Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh
dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan
standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat.
Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang
diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Unit Rawat Inap, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis
tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang
berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat
tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi
dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan,
pengobatan, perawatan, ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular.
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif
yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu
berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk
mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap.
Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas.
Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri,
inspeksi dan akreditasi.

II. TUJUAN PEDOMAN


Tujuan dari di susun nya buku pedoman pelayanan Unit Rawat Inap RS Primaya
Depok ini adalah untuk menata unit rawat inap agar dapat meningkatkan kemampuan
dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang di berlakukan,
dan harapan masyarakat.

III. RUANG LINGKUP


1. Pasien rawat jalan
2. Pasien rawat inap
3. Pasien umum
4. Pasien jaminan asuransi

IV. BATASAN OPERASIONAL


1. Pelayanan unit rawat inap adalah semua keterangan tentang pelayanan yang
tersedia di unit rawat inap
2. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
3. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman.
V. LANDASAN HUKUM
Unit rawat inap di suatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Praktik kedokteran no.29 Tahun 2004
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan no 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan
minimal rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

1. Sejarah Rumah Sakit Primaya Depok


Rumah Sakit Primaya Depok adalah Rumah Sakit Umum Swasta tipe C yang
berlokasi di Jl. H. Dimun Raya No. 24 RT 01 RW 04 Kelurahan Sukamaju
Kecamatan Cilodong Kota Depok, dengan luas tanah 12.652 m2 dan luas
bangunan 9.723 m2. Rumah Sakit Primaya Depok berbadan hukum sebagai PT.
Fortuna Graha Sentosa dan bagian dari PT. Famon Awal Bros Sedaya sebagai
induknya. Saat ini terdapat 18 poli rawat jalan, 106 tempat tidur,
ICU/ICCU/PERINA/NICU/PICU, 2 kamar operasi, unit rehabilitasi medik, woman
and child centre, Minimal invasive Surgery, trauma centre dan fasilitas 24 jam
yaitu instalasi gawat darurat, farmasi, radiologi, dan laboratorium.

2. Distribusi Ketenagaan

Nama Pendidikan Sertifikasi Jumlah Jumlah yang


Jabatan yang ada dibutuhkan

Koordinator Ners Pelatihan Managemen


unit Keperawatan tingkat ruang

Perawat Ners/D3 BHD


penanggung
jawab

Perawat Ners/D3 BHD


pelaksana

3. Tugas dan Wewenang


a. Koodinator Unit

1. Uraian tugas :
 Merencanakan jumlah dan katagori tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan

 Merencanakan jumlah dan jenis obat serta peralatan keperawatan yang


diperlukan sesuai kebutuhan

 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan


yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien

 Menyusun dan mengatur tenaga perawat, sesuai dengan kebutuhan dan


ketentuan yang berlaku untuk dinas pagi, sore dan malam
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru yang akan
bekerja di ruang perawatan

 Membimbing, mengarahkan dan memotivasi perawat untuk


melaksanakan asuhan keperwatan sesuai dengan ketentuan/ standar

 Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan seluruh


koordinator lain yang berada di rumah sakit

 Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan-


bahan lain yang diperlukan oleh ruang perawatan

 Mengunjungi pasien secara random

 Mengklasifikasikan pasien di ruang rawat menurut katagori infeksi, non


infeksi, tingkat kegawatan untuk memudahkan perawatan

 Menciptakan lingkungan pasien agar merasa aman dan terlindungi


selama pelaksanaan pelayanan berlangsung

 Mengontrol pelaksanaan administrasi dan keuangan meliputi


pencatatan honor dokter, alat kesehatan dan tindakan di ruang
perawatan

 Mengatasi masalah-masalah pasien, karyawan dan sistim pelayanan


yang menjadi tanggung jawabnya

 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,


pasien dan keluarga pasien, sehingga menimbulkan ketenangan

 Mengkoordinir ketenagaan perawat dalam kondisi emergensi agar tidak


ada pasien yang tidak tertangani

 Mengawasi kerapihan , kebersihan lingkungan dan penempatan alat-


alat furniture ruang perawatan

 Memonitor kelengkapan data pasien (data pasien pada dokumentasi


pasien sebelum di kirim ke medical record)

 Mengkoodinir pelaksanaan inventarisasi harian di bagiannya

 Mengontrol kehadiran karyawan

 Mengontrol pengadaan dan penggunaan alat-alat medik keperawatan

 Pengarahan pelaksanaan pengendalian infeksi nasokomial dan


rekapitulasi data indikator mutu pelayanan keperawatan

 Pengarahan pelaksanaan pengendalian infeksi nasokomial dan


rekapitulasi data indikator mutu pelayanan keperawatan di bagiannya

 Menyusun daftar dinas bulanan

 Merekapitulasi kehadiran karyawan untuk dilaporkan ke HRD


 Mempertanggungjawabkan penggunaan obat dan alkes

 Melaksanakan penilaian terhadap karyawan dalam masa percobaan

 Mengatur cuti tahunan, cuti hamil dan melaporkannya ke HRD

 Mengikuti rapat koordinator keperawatan

 Menyelenggarakan pertemuan/ rapat rutin bulanan di bagiannya

 Mempertanggungjawabkan inventarisasi alat-alat investaris setiap bulan

 Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi pelayanan keperawatan melalui


kuisioner pasien

 Membuat rencana kerja tahunan, pengadaan alat-alat, sarana


penunjang dan program pengembangan bagia

 Melaksanakan penilaian tahunan bagi perawat

 Melaporkan data inventaris alat dan barang tahuna

 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah


ditentukan

 Melaksanakan penilaian kinerja dan memberikan pembinaan kepada


staf yang menjadi tanggung jawabnya

 Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan

 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan


keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang perawatan

 Menindaklanjuti semua umpan balik sebagai usaha peningkatan mutu


pelayananan keperawatan

 Memberi masukan tentang kualitas dan kuantitas tenaga penunjang


lain kepada koordinator terkait

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan


antara lain melalui pertemuan ilmiah

 Memperkenalkan jenis dan kegunaan barang/ peralatan serta


mengusahakan pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan yang optimal

 Membantu tugas lain untuk kepentingan rumah sakit apabila diminta

 Melaporkan hasil indikator mutu pelayanan serta pengendalian infeksi


setiap bulannya

 Mengevaluasi program kerja tahunan

 Mengevaluasi penggunaan alat habis pakai, obat dan alat-alat inventaris

2. Wewenang :
 Menilai kemampuan setiap perawat yang berada di bawah tanggung
jawabnya

 Mengusulkan promosi jabatan dan status kepegawaian perawat yang


berada di bawah tanggung jawabnya

 Mengatur ketenagaan agar pelayanan dapat dilaksanakan

 Mengatur tersediannya obat, alat, sarana dan prasarana, agar asuhan


keperawatan dapat diberikan dengan efektif dan efisien

b. Perawat penanggung jawab

1. Uraian tugas :

 Menggantikan fungsi Koordinator apabila Koordinator sedang tidak


ditempat.

 Membagi tugas kerja untuk perawat pelaksana berdasarkan


kompetensinya dan tingkat ketergantungan pasien.

 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan pasien


diruang rawat inap pada shift sore, malam dan hari libur pada jam
dinasnya.

 Mengontrol kelengkapan pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan


pasien pada jam dinasnya.

 Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga pelaksana perawatan


untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai ketentuan /standar
yang berlaku pada shift sore, malam dan hari libur pada jam dinasnya.

 Mengatur, mengontrol dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan


yang dibutuhkan agar selalu dalam keadaan siap pakai pada jam
dinasnya.

 Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru dan keluarganya


meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib dan
fasilitas yang ada.

 Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) pada shift


sore, malam dan hari libur dan mencatat program pengobatan serta
menyampaikannya kepada pelaksana perawat lainnya

 Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk


mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapi pada shift sore, malam dan hari
libur pada jam dinasnya.
 Mengontrol kesiapan perlengkapan untuk pasien yang akan pulang,
sperti obat – obatan, hasil pemeriksaan dan surat – surat yang
diperlukan ( Surat istirahat, resume keperawatan )

 Mengontrol dan memeriksa ketepatan pemberian obat pada pada pasien


sesuai rencana medik dari dokter.

 Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan


ruangan dan lingkungan pada shift sore, malam dan hari libur.

 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien pada shift malam.

 Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan,


berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa
ulang pada saat penyajiannya sesuai dengan diitnya pada shift sore,
malam dan hari libur.

 Menjaga kerapihan dan kelengkapan data buku register dan berkas


catatan medik pada shift sore, malam dan hari libur pada jam dinasnya

 Bersama-sama perawat pelaksana lainnya, melaksanakan Asuhan


Keperawatan kepada pasien dan pengaturan fasilitas sarana pada shift
sore, malam dan hari libur pada jam dinasnya.

 Membuat laporan harian pada shift sore, malam dan hari libur.

 Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung jawab shift


berikutnya secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian dinas.

 Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh Koordinator


Perawatan di unit kerjanya.

 Berkoordinasi dengan Koordinatoran atau dokter spesialis terkait untuk


menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pasien / keluarga.

 Berperan aktif dalam presentasi kasus, kegiatan kendali mutu,


pengendalian infeksi nosokomial dan kegiatan ilmiah lainnya dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya di unit
kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

 Melakukan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Koordinator apabila


diperlukan

 Memimpin, mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai


standar yang berlaku di unit kerjanya

 Melaporkan secara lisan dan tulisan kepada Koordinator apabila


terdapat hal – hal yang harus segera dilaporkan

 Mengevaluasi penggunaan alat habis pakai, obat dan alat-alat inventaris


2. Wewenang :

 Menegur pelaksana pada saat bertugas apabila ditemukan


ketidaksesuaian antara standar yang harus dilakukan dengan
pelaksanaan.

 Memberikan rekomendasi kepada Koordinator unit atas temuan-temuan


yang didapatkan selama bertugas pada shiftnya baik mengenai
pelayanan asuhan keperawatan, fasilitas dan SDM/ staf pelaksana

c. Perawat pelaksana
1. Uraian tugas :
 Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih saying

 Melaksanakan program medik dengan penuh tangung jawab

 Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi


tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostic

 Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya

 Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut

 Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara


administratif

 Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan

 Menciptakan dan memelilhara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan


keindahan ruangan

 Melakasanakan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian

 Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan


penyakitnya

 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun


tertulis

 Membuat laporan harian

 Mengikuti operan jaga

 Mengikuti kegiatan ronde keperawatan

 Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh ketua tim/ Pj.Shif

 Berkoordinasi dengan perawat pelaksana yang lain dan ketua tim/ Pj.
Shift

 Melakukan evaluasi formatif

 Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien


 Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada pj. Shift

 Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang


berlaku

 Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang bagian rawat


inap dan lingkungannya, perataruan/tata tertib yang berlaku, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari

 Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas


kemampuannya

 Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan batas kemampuan dan


wewenangnya

 Memberikan pelayanan keperwatan dasar kepada pasien , sesuai


kebutuhan dan batas kemampuannya

 Berperan serta dalam melaksanakan tindakan rehabilitasi pada pasien


agar dapat mandiri

 Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat


secara tepat dan benar sesuai dengan kebutuhan pasien, serta petunjuk
yang berlaku. Selanjutnya melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter yang merawat/ dokter penanggung jawab ruangan

 Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan tindakan yang


tepat berdasarakan hasil pemantuan tersebut, sesuai batas kemampuan

 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya

 Menyiapkan pasien yang akan pulang

 Melaksanakan perawatan pasien yang dalam keadaan sakartul maut


dan merawat jenazah sesuai perosedur dan peraturan yang berlaku

 Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan pelaporan


pelayanana keperarawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta
suatu sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya/akurat

 Menciptakan hubungan kerjasama yang baik (therapeutik relationship)


dengan pasien dan keluarganya

 Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan


siap pakai

 Mempersiapkan dan memelihara kebersihan bagian rawat inap dan


lingkungannya.

 Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yang sehat

 Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan anggota tim


kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, dan lain-lain) di unit kerjanya
 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar petugas,
pasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan

 Melaksanakan serah terima tugas kepada perawat pengganti secara


lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas

 Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas

 Berperan serta dalam membahas kasus pelayanan keperawatan dan


dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di bagian rawat inap

 Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh koordinator rawat


inap

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,


antara lain melalui pertemuan ilmiah

 Memegang teguh rahasia jabatan

 Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh koordinator

2. Wewenang :
 Mengatur pelaksanaan Tugas bagi perawat pelaksana berdasarkan
kompetensinya

 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan pasien


diunitnya agar dapat berjalan lancar pada shift nya.

B. Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja

Dasar untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga di ruang perawatan dalam 1


tahun menggunakan metode Gillies yaitu sebagai berikut :

∑ Jam Ktgt/Pas/Hr x ∑ Rata2 Pas/Hr x ∑ Hari/Th x F.Koreksi


∑ Hr/Th - ∑ Hr libur/Th x ∑ Jam Kerja/Hari

Dengan Pertimbangan :
1. Rata-rata jumlah pasien perhari: BOR x TT (Tempat Tidur)
2. Rata-rata jumlah jam keperawatan/24 jam = 7 Jam
3. Jam kerja perawat dalam 24 jam = 7 Jam
4. Rata-rata hari kerja efektif pertahun

C. Pengaturan Jaga
Demi kelancaran dalam memberikan pelayanan kesehatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Primaya Depok, petugas dibagi dalam 3 (tiga) shift yang terdiri dari :
a. Shift pagi dari jam 07.00 - 14.00
Untuk dinas pagi terdiri dari koordinator, 1 orang PJ Shift, perawat pelaksana.
b. Shift siang dari jam 14.00-21.00
Untuk dinas siang terdiri dari 1 orang PJ shift, perawat pelaksana. Untuk kegiatan
administrasi di ruangan juga dilakukan oleh perawat.
c. Shift malam dari jam 21.00-07.00
Untuk dinas malam terdiri dari 1 orang PJ Shift dan perawat pelaksana

Jadwal dinas di buat oleh koordinator ruangan Rawat Inap dan dapat dipertanggung
jawabkan ke manager keperawatan. Jadwal dinas dibuat dalam jangka waktu 1 bulan.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Terlampir

B. Standar Fasilitas

1. Lokasi
Lokasi Unit Perawatan Inap di Rumah Sakit Primaya Depok berada di lantai 5 dan
6. Lantai 5 Ruang Rawat Biasa yang terdapat ruang Isolasi, Kamar Bersalin, Kelas
1, kelas 2, kelas 3, VIP, SVIP. Sedangkan lantai 6 Ruang Rawat dengan tekanan
Negatif.

2. Alokasi Ruang Perawatan

Lantai/ Jumlah
Nomor Kelas Jumlah
Nama Tempat Jenis Pasien
kamar Kamar Kamar
Ruangan Tidur
5/ 507 SVIP 1 1 Bebas
Diamond
505 VIP 1 1 Bebas
503, 501 VIP/ 1 2 2 Bebas
5/ Ruby 502, 509 3 2 6 Tergantung jenis
pasien pertama
508 2 1 3 Kamar anak
511, 515, 2 5 3 Tergantung jenis
513, 506 pasien pertama
517, 519, Isolasi 3 1 bebas
521
6/ 615, 617, 2 7 4 Tergantung jenis
Emerlad 619, 620, pasien pertama
622, 613,
618
613, 618 3 2 6 Tergantung jenis
pasien pertama
621, 623, Isolasi 3 1 bebas
625
6/ 601, 602, 1 5 2 Tergantung jenis
SAPHIRE 603, 606, pasien pertama
608, 610
605, 607, VIP 4 1 Bebas
609, 611

C. Standar Prasarana Unit Rawat Inap


1. Standar Alat Kesehatan dan obat-obatan
Unit Rawat Inap memiliki ruang stock alat kesehatan dan obat-obatan untuk
menunjang kegiatan operasional sehari-hari diruangan. Ruang stock dan obat-
obatan ini mengcover ruang Rawat Inap, Kamar Bersalin, dan Kamar Isolasi.
Standar alat kesehatan di Unit Rawat Inap adalah :
a. Inventory alat dan alkes

