Anda di halaman 1dari 16

LBM 1

Kejadian Luar Biasa



Step 7
1. Suatu penyakit di katakan mewabah pada kondisi yang bagaimana
dan dikatakan KLB pada kondisi bagaimana?
Definisi wabah
Wabah adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa pada satu/sekelompok masyarakat
tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi
tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983)

Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).

Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun
1984 ).


#jenis wabah: 2
1. Common Source Epidemic
Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam
suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan
keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak
epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan
jam,tidak ada angka serangan ke dua.
2. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan
masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena
adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama
waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masya yang rentan serta morbilitas dari pddk setempat, masa
epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu
sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan
penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.


KLB didefinisikan : suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada
waktu dan daerah tertentu.
Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di suatu daerah
(non-endemis)


definisi KLB adalah : suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih
penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor saat
timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan
bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).

Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya
kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam
mendefinisikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihat
bahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyakit tersebut
sebelumnya (Barker, 1979; Kelsey, et al., 1986).

Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang Wabah sebagai
berikut :
Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat
baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan
malapetaka.

Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah,
1984).

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR
1501/MENKES/PER/X/2010:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut Wabah, adalah kejadianberjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlahpenderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
2. Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya ataumeningkatnya
kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secaraepidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakankeadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah.
3. Penderita adalah seseorang yang menderita sakit karena penyakit yang dapatmenimbulkan
wabah.
4. Penyelidikan epidemiologi adalah penyelidikan yang dilakukan untukmengenal sifat-sifat
penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yangdapat mempengaruhi timbulnya
wabah.
5. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah PresidenRepublik Indonesia
yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945
6. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkatdaerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan.
8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganKementerian Kesehatan.
9. Tim Gerak Cepat adalah Tim yang tugasnya membantu upayapenanggulangan KLB/wabah

BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN KLB/WABAH
Bagian Kesatu
Penetapan Daerah KLB
Pasal 6
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satukriteria
sebagai berikut
a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktudalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan denganperiode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenispenyakitnya.
d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkankenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulandalam tahun sebelumnya.
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahunmenunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada
tahun sebelumnya.
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.


2. Bagaimana klasifikasi penelitian epidemiologi
a. Epidemiologi Deskriptif
Pada penelitian deskriptif, informasi dikumpulkan untuk menandai
atau merangkum kejadian atau masalah kesehatan. Epidemiologi
deskriptif mengevaluasi semua keadaan yang berada di sekitar
seseorang yang dapat mempengaruhi sebuah kejadian kesehatan.
Yang menjadi fokus dalam epidemiologi deskriptif ini adalah
frekuensi dan pola (Ellis-Christensen, 2012). Frekuensi
digunakan untuk menilai tingkat kejadian, sedangkan pola
dapat digunakan untuk membantu epidemiologi analitik
menunjukkan faktor risiko. Penelitian deskriptif ini juga
berfokus pada pertanyaan who (siapa saja yang
terkena/terpengaruhi), when (kapan mereka terpengaruhi), dan
where (dimana mereka terpengaruhi).

Pada who (orang), epidemiologi deskriptif meneliti faktor-faktor
antara lain:
a. Variabel Demografi, sebagai contoh: usia, jenis kelamin, ras,
penghasilan, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama, dan
lain-lain.
b. Variabel Keluarga, sebagai contoh: jumlah anggota keluarga, usia
melahirkan, pendidikan ibu, pengaturan jarak kehamilan, dan lain-
lain.
c. Perilaku, misalnya penyalahgunaan narkoba, shift kerja, makan dan
pola olahraga.
d. Variabel lain, seperti: Golongan darah, paparan factor lingkungan
tertentu, status kekebalan, status imunisasi, status gizi.

Contoh penelitian epidemiologi deskriptif yang menganalisis faktor
orang antara lain tekanan darah tinggi pada orang yang bekerja
shift malam, obesitas pada remaja siswi SMA, Diabetes Mellitus
pada lansia Desa Z, dan lain-lain.

