Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Konstruksi Batu Bata”

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknik
Disusun oleh Kelompok 4:
Ainundita Paramananda (P21335119005)
Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Ega Arfanza (P21335120012)
Elviyanti Hamonangan (P21335120013)
Muhammad Ivan Erlangga (P23133117025)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jakarta, 2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Konstruksi Batu Bata”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas kelompok mata kuliah Dasar Teknik semester dua program studi

Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata

kuliah Dasar Teknik Bapak Syarifuddin, SKM., M.Kes.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga

segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................3
1.4 Manfaat....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian Pada Batu Bata....................................................................4
2.2 Jenis dan Ukuran Pada Batu Bata.........................................................5
2.3 Persyaratan Ikatan Pada Batu Bata......................................................7
2.4 Macam-Macam Ikatan Pada Batu Bata................................................7
2.5 Perbandingan Spesi...............................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................18

ii
Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Batu Bata Utuh................................................................................4


Gambar 1. 2 Jenis dan Ukuran Batu Bata..........................................................5
Gambar 1. 3 Ukuran Batu Bata............................................................................6

iii
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta

produktivitas kerja untuk dapat meningkatkan pembangunan yang lebih

berkualitas. Diperlukan suatu bahan bangunan yang memenuhi persyaratan teknis,

mudah didapat, dan harganya murah sehingga dapat dijangkau masyarakat luas.

Bahan bangunan yaitu semua bahan olahan yang mempunyai bentuk beraturan

dan ukuran tertentu yang digunakan sebagai bahan untuk membuat elemen

bangunan. Batu bata masih sangat diminati masyarakat sampai hari ini

sebagai pengisi dinding dan penyekat ruangan, meskipun saat ini sudah banyak

ditemukan beberapa material bangunan pengganti batu bata seperti batako, akan

tetapi dalam kenyataannya permintaan kebutuhan material bangunan batu bata

lebih banyak diminati daripada permintaan terhadap batako. Salah satu alasan

mengapa masyarakat masih mempercayai batu bata adalah dari segi estetikanya

terlihat lebih berseni dibandingkan dengan batako, serta kekurangan dari batu bata

lebih dapat diterima dibandingkan dengan kekurangan dari batako.

Batu bata merah dahulu dan yang sekarang sudah sangat berbeda, baik dari

sisi kekuatan maupun ukurannya. Selain semakin getas dimensinya pun semakin

lama semakin menyusut. Semua itu memang saling berkaitan, karena alasan biaya

1
produksi yang kian tinggi atau harga jual yang harus semakin ditekan. Dilihat dari

segi pembuatannya, batu bata merah ada dua jenis, yaitu batu bata konvensional

dan batu bata press. Batu bata konvensional tekturnya kasar, tidak rapi dan kadar

kekerasannya tergantung pada kualitas bahan serta teknik pembakarannya,

sedangkan batu bata press tekturnya lebih halus, ukurannya sama dan kekuatannya

lebih baik. Warna bata juga akan tergantung dari jenis tanah liat yang digunakan

serta lama proses pembakarannya. Dilihat dari segi aplikasi, bata merah

konvensional biasanya digunakan untuk konstruksi dinding dengan plesteran biasa

karena kekurangan dari jenis bata ini bisa dengan mudah ditutupi lapisan semen.

Sedangkan bata press sering diaplikasikan tanpa lapisan penutup atau yang lebih

sering kita kenal dengan bata ekspos. Salah satu kelebihan menggunakan bata

press sebagai bata ekspos adalah bata ini memang cenderung tahan lama atau

awet. Ukurannya pun presisi, tetapi sebagian orang menilai sisi artistiknya kurang

karena terkesan kaku dan kurang alami, karena bata ini dihasilkan oleh mesin

sehingga cenderung tipikal dan kurang berseni.

Dilihat dari segi biaya, pemasangan dinding menggunakan batu bata

konvensioanal lebih murah karena proses pembuatannya secara tradisional /

dengan menggunakan tangan, sedangkan batu bata press proses pembuatannya

menggunakan mesin sehingga membutuhkan biaya operasional yang lebih.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini

adalah:

1. Apa itu pengertian pada batu bata?

2
2. Apa saja jenis dan ukuran pada batu bata?

3. Apa saja persyaratan ikatan pada batu bata?

4. Apa saja macam-macam ikatan pada batu bata?

5. Apa itu perbandingan spesi?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian pada batu bata

2. Untuk mengetahui jenis dan ukuran pada batu bata

3. Untuk mengetahui persyaratan ikatan pada batu bata

4. Untuk mengetahui macam-macam ikatan pada batu bata

5. Untuk mengetahui perbandingan spesi

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat, yaitu:

1. Dapat mengetahui pengertian pada batu bata

2. Dapat mengetahui jenis dan ukuran pada batu bata

3. Dapat mengetahui persyaratan ikatan pada batu bata

4. Dapat mengetahui macam-macam ikatan pada batu bata

5. Dapat mengetahui perbandingan spesi

3
BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan pembahasan berdasarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat di bab satu.

2.1 Pengertian Pada Batu Bata

B a t u b a t a m

Gambar 1. 1 Batu Bata Utuh

Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.

Definisi batu bata menurut SNI 15-2094-2000 dan SII-0021-78 merupakan suatu

unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang

dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain,dibakar cukup

tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

2.2 Jenis dan Ukuran Pada Batu Bata

4
Gambar 1. 2 Jenis dan Ukuran Batu Bata

Ada beberapa jenis dan ukuran batu bata yang bisa anda gunakan, berikut

rinciannya:

1. Bata press – biasa: 19 x 10 x 4 cm

2. Bata press – halus: 20 x 10 x 5 cm

3. Bata ekspose – halus: 22 x 10 x 5 cm // 23 x 11 x 5 cm // 24 x 12 x 5.5 cm

4. Bata ekspose – super: 23 x 11 x 5 cm // 24 x 12 x 5.5 cm // 25 x 12 x 6 cm

5. Bata belanda – jadoel: 26 x 12 x 6 cm // 30 x 14 x 8 cm

6. Bata tempel & bata potong – expose: 23 x 6 x 1,5 cm // 20 x 5 x 2 cm //

dls3

7. Tegel lantai kuno (antik) dan repro

8. Tegel lantai bata – hias: 29 x 29 x 3 cm // 20 x 20 x 2 cm

Ukuran Batu Bata

Saat ini ukuran batu bata yang mengacu pada target yang mempunyai dimensi

bervariasi baik yang dijumpai dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal

atau industri rumah tangga. Untuk bangunan, ukuran standar yang biasa

dipergunakan adalah:

1. Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm

2. Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm

5
Penyimpangan yang diizinkan untuk ukuran tersebut adalah: Panjang maksimum

3%, Lebar maksimum 4% dan Tebal maksimum 5%.

Gambar 1. 3 Ukuran Batu Bata


2.3 Persyaratan

Ikatan Pada Batu Bata

Bata sebagai unsur bangunan dalam penggunaannya tidak boleh

sembarangan, berikut syarat - syarat yang harus dipenuhi:

1. Semua bidang sisi harus datar

2. Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku

6
3. Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yg berlebihan

4. Warna pada penampang patahan merata

5. Bila diketok suaranya nyaring

6. Panjang bata = 2 lebar + siar (1 cm)

7. Penyimpangan ukuran untuk panjang max 3%, lebar max 4%, tebal max 5%

Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di indonesia dibagi

3 golongan, yaitu:

a) Mutu tingkat 1, kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2

b) Mutu tingkat 2, kuat desaknya rata-rata 80-100 kg/cm2

c) Mutu tingkat 3, kuat desaknya rata-rata 60-80 kg/cm2

2.4 Macam-Macam Ikatan Pada Batu Bata

Macam-macam ikatan bata pada tembok suatu bangunan meliputi:

2.4.1 Ikatan ½ bata

7
Ikatan ½ bata adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan

setengah bata. Penggunaan Ikatan ½ bata pada sudut siku pertemuan 2 dinding ½

x ½

bata. Penyusunan bata pada dinding rumah, pagar halaman dapat berbentuk sudut

siku, sudut lancip dan sudut tumpul. Sifat ikatannya: lapis-lapisnya berganti-ganti

berjalan terus supaya seolah-olah bagai dianyam untuk menambah kekuatan sudut

dinding.

8
2.4.2 Ikatan Tegak

Ikatan tegak adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan 1

bata/lebih dan kombinasinya. Penggunaan ikatan tegak pada tembok 1 bata

Tembok (dinding) untuk ikatan tegak yang banyak digunakan mempunyai tebal

lapis 1 bata, atau juga dapat dibuat lebih

Sifat hubungan pada ikatan dinding 1 bata adalah:

1. Tembok terdiri dari 2 macam lapisan yaitu lapisan strek dan lapisan kop

2. Dalam 2 lapis berturut-turut siar lintang saling berselisihan ¼ panjang bata

9
3. Gigi tegak panjang ¼ bata, gigi tangga panjang berseling-seling ¼ bata dan

¾ bata, pada pengakiran tegak yang selalu ada disamping kop, lapis strek

berakhir dengan ¾ bata

4. Panjang dinding jika dibagi dengan lebar bata akan terdapat jumlah “k”

(kepala) genap dan ganjil

10
2.4.3 Ikatan Silang

Ikatan silang adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan 1

bata atau lebih dan kombinasinya. Dinamakan ikatan silang karena: pada tiap tiga

lapis berturut-turut disembarang tempat selalu Dapat dibuat silangatau palang-

palang Ikatan silang dengan tebal lapisan 1 bata mempunyai empat lapisan, yaitu:

1. Lapisan pertama terdiri dari lapisan bujur (strek), diawali dan diakhiri ¾

bata

2. Lapisan kedua menjadi lapisan kepala

3. Lapisan ketiga menjadilapisan bujur, diawali dengan ¾ bata ditambah 1

kepala (kop), selanjutnya bujur

4. Lapisan keempat merupakan kepala, seperti pada lapisan kedua

11
2.4.4 Ikatan Plam

Ikatan plam adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan 1

bata atau lebih dan kombinasinya. Penggunaan ikatan plam pada dinding 1 bata.

Cara lain untuk menyusun bata pada dinding adalah dengan ikatan plam. Cara ini

jarang digunakan oleh karena dalam tiap lapis ada strek yang berjejer, akibatnya

akan selalu ada siar tegak yang bergeser sejauh ¼ panjang bata. Ikatan plam

terdiri dari dua macam lapisan dengan tebal minimum 1 bata. Tiap lapis terdiri

dari strek dan kop yang berseling-seling, dimana lapisan kop dalam lapis yang

satu menumpang ditengah strek pada lapis yang lain.

2.4.5 Ikatan Rantai

Ikatan rantai adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan

setengah bata / lebih. Penggunaan ikatan rantai pada dinding 1 bata Ikatan Rantai

serupa dengan ikatan plam, akan tetapi pada ikatan rantai lebih sederhana karena

susunannya tidak lagi menggunakan bata ukuran kecil seperti ¼ bata Ikatan rantai

juga untuk dinding tebal lapis 1 bata dengan 2 macam lapisan

12
2.4.6

Ikatan Kop

Ikatan kop adalah ikatan yang berfungsi untuk tembok tebal lapisan 1

bata atau lebih. Dinamakan ikatan kop karena semua lapisannya dibuat dari kop

melintang Ikatan ini dibuat minimum untuk tebal 1 bata, yang terdiri dari susunan

bata utuh atau bata pecah (bata sisa). Dinding yang terbuat dari ikatan kop kurang

kokoh, oleh karena itu dipakai untuk dinding yang tidak menerima beban

Penggunaan ikatan kop pada dinding 1 bata.

13
14
2.5 Perbandingan Spesi

Spesi merupakan bahan perekat pada dinding bata dan plesteran. Spesi

merupakan campuran antara pasir dengan semen dengan perbandingan tertentu.

Kebutuhan pasir harus dihitung dengan benar agar kebutuhan tercukupi dan sesuai

kebutuhan. Kebutuhan pasir untuk campuran spesi tergantung perbandingan yang

akan digunakan. Ada beberapa perbandingan spesi yang digunakan untuk spesi

dinding bata dan plesteran berdasarkan SNI.

Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air agar tembok

tidak mudah basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang memerlukan

campuran kedap air misalnya tembok pada kamar mandi, WC, tempat cuci, dan

dapur, spesi nya 1 PC: 2 PS, artinya 1 takaran semen dan 2 takaran pasir. Dinding

bata yang tdk memerlukan campuran kedap air, perbandingan spesi umumnya 1

PC (semen): 3 PS (pasir): 10 KP (kapur pasir).

Ada beberapa perbandingan campuran spesi yang digunakan untuk pekerjan

dinding bata, antara lain:

2.5.1 Pasangan dinding batu bata trasram

Dinding bata trasram adalah dinding bata yang berada di atas sloof.

Ketinggian dinding ini sekitar 50 – 100 cm dari sloof. Dinding ini bersentuhan

langsung dengan air, sehingga campuran spesi trasram dibuat kedap.

Ada 2 perbandingan spesi yang digunakan untuk dinding trasram yaitu:

15
1. Perbandingan 1 Pc: 3 Ps

Berdasarkan SNI koefisien pasir untuk campuran spesi tersebut adalah 0,043 m3

setiap m2. Jadi misalnya luasan dinding trasram 10 m2, maka kebutuhan pasirnya

= 10 x 0,043 = 0,43 m3 pasir.

2. Perbandingan 1 Pc: 2 Ps

Koefisien pasir untuk perbandingan 1 pc:2 ps adalah 0,038 m3 setiap m2 dinding.

Maka jika luasan dinding 10 m2 kebutuhan pasir = 0,038 x 10 = 0,38 m3.

2.5.2 Pasangan dinding batu bata biasa

Posisi dinding bata biasa berada di atas dinding bata trasram. Ada

beberapa perbandingan spesi yang digunakan untuk dinding ini, antara lain:

1. Perbandingan 1 Pc: 3 kp: 10 ps

Pasir pada perbandingan ini mempunyai nilai koefisien 0,05 m3 setiap m2

dinding batu bata. Maka untuk kebutuhan dinding 10 m2 di butuhkan pasir

= 0,05 x 10 = 0,5 m3 pasir.

2. Perbandingan 1 Pc: 5 Ps

Koefisien pasir berdasarkan SNI untuk perbandingan ini adalah 0,045 m3.

Jika luasan dinding bata adalah 10 m2, maka kebutuhan pasir untuk luasan

dinding 10 m2 adalah = 0,045 x 10 = 0,45 m3 pasir

3. Perbandingan 1 Pc: 8 ps

Koefisien pasir berdasarkan SNI untuk perbandingan 1 pc: 8 ps ini adalah

0,05 m3. Jika luasan dinding bata adalah 10 m2, maka kebutuhan pasir

untuk luasan dinding 10 m2 adalah = 0,05 x 10 = 0,5 m3 pasir

16
4. Perbandingan 1 Pc: 4 Ps

Pasir pada perbandingan ini mempunyai nilai koefisien 0,043 m3 setiap

m2 dinding batu bata. Maka untuk kebutuhan dinding 10 m2 di butuhkan

pasir = 0,043 x 10 = 0,43 m3 pasir.

17
BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan di atas.

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Batu bara merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu

bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan

dinding rumah, atau gedung.

2. Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat

dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna

kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata

semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu

yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah

dan secara arsitektur lebih indah.

3. Batu bata ada beberapa jenis, yaitu batu bata merah, batako, batato, batu

bata ringan.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah  ini Penulis menghimbau agar dalam pembuatan

batu bata pilihlah tekstur tanah yang bagus agar dapat menghasilkan batu bata

yang berkualitas.

18
Daftar Pustaka

https://grabatex.com/2017/09/13/jenis-dan-ukuran-batu-bata-berkualitas/

https://khedanta.wordpress.com/

https://guru.smkn1pacitan.sch.id/

https://id.scribd.com/search?content_type=tops&page=1&query=macam

%20macam%20ikatan%20batu%20bata&language=84

https://arsitekturseru.blogspot.com/2018/01/penjelasan-lengkap-bata-merah-dan-

macam.html

https://www.ilmusipil.com/pasangan-batu-bata

https://id.wikipedia.org/

https://www.asdar.id/pengertian-batu-bata/

19

Anda mungkin juga menyukai