Anda di halaman 1dari 19

UKURAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN

SECARA EPIDEMIOLOGIS

Mata Kuliah : Epidemiologi

ALIVA IKMA YUHASTARI

(P2.31.33.1.112.003)

Kelompok 1

2 DIV

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jurusan Kesehatan Lingkungan

Jln. Hang Jebat Raya no. 47A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Telp : (021)7397641 Fax: (021) 7397769

Website : poltekkesjkt2.ac.id

Jakarta, 2013
UKURAN MORBIDITAS ANGKA KESAKITAN
Pengertian

Morbiditas adalah berasal dari kata morbidities dan dalam bahasa


Indonesia menjadi morbidity yang menurut bahasa artinya keadaan tidak
sehat (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat). Pengertian lengkap
mengenai morbiditas adalah setiap gangguan di dalam fungsi maupun
struktur tubuh seseorang yang dianggap sebagai penyakit, atau dapat
dijabarkan pula sebagai derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu
populasi atau disebut juga penyimpangan dari status sehat dan sejahtera
atau keberadaan dari suatu kondisi sakit, biasanya dinyatakan dalam angka
prevalensi atau insidensi yang umum dan berbagai ukuran turunan dari kedua
indikator tersebut.

Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat


selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini
dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk
terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak
digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi.

1. RATE

Rate adalah suatu nilai untuk mengukur kemungkinan (probability)


kejadian atau peristiwa tertentu pada sekelompok penduduk/masyarakat.
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan
antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi
tertentu dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu
tertentu. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian
tertentu dalam masyarakat.
Rumus :

Keterangan :

X = jumlah kejadian pada penduduk/masyarakat


Y = jumlah masyarakat/penduduk
K = bilangan konstanta (100, atau 1000 atau 100.000, dst).

Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diantaranya adalah :

1. Insidens Rate
2. Prevalensi Rate
3. Attact Rate

Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diataranya adalah.

a. Insidens Rate
Insidens Rate adalah frekuensi timbulnya kasus/ penderita baru
suatu penyakit yang terjadi pada sekelompok penduduk/masyarakat
selama waktu tertentu (umumnya 1 tahun). Proporsi atau jumlah kelompok
individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak
sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada
proporsi tersebut adalah kasus baru.

Rumus :

IR = (x / y) k

Keterangan :

X = jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu


Y = jumlah masyarakat/penduduk berisiko pada periode
waktu yang sama
K = bilangan konstanta (100, atau 1000 atau 100.000, dst)
Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan penanggulangan masalah kesehatan dengan melihat,
potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode dapat digunakan
untuk melihat trend dan fluktuasi, untuk pemantauan dan evaluasi upaya
pencegahan maupun penanggulangan serta sebagai dasar untuk
membuat perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu.

Contoh soal :

Puskesmas Kecamatan Paroon melaporkan bahwa selama tahun 2010


terdapat 300 kasus ISPA. Diketahui jumlah penduduk Paroon sebanyak
30.000 jiwa. Hitunglah insidens rate ISPA di Puskesmas Kecamatan
Paroon tersebut.

Jawab : Rumus, IR = (x / y) k
IR = ( 300 / 30.000 ) x 1.000
IR = 10 per 1000 penduduk

b. Prevalensi Rate
Prevalensi Rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu
tertentu. Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya
sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu
penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau
mati.
Prevalensi yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli
2000) disebut Point Prevalence Rate. Prevalensi yang ditentukan pada
periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000) juga
disebut Periode Prevalence Rate.

1. PePR (Point Prevlence Rate) / Point Prevalensi

Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat


pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus
(lama+baru) yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat
tetentu.

2. PoPR (Periode Prevalence Rate) / Periode Prevalensi

PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus


(lama+baru) yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1
periode.

Contoh soal :

Suatu daerah dengan jumlah penduduk tanggal 1 Juli 1999 sebanyak


150.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit ISPA sbb : bulan Januari 75
kasus, Maret 50 kasus, Juli 30 kasus baru dan 15 kasus lama. Hitunglah
Periode prevalensi penyakit ISPA bulan Januari-Juli.