Hal penting lain yang dapat diamati pada epidemiologi deskriptif
adalah where (tempat). Tempat disini dapat berupa:
a. Tempat tinggal
b. Tempat bekerja
c. Sekolah
d. Rumah Makan
e. Tempat Rekreasi
f. Dan lain-lain
Contoh penelitian: Peningkatan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Daerah yang
berdekatan dengan stasiun atau kuburan, karena di tempat tersebut pengendalian
jentik nyamuk relatif kurang diperhatikan daripada rumah tinggal.

Hal ketiga yang penting dan sering dievaluasi dalam epidemiologi deskriptif adalah
factor when (waktu). Yang dimaksud dengan waktu disini bisa merupakan
waktu tahun, atau hal yang terjadi pada waktu tertentu, setiap hari atau setiap
jam. Sebagai contoh, penyakit demam berdarah lebih sering muncul di musim
hujan, demikian halnya dengan penyakit leptospirosis atau bahkan flu, dan
kecelakaan lebih sering terjadi di masa liburan. Pengukuran prevalensi pada
periode waktu tertentu akan dapat membantu upaya pencegahan.

Berikut ini contoh-contoh lain penelitian epidemiologi deskriptif:
1) Penilaian aktifitas fisik dan pengeluaran energi pada lansia penderita penyakit
kronis di Desa Sukamakmur.
2) Tren angka kejadian stroke di Kecamatan Kondang dari tahun 1990-2010
3) Perilaku merokok pada Kelahiran Preterm di Kecamatan Sanden
4) Perbedaan jenis kelamin pada gangguan lemak di Padang dan di Yogyakarta
5) Tren angka harapan hidup berdasarkan kelompok latar belakang pendidikan di
Yogyakarta

2. Epidemiologi Analitik
Penelitian epdemiologi analitik membandingkan kelompok-kelompok untuk
menentukan adanya peran dari berbagai faktor risiko dalam menyebabkan
sebuah penyakit atau masalah kesehatan. Desain dari penelitian analitik yang
sering digunakan dalam penelitian epidemiologi adalah cross sectional, case-
control, dan cohort.
a. Rancangan cross sectional (potong lintang)
Pada dasarnya, penelitian cross sectional menyerupai sebuah survei. Pada
penelitian cross sectional, informasi mengenai status penyakit dan paparan
dikumpulkan dari anggota kelompok tertentu. Dan karena datanya
mencerminkan satu titik dalam satu waktu, metode ini seolah memotret
populasi tertentu. Metode ini bagus untuk digunakan dalam meneliti hubungan
antara variabel dan penyakit, namun tidak digunakan untuk mengetahui
hubungan antara penyebab dan efek (cause and effect) yang memerlukan data
dari waktu ke waktu.
b. Rancangan cohort
Penelitian case-control dan cohort lebih tepat untuk meneliti hubungan
antara penyebab dan efek. Pada penelitian cohort, peneliti memilih
sekelompok individu yang terpapar dan sekelompok individu yang tidak
terpapar. Kedua kelompok tersebut diikuti ke periode waktu yang akan datang
(prospektif) untuk membandingkan adanya outcome berupa kejadian penyakit
pada kelompok tersebut. Hubungan antara paparan dan penyakit dikatakan
positif bila kejadian penyakit lebih besar pada kelompok terpapar dibandingkan
dengan kelompok tidak terpapar. Berikut ini gambar-gambar yang memperjelas
gambaran mengenai rancangan cohort.


c. Rancangan case control
Pada penelitian case control, peneliti bergerak kebelakang, dari efek ke
dugaan penyebab. Oleh karena itu jenis rancangan ini sering disebut penelitian
retrospektif. Subyek dipilih berdasarkan ada tidaknya penyakit atau outcome.
Kelompok yang memiliki penyakit disebut kasus, dan yang tidak memiliki
penyakit disebut kontrol. Kedua kelompok ini kemudian dibandingkan
berdasarkan ada tidaknya paparan.faktor risiko. Hubungan antara paparan dan
outcome pada penelitian case control dilakukan dengan perhitungan Odds Ratio.

Nurbeti, M., 2007, EPIDEMIOLOGI, Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada
sekelompok orang.

