Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kom, Promkes, dan Epid

Dosen Pengampu :

Liza Mutia, SKM, M.Biomed

Disusun Oleh :

Nama : Pratista Tarigan

NIM : P07534019086

Kelas : 1B

Semester : II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan
judul “Pengukuran Epidemiologi”. Makalah ini berisikan tentang ukuran-ukuran dalam
Epidemiologi. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas
kepada kita semua. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengarahkan
saya dalam pembuatan makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Kom, Promkes, dan epid
yaitu ibu Liza Mutia, SKM, M.Biomed. Untuk dukungan dari semua pihak saya berharap
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai segala usaha kita. Amin.

Medan, 13 April 2020


Penyusun :

Pratista Tarigan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………….. 01
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………. 01
C. TUJUAN…………………………………………………………01
D. MANFAAT……………………………………………………... 02

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI……………………………… 03
B. UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI……………. 03

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………. 14
B. SARAN…………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakannya pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk mengatasinya,
telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat
dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat.Ukuran dasar yang
digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate (angka), Rasio dan Proporsi. Ketiga
bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa
kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa di
ukur dengan angka insidensi dan prevalensi, sedangkan kematian bisa diukur
dengan angka kematian.

Ukuran epidemiologis selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya


faktor person atau orang, yang dinilai di sini adalah dari aspek jumlah atau
frekuensi orang yang berkaitan dengan suatu peristiwa, selain itu faktor place atau
tempat adalah faktor yang berkaitan dengan darimana orang-orang yang mengalami
peristiwa tersebut berasal. Faktor time atau waktu adalah periode atau waktu kapan
orang-orang tersebut mengalami suatu peristiwa.

B. RUMUSAN MASALAH

a ) Angka Rate / Purata


b ) Proporsi
c ) Rasio
C. TUJUAN
Agar Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam, cara dan tujuan
pengukuran sumber kesehatan secara epidemiologi.

1
D. MANFAAT

Supaya Penulis dapat lebih memahami Pengukurann tentang Epidemiologi


secara luas dan mendalam.

2
BAB II PEMBAHASAN

PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI

A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit


serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Epidemiologi merupakan model
cornerstone penelitian kesehatan masyarakat serta membantu menyebarkan dan
menginformasikan kedokteran berbasis eveidence based medicine sebagai
pengidentifikasian faktor risiko penyakit dan menentukan pendekatan penanganan
khusus yang optimal.

B. UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

a. Angka/Rate/Purata

Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa


yang akan diukur, biasanya untuk analisis statistik di bidang kesehatan, sebagai
hasilnya akan didapatkan ukuran yang objektif dengan mengetahui jumlah bilangan
atau angka mutlak suatu kasus atau kematian. Peristiwa yang biasanya diukur
dalam bentuk angka diantaranya adalah kesakitan dimana yang digunakan untuk
perhitungan kasus adalah insidence rate, prevalence rate, periode prevalence rate,
attack rate, dan dalam hubungan kematian akan dibicarakan crude death rate, age
specific death rate, cause disease spesific death rate. Rate adalah suatu jumlah
kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan. Angka yang dihitung
dari total populasi didalam suatu area sebagai penyebutnya disebut crude rate atau
angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok tertentu
disebut specific rate atau angka spesifik (purata spesifik).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan rate diantaranya adalah :

1. Frekuensi orang yang menderita penyakit atau kasus dan orang yang
meninggal (person)
2. Frekuensi penduduk darimana penderita berasal (place)
3. Waktu atau periode kapan orang-orang terserang penyakit (time)

3
Angka yang dapat menggambarkan jumlah peristiwa statistik kesehatan
perlu memperhatikan karakteristik dari pembilang dan penyebutnya.pembilang
terbatas pada umur, jenis kelamin, atau golongan tertentu maka penyebut juga harus
terbatas pada umur, jenis kelamin atau golongan yang sama.

1. Incidence Rate (Angka Insidensi)

Incidence rate (angka insidensi) adalah jumlah kasus baru penyakit


tertentu yang terjadi di kalangan penduduk pada suatu jangka waktu tertentu
(umumnya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan tahun jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen atau permil.

Rumus:

Jumlah kasus baru suatu penyakit


Selama periode tertentu
Insidence rate = xK

Populasi yang mempunyai resiko

Konstanta (k) adalah bilangan konstan yang biasanya bernilai 100.000,


tetapi nilai 100 (persen) , 1000, 10.000, bahkan 1.000.000 sering digunakan.
(pemilihan nilai K biasanya dibuat sehingga angka terkecil diperoleh dalam seri
yang hanya mempunyai satu digit pada sebelah kiri titik desimal, dimana
dihasilkan angka yang kecil, supaya dapat memudahkan dalam membaca hasil).
Penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat
diketahui pasti atau mendekati pasti, tetapi jika penyakit timbulya tidak jelas, disini
waktu ditegakan diagnosis diartikan sebagai waktu mulai penyakit. Kegunanaan
incidence rate adalah dapat mempelajari faktor-faktor penyebab dari penyakit yang
akut maupun kronis.