No Nama obat/alkes Stock

1 Gamex no 6 2

2 Gamex no 6,5 2

3 Gamex no 7 2

4 Gamex no 7,5 2

5 Gamex no 8 2

6 Conecting 2 punel 2

7 Feeding tube 8(40cm) 2

8 Catheter suction no 8 3

9 Catheter suction no 6 3

10 Nasal canula REF 1601 2

11 O2 tubing 2

12 Nasal prong (vygon) no 8 1

13 Nasal prong (vygon) no 10 1

14 Nutiline twinflow 2

15 Bisturi 1

16 T Kit nebulizer 1

17 Infus set makro 1

18 Blood set terumo 1

19 Aqua pak ref 003-01 1

20 Syringe 1 cc 5

21 Syringe 3 cc 5
22 Syringe 5 cc 5

23 Syringe 10 cc 5

24 Syringe 25 cc 5

25 Syringe 50 cc 5

26 Extention tube 2

27 Nipple nut 1

28 Needle no 18 1

29 Neoflon no 26 3

30 Gown size L 2

31 Circuit ventilator 1

32 Circuit CPAP BC 161 1

33 Posey fototherapi 2

34 Mersilk no 2,0 ( W 321) 1

35 Mersilk no 3,0 ( W 328) 1

36 3 Way buntut 2

37 3 Way stopcock 3

38 Hudson CPAP cannula no 1 1

39 Hudson CPAP cannula no 3 1

40 Surplug 3

41 Thermovent heap 1

42 Hupafix 1

43 Alkohol swab 1 box

44 Oxysensor II N 25 2

45 Safecare S 1 box

46 Tegaderm 1610 3

b. Inventory Trolly Emergency

No Nama obat/alkes Stock

LACI 1

1 Atrofin sulfateinj 0,25 mg/ml 5


2 Dobutamin inj 250 mg / 5ml 1

3 Dopac inj 200 mg/ 5 ml 1

4 Ephineprin inj 0,1% 1mg/ml 2

5 Nokoba inj 0,5 mg/ml 1

6 Phental inj 100mg/ml 1

7 Micropore kecil 1

8 Micropore sedang 1

9 Nacl 0,9% 25 ml 2

10 ETT no 2,5 uncuff portex 1

11 ETT no 3 uncuff portex 1

12 ETT no 3,5 uncuff portex 1

13 ETT no 4 uncuff portex 1

14 ETT no 2,5 uncuff rusch 1

15 ETT no 3 uncuff rusch 1

16 ETT no 3,5 uncuff rusch 1

17 ETT no 4 uncuff rusch 1

18 Feeding tube 3,5 (35cm) 1

19 Feeding tube 5 (40cm) 1

20 Feeding tube 8 (40 cm) 1

21 Gammex no 6 1

22 Gammex no 6,5 1

23 Gammex no 7 1

24 Gammex no 7,5 1

25 Gammex no 8 1

26 Mandrain ukuran S 1

LACI 2

1 3 Way stopcock 1

2 3 Way buntut 1
3 Blood set terumo 1

4 Catheter suction no 6 2

5 Catheter suction no 8 2

6 Connecting suction 2 punel 1

7 Extention tube 1

8 Guedel no 3,5 1

9 Infus set makro 1

10 Nasal canul infant 1

11 IV catheter no 26 2

12 Oksigen tubing 1

13 Syringe terumo 1 ml 2

14 Syringe terumo 3 ml 2

15 Syringe terumo 5 ml 2

16 Syringe terumo 10 ml 2

17 Syringe terume 20 ml 2

18 Syringe terumo 50 ml 1

19 Tegaderm 1610 2

LACI 3

1 Otsu Dextrose 5% 100 ml 1

2 Otsu Dextrose 5% 500 ml 1

3 Otsu Dextrose 10% 500 ml 1

4 Otsu Nacl 0,9% 100 ml 1

5 Otsu Nacl 0,9% 500 ml 1

6 Glove non steril 1 box

c. Inventory Barang Di Luar Troli

No Nama Barang / Alkes Stock

1 Ambu bag neonatus 1

2 Masker ambu bag/neopuff ukuran S 1


3 Masker ambu bag /neopuff ukuran M 1

4 Masker ambu bag / neopuff ukuran L 1

5 Baterei AA 2

6 Baterei AAA 2

7 Gunting yg digantung di dekat kunci troly 1

8 Laringoscope neonatus 1

9 Oksigen 1

10 Oxygen suply tubing 1

11 Suction 1

12 Penlight 1

13 Tongue spatel 1

2. Standar Peralatan Medis dan Non Medis


Peralatan medis digunakan bersama unit rawat inap, Kamar bersalin dan
disimpan di gudang penyimpanan alat yang sama. Adapun standar peralatan
medis yang ada di Unit Rawat Inap adalah :

No Nama Barang Jumlah Barang

1 Incubator 3

2 Blue light 6

3 Stetoskop 5

4 Suction portable 3

5 Ventilator 1

6 Buble CPAP 1

7 Infusion pump (09060007) 1

8 Syringe pump ( 6040281) 1

9 Syringe pump ( 6040225) 1

10 Syringe pump (6080028) 1

11 Syringe pump ( 6110015) 1

12 Syringe pump ( 09050317) 1

13 Syringe pump ( 1310000562) 1

14 Syring pump (1310000638) 1


15 Syiring pump (09050438) 1

16 Monitor ( AQ 2A179790) 1

17 Monitor ( AQ 37192499) 1

18 Monitor ( AQ 38194970) 1

19 Termometer digital 1

20 Tiang infus 4

21 Troly emergency 1

22 Double viewer 1

23 Timbangan bayi elektrik 1

24 Flow meter 5

25 Troly beroda 4

26 Tong spatel 1

27 Box bayi 4

28 Timbangan urine 1

29 Gelas ukur 2 ltr 1

30 Optium exceed 1

31 Bak instrumen 1

3. Standar Peralatan Non Medis Unit Rawat Inap


Standar Peralatan Non Medis di bagi menjadi peralatan non aesculap dan alat
rumah tangga. Adapun peralatan non medis di Unit Rawat Inap adalah :

No Nama Barang Jumlah

1 Komputer 3

2 Meja konsultasi 1

3 Kulkas 1

4 Meja perawat 2

5 Kursi 8

6 Lemari obat 1

7 Tempat sampah 4

8 HT 1
9 Lemari linen 1

10 Telepon 2

11 Troly status 1

D. PEMELIHARAAN FASILITAS DAN PERALATAN


Pemeliharaan Fasilitas merupakan proses pembersihan dan perbaikan ruangan dan
beserta alat-alat yang ada di Unit Rawat Inap. Pembersihan dan pemeliharaan Unit
Rawat Inap bekerjasama dengan bagian Housekeeping dan Unit Maintenance building.
Untuk membersihkan rutin/ harian, pembersihan mingguan, pembersihan sewaktu,
bongkar besar sebulan sekali. Pemeliharaan peralatan dilakukan oleh staf di Unit
Rawat Inap dan bekerjasama dengan maintenance medis Rumah Sakit Primaya Depok.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN DAN DOKUMENTASI

