Dosen Pengampu:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Wabah”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Epidemiologi semester dua
program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala
Jakarta, 2021
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................20
Daftar Pustaka..................................................................................................... 21
ii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa
(KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini
adalah:
1
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2.1 UU Wabah
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
sumber penyakit. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-
benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat
menimbulkan wabah.
3
4
sesuai lagi dengan kebutuhan, dan oleh karenanya perlu ditetapkan kembali
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
sumber penyakit. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-
benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat
menimbulkan wabah.
sesuai lagi dengan kebutuhan, dan oleh karenanya perlu ditetapkan kembali
epidemiologi pada suatu daerahdalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang
lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area
dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin
mendeteksi adanya suatu isolate microbial atau kluster kasus yang tidak biasa atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
tertukar dipakai oleh masyarakat, tetapi istilah "wabah" digunakan untuk kondisi
yang lebih parah dan luas. Istilah KLB dapat dikatakan sebagai peringatan sebelum
terjadinya wabah.
6
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang
melebihisituasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan
yang sudah kritis,gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada
seperti diare, campak, dan demam berdarah dengue (DBD). Penyebab utama KLB
di Indonesia, yaitu daerah risiko tinggi KLB penyakit tertentu dapat diidentifikasi,
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).Jumlah penderita baru dalam satu
bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka
rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. Agar KLB penyakit tidak menjadi
adalah sbb:
simultan.
belum terungkap.
Dwyer dan Groves, dalam Nelson, dkk, 2005) meliputi beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan investigasi
wabah
spesimen
2. Persiapan administrasi
3. Persiapan konsultasi
Pada tahap ini sudah harus dipikirkan peran dan posisi tim kesehatan dalam
kesehatan memiliki peran langsung memimpin investigasi, atau hanya mitra dari
pejabat/ petugas kesehatan setempat (misalnya staf dinas kesehatan setempat), atau
Mengenal dan menjalin kerjasama dengan petugas/ staf / kontak lokal serta otoritas
yang muncul saling terkait satu sama lain dan terjadi akibat hal atau sebab yang
penyakit yang sama tapi tidak saling berhubungan atau bahkan kumpulan
yang berbeda.
karena:
2. Verifikasi diagnosis
pendukung diagnostik.
b. Kualitas pemeriksaan lab yang baik dan memenuhi standar tertentu yang
diharapkan
c. Komunikasi yang baik antara tim kesehatan dan pasien, untuk menggali
Pajanan
Definisi kasus adalah kumpulan (set) yang standar tentang kriteria klinis untuk
tsb. Definis kasus dalam konteks KLB/ wabah haruslah dibatasi oleh karateristik
tertentu dari, orang tempat dan waktu. Sekali ditetapkan maka definisi kasus ini
verifikasi laboratorium
untuk mengidentifikasi kasus dari berbagai sumber kasus yang mungkin, seperti
dari/di:
b. Karateristik klinis, misal riwayat penyakit, keluhan dan tanda sakit yang
standar, kuesioner atau form abstraksi/ kompilasi data. Form abstraksi/ kompilasi
data berisi pilihan informasi-informasi terpenting yang perlu didata untuk setiap
kasus. Bentuk format kompilasi tsb berupa baris-baris daftar kasus (line listing).
Pada format line listing ini setiap kasus yang ditemui diletakkan pada setiap baris,
sementara setiap kolomnya berisi variabel penting kasus tsb. Kasus baru akan
dapat memiliki daftar kasus yang selalu diperbaharui (up-dated) berikut jumlahnya
dan Waktu
tingkat risiko tertentu untuk terjadinya penyakit. Karateristik orang yang lazim
untuk mengidentifikasi etiologi penyakit tsb. Peta bintik (spot map) dan Peta area
(area map) merupakan bentuk penyajian data deskriptif menurut tempat yang sangat
GIS) berikut piranti lunaknya dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut di atas.
trend) dari kejadian KLB/ wabah tsb. Untuk mempermudah tercapainya tujuan
ini KLB/ wabah dapat digambarkan menggunakan kurva epidemik (epi) ini.
