Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

Pengukuran Epidemiologi
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Epidemiologi Semester 2

Disusun oleh :

Arti Putri Satriawati (132010114004)


Boby Alfirdha (132010114006)
Deta Yuniar (13201011400)
Ponicha Purnamasari (13201011400)
Puput Nur Fitriani (13201011400)
Sri Novita Ampely (13201011400)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan
dan diselenggarakannya pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang
sebaik-baiknya.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat.Ukuran dasar yang
digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate (angka), Rasio dan Proporsi. Ketiga bentuk
perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian,
dan nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa di ukur dengan angka insidensi dan
prevalensi, sedangkan kematian bisa diukur dengan angka kematian.
Ukuran epidemiologis selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor person atau
orang, yang dinilai di sini adalah dari aspek jumlah atau frekuensi orang yang berkaitan
dengan suatu peristiwa, selain itu faktor place atau tempat adalah faktor yang berkaitan
dengan darimana orang-orang yang mengalami peristiwa tersebut berasal. Faktor time atau
waktu adalah periode atau waktu kapan orang-orang tersebut mengalami suatu peristiwa.
1.2 Rumusan Masalah
a ) Angka Rate / Purata
b ) Proporsi
c ) Rasio
1.3 Tujuan
a ) Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Epidemiologi
b ) Tujuan khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui macam macam, cara dan tujuan pengukuran sumber
kesehatan secara epidemiologi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANGKA/RATE/PURATA
Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa yang akan
diukur, biasanya untuk analisis statistik di bidang kesehatan, sebagai hasilnya akan
didapatkan ukuran yang objektif dengan mengetahui jumlah bilangan atau angka mutlak
suatu kasus atau kematian.peristiwa yang biasanya diukur dalam bentuk angka dianataranya
adalah kesakitan dimana yang digunakan untuk perhitungan kasus adalah insidence rate,
prevalence rate, periode prevalence rate, attack rate, dan dalam hubungan kematian akan
dibicarakan crude death rate, age specific death rate, cause disease spesific death rate.
Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan. Angka
yang dihitung dari total populasi didalam suatu area sebagai penyebutnya disebut crude rate
atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok tertentu disebut
specific rate atau angka spesifik (purata spesifik).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan rate diantaranya adalah :
a. Frekuensi orang yang menderita penyakit atau kasus dan orang yang meninggal (person)
b. Frekuensi penduduk darimana penderita berasal (place)
c. Waktu atau periode kapan orang-orang terserang penyakit (time)
Angka yang dapat menggambarkan jumlah peristiwa statistik kesehatan perlu memperhatikan
karakteristik dari pembilang dan penyebutnya.pembilang terbatas pada umur, jenis kelamin,
atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, jenis kelamin atau
golongan yang sama.
1. Incidence Rate (Angka Insidensi)
Incidence rate (angka insidensi) adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu yang
terjadi di kalangan penduduk pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya satu tahun)
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada
pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus:
jumlah kasus baru suatu penyakit
Selama periode tertentu
Insidence rate =
xK
Populasi yang mempunyai resiko

Konstanta (k) adalah bilangan konstan yang biasanya bernilai 100.000, tetapi nilai 100
(persen) , 1000, 10.000, bahkan 1.000.000 sering digunakan. (pemilihan nilai K biasanya
dibuat sehingga angka terkecil diperoleh dalam seri yang hanya mempunyai satu digit pada
sebelah kiri titik desimal, dimana dihasilkan angka yang kecil, supaya dapat memudahkan
dalam membaca hasil).
Penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat
diketahui pasti atau mendekati pasti, tetapi jika penyakit timbulya tidak jelas, disini waktu
ditegakan diagnosis diartikan sebagai waktu mulai penyakit.
Kegunanaan incidence rate adalah dapat mempelajari faktor-faktor penyebab dari penyakit
yang akut maupun kronis.
Contoh :
Dikecamatan X dengan jumlah penduduk tanggal 1 juli 2009 sebanyak 500 orang balita,
dimana seluruh balita tersebut beresiko atau rentan terhadap penyakit campak. Di temukan
laporan penderita baru dari puskesmas kecamatan X sebagai berikut : bulan januari 10 orang,
maret 15 orang, juni 8 orang, september 12 orang, dan desember 20 orang. Maka
insidencenya adalah :
Insidence rate = (10+15+8+12+20)
X 100%
500
= 13 % atau 13 kasus per 100 penduduk balita