Jawab : PoPR = (( 75 + 50 + 30 + 15 ) / 150.000 ) x 1000

= ((170) / 150.000 ) x 1000

= 1,1 per 1000 penduduk

Dari soal diatas hitunglah Point Prevalens penyakit ISPA bulan Juli.

Jawab : PePR = (( 30 + 15) / 150.000 ) x 100


= ((45) / 150.000 ) x 100
= 3 per 100.000 penduduk
c. AR (Attack Rate)
Attack rate adalah adalah angka insiden yang terjadi dalam
waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka
yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu. Jumlah
penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama.

Rumus :

AR = (x / y) k

Keterangan :

X = jumlah penderita pada periode waktu tertentu


Y = jumlah masyarakat/penduduk berisiko pada periode
waktu yang sama
K = bilangan konstanta

Contoh soal :

Pada suatu sekolah SD dengan murid 400 anak, 75 anak diantaranya


tiba-tiba menderita muntaber setelah minum susu kotak dalam acara di
sekolah tersebut.

Jawab : 75
AR = x 100=18 , 75%
400

2. RASIO

Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Ratio
adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung dan
digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian.
Rumus :

Ratio = (x / y) k

Keterangan :

X = banyaknya peristiwa, orang, dan lain lain yang


mempunyai satu atau lebih atribut tertentu.
Y = banyaknya peristiwa, orang, dan lain lain yang
mempunyai satu atau lebih atribut tertentu, tetapi beda
dengan x
K = nilainya 1

Contoh soal :

a. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah.


10 diantaranya adalah jenis kelamin pria sedangkan sisanya wanita.
Maka rasio pria terhadap wanita adalah ?

Dit : rasio pria terhadap wanita ?

Jawab : rumus, Rasio = (x / y) k


rasio pria : wanita = pria / wanita x 1
rasio pria : wanita = 10 / 20 x 1 = 1 : 2

b. Jumlah Mahasiswa Stikes = 100, ratio pria : wanita = 2 : 3. Berapa


jumlah masing-masing mahasiswa ?
Dit : jumlah masing-masing mahasiswa ?
Jawab : jumlah pria = 2 / 5 x 100 = 40 orang
jumlah wanita = 3 / 5 x 100 = 60 orang

3. PROPORSI

Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya


merupakan bagian dari penyebut. Penyebaran proporsi adalah suatu
penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa
dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau
subkelompok dari kelompok itu.

Rumus :

Proporsi = (x / y) k

Keterangan :

X = jumlah kejadian yang timbul dalam suatu kategori


Y = jumlah keseluruhan dari kejadian atau penduduk lain
yang muncul pada semua kategori dari suatu seri data
tertentu.
K = bilangan konstanta, selalu sama dengan 100

Contoh soal :

a. Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32


orang penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak maka
proporsinya (dalam persen) ?
Dit : Proporsi dalam persen ?
Jawab : Proporsi = 12 x 100%
12 + 20
= 0,375 = 37,5%
b. Penduduk wanita = 30 orang
Penduduk laki-laki = 50 orang
Dit : Proporsi penduduk wanita dan laki-laki ?
Jawab : Proporsi penduduk wanita = 30 x 100%
30 + 50

= 30 / 80 x 100%

= 37,5 %

Proporsi pend. laki-laki = 100% - 37,5 % = 62,5%


DAFTAR PUSTAKA

Nasry, Nur. Dasar-dasar epidemiologi. Rieneka Cipta.

Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta: EGC.

http://akhirahman.blogspot.com/2012/03/tugas-epidemiologi-1.html

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/05/ukuran-ukuran-dalam-epidemiologi.html

http://www.eepis-its.edu/uploadta/abstrakdetail.php?id=438

http://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/ukuran-ukuran-epidemiologi/

http://farahlauziah.wordpress.com/2010/10/21/ukuran-ukuran-epidemiologi/
UKURAN MORALITAS ANGKA KEMATIAN

Pengertian

Kata “mortalitas” berasal dari “mortal” yang berasal dari kata Latin “mors”
(kematian). Kebalikan dari kematian, tentu saja, adalah keabadian. Kematian
berbeda dari morbiditas (kesakitan). Mortalitas atau kematian adalah merupakan
keadaan hilangnya semua tanda - tanda kehidupan secara permanen yang dapat
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian
dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian
terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat
istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Salah satu yang termasuk dalam
komponen demografi adalah mortalitas karena dapat memepengaruhi perubahan
penduduk.