A. Alur Pelayanan
B. Tatalaksana pelayanan dan dokumentasi
1. Admisi Pasien Rawat Inap
a. Pasien dari IGD/VK/Rawat Jalan diputuskan untuk dilakukan
rawat inap oleh dokter
b. Pasien/Keluarga pasien membawa surat pengantar rawat inap
ke bagian admisi rawat inap
c. Pasien/Keluarga pasien dilakukan general consent
d. Petugas admisi melakukan cek in ke ruangan yang dituju
2. Transfer pasein dari IGD ke Rawat Inap
a. Petugas IGD/VK menerima informasi ketersediaan ruangan
dari admisi
b. Petugas IGD/VK mengkonfirmasi persiapan ruangan ke
ruangan yang dituju
c. Petugas IGD/VK memastikan terapi awal sudah diberikan,
pemeriksaan penunjang sudah dilakukan dan dokumentasi
sudah lengkap
d. Petugas ruangan mengkonfirmasi bahwa ruangan sudah siap
e. Pasien diantarkan ke ruangan oleh perawat
3. Transfer pasien dari Rawat Jalan ke Rawat Inap
a. Petugas admisi mempersilakan pasien menunggu
b. Petugas admisi mengkonfirmasi persiapan ruangan ke ruangan
yang dituju
c. Petugas ruangan mengkonfirmasi bahwa ruangan sudah siap
d. Pasien diantarkan ke ruangan oleh perawat rawat
jalan/kurir/petugas admisi
4. Transfer pasien antar ruangan rawat inap
a. Pasien memerlukan pindah ruangan baik karena indikasi
medis (contoh: ke HCU karena perburukan) atau keinginan
pasien (contoh: pindah kelas)
b. Petugas ruangan asal menginformasikan ke admisi
c. Keluarga pasien diarahkan ke admisi
d. Keluarga pasien mendapatkan penjelasan mengenai
konsekuensi perpindahan ruangan
e. Admisi mentransfer pasien secara system
f. Admisi menginformasikan kepada ruangan asal bahwa pasien
sudah dapat ditransfer
g. Perawat ruangan asal mengkonfirmasi kesiapan ruangan yang
dituju
h. Perawat ruangan yang dituju konfirmasi balik bahwa ruangan
sudah siap
i. Pasien ditransfer
5. Visite dokter ruangan
a. Pasien masuk ke ruangan rawat inap
b. Perawat menginformasikan kepada dokter ruangan bahwa
terdapat pasien baru
c. Dalam waktu maksimal 1x24 jam dokter ruangan melakukan
visite kepada pasien
d. Dokter ruangan memeriksa pasien baru, menyapa pasien dan
melakukan KIE seperlunya
e. Dokter ruangan mengisi asesmen awal rawat inap
f. Dokter ruangan menyiapkan keperluan klinis pasien untuk
tindak lanjut oleh DPJP seperti konsultasi antar dokter,
melengkapi pemeriksaan penunjang, dll.
6. Visite Pasien oleh DPJP
a. Dokter siap melakukan visite
b. Perawat menyiapkan status pasien, pemeriksaan penunjang
dan alat pemeriksaan yang dibutuhkan
c. Perawat mengantarkan dokter ke pasien yang divisite
d. Dokter/perawat mengucapkan salam, memperkenalkan diri
dan memberitahu bahwa pasien akan diperiksa oleh dokter
e. Dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
f. Dokter menginformasikan perkembangan penyakit pasien dan
rencana pengobatan dan pemeriksaan selanjutnya
g. Dokter dan perawat kembali ke nurse station
h. Dokter menulis di rekam medis, menulis resep, pemeriksaan
penunjang dan dokumentasi lain yang dibutuhkan
i. Perawat mengecek kelengkapan administrasi yang ditulis oleh
dokter
j. Apabila ada yang belum lengkap, perawat mengingatkan untuk
melengkapi
7. Pengambilan Obat di Farmasi
a. Pasien membutuhkan obat
b. Dokter menulis resep dengan lengkap
c. Perawat mengantarkan resep ke instalasi farmasi
d. Instalasi farmasi menyiapkan obat
e. Obat diserahkan kepada perawat rawat inap
8. Penggunaan Obat Floorstock
a. Pasien membutuhkan obat segera (emergency)
b. Perawat mengambil obat dai floorstock atau troli emergency
c. Perawat memberikan obat ke pasien
d. Dokter menulis resep obat yang telah digunakan
e. Perawat mengantarkan resep ke instalasi farmasi
f. Instalasi farmasi menyiapkan obat
g. Obat diserahkan kepada perawat rawat inap
h. Perawat rawat inap menaruh obat dari farmasi ke stock
floorstock atau troli emergency
i. Perawat mengecek kelengkapan obat floorstock/troli
emergency
j. Perawat menyegel kembali lemari floorstock atau troli
emergency
9. Pemeriksaan Penunjang Radiologi
a. Pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang radiologi
b. Dokter melengkapi blangko pemeriksaan radiologi
c. Perawat mengecek kelengkapan dan melakukan input SIMRS
d. Perawat mengkonfirmasi ke radiologi
e. Perawat mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan
f. Perawat mengantar pasien ke instlaasi radiologi
g. Dilakukan pemeriksaan radiologi