2. Attack Rate (Angka Serangan)


Insidence rate dalam hubungannya dengan waktu tertentu seperti bulan , tahun dan
seterusnya perlu diperhatikan. Angka serangan adalah jumlah penderita baru suatu penyakit
yang di temukan pada satu saat tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang terkena
penyakit pada saat yang sama dalam pesen atau permil. Angka serangan diterapkan pada
populasi yang sempit dan terbatas pada suaru periode, misalnya dalam suatu wabah.
Insidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun biasanya untuk penyakit yang
jarang.
Rumus :
Attack Rate = jumlah kasus selama epidemi
xK
Populasi yang mempunyai resiko-resiko
Contoh :
Terdapat 100 orang siswa disekolah dasar Z, dimana secara tiba-tiba 20 orang diantaranya
menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Maka angka serangannya adalah :
Attack Rate = 20
x 100
100
= 20% atau 20 kasus per 100 siswa.
3. Sekunder Attack Rate (Angka Serangan Sekunder)
Sekunder Attack Rate adalah jumlah penderita baru suaru penyakit yang mendapat
serangan kedua dibanding dengan jumlah penduduk dikurangi jumlah orang yang telah
pernah terkena pada serangan pertama dalam persen atau permil.
Rumus:
Sekunder Attack Rate = Jumlah penderita baru pd serangan kedua
xK
Jumlah pddk Pddk yang terkena
serangan pertama

Contoh :
Terdapat 100 orang siswa di sekolah Z, dimana secara tiba tiba 20 orang diantaranya
menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Jika 2 hari kemudian 30 orang siswa
lain terkena keracunan, maka angka serangan sekundernya adalah :

30
Angka serangan skunder = x 100
100 20
= 37,5 % atau 37,5 kasus per 100 siswa
4. Point prevalence rate
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada waktu jangka tertentu disekelompok masyarakat tertentu.
Faktor faktor yang mempengaruhi prevalence rate adalah :
1. Frekuensi orang yang telah sakit pada waktu yang lalu
2. Frekuensi orang yang sakit yang baru ditemukan
3. Lamanya menderita sakit
Prevelance penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga dan pemberantasan
penyakit.
Rumus :
Jumlah kasus penyakit yang ada
pada satu titik waktu
Point prevalence rate
= xK
Jumlah penduduk seluruhnya
Contoh :
Kasus penyakit demam berdarah di kecamatan x pada waktu dilakukan survei pada juli 2009
adalah 100 orang dari 4000 penduduk dikecamatan tersebut maka point prevalence rate
demam berdarah di kecamatan tersebut adalah :
100
Point prevalence rate = x 1000
4000
= 25 kasus per 1000 orang

5. Periode prevalence rate


Periode prevalence rate adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Jumlah penderita lama dan baru
Periode prevalence rate =
xK
Jumlah penduduk
Contoh :
Jumlah penduduk tanggal 1 juli 2008 di daerah margasari adalah 200.000 orang, menurut
laporan puskesmas kecamatan margasari jumlah penyakit penderita TBC adalah januari 40
kasus lama, 110 kasus baru, maret 65 kasus lama, 85 kasus baru, september 40 kasus lama,
60 kasus baru dan desember 190 kasus lama dan 210 kasus baru,maka angka prevalensi
periode adalah:
= (40+110) + (65+85) + (15+85) + (40+60) + (190+210)
x 100 %
200.000
=0,45 %

6. Crude death rate ( Angka kematian kasar )


Crude death rate adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada jangka waktu
satu tahun dibanding dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan
dalam persen dan permil.
Crude death rate digunakan untuk perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk
yang mempunyai susunan umur yang berbeda beda, tetapi tidak dapat secara langsung
melainkan harus melalui prosedur penyesuaian.crude death rate ini digunakan secara luas
karena sifatnya dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.
Rumus :
Jumlah kematian dikalangan penduduk
Disuatu daerah dalam 1 tahun
Crute death rate
= xK
Jumlah penduduk rata rata
( pertengahan tahun , di daerah & tahun yang sama )