Macam – macam/jenis angka kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam


Epidemiologi antara lain :
1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin (Fetal Death Rate )
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
11. Case Fatality rate ( CFR )

1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )


Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka
waktu (umumnya 1 tahun) per 1000 penduduk dibandingkan dengan
jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. Disebut
kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan
kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian
yang berbeda-beda, setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia,
jenis kelamin, atau variable lain.
Rumus :

Keterangan : k = konstanta (1000)

Contoh soal :
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X
sebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 anak.
Berapakah angka kematian kasarnya ?
Jawab :

Angka kematian kasarnya 8, artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun,


jumlah penduduk yang meninggal ada 8 orang.

2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )


Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia
adalah periode perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam
kedokteran klinis, evaluasi terhadap kematian anak dalam beberapa hari
atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal
yan penting agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu
terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah.
PMR Adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan
28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama ( WHO, 1981 ).
Rumus :

Contoh soal :
Diketahui disuatu daerah X pada tahun 2010 terdapat kematian bayi usia < 1
minggu dengan jumlah 35 orang dan jumlah kelahiran 70 pada tahun yang
sama
Jawab : PMR = 35 x 100%

70
= 50 %
Jadi, PMR di daerah X pada tahun tersebut yaitu 50 tiap per seratus kelahiran
hidup.

3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )


Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat
Rumus :

Contoh soal :
Diketahui pada daerah Z terdapat kasus kematian bayi yang umurnya kurang
dari 28 hari sebanyak 10 bayi dan diketahui juga kelahiran bayi pada tahun
yang sama berjumlah 1200 bayi.
Jawab : NMR = 10 x 100 ‰
1200
= 8,3 %
Jadi, NMR di daerah Z pada tahun tersebut yaitu 8,3 tiap seribu kelahiran
hidup.
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan
penduduk dalam hal kualitas fisik, salah satu indikator utama adalah angka
kematian bayi (AKB) dan angka harapan hidup. AKB dalah jumlah seluruh
kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat IMR adalah
sebagai indikator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Rumus :

Contoh soal :

Pada tahun 2000 di Jember terdapat 6.658 kematian bayi berusia di


bawah 1 tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah
343.692.

Artinya, pada tahun 2000 di Jember terdapat 19,4 kematian bayi berusia
di bawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.

5. Angka Kematian Balita (Under Five Mortalaty Rate)


Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama. Angka kematian balita sangat
penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini
merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak.
Manfaatnya adalah untuk mengukur status kesehatan bayi.
Rumus :
Contoh soal :
Diketahui pada daerah tertentu terdapat kematian balita dalam satu tahun
berjumlah 50 bayi, dan pada tahun yang sama diketahui jumlah balita
sebanyak 100 orang.
Jawab : UFMR = 50 Х 100%
100
= 50%
Jadi pada tahun tersebut terdapat 30 bayi setiap per seratus penduduk.

6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)


Angka kematian pasca neonatal diperlukan untuk menelusuri kematian
di Negara belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi
meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi
nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate adalah kematian
yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup dalam satu tahun.
Rumus :

Contoh soal :
Diketahui disuatu daerah X pada tahun 2011 terdapat kematian bayi usia <
1 minggu dengan jumlah 30 orang dan jumlah kelahiran 60 pada tahun
yang sama
Jawab : PMR = 30 x 100%
60
= 50 %
Jadi, PMR di daerah X pada tahun tersebut yaitu 50 tiap per seratus
kelahiran hidup.

7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin (Fetal Death Rate)


Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati.
Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau
dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika
bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda – tanda kehidupan saat
lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda –tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat atau gerakan
otot volunter. Angka kematian janin adalah proporsi jumlah kematian janin
yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu,
biasanya 1 tahun.
Rumus :

Contoh kasus :
820 kematian janin pada daerah tertentu, 130.000 ribu kelahiran hidup
penduduk, hitung FDR ?
Jawab :
FDR = 820 / (130.000 + 820 ) x 1000 = 6,3 kematian janin per 1000
penduduk.

8. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator untuk melihat derajatkesehatan perempuan. Angka kematian ibu
juga merupakan salah satu target yangtelah ditentukan dalam tujuan
pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitumeningkatkan kesehatan
ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015adalah
mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei
yangdilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikianupaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus.
Rumus :
Contoh soal :
Tahun 2000 jumlah kematian ibu karena kehamilan dan atau melahirkan
= 250 jiwa; jml kelahiran hidupselama tahun 2000 = 81.376 jiwa.
Jawab : .MMR = 250/ 81367 x 100.0000 = 307 per 100.000
kelahiran hidup.

9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)


Rumus :

Keterangan :
dX = Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur

tertentu(x)
pX = Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x)

Contoh soal :
a. Jumlah kematian penduduk berusia 40-44 tahun di Kabupaten Tegal
pada tahun 2001 adalah 1.825. Jumlah penduduk pada kelompok
umur tersebut adalah 1.100.213 orang.
Jawab :

Berarti ASDR penduduk 40 -44 tahun pada tahun 2001 di Kabupaten


Tegal sebesar 1,7 per seribu penduduk.
b. Tahun 2000 jml penduduk umur 40-44 tahun adalah6.424 jiwa. Jml
kematian penduduk 40-44 tahunselama tahun 2000 = 92 jiwa.
Jawab :
ASDR 40-44 = D40-44/ P40-44x 1000
  = 14,3 per 1000 pddk 40-44 tahun

10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )


Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu
jangka waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut.
Rumus :

Contoh soal :
Pada tahun 2010 terjadi 67 kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Kota
Bandung. Populasi penduduk Kota Bandung pada tanggal 1 Januari 2010
adalah 1500 orang dan pada tanggal 12 dan pada tanggal 1 Januari 2011
adalah 2000 orang. Berapa CSMR - nya?
Jawab :
Penduduk pertengahan tahun = 1500 + 2000 / 2 =1750
CSMR = 67 / 1750 X 1000 = 38,29 %
Jadi CSMR akibat kecelakaan lalu lintas pada kota bandung pada tahun
2010 yaitu 38 tiap 1000 penduduk.

11. Case Fatality Rate ( CFR )


Ialah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu
penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama untuk menentukan kegawatan/
keganasan penyakit tersebut. Perhitungan ini dapat digunakan uutk
mengetahui tingkat penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini
dapat dispesifikkan menjadi menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan lain-lain. CFR adalah persentase angka kematian oleh
sebab penyakit tertentu.
Rumus :

Contoh soal :

a. Di daerah X dlm 1 tahun terdapat kasus penyakit Radang Paru 500


orang yang meninggal 300 orang. Carilah nilai CFRnya ?
Jawab : CFR = 300/500 x 100 % = 60 %
Angka ini menunjukkan keganasan penyakit. Contoh kasus Flu burung
positif 65 orang, yang meninggal 54 orang, hitung CFR flu burung ?
54 / 65 X 100 % = 83 %
b. Jumlah kematian akibat kanker payudara di Rumah Sakit A dilaporkan
sebanyak 56 orang, dan pasien yang dirawat dengan penyakit yang
sama sebanyak 112 orang. Berapa Case Fatality Rate?
Jawab : CFR = 56 / 112 x 1000 = 50%
Jadi, Case Fatality Rate akibat kanker payudara di Rumah Sakit A
adalah 50 %.
DAFTAR PUSTAKA

http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2008/10/ukuran2-dlm-epidemiologi-
pengukuran-frekuensi-masalah-kesehatan.pdf

http://arfanart.wordpress.com/2011/10/12/rumus-tingkat-kematian/

http://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/ukuran-ukuran-epidemiologi/

http://farahlauziah.wordpress.com/2010/10/21/ukuran-ukuran-epidemiologi/

http://kamuskesehatan.com/arti/mortalitas/

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/pengantar-epidemiologi.html
http://marthapratama.files.wordpress.com/2012/03/perhitungan-fertilitas-mortalitas-
dan-migrasi1.pdf

http://ssbelajar.blogspot.com/2012/04/angka-kelahiran-dan-angka-kematian.html

http://www.scribd.com/doc/85262374/Statistik-Kematian-Mortality-Statistics

Anda mungkin juga menyukai