Contoh :

Dikecamatan X dengan jumlah penduduk tanggal 1 juli 2009 sebanyak


500 orang balita, dimana seluruh balita tersebut beresiko atau rentan terhadap

4
penyakit campak. Di temukan laporan penderita baru dari puskesmas kecamatan X
sebagai berikut : bulan januari 10 orang, maret 15 orang, juni 8 orang, september 12
orang, dan desember 20 orang. Maka insidencenya adalah :

(10+15+8+12+20)
Insidence rate = x 100%
500
= 13 % atau 13 kasus per 100 penduduk balita.

2. Attack Rate (Angka Serangan)

Insidence rate dalam hubungannya dengan waktu tertentu seperti bulan,


tahun dan seterusnya perlu diperhatikan. Angka serangan adalah jumlah penderita
baru suatu penyakit yang di temukan pada satu saat tertentu dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang terkena penyakit pada saat yang sama dalam pesen atau
permil. Angka serangan diterapkan pada populasi yang sempit dan terbatas pada
suaru periode, misalnya dalam suatu wabah.

Insidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun biasanya untuk


penyakit yang jarang.

Rumus :

Jumlah kasus selama epidemi


Attack Rate = xK
Populasi yang mempunyai resiko-resiko
Contoh :

Terdapat 100 orang siswa disekolah dasar Z, dimana secara tiba-tiba 20


orang diantaranya menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Maka
angka serangannya adalah :

20
Attack Rate = x 100
100
= 20% atau 20 kasus per 100 siswa.

5
3. Sekunder Attack Rate (Angka Serangan Sekunder)

Sekunder Attack Rate adalah jumlah penderita baru suaru penyakit yang
mendapat serangan kedua dibanding dengan jumlah penduduk dikurangi jumlah
orang yang telah pernah terkena pada serangan pertama dalam persen atau permil.

Rumus:

Jumlah penderita baru pd serangan kedua


Sekunder Attack Rate = xK
Jumlah pddk – Pddk yang terkena
serangan pertama

Contoh :

Terdapat 100 orang siswa di sekolah Z, dimana secara tiba – tiba 20 orang
diantaranya menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Jika 2 hari
kemudian 30 orang siswa lain terkena keracunan, maka angka serangan
sekundernya adalah :

30
Angka serangan skunder = x 100
100 – 20
= 37,5 % atau 37,5 kasus per 100 siswa

4. Point prevalence rate

Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru


yang ditemukan pada waktu jangka tertentu disekelompok masyarakat tertentu.

6
Faktor – faktor yang mempengaruhi prevalence rate adalah :

1. Frekuensi orang yang telah sakit pada waktu yang lalu


2. Frekuensi orang yang sakit yang baru ditemukan
3. Lamanya menderita sakit.

Prevelance penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga dan


pemberantasan penyakit.

Rumus :

Jumlah kasus penyakit yang ada


pada satu titik waktu
Point prevalence rate = xK
Jumlah penduduk seluruhnya

Contoh :

Kasus penyakit demam berdarah di kecamatan x pada waktu dilakukan


survei pada juli 2009 adalah 100 orang dari 4000 penduduk dikecamatan tersebut
maka point prevalence rate demam berdarah di kecamatan tersebut adalah :

100
Point prevalence rate = x 1000
4000
= 25 kasus per 1000 orang

5. Periode prevalence rate

Periode prevalence rate adalah jumlah penderita lama dan baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau
permil.

7
Rumus :

Jumlah penderita lama dan baru


Periode prevalence rate = xK
Jumlah penduduk

Contoh :

Jumlah penduduk tanggal 1 juli 2008 di daerah margasari adalah 200.000


orang, menurut laporan puskesmas kecamatan margasari jumlah penyakit penderita
TBC adalah januari 40 kasus lama, 110 kasus baru, maret 65 kasus lama, 85 kasus
baru, september 40 kasus lama, 60 kasus baru dan desember 190 kasus lama dan
210 kasus baru,maka angka prevalensi periode adalah:

(40+110) + (65+85) + (15+85) + (40+60) + (190+210)


= x 100 %
200.000

= 0,45 %

6. Crude death rate ( Angka kematian kasar )

Crude death rate adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada
jangka waktu satu tahun dibanding dengan jumlah penduduk pada pertengahan
waktu yang bersangkutan dalam persen dan permil. Crude death rate digunakan
untuk perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk yang mempunyai
susunan umur yang berbeda beda, tetapi tidak dapat secara langsung melainkan
harus melalui prosedur penyesuaian.crude death rate ini digunakan secara luas
karena sifatnya dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.