Pengukuran Epidemiologi
Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu:
1. Insiden
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk dapat
menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang :
Data tentang jumlah penderita baru.
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate = x K
Jumlah penduduk yg mungkin terkena
Penyakit tersebut pada pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ) X K
Manfaat Incidence Rate adalah :
- Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
- Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
- Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.
b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
- Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan penyakit
tersebut.
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack rate =xK
Jumlah Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit
Tersebut pd. Saat yg. Sama.
c. Secondary Attack Rate
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan
dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada
serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil (
misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru pd. Serangan Kedua
SAR = xK
(Jml. Penddk Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama )
2. Prevalen
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi,
digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal
atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka
Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen
dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan
Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate = xK
Jumlah penduduk pertengahan
b) Point Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan.
Rumus :
Jumlah Penderita lama & baru Saat itu
Point Prevalen Rate = xK
Jumlah Penduduk Saat itu


#Deskriptif: bagaimana frekuensi (dinyatakan dalam apa?
Prevalensi: angka kejadian penyakit dalam waktu dan tempat
tertentu perbedaan prevalensi dan insiden) penyakit berubah
menurut perubahan variabel epidemiologi yang meliputi person,
time and place. Untuk mengetahui dari kejadian KLB.
Contoh:
-person: jenis kelamin
-time: musim kemarau , musim dingin
-place: kebersihan

Sudah ada data kasus, langsung dihitung sesuai datanya
Kalo belum ada data: dilakukan analisa

1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan
(Who, Where, When)
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data
hanya pada satu kelompok masyarakat saja
3. Tidak bermaksud membuktikan hipotesa

#Analitik: menguji data serta informasi2 yang di peroleh dari
epidemiologi diskriptif. Dianalisa dengan spss

1. Selain menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan
(Who, Where, When), juga menjelaskan mengapa suatu masalah
kesehatan timbul di masyarakat ( Why )
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data
dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat
3. Bermaksud membuktikan Suatu hipotesa


Ada 3 studi yang meliputi:
1. Case control perbandingan antara yang sakit
dan yang sehat. Mengamati datanya dan faktor
resikonya. Untuk mencari faktor resiko.
2. Cohort
3. Cross sectional

#Eksperimen: dengan eksperimen yang dilakukan pada subyek
yang di bandingkan dengan kelompok control
Contoh: dengan perlakuan antara yang sakit dengan yang
tidak sakit.
Contoh: Kelompok : merokok dan tidak merokok
Dianalisa epngaruh dari merokok terhadap jantung

3. Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit? Cara penangulangan riwayat
alamiah penyakit?
- tahap prepatogenesis
o individu dlm keadaan normal/sehat
o ada interaksi antara pejamu dan bibit penyakit tetapi
interaksi masih diluar tubuh
o belum ada tanda tanda sakit
o jk pejamu lengah dan bibit penyakit menjadi ganas atau
lingkungan memberikan kodisi yang kurang
menguntungkan pejamu maka keadaan dapat segera
berubah memasuki fase patogenesis
- tahap patogenesis
terbagi menjadi 4 tahap
tahap inkubasi : masuknya bibit penyakit sampai timbul
gejala
tahap penyakit dini : muncl gejala ringan. Tahap ini sudah
mulai menjadi masalah kesehatan
tahap penyakit lanjut : penyakit bertambah hebat dengan
berbagai kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini
penyakit memerlukan pengobatan yg tepat untuk
menghindari akibat lanjut yang kurang baik
tahap penyakit akhir :
o sembuh sempurna bibit penyakit menghilang, tubuh
menjadi pulih dan sehat kembali
o sembuh degan cacat bibit penyakit sudah hilang tetapi
tubuh tidah pulih sepenuhnya
o karier di mana tubuh penderita pulih kembali namun
bibit penyakit masih tetap berada didalam tubuh
memperlihatkan gangguan penyakit
o berkelangsungan kronik
o mati
Pengantar Epidemiologi.Bustan


4. Apa saja upaya pemerintah dalam menanggulangi KLB ini?
Menurut Goodman et al (1990), tujuan utama penyelidikan epidemiologi KLB adalah
merumuskan tindakan untuk mengakhiri KLB pada situasi yang dihadapi
(penanggulangan) dan mencegah terulangnya KLB di masa mendatang
(pengendalian).

Tindakan penanggulangan KLB didasari oleh diketahuinya :
1. etiologis,
2. sumber dan cara penularan.



