Pengukuran angka kematian atau angka kesakitan dilakukan dengan angka mutlak, rate dan ratio.
1. Angka mutlak misal : dari hasil pengukuran penyakit TBC disuatu daerah ditemukan 1000 orang
menderita penyakit tersebut. Bentuk lxii sangat sederhana dan memben informasi yang sangat
minimum.
2. Rate perbandingan suatu peristiwa/kasus penyakit dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena (population at risk) dalani waktu yang sama dinyatakan dengan persen atau permil.
3. Ratio adalah perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa lain yang tidak berhubungan. Misal
perbadingan antara penderita TBC pria dan wanita.
1. Incidence Rate
Adalah jumlah kasus/penderita baru suatu penyakit yang terjadi dalam masyarakat pada periode
tertentu dibagi populasi yang mempunyai resiko:
Incidence= Jumlah kasus/penderita baru pada waktu dan tempat tertentu x 1000
Jumlah pendududk yang mempunyai risiko(tahun) pada wakyu dan tempat yang sama
Waktu tertentu ini dapat bulan, tahun dan seterusnya. Pada kasus yang jarang sehingga pengamatannya
berlangsung lama (bertahun-tahun), maka pembaginya adalah jumlah penduduk pertengahan periode
tersebut.
Apabila pada suatu kasus epidemi (misal penyakit menular), pembaginya adalah jumlab penduduknya
yang terancam epidemi pada waktu epidemi berlangsung maka Incidence disebut sebagai Attack rate
2. Prevalence Rate
Prevalence= = Jumlah kasus/penderita baru pada waktu dan tempat tertentu x 1000
Jumlah penduduk seluruhnya
Jumlah penduduk seluruhnya ini dapat biasanya penduduk pada pertengahan tahun. Pengetahuan ttg
prevalance : penting utk perencanaan fasilitas, tenaga, program pemberantasan ddll. Pengukuran
Prevalence rate diatas dilakukan:
pada titik waktu tertentu = POINT PREVALENCE
Period prevalence = terdiri atas kasus lama pada awal pengamatan ditambah kasus baru (incidence)
selama observasi.
1. Digunakan secara luas krn a. “summary rate” b. membutuhkan informasi minimal 2. Untuk
perbandingan antara waktu, tempat, negara. Kelemahannya tidak menunjukkan golongan umur spesifik.
Untuk pembandingan dengan rate dengan pengelompokan umur yg tertentu perlu penyesuaian atau
adjustment
ASDR = Jumlah kematian pada umur tertentu di suatu tempat tertentu x 1000
Jumlah penduduk pada umur tertentu pada waktu dan tempat yang sama
CSDR = Jumlah kematian karena sebab tertentu pada tempat dan waktu tertentu x 1000
Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada waktu dan tempat yang sama
Misalnya karena TB
TB SFR = Jumlah kematian karena TB pada tempat dan waktu tertentu x 1000
Jumlah kasus TB pada jangka waktu dan tempat yang sama
Tingkat kematian bayi (perinatal dan neonatal) sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan perilaku
kesehatan masyarakat kualitas lingkungan rumah-tangga (Infant Mortality Rate)
IMR= Jumlah kematian bayi berumur kurang dari setahunselama waktu tertentu x 1000
Jumlah bayi lahir pada waktu yang sama
IMR= Jumlah kematian ibu karena puerperal9nifas) selama waktu tertentu x 1000
Jumlah bayi lahir hidup pada waktu yang sama
Tingkat kelahiran yang tinggi biasanya dialami oleh masyarakat agraris yang berubah menjadi
masyarakat industri (mengalami peningkatan penghasilan).
Klasifikasi penyakit
WHO menerbitkan klasifikasi penyakit yang telah mengalami revisi sampai 10 kali lCD10
(International Classification of Diseases, 10th revision) yaitu mengelompokkan diagnosis, tanda-tanda
dan gejala-gejala serta penyebab penyakit menjadi 21 katagori.
Penilaian status kesehatan umwn dapat berdasarkan pada kualitas kehidupan yang dirasakan
dan harapan hidup.
QALY = Quality Adjusted Life Year. Kualitas kehidupan diukur berdasarkan aspek-aspek
kesehatan: rasa sakit, disabilitas, kemampuan merawat diri sendiri dan keterlibatan dalam kegiatan-
kegiatan sosial maupun pekerjaan yang menghasilkan upah. Qaly dapat mencerminkan kemampuan
pelayanan kesehatan baik preventif kuratif dan rehabilitatif dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
HUBUNGAN SEBAB - AKIBAT
1. Simetris
2. Asimetris
3. Timbal-balik (Susser, 1977)
Hubungan simetris o tidak mengenal arah o tidak ada urutan waktu missal :
• Kedua variabel merupakan tanda suatu fenomena Pusing dan pilek merupakan tanda influenza. •
Kedua variabel merupakan akibat suatu fenom badan karena pertumbuhan.
Hubungan asimetrik
Hubungan timbal-balik
Penghasilan
Macam-Macam Sebab
Sebab dapat berupa perlakuan, kejadian atau keadaan alamiah yang memulai atau mempunyai andil
atas serangkaian kejadian yang menimbulkan akibat.
1. Salah satu sebab tunggal yg memadai pada terjadinya bganguan penglihatan adalah rusaknya
syaraf mata.
2. Sebab biasanya terdiri atas unsur-unsur yang bekerja sama menghasilkan akibat.
Percobaan menikmati merupakan necessary cause, tapi percobaan menikmati tidak selalu berakibat
kecanduan.
Penalaran sebab-akibat lebih sukar pada epidemiologi drpd dilaboratorium. Postulat Robert koch (1884)
pd laboratorium dapat jadi acuan:
• organisma yang diduga sebagai penyebab harus selalu ada pada setiap kasus penyakit.
• organisme dapat dibiakkan, dan setelah beberapa keturunannya tetap dapat menyebabkan penyakit
tersebut.
3. Sebab dan akibat selalu ada bersama dan terus-menerus. Ahli lain seperti Popper (1959) penalaran
hubungan sebab akibat harus ditandingkan dgn alternatif-alternatif lain.
2. Hubungan ke dua ubahan tidak terjadi secara kebetulan dan dapat diuji sec. statistic
4. Keeratan hubungan sebab dan akibat dinyatakan dengan koefisien korelasi Kendall’s tau, Jules Q,
Spearman rho dll.
5. Adanya penalaran yang koheren atas hubungan sebab dan akibat, serta harus didasarkan teori-teori
clan konsep-konsep yang telah diketahui atau akal sehat.
6. Hubungan sebab-akibat sebaiknya ditunjukkan dengan percobaan sehingga dapat diamati bahwa
ubahan sebab mendahului akibat dan adanya hubungan antara dosis perlakuan dan tanggapan yang
terjadi (dose response relationship).