Contoh :
Di desa x dilaporkan 50 orang yang meninggal akibat menderita berbagai penyakit.sedang
jumlah penduduk desa tersebut pada tanggal 1 juli 2002 adalah 20.000 orang,maka angka
kematian kasarnya dalam persen adalah :
50
Crude death rate = x 100 %
20.000
= 0,25 %

7. Cause disease spesific death rate ( angka kematian penyebab khusus )


Cause disease spesific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian karena suatu
penyebb khusus dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Jumlah kematian karena
penyebab khusus
Cause spesific death rate = xK
Jumlah penduduk pertengahan
Contoh :
Pada pertengahan tahun 1998 di kecamatan x jumlah penduduknya 5000. Selama tahun 1998
tersebut terdapat 20 orang yang meninggal dunia karena DBD. maka kematian akibat DBD
adalah :
20
Cause (DBD) specific date rate = x 1000
5000
= 4 kematian per 1000 penduduk

8. Age specific death rate ( Angka kematian pada umur tertentu )


Age specific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian pada umur tertentu dalam
satu jangka waktu tertentu ( satu tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk pada umur yang
bersangkutan pada daerah dan tahun yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus :
Misalnya age spesific death rate pada golongan 1-5 tahun

Jumlah kematian antara umur 1-5


tahun di suatu daerah
dalam waktu 1 tahun
Age specific death rate =
xK
Jumlah penduduk berumur antara
1-5 tahun pada daerah
dan tahun yang sama

Contoh :
Dikecamatan x jumlah penduduk yang berumur 1 5 tahun pada pertengahan tahun 1998
adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut selama tahun 1998 meninggal 12 orang. Jadi Age
specific death rate adalah :
12
Age specific death rate = x 1000
500
= 24 kematian per 1000 penduduk

2.2 PROPORSI
Proporsi merupakan hubungan antar jumlah kejadian dalam kelompok data yang
mengenai masing masing kategori dari kelompok itu atau hubungan antara bagian dari
kelompok dengan keseluruhan kelompok yang dinyatakan dalam persen.
Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena itu proporsi
tidak dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana
peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok, tetapi biasanya hal ini tidak
terjadi.

Rumus :
X
Proporsi = xK
(X + Y )
Keterangan :
X = Banyaknya kejadian atau orang, dll yang terjadi dalam kategori tertentu atau sub kelompok
dari kelompok yang lebih besar.
Y = Banyaknya kejadian atau orang ,dll yang tidak terjadi atau tidak termasuk dalam kategori
yang dimaksud dari kelompok data tersebut.
K = 100 %

Contoh :
Pada kecamatan sukamaju terdapat 25 kasus penyakit x, terdiri dari 12 wanita dan 13 laki
laki. Jumlah orang orang dari masing masing jenis kelamin berada dalam kelompok yang
tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut jenis kelamin :

proporsi wanita = 12/25 x 100 = 26,9 %


proporsi laki laki = 13/25 x 100 = 73,1 %

2.3 RASIO

Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang
memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.misalnya rasio orang
sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat.
Rumus :
X
Proporsi = xK
Y
Diamana :
X = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu
Y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut yang berbeda atribut
dengan ( x )
K=1
Contoh :Penyakit x mengenai 40 penduduk di kecamatan suria, masing masing 15 wanita dan
25 laki laki.jumlah orang orang dari masing masing jenis kelamin berada dalam
kelompok yang tidak di ketahui.Berapa rasio kasus laki laki terhadap kasus wanita ?
Rasio kasus laki laki : kasus wanita = 25 : 15
= 1,6 : 1

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate (angka), rasio dan
proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan
peristiwa kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital lainnya.
A. ANGKA/RATE/PURATA
Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa yang akan diukur,
biasanya untuk analisis statistik di bidang kesehatan, sebagai hasilnya akan didapatkan
ukuran yang objektif dengan mengetahui jumlah bilangan atau angka mutlak suatu kasus atau
kematian.
B. PROPORSI
Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena itu proporsi tidak
dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana peristiwa
dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok, tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.
C. RASIO
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang memiliki
perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.misalnya rasio orang sakit kanker
dibandingkan dengan orang sehat.