h. Perawat mengantar pasien kembali ke ruangan
10. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
a. Pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang laboratorium
b. Dokter melengkapi blangko pemeriksaan laboratorium
c. Perawat melakukan sampling kepada pasien
d. Perawat mengecek kelengkapan dan melakukan input SIMRS
e. Perawat mengkonfirmasi ke laboratorium
f. Perawat mengantar sampel instalasi laboratorium
11. Pemesanan Makanan Pasien
a. Pasien setelah di visite mendapatkan advise gizi sesuai dengan
penyakinya
b. Petugas gizi merekap semua permintaan makanan dari
ruangan
c. Petugas gizi membuat makanan pasien sesuai pesanan
d. Makanan di sebar ke semua ruangan
12. Persiapan Pasien Operasi Cito
a. Pasien membutuhkan operasi segera
b. Perawat menghubungi dokter ruangan
c. Dokter ruangan melakukan inform consent tindakan operasi
dan anestesi
d. Dokter ruangan menyiapkan persiapan operasi
e. Dokter ruangan mengkonsultasikan pasien ke dokter spesiaslis
untuk persiapan operasi
f. Perawat menghubungi ruangan operasi
13. Pemantauan Perkembangan Pasien
a. Pasien dipantau perkembangannya setiap pergantian shift
perawat
b. Dilakukan wawancara singkat dan TTV pasien
c. Perkembangan dicatat dalam asuhan keperawatan
14. Pemantauan Perkembangan Pasien HCU
a. Pasien dipantau perkembangannya setiap jam
b. Diobservasi TTV, saturasi oksigen, kesadaran, intake, output
c. Perkembangan dicatat dalam buku observasi khusus HCU
15. Pasien Menolak Tindakan
a. Pasien membutuhkan tindakan
b. Pasien/keluarga pasien diberikan informasi mengenai tujuan
tindakan, risiko dan efek samping yang mungkin terjadi
c. Pasien/keluarga pasien menolak dilakukan tindakan
d. Pasien/keluarga pasien diberikan informasi sekali lagi dan
konsekuensi bila tindakan tidak dilakukan
e. Pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan
penolakan tindakan
16. Pasien Pulang Paksa
a. Pasien/keluarga pasien menghendaki pasien dibawa pulang
meskipun dokter belum menganjurkan
b. Dokter/perawat memberitahu kondisi pasien, tujuan
pengobatan, prognosis dan konsekuensi bila dibawa pulang
paksa
c. Pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan
pulang paksa
17. Administrasi Pasien Pulang
a. Pasien disarankan pulang/pulang paksa/meninggal
b. Perawat mengecek kelengkapan rekam medis, kelengkapan
klaim (bila pasien asuransi), input SIMRS tindakan dilengkapi
c. Perawat meminta bantuan dokter ruangan apabila
kelengkapan rekam medis atau kelengkapan klaim ada yang
kurang
d. Bila memerlukan obat pulang, perawat mengambil obat ke
farmasi dan sisa obat tidak terpakai dikembalikan ke farmasi
e. Pasien dilakukan RPP
f. Obat pulang dan hasil pemeriksaan penunjang asli disiapkan
untuk diberikan kepada pasien
g. Salinan pemeriksaan penunjang dimasukan ke rekam medis
h. Keluarga pasien dimohon untuk menunggu +/ 1-2 jam dan
diarahkan ke kasir
i. Setelah keluarga pasien menyelesaikan administrasi, hasil
pemeriksaan penunjang asli dan obat pulang diberikan kepada
pasien
j. Pasien/keluarga pasien diberikan edukasi saat pulang
(discharge planning) dan rencana tindak lanjut untuk
control/kembali ke FKTP
k. Peralatan, infus dll dilepaskan dari pasien
l. Pasien dipersilakan pulang
18. Pasien Rujuk atau alih rawat
a. Pasien membutuhkan rujuk (atas indikasi medis) atau alih
rawat (atas permintaan pasien)
b. Pasien/keluarga pasien diberikan informasi tujuan dirujuk,
alternative tujuan rujukan
c. Bila pasien/keluarga pasien setuju untuk dirujuk dan sudah
ditentukan tujuan rujukan, perawat menghubungi fasilitas
kesehatan tujuan, menyiapkan perawat pendamping dan
menghubungi bagian ambulans
d. Perawat mengecek kelengkapan dokumentasi dan administrasi
pasien
e. Keluarga pasien diarahkan ke kasir untuk menyelesaikan
administrasi
f. Pasien dirujuk
19. Pasien Meninggal
a. Pasien setelah dinyatakan meninggal oleh Dokter lalu di
siapkan untuk dilakukan Pemulasaraan Jenazah di Kamar
Jenazah
b. Perawat melapor ke petugas kamar jenazah
c. Jika Kamar Jenazah sudah siap maka pasien yang meninggal
di kirim ke Kamar Jenazah
20. Menyiapkan kembali ruangan setelah dipakai pasien
a. Pasien sudah keluar dari ruangan
b. Perawat menghubungi petugas PU untuk membersihkan
ruangan
c. Perawat melakukan Perbed
BAB V
LOGISTIK