CONTOH
1. Menghilangkan sumber penularan
Menjauhkan sumber penularan dari orang
Membunuh bakteri pada sumber penularan
Melakukan isolasi atau pengobatan pada orang yang diduga sebagai sumber
penularan
2. Memutus rantai penularan
Strategi sumber pencemaran
Mengendalikan vektor
Peningkatan higiene perorangan
3. Mengubah respons orang terhadap penyakit
Melakukan imunisasi
Mengadakan pengobatan
Sumber : Kelsey et al., 1986

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR
1501/MENKES/PER/X/2010:
Bagian Ketiga
Penanggulangan KLB/Wabah
Pasal 13
(1) Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah,pemerintah
daerah dan masyarakat.
(2) Penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyelidikan epidemiologis;
b. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan,pengobatan, perawatan
dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
c. pencegahan dan pengebalan;
d. pemusnahan penyebab penyakit;
e. penanganan jenazah akibat wabah;
f. penyuluhan kepada masyarakat; dan
g. upaya penanggulangan lainnya.
(3) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g antara lain
berupa meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup fasilitas umum untuk sementara
waktu, melakukan pengamatan secaraintensif/surveilans selama terjadi KLB serta melakukan
evaluasi terhadap upaya penanggulangan secara keseluruhan.
(4) Upaya penanggulangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai
dengan jenis penyakit yang menyebabkan KLB/Wabah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran Peraturan ini


5. Perbedaan endemis, pandemi dan epidemi, outbreake?
1. Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas
dan menimbulkan banyak korban, misal penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di
daerah itu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU RI no. 4
Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular)
3. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.(Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
pemukiman
Definisi outbreak hakikatnya sama dengan epidemi (wabah). Perbedaannya adalah kata
outbreak biasanya digunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan
area geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat terjadinya outbreak
disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma outbreak sebagai pengganti epidemi
karena kata epidemi atau wabah berkonotasi gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan
pada masyarakat (Tomes, 2000). Kata epidemi tidak disukai oleh para pejabat sebab kejadian
epidemi di suatu wilayah dapat menampar muka pejabat yang bertanggungjawab di wilayah
tersebut. Karena itu biasanya terma epidemi atau wabah diganti dengan terma yang lebih
halus, yaitu outbreak atau kejadian luar biasa (extra-ordinary events), disingkat KLB.

a. OUTBREAK
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita
tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.
b. EPIDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah
tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.
c. PANDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat
meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas
d. ENDEMI
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu
menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul
dalam suatu wilayah tertentu.


6. Apa saja upaya pencegahan yang dilakukan?
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit menurut
Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point
3,4,5 dilakukan pada masa sakit.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan
menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung
koroner.
d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan
sosial.
f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general
and specific protection)
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
penyakit
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu
burung.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun
tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-
bahan racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin.
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
4.Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi.
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian :
primordial prevention (pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis,
primary prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan
general and specific protection ,
secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis
and prompt treatment dan
tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation.
Ragil Setyabudi,SKM, Dasar Epidemiologi, di posting tanggal 21 November 2007

7. Penanganan penyakit difteri?
Penyakit pernafasan, mudah menular, di sebabkan oleh bakteri,
lingkungan yang sanitasi buruk, sudah ada vaksinnya sehingga sudah
jarang terjadi.


Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisasi DTP saat anak berumur
2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun. Sedangkan pada usia 10 tahun dan 18 tahun diberikan imunisasi
TD ( Toxoid Difteri ) saja. Imunisasi DTP tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit
parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan
pada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan. Bila pada
suntikan DTP pertama terjadi reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan
diberikan DTP lagi melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000).

Pengobatan penyakit difteri yaitu :
Eritromisin (oral atau dengan suntikan) selama 14 hari (40 mg / kg per hari dengan
maksimum 2 g / d), atau
Prokain penisilin G diberikan intramuskuler selama 14 hari (300.000 U / hari untuk
pasien dengan berat <10 kg dan 600.000 U / hari untuk orang dengan berat> 10 kg).
Pasien dengan alergi terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan
rifampisin atau klindamisin.

Anda mungkin juga menyukai