8
Rumus :

Jumlah kematian dikalangan penduduk


Disuatu daerah dalam 1 tahun
Crute death rate = xK
Jumlah penduduk rata – rata
( pertengahan tahun , di daerah & tahun yang sama )

Contoh :

Di desa x dilaporkan 50 orang yang meninggal akibat menderita berbagai


penyakit.sedang jumlah penduduk desa tersebut pada tanggal 1 juli 2002 adalah
20.000 orang,maka angka kematian kasarnya dalam persen adalah :

50
Crude death rate = x 100 %
20.000

= 0,25 %

7. Cause disease spesific death rate ( angka kematian penyebab khusus )

Cause disease spesific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian


karena suatu penyebb khusus dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan dalam persen atau
permil.

Rumus :

Jumlah kematian karena


penyebab khusus
Cause spesific death rate = xK
Jumlah penduduk pertengahan

9
Contoh :

Pada pertengahan tahun 1998 di kecamatan x jumlah penduduknya 5000.


Selama tahun 1998 tersebut terdapat 20 orang yang meninggal dunia karena DBD.
maka kematian akibat DBD adalah :

20
Cause (DBD) specific date rate = x 1000
5000

= 4 kematian per 1000 penduduk

8. Age specific death rate ( Angka kematian pada umur tertentu )

Age specific death rate adalah jumlah keseluruhan kematian pada umur
tertentu dalam satu jangka waktu tertentu ( satu tahun ) dibagi dengan jumlah
penduduk pada umur yang bersangkutan pada daerah dan tahun yang bersangkutan
dalam persen atau permil.

Rumus :

Misalnya age spesific death rate pada golongan 1-5 tahun

Jumlah kematian antara umur 1-5


tahun di suatu daerah
dalam waktu 1 tahun
Age specific death rate = xK
Jumlah penduduk berumur antara
1-5 tahun pada daerah
dan tahun yang sama

Contoh :

Dikecamatan x jumlah penduduk yang berumur 1 – 5 tahun pada pertengahan


tahun 1998 adalah 500 orang. Dari jumlah tersebut selama tahun 1998 meninggal
12 orang. Jadi Age specific death rate adalah :

10
12
Age specific death rate = x 1000
500

= 24 kematian per 1000 penduduk

b. Proporsi

Proporsi merupakan hubungan antar jumlah kejadian dalam kelompok data


yang mengenai masing masing kategori dari kelompok itu atau hubungan antara
bagian dari kelompok dengan keseluruhan kelompok yang dinyatakan dalam
persen. Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena
itu proporsi tidak dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali jika
banyaknya orang dimana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub
kelompok, tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.

Rumus :

X
Proporsi = xK
(X + Y )
Keterangan :

X = Banyaknya kejadian atau orang, dll yang terjadi dalam kategori tertentu atau
sub kelompok dari kelompok yang lebih besar.

Y = Banyaknya kejadian atau orang ,dll yang tidak terjadi atau tidak termasuk
dalam kategori yang dimaksud dari kelompok data tersebut.

K = 100 %

Contoh :

Pada kecamatan sukamaju terdapat 25 kasus penyakit x, terdiri dari 12 wanita dan
13 laki laki. Jumlah orang – orang dari masing – masing jenis kelamin berada

11
dalam kelompok yang tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut jenis
kelamin :

12
Proporsi wanita = x 100 = 26,9 %
25

13
Proporsi laki – laki = x 100 = 73,1 %
25

c. Rasio

Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau


orang yang memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian
lainnya.misalnya rasio orang sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat.

Rumus :

X
Proporsi = xK
Y
Dimana :

X = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu

Y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut yang
berbeda atribut dengan ( x )

K = 1

Contoh :

Penyakit x mengenai 40 penduduk di kecamatan suria, masing – masing 15


wanita dan 25 laki – laki. Jumlah orang – orang dari masing – masing jenis kelamin
berada dalam kelompok yang tidak di ketahui. Berapa rasio kasus laki – laki
terhadap kasus wanita?

Kasus Laki −laki 25


Rasio = =
Kasus Wanita 15

12
1,6
= 1

= 1,6 : 1

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate


(angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk
mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital
lainnya.

a. Angka/Rate/Purata

Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa yang akan
diukur, biasanya untuk analisis statistik di bidang kesehatan, sebagai hasilnya akan
didapatkan ukuran yang objektif dengan mengetahui jumlah bilangan atau angka
mutlak suatu kasus atau kematian.

b. Proporsi

Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena itu
proporsi tidak dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali jika banyaknya
orang dimana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok, tetapi
biasanya hal ini tidak terjadi.

c. Rasio

Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang
memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.misalnya rasio
orang sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat.

14
B. SARAN

Saya berharap Makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari


materi tentang Pengukuran Epidemiologi. Kritik dan masukan dari Pembaca
merupakan kunci sempurnanya Makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/05/ukuran-ukuran-dalam-epidemiologi.html

https://artiputri8.blogspot.com/2015/07/makalah-pengukuran-epidemiologi-
disusun.html

https://www.pelajaran.co.id/2018/26/pengertian-epidemiologi-tujuan-manfaat-dan-
peran-epidemiologi-menurut-para-ahli.html

16

Anda mungkin juga menyukai