3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
materi tentang epidemiologi.
Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kami tetapi juga berguna
bagi semua pembaca. Terakhir dari kami walaupun makalah ini kurang sempurna kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

LAMPIRAN

1. Contoh perhitungan Incidence Rate, Attack Rate dan Sekunder Attack Rate !
Jawab :
Contoh perhitungan Incidence Rate (Angka Insidensi)
Dikecamatan X dengan jumlah penduduk tanggal 1 juli 2009 sebanyak 500 orang balita,
dimana seluruh balita tersebut beresiko atau rentan terhadap penyakit campak. Di temukan
laporan penderita baru dari puskesmas kecamatan X sebagai berikut : bulan januari 10 orang,
maret 15 orang, juni 8 orang, september 12 orang, dan desember 20 orang. Maka
insidencenya adalah :
Insidence rate = (10+15+8+12+20)
X 100%
500
= 13 % atau 13 kasus per 100 penduduk balita
Contoh perhitungan Attack Rate (Angka Serangan)
Terdapat 100 orang siswa disekolah dasar Z, dimana secara tiba-tiba 20 orang diantaranya
menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Maka angka serangannya adalah :
Attack Rate = 20
x 100
100
= 20% atau 20 kasus per 100 siswa.
Contoh perhitungan Sekunder Attack Rate (Angka Serangan Sekunder)
Terdapat 100 orang siswa di sekolah Z, dimana secara tiba tiba 20 orang diantaranya
menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Jika 2 hari kemudian 30 orang siswa
lain terkena keracunan, maka angka serangan sekundernya adalah :
30
Angka serangan skunder = x 100
100 20
= 37,5 % atau 37,5 kasus per 100 siswa

2. Apa yang dimaksud dengan angka kematian kasar dan contoh perhitungannya !
Jawab :
Angka Kematian Kasar yaitu jumlah semua kematian yang ditemukan pada jangka waktu
satu tahun dibanding dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan
dalam persen dan permil. dan contoh perhitungannya :
Di desa x dilaporkan 50 orang yang meninggal akibat menderita berbagai penyakit.sedang
jumlah penduduk desa tersebut pada tanggal 1 juli 2002 adalah 20.000 orang,maka angka
kematian kasarnya dalam persen adalah :
50
Crude death rate = x 100 %
20.000
= 0,25 %
3. Apa manfaat perhitungan angka kesakitan (Morbiditas) ?
Jawab : untuk mengetahui atau mengukur orang yang sakit dalam suatu daerah, member
ukuran yang lebih objektif terhadap peristiwa yang diukur, contohnya penyakit & kematian.
4. Apa yang dimaksud angka kematian penyebab khusus dan pada umur tertentu ?
Jawab :
Angka kematian penyebab khusus yaitu jumlah keseluruhan kematian karena suatu penyebb
khusus dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan
waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumusnya: Jumlah kematian karena
penyebab khusus
Cause spesific death rate = xK
Jumlah penduduk pertengahan
Contoh :
Dikecamatan x jumlah penduduk yang berumur 1 5 tahun pada pertengahan tahun 1998
adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut selama tahun 1998 meninggal 12 orang. Jadi Age
specific death rate adalah :
12
Age specific death rate = x 1000
500
= 24 kematian per 1000 penduduk

Angka kematian pada umur tertentu yaitu jumlah keseluruhan kematian pada umur tertentu
dalam satu jangka waktu tertentu ( satu tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk pada umur
yang bersangkutan pada daerah dan tahun yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus : Misalnya age spesific death rate pada golongan 1-5 tahun
Jumlah kematian antara umur 1-5
tahun di suatu daerah
dalam waktu 1 tahun
Age specific death rate
= xK
Jumlah penduduk berumur antara
1-5 tahun pada daerah
dan tahun yang sama
Contoh :
Dikecamatan x jumlah penduduk yang berumur 1 5 tahun pada pertengahan tahun 1998
adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut selama tahun 1998 meninggal 12 orang. Jadi Age
specific death rate adalah :
12
Age specific death rate = x 1000
500

= 24 kematian per 1000 penduduk

DAFTAR PUSTAKA
Ahblom, A & S Norel.Pengantar Epidemiologi Modern.editor : Suhardi, januar
Ahmad.yayasan essentia medika.1988
Bustan, M.N. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rinea Cipta. Jakarta. Cetakan kedua. Edisi
revisi, Agustus 2006.
Noor, N.N. Epidemiologi. Edisi revisi. Rineka Cipta. Jakarta. 2008

Anda mungkin juga menyukai