3. Mengenal pola epidemi yang terjadi, apakah common source (berasal dari
sekelompok orang yang terpajan dengan agen berbahaya yang sama) atau
penentu diagnosis, seperti misalnya pada kasus kolera, salmonelosis, hepatitis dan
keracunan logam berat. Namun harus dipahami bahwa setiap perangkat dan teknik
tes laboratorium memiliki nilai validitas (sensitifitas dan spesifisitas) tertentu yang
akan menentukan besarnya false positif atau false negatif dari diagnosis kasus.
1. Formulasi hipotesis
orang tempat dan waktu), kita dapat mulai membuat dugaan atau penjelasan
sementara (hipotesis) yang lebih fokus tentang faktor-faktor risiko atau determinan
Hipotesis yang kita buat haruslah diarahkan untuk mencari penjelasan tentang:
a. Sumber penularan
KLB/wabah
berikut:
15
statistik yang dipakai tapi juga desain studi epidemiologi analitik yang dipakai
digunakan dalam investigasi wabah adalah studi kasus kontrol dan kohort.
Studi kasus kontrol secara praktis lebih efisien (mudah, murah, hemat waktu
dengan jumlah kasus yang sedikit) sehingga lebih sering diterapkan pada situasi
KLB/ wabah. Kumpulan/ serial kasus yang sudah diidentifikasi dinyatakan sebagai
menseleksi dengan baik kelompok kontrol yaitu populasi yang tidak menderita
penyakit penyebab KLB/ wabah. Dari kedua kelompok ini, informasi tentang satu
atau beberapa status pajanan, faktor-faktor risiko atau etiologi dapat digali mundur
kontrol klasik dipakai sebagai estimasi RR yang memadai dengan syarat incidence
b. Keluarga kasus, misal istri/suami, anak/ orang tua, atau saudara kasus
c. Tetangga kasus
Penerapan studi kohort didalam situasi KLB/ wabah mungiin lebih sulit, karena
orang sehat yang berisiko untuk sakit (population at risk) dan mengikuti/
kategori dari kelompok pajanan (misalnya kelompok terpajan dan kelompok tidak
terpajan) diamati dan diikuti sampai munculnya satu atau beberapa penyakit yang
diteliti.
terjadinya drop-out dari subyek yang diamati, maka studi ini relatif menjadi lebih
kompleks (lebih menghabiskan waktu, biaya dan tenaga) dibanding studi kasus
kontrol. Namun demikian studi ini secara umum lebih baik dari kasus kontrol klasik
Risk yang dipakai dapat berupa Cummulative Incidence Risk Ratio (Risk Ratio)
17
atau berupa Incidence Density Rate Ratio (Rate Ratio), bergantung dari jenis
Studi-studi sistematik tambahan yang dapat dilakukan misalnya adalah studi meta-
places, reservoir atau kepadatan vektor penyebab malaria, atau kondisi higiene dan
sanitasi lingkungan yang mungkin beperan dalam terjadinya KLB diare atau
kondisi sumber air minum yang terkontaminasi bakteri atau tercemar zat berbahaya.
memungkinkan dapat pula dilakukan studi-studi intervensi seperti uji vaksin kolera,
meningitis, influenza, atau uji efektifitas (efficacy) terapi profilaksis tertentu dll.
Studi kecukupan sumber daya dan logistik untuk penanganan KLB/wabah juga
mungkin diperlukan.
intevensi ini harus dapat dilakukan secepat dam sedini mungkin, ketika sumber
1. Penjelasan lisan.
2. Penulisan laporan.
Hasil investigasi juga perlu ditulis dalam laporan dengan sistematika tertentu
meliputi:
b. Tujuan
c. Metodologi
19
d. Hasil
e. Pembahasan
masalah-masalah hukum dan etik yang potensial. Dalam konteks akademik laporan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap
pembahasan di atas.
3.1 Kesimpulan
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
yaitu; persiapan lapangan, konfirmasi kejadian KLB atau wabah dan verifikasi
3.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil saran, yaitu;
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
Weber, DJ. dkk dalam Thomas dan Weber. Investigation of Outbreaks dalam
https://simdos.unud.ac.id/
https://id.wikipedia.org/
https://www.academia.edu/
https://www.jogloabang.com/
21