A. Perencanaan
Menentukan macam, mutu, dan jumlah alat yang dibutuhkan dalam pelayanan rawat
inap
1. Peralatan kesehatan
Alat kesehatan yang digunakan untuk mendiagnosa, menangani, monitor, dan
mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung
2. Obat-obatan emergency ruangan
a. Kegawatdaruratan Jantung
b. Kegawatdaruratan Interna
c. Kegawatdaruratan Kebidanan
d. Kegawatdaruratan Anak Dan Neonatus
e. Kegawatdaruratan Neurologi Dan Psikiatri

B. Penganggaran
1. Membuat perkiraan biaya
2. Barang yang diperlukan dan jumlahnya, harga satuan dan harga total harus
disusun dalam bentuk tabel.

C. Pengadaan
Pengadaan peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan :
1. Ada buku pedoman pelayanan gawat darurat DEPKES
2. Ada peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan buku pedoman
(kecuali pneumatik trousers, pacemaker, CVP tidak menjadi persyaratan
3. Ada obat emergency yang selalu siap.
4. Ada daftar obat-obat yang mudah diidentifikasi dan letak obat mudah diambil.

D. Penyimpanan
Peralatan disimpan dalam dua tempat :
1. Tempat penyimpanan utama atau cadangan dimana persediaan disimpan tetapi
tidak digunakan.
2. Tempat penggunaan setelah digunakan.
3. Selalu membiasakan untuk menyimpan kembali pada tempat asalnya

Untuk menyimpanan peralatan, diperlukan ketrampilan berikut:


1. Catatan penerimaan barang baru dan pengeluaran barang
2. Membuat neraca buku-stok (persediaan) atau buku besar
3. Membuat laporan kondisi peralatan setiap shift dinasnya

E. Distribusi
Peralatan dapat dikeluarkan untuk digunakan bila diperlukan. Terdapat tiga
prosedur administrasi yang berkaitan dengan pengeluaran peralatan, antara lain:
1. Catatan di buku besar (menuliskan pengeluaran barang tersebut dalam buku
besar persediaan)
2. Surat/kupon pengeluaran barang harus ditandatangani
3. Catatan inventaris dari bagian yang menerima dan menggunakan peralatan
4. Catatan peminjaman peralatan dari dan ke luar unit yang bersangkutan
F. Penghapusan
1. Pemeliharaan dan perbaikan alat
2. Ada protap pemeliharaan, pemeriksaaan, dan perbaikan alat secara berkala
3. Ada jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan alat
4. Ada bukti pelaksanaan dan pemeliharaan
5. Ada bukti kalibrasi alat
6. Ada prosedur penggantian kerusakan alat dan kadaluarsa obat
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) : adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan


2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. Kategori Kesalamatan Pasien


1. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT : Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
2. KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi
yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir
3. KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss : Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
a. Karena “ keberuntungan”
b. Karena “ pencegahan ”
c. Karena “ peringanan ”
4. KESALAHAN MEDIS
Medical Errors: Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
5. KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event : Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti,
amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur
yang berlaku.

E. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden
Keselamatan”
6. Melakukan asuhan keperawatan secara mandiri.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Staff Safety
Identifikasi Resiko Keselamatan
Resiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegitan saat
sekarang atau kejadian di masa datang. Resiko keselamatan kerja di Unit Rawat Inap
adalah Resiko Keselamatan Staf (Staff Safety), yang meliputi:
1. Tertusuk jarum suntik atau teriris benda tajam.
2. Terpapar cairan tubuh pasien (bahan infeksius)
3. Terpapar bahan kimia baik cair maupun terhirup gas medis.
4. Terpapar infeksi terutama air bone
5. Terpapar bahaya radiasi dari X-ray
6. Security hazard dari pasien/ pengunjung.

B. Managemen Resiko Di Unit Rawat Inap


Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi
dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan kerugian pada
pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan upaya mengurangi resiko tersebut.
Managemen Keselamatan Petugas

1. Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, tutup kepala) selama
bertugas atau melakukan tindakan.
2. Menerapkan universal precaution dalam setiap tindakan.
3. Jarum suntik dan benda tajam lainnya diletakkan dalam wadahhtahan tusuk.
Jangan menutup, membengkokkan atau mematahkan benda tajam secara
manual.
4. Permukaan meja, lantai harus didekontaminasi dengan desinfectan kimiawi
setelah ada tumpahan bahan infeksius.
5. Perlakukan pengadaan, penyimpanan, pemakaian dan pembuangan B3 dengan
sesuai standar prosedur.
6. Prosedur penangangan needle stick injury dan cairan tubuh lainnya.
7. Memberikan pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

C. Infection Control Dan Prevention


Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat
di rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan masalah yang serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian
infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi masa
perawatan pasien menjadi lebih lama di rumah sakit, sehingga akan berdampak
terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan perawat
dan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan, maka perlu adanya suatu
strategi untuk melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Unit
Rawat Inap.
1. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Ventilasi mekanis merupakan faktor resiko terjadinya pneumonia nosokomial
pada pasien-pasien sakit kritis. Ventilator associated pneumonia merupakan
infeksi nosokomial yang paling sering terjadi di NICU. Kriteria Diagnostik
pneumonia (setelah 48 jam menggunakan ventilasi mekanis):

a. Check X-Ray ditemukan adanya infiltrate, konsolidasi baru atau progresif.


b. Paling sedikit dua dari keadaan dibawah ini :
 Demam ≥ 38℃
 Hipotermia kurang dari 36℃
 Leukosit lebih dari 30.000/mm3
 CRP > 5
 IT Ratio >2
 Kultur ujung ETT positif
Adapun beberapa strategi yang digunakan untuk melakukan pencegahan
terjadinya VAP adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendidikan dan pelatihan respiratory care bagi staf perawat.
2. Melakukan surveliance terhadap pasien-pasien yang memiliki resiko tinggi
mengalami VAP selama dirawat di NICU.
3. Mencegah penyebaran microorganisme dengan melakukan disinfeksi
terhadap peralatan medis yang digunakan.
4. Melakukan pemantuan microorganisme dengan pemeriksaan kultur (darah,
sputum, jamur, broncihial washing dan lain-lain).
5. Memberikan perlindungan terhadap pasien dari pasien lain dan staff.
 Memberikan perawatan di ruang khusus pada pasien yang mungkin
memiliki infeksi saluran nafas.
 Staff yang memiliki infeksi saluran nafas tidak boleh memberikan
asuhan langsung terhadap pasien dengan resiko tinggi (pasien dengan
penurunan daya tahan tubuh).
6. Strategi Non Farmakologi
 Melakukan cuci tangan saat five moment.
 Memposisikan pasien dengan meniggikan kepala tempat tidur 30°.
 Melakukan perubahan posisi.
 Melakukan pemeliharaan alat terapi pernapasan dengan :
a. Mengganti breathing circuit 1 minggu sekali.
b. Menggunakan filter inspirasi maupun expirasi pada ventilator
sebagai barier precaution.
c. Alat nebulisasi harus steril atau didesinfeksi sebelum digunakan.
d. Membuang air/ embun kondensasi pada breathing sirkuit secara
rutin.
e. Regulator oksigen dinding dapat dipakai ulang dan harus
dibersihkan, NICU dan dikeringkan apabila selesai digunakan.
 Melakukan penghisapan secret saluran nafas.
a. Untuk pasien terpasang ETT dilakukan bronchial washing dan
suctioning.
b. Gunakan cairan steril untuk membilas.
c. Tabung suction dan com steril diganti setiap hari dan diberi cairan
desinfektan.
 Pada penggunaan cairan dan obat nebulizer, sisa obat dan cairan
dalam kemasan yang sudah dibuka harus dibuang dalam waktu 24
jam.

2. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)


Adalah infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain
yang dicurigai sebagai sumber infeksi. Adapun beberap strategi yang digunakan
untuk pencegahan terjadinya IADP adalah :
1. Cuci tangan sebelum melakukan pemasangan catheter intravena perifer
ataupun central.
2. Gunakan teknik aseptic dalam pemasangan catheter intra vena perifer dan
central.
3. Cantumkan tanggal pemasangan ditempat yang mudah dibaca.
4. Ganti IV catheter dalam waktu 48-72 jam untuk pemasangan perifer dan 2
minggu untuk pemasangan umbilical catheter, PICC 1 bulan.
5. Cabut segera IV catheter jika ditemukan adanya tanda tanda infeksi
6. Tempat penusukan catheter intra vena diperiksa setiap shift untuk melihat
kemungkinan timbul komplikasi
7. Ganti dressing setiap 3 hari sekali atau jika kotor dan gunakan dressing
transparan.
8. Pemberian cairan dan obat-obatan intravena.
 Infuse set dan treeway diganti setiap 3x24 jam.
 Cairan yang dipakai sebagai pelarut obat-obatan srip secara tritrasi
dipakai tidak lebih dari 24 jam.
 Untuk pemberian obat-obatan baik melalui intra vena intramuskuler,
supkutan dan intrakutan syringe yang digunakan adalah disposable,.
 Cantumkan tanggal pemasangan infuse set dan cairan pelarut.
9. Pemberian nutrisi parenteral dan transfusi.
 Cairan nutrisi parenteral tidak boleh digunakan lebih dari 24 jam.
 Cantumkan tanggal pemakaian infuse set dan diberi stiker pada setiap
botol nutrisi parenteral yang terpasang.
 Blood set transfusion tidak boleh digunakan lebih dari 24 jam.

D. Penanganan Limbah
1. Pengelolaan Bahan Kotor dan Bersih
Yang dimaksud dengan bahan kotor adalah instrument, bahan linen, limbah
padat, limbah cair, yang telah digunakan setelah tindakan. Bahan tersebut
dipisahkan, dibuang, dikelola diruang disposal. Bahan-bahan tersebut dikeluarkan
melalui koridor belakang Unit Rawat Inap. Dan dilakukan serah terima dengan
petugas Unit Rawat Inap dan laundry.
Pemilihan bahan kotor meliputi :
a. Instrument
Instrument kotor yang telah digunakan di dekontaminasi dan disterilisasikan
di CSSD.
b. Bahan Linen
Linen yang telah dipakai dipisahkan antara linen yang bersih dan linen yang
terkontaminasi, sebelum dimasukkan ke ember kotor linen terpisah satu
persatu untuk menghindari ada peralatan atau benda tajam yang dibawa.
Linen yang bersih dihitung dan dicatat jumlahnya kemudian dimasukkan
kedalam kantung plastik putih. Sedangkan linen yang terkontaminasi pasien
menular atau infeksius dipisahkan, di hitung dan dicatat jumlahnya kemudian
dimasukkan kedalam kantung plastik kuning dan diberi label linen infeksius.
Linen tersebut kemudian diserahterimakan oleh nurse aid kepada petugas
laundry. Untuk linen yang harus disterilkan diserah terimakan kepada petugas
Unit Perawatan Intensif.
2. Pengelolaan Limbah Cair
Yang termasuk limbah cair adalah cairan dari suction, sisa cairan desinfectan,
urine dan cairan pengeluaran pasien lainnya. Cairan-cairan tersebut dibuang
melalui saluran disposal yang kemudian dialirkan ke saluran pembuangan.
3. Pemilihan Sampah
Proses pemilihan limbah medis dan non meids Unit Rawat Inap Rumah Sakit
Primaya Pasar Kemis dibagi berdasarkan :
a. Sampah domestic (kantong warna hitam) : limbah yang tidak terkontaminasi
darah, cairan tibuh pasien, seperti : kertas, plastik, sisa makanan.
b. Sampah infeksius (kantong warna kuning) : limbah padat yang terkonminasi
(infeksius), seperti : kassa, jaringan tubuh/ sampah yang terkena jaringan/
cairan tubuh.
c. Sampah kimia dan farmasi (kantong warna coklat) : limbah bekas obat-obatan
dan kemasannya.
d. Sampah benda tajam (sharp countainer) : limbah tajam seperti : jarum, ampul,
needle spuit, gelas kaca, pisau.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Laporan, Monitoring, Evaluasi

Laporan instalasi rawat inap terdiri dari laporan bulanan dan laporan tahunan.
Laporan mencakup angka kunjungan, pemberi pelayanan, kompetensi, kejadian infeksi
nosocomial, kejadian pasien jatuh, kejadian pulang paksa, ketaatan pada clinical
pathway.

Anda mungkin juga menyukai