung berdasarkan kondisi ketenagaan.
6) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal
keperawatan dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, serta mengacu pada rencana
program jangka panjang dan program tahunan. Sedangkan
pelaksanaan pendidikan non formal dilaksanakan secara in house
trainning dan out trainning.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 15


B.    STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan,
Bidang Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman
untuk pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang
mengacu kepada pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan
berdasarkan NANDA (American Nursing Diagnosis Asociation), NOC
(Nursing Outcome Clasification) dan NIC (Nursing Intervention Clasification).
2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan
Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :
a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di
bidang keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO
rotasi mutasi, SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat
untuk melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang
pelaksanaan pelayanan keperawatan
3. Standar Etika Profesi Keperawatan
Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.
4. Standar Logistik Keperawatan
Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di
RSU Banjar Patroman bidang keperawatan membuat standar logistik yang
meliputi standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat
habis pakai.
a. Perencanaan
Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat
berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
1) Spesifikasi ruangan
2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan
penambahan jumlah tempat tidur.
3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan
karena perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari :
1) Golongan barang habis pakai
2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang
dilakuakn oleh tenaga keperawatan.
3) Alat kesehatan

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 16


Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas
permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan
kebutuhan pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan
dilakukan oleh tenaga keperawatan.
4) Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap
pelayanan keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh
Bagian Logistik Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan
dengan alur dan prosedur yang telah ditetapkan.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara
penyimpanan, perawatan / kebersihan dan perbaikan , sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6) Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang
pelayanan keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan
sesuai dengan kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan
maupun di bidang logistik.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan
pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang
/ alat tersebut serta selalu siap pakai.
Untuk mempermudah pencatatan  dan pelaporan di ruangan telah
disediakan buku catatan yang terdiri dari :
a. Buku penerimaan barang / alat
b. Buku pemeliharaan
c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
d. Buku peminjaman
e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
f. Buku operan harian
Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang
/ alat diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 17


C. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN
1. Rencana Pengembangan Staf
Untuk menunjang pencapaian visi RSU Banjar Patroman kualitas Sumber
Daya Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan
berkesinambungan melalui pengembangan staf dan program pendidikan
formal maupun non formal.
Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan
jenjang karir,  di RSU Banjar Patroman dilakukan berdasarkan dua jalur
yaitu jalur fungsional dan struktural. Sedangkan  Program  Pendidikan staf
keperawatan diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan
kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai
pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan
usaha sejenis maka perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di
lingkungan keperawatan.
Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap
melalui seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :
a. Pendidikan S1 Keperawatan
Bidang Keperawatan yang belum berpendidikan S1 Keperawatan
diberikan kesempatan untuk melanjutkan S1 Keperawatan. Program ini
akan berlanjut hingga seluruh perawat yang sudah menjadi pegawai
tetap wajib melanjutkan pendidikan hingga S1 Keperawatan.
b. Pendidikan Pelatihan
Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan 
berdasarkan kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui
pelatihan  in house trainning dan pelatihan eksternal.
3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan  keperawatan,
Bidang Keperawatan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi
dengan Bidang Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan
sesuai dengan rencana anggaran dan program Bidang Keperawatan.
Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi
kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan
disesuaikan dengan kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara
berkala berdasarkan kebutuhan di lingkungan Keperawatan.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 18


4. Kebijakan Orientasi  Perawat dan Bidan
Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan
baru masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi
terdiri dari orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat
baru dilakukan pembimbingan selama 3  bulan dengan target pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 19


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk


sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO
bagian logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk
melaksanakan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :

No Nama Barang Jumlah kondisi


1 Kertas A4 dan F4 70 gr 1 rim
2 Tinta Canon Original Hitam 1
3 Tinta Canon Original Merah 1
4 Tinta Canon Original Biru 1
5 Tinta Canon Original Kuning 1
6 Pulpen 2
7 Spidol boardmaker 1
8 Isi staples besar 1
9 Isi staples kecil 1
10 Lakban Hitam 1
11 Solatip 1
12 Buku folio besar/100 2
13 Map 3
14 Komputer 1
15 Printer 1
16 Isolasi double tip 1
17 Couter 1
18 Box File 1
19 Penggaris 1
20 Tipe X 1
21 Gunting 1

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 20


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
upaya pelaksanaan keselamatan pasien di RSU Banjar Patroman perlu
dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RSU Banjar Patroman
terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu
pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini
mungkin.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan
keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun
keperawatan sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak
diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status
maupun gelang identitas.
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas
alat, tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 21


 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan
yang merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non
kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan
mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK,
khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang
dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit
pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka
peawat di RSU Banjar Patroman harus mampu mengidentifikasi kesehatan
dan keselamatan kerja.

B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Banjar Patroman.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 23


C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat
menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret,
dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit
luka, memasang infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):
a. Dekontaminasi alat kritis dikelola oleh CSSD
b. Dekontaminasi alat semi kritical dengan menggunakan DTT
c. Dekontaminasi alat non kritical dengan menggunakan
sabun/detergen
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa
penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 24


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan di RSU Banjar Patroman bidang keperawatan membuat Program
Pengendalian dan Peningkatan Mutu  sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan
mutu pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui
masukan dari seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan
berdasarkan hasil  evaluasi kinerja bidang keperawatan secara periodik yang
kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting
karena kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa
dan kehilangan nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria,
dianalisis, didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/
kekurangan yang diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan
dari kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RSU Banjar Patroman.
2. Ronde Keperawatan
Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien,
perawat, kepala perawat dan seluruh anggota tim.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 25


Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan
rawat inap/rawat jalan.
3. Survey Kepuasan Pasien.
Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga
mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan
dan kebidanan  melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh
seluruh pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan
masing-masing. Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan
akan dilakukan secara terus menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi
akan dilakukan setahun sekali oleh Manager Keperawatan.

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 26


BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat


memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara
mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan
penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah
kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta 
tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan,
maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan  selalu memperbaiki
diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan  kualitas pelayanan bagi masyarakat
pengguna jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RSU Banjar Patroman dalam
melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.

Ditetapkan di Banjar
Pada tanggal 02 Januari 2023
Direktur
Rumah Sakit Umum Banjar Patroman

dr. Suci Dara


NIK. 072202502

Pedoman Pelayanan Manager Keperawatan Rumah Sakit Umum Banjar Patroman | 27

Anda mungkin juga menyukai