Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

“EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF’’

Disusun Oleh :
FRIDA DILLENIA CONTESA GARCIA
(1911111320041)

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Lambung Mangkurat
Tahun Ajaran 2019/2020
BAB
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi Deskriptif


Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan
frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel menurut
segitiga epidemiologi (Waktu, Tempat, Orang). Pada studi ini harus mengkaji semua
variabel yang terdiri dari 3 aspek yaitu :

1) Waktu.Variabel waktu dijawab melalui investigasi dan penelitian terhadap semua


aspek elemen waktu yang berhubungn dengan penyebab, kejadian luar biasa,
penyebaran, distribusi, dan perjalan penyakit serta kondisi. Distribusi kejadian
penyakit ini dinyatakan dalam bulanan atau tahunan. Ada 2 macam perubahan
dalam distribusi penyakit yang dapat diidentifikasi menurut waktu yaitu :

a) Seculer trends, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit


dalam jangka panjang

b) Cyclic change, perubahan yang terjadi secara periodic dalam satu tahun,
atau lebih. Fluktuasi jangka pendek sering ditemukan dalam epidemik
penyakit

2) Tempat. Variabel tempat berkaitan dengan lokasi sumber penyakit secara


geografis, lokasi saat terjadinya infeksi atau terjadinya cedera dan pengklasteran
kasus . Distribusi penyakit menurut tempat dinyatakan menurut suatu lokasi yang
dibatasi oleh batas-batas alam atau batas administrasi pemerintahan. Batas alami
memeliki arti dalam kaitannya dengan pemahaman etiologi penyakit.

3) Manusia (orang). Variabel manusia yaitu variabel yang membicarakan tentang


umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan,
besarrnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

a. Umur.
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-
penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam
hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini
orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau
kematian menurut golongan umur.

b. Jenis Kelamin.

Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi
dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada
semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan
angka kematian ini, dapat disebabkan oleh faktor-faktor intinsik. Yang pertama
diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan
hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya faktor-faktor
lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman keras, candu,
bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).
Sebab-sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan wanita, di Amerika
Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari
perawatan. Di Indonesia keadaan itu belum diketahui. Terdapat indikasi bahwa
kecuali untuk beberapa penyakit alat kelamin, angka kematian untuk berbagai
penyakit lebih tinggi pada kalangan pria.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal. Karena hal-hal
ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan
maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka
kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial. Masalah yang dihadapi
dilapangan ialah bagaimana mendapatkan indikator tunggal bagi kelas sosial. Di
Inggris, penggolongan kelas sosial ini didasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang
yakni I (profesional), II (menengah), III (tenaga terampil), IV (tenaga setengah
terampil) dan V (tidak mempunyai keterampilan). Di Indonesia dewasa ini
penggolongan seperti ini sulit oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan
perbedaan dalam penghasilan. Hubungan antara kelas sosial dan angka kesakitan atau
kematian kita dapat mempelajari pula dalam hubungan dengan umur, dan jenis
kelamin.

d. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan
yakni adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan
seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan sebagainya. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress
(yang telah dikenal sebagai faktor yang berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus
lambung). Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan; di Amerika Serikat
ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka
yang mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya “gerak badan”. Karena
berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi proses penularan
penyakit antara para pekerja. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui
terkait dengan pekerjaan di tambang.

e. Penghasilan

Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai
cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan sebagainya.

f. Golongan Etnik

Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan genetika,
gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan didalam
angka kesakitan atau kematian. Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan
keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.
Contoh yang klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan kanker
lambung. Didalam penelitian mengenai penyakit ini di kalangan penduduk asli di
Jepang dan keturunan Jepang di Amerika Serikat, ternyata bahwa penyakit ini
menjadi kurang prevalen di kalangan turunan Jepang di Amerika Serikat. Ini
menunjukkan bahwa peranan lingkungan penting didalam etiologi kanker lambung.

g. Status Perkawinan

Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka kesakitan
maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan janda; angka kematian
karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua sebab makin
meninggi dalam urutan tertentu. Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih
tinggi pada yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada
kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi
orang-orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena
adanya perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal
dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.

h. Besarnya Keluarga

Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

i. Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit


menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga
besar karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-
desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan
penyakit menular di kalangan anggota-anggotanya; karena persediaan harus
digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat
membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
j. . Paritas

Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu
maupun anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu
yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara
tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus
peptikum, pilorik stenosis dan seterusnya.

Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan

dari studi analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode

tertentu. Jika studi ini ditujukan kepada sekelompok masyarakat tertentu yang

mempunyai masalah kesehatan maka disebutlah studi kasus

tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah dengan
surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor penyebab atau risiko maupun
akibatnya maka disebut dengan studi potong lintang atau cross

sectional. Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit

informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang

berhubungan dengan penyakit. Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit

berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan :

•Siapa yang terkena?

•Bilamana hal tersebut terjadi?

•Bagaimana terjadinya?

•Di mana kejadian tersebut?

•Berapa jumlah orang yang terkena?

•Bagaimana penyebarannya?

•Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?


Selain itu, epidemiologi deskriptif juga akan menjawab 4 pertanyaan berikut:

1. What, yaitu apa masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa

besarnya masalah kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan

mengukur masalah kesehatan.

2. Who, yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan masyarakat adalah

masyarakat. Tentunya yang terkena masalah kesehatan masyarakat adalah

masyarakat atau sekelompok manusia (man) yang menjadi host penyakit.

Man yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis kelamin,

usia, paritas, agama, ras, genetika, tingkat pendidikan, penghasilan, jenis

pekerjaan, jumlah keluarga,dll.

3. Where, yaitu dimana masyarakat yang terkena masalah kesehatan.

Jawabannya adalah menjelaskan tempat (place) dengan karakteristik

tempat tinggal, batas geografis, desa-kota, batas administrative, dll

4. When, yaitu kapan masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya

adalah menjelaskan waktu (time) dengan karakteristik periode penyakit

atau gangguan kesehatan jangka penmdek (ukurannya detik, menit, jam,

hari, minggu) jangka panjang (bulan, tahun) periode musiman, dll.

Metode yang digunakan untuk mempelajari epidemiologi deskriptif adalah


surveilans epidemiologi, screening, studi prevalensi, penelitian deskriptif,
penyelidikan wabah. Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan
secara terus menerus untuk menentukan tindakