Anda di halaman 1dari 23

Kurniati Nawangwulan,SKM,M.

Kes
 Prinsip-Prinsip epidemiologi
 masalah-masalah kesehatan
 ISTILAH DALAM EPIDEMIOLOGI
◦ Mempelajari sekelompok manusia/ masyarakat
yang mengalami masalah kesehatan
◦ Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan
yang ditemukan pada sekelompok manusia yang
dinyatakan dengan frekuensi mutlak atau rasio
◦ Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah
kesehatan yang diperinci menurut keadaan-
keadaan tertentu, di antaranya keadaan waktu,
tempat, orang yang mengalami kesehatan
◦ Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang
dilakukan untuk mengkaji masalah- masalah
kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari
masalah tersebut.
◦ Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan (agent, host, dan lingkungan) sebagai dasar
(ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury)
dan promosi kesehatan.
◦ Menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dan
kematian untuk menetapkan prioritas tindakan dan riset.
◦ Mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi dari
suatu penyakit, sehingga tindakan dapat segera
diprioritaskan.
◦ Mengevaluasi efektivitas program-program kesehatan
dan upaya pelayanan dalam rangka peningkatan
kesehatan penduduk.
 Menemukan masalah kesehatan melalui cara:
◦ Penderita yang datang berobat ke puskesmas,
terutama penyakit menular yang berbahaya dan
dapat menimbulkan wabah penyakit
◦ Laporan dari masyarakat yang datang ke
puskesmas
◦ Kunjungan rumah dalam rangkah perawatan
keluarga
 Penelitian atau survei kesehatan
 Study kasus
◦ Host: manusia/hewan yang memberikan tempat tinggal
untuk agent menular dalam kondisi alaminya.
◦ Contact: orang/hewan yang telah berhubungan dengan
orang/hewan terinfeksi/ lingkungan terkontaminasi,
sehingga berpeluang mendapat agent penyakit menular.
◦ Contamination : adanya agent menular pada permukaan
tubuh, pakaian, mainan, air, makanan.
◦ Desinfection : mematikan agent menular dengan bahan
kimiawi/cara fisik secara langsung mengena agent di
luar tubuh.
◦ Desinfestation: proses fisik/kimiawi untuk
merusak/memusnahkan arthropoda/rodent yang ada
pada orang, pakaian, lingkungan atau hewan peliharaan
(insecticide/rodenticide )
◦ Immune individual : orang/hewan yang mempunyai
perlindungan kekebalan seluler sebagai hasil infeksi
yang terjadi sebelumnya, hasil imunisasi atau dari
kejadian khusus sebelumnya.
◦ Inapparent infection : infeksi pejamu tanpa tanda-tanda
klinis yang jelas atau dikenali.
◦ Incubation period : selang waktu antara permulaan
kontak dengan agent menular sampai timbulnya gejala
pertama kali.
◦ Infected individual : manusia/hewan tempat berdiam
suatu agent menular, dapat dengan gejala atau gejala
klinis jelas.
◦ Infection : masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent
menular dalam tubuh manusia/hewan.
◦ Infectious agent : suatu organisme yang mampu
menimbulkan infeksi.
◦ Infectious disease : penyakit yang secara klinis tampak
nyata, akibat suatu infeksi.
◦ Infestation: manusia/hewan sebagai tempat
menempel dan berkembang biaknya arthropoda
pada permukaan tubuh/pakaian.
◦ Isolation: upaya pemisahan selama masa penularan
terhadap orang/hewan yang terinfeksi dari yang
lain, pada tempat dan kondisi tertentu untuk
pencegahan/pembatasan penularan baik langsung
maupun tidak langsung.
◦ Nosocomial infection: infeksi yang terjadi di
RS/fasilitas yankes pada siapa pun yang pada waktu
masuk tidak terdapat tanda-tanda infeksi/masa
inkubasi.
◦ Pathogenecity : kemampuan agent menular untuk
menyebabkan penyakit pada host yang rentan.
◦ Patient or sick people : orang yang secara jelas
sakit.
◦ Air-borne : penyebaran unsur penyebab secara
aerosol ke pintu masuk yang sesuai. Biasanya
saluran pernapasan.
◦ Virulence : tingkat patogenitas suatu agent menular
untuk menyerang dan merusak jaringan pejamu.
◦ Zoonosis : penyakit menular yang secara alam
dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke pejamu
manusia.
UKURAN-UKURAN
DALAM EPIDEMIOLOGI
 Rate
 Ratio
 Proposi
 CDR
 MMR
 PMR
 Rate merupakan besarnya peristiwa yang
terjadi terhadap jumlah keseluruhan
penduduk di mana peristiwa itu berlangsung
dalam suatu batas waktu tertentu.

R= A__
A+B

 A = jumlah kejadian yang diamati A + B =


Populasi berisiko
 A + B = Populasi berisiko
 Rasio merupakan perbandingan dari 2 nilai
kuantitatif . Rasio = A/B

 Contoh : Dalam suatu KLB penyakit types,


jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan
adalah 15 orang. Maka penderita laki-laki /
perempuan adalah = 30 / 15 = 2 : 1
Proporsi

Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah jumlah yang mati karena
DHF dibagi jumlah seluruh kematian

Rumusan dari proporsi yaitu:

A X 100%
A+ Y

Contoh:
Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang.

Berapa proporsi penderita laki-laki? Jawab:

Proporsi = 30 X 100% = 66,67%


30 + 15
 Insidensi adalah jumlah kejadian/penyakit (kasus
baru) pada kelompok penduduk tertentu dalam suatu
kurun waktu tertentu.

Angka insidensi = jumlah kejadian dalam waktu


tertentu ´konstanta Jumlah populatin at risk waktu
tertentu

 Contoh: Pada bulan Desember 1988 di Kecamatan X


terdapat penderita Campak 88 orang anak balita.
Jumlah anak yang mempunyai risiko penyakit
tersebut (anak balita) di Kecamatan X = 8.000.

Maka insidensi rate penyakit campak tersebut adalah:

80 ´1000 = 80 ´1000 = 10 atau 0,010


8000 8000 1000
Manfaat ukuran insidensi :
 Angka insidensi dapat digunakan untuk
mengukur angka kejadian penyakit.
Perubahan angka insidensi dapat
menunjukkan adanya perubahan faktor-
faktor penyebab penyakit, yaitu fluktuasi
alamiah dan adanya program pencegahan.
 Dalam penelitian epidemiologi è sebab akibat
 Perbandingan antara berbagai populasi
dengan pemamapan yang berbeda.
 Untuk mengukur besarnya risiko determinan
tertentu
Point prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita
(lama+baru) yang ada pada suatu saat tertentu

 Point prevalence =

Jumlah penderita yang ada pada suatu saat waktu X konstanta


Jumlah penduduk pada saat itu

Contoh:
Kasus penyakit TBC Paru di Kecamatan Moyang pada
waktu dilakukan survei pada bulan Juli 2020 adalah
98 orang dari 24.000 penduduk kecamatan tersebut.
Maka prevalence rate di Kecamatan tersebut adalah:
 Periode prevalence, yaitu jumlah seluruh
penderita (lama+baru) yang ada pada suatu
periode tertentu

Rumus Point prevalence =

Jumlah penderita lama +baru dalam suatu


periode waktu tertentu X Konstanta
Jumlah penduduk pada pertengahan peride
waktu yang bersangkutan
 Contoh: pada periode tahun 2019 (Januari-
Desember) di Kelurahan A terdapat 75
penderita Malaria. Pada pertengahan tahun
2019 penduduk kelurahan A tersebut
berjumlah 5000 orang. Nilai konstanta 1000
 Manfaat ukuran prevalensi

◦ Menggambarkan tingkat keberhasilan program


pemberantasan penyakit
◦ Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan,
misal obat, tenaga, ruangan
◦ Menyatakan banyaknya kasus yang dapat
didiagnosis
Ukuran Fertilitas
Crude Birth Rate (CBR), yaitu Angka kelahiran kasar adalah
jumlah kelahiran yang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk di pertengahan tahun yang sama

CBR =

Jumlah kelahiran hidup selama satu tahun X 1000


Jumlah penduduk pada pertengah tahun yang sama

Keterbatasan CBR :
 Perhitungan CBR ini sederhana, mudah dihitung tetapi
kasar.
 Perhitungan ini disebut perhitungan kasar karena yang
menjadi pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki
maupun perempuan seluruh usia termasuk yang bukan
perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).
 Maternal Mortality Rate (MMR) =

Jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan


dan masa nifas selama satu tahun. X 1000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun dan wilayah
yang sama

 Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan


◦ Keadaan sosial ekonomi
◦ Kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas
◦ Pelayanan kesehatan terhadap ibu
 Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

Anda mungkin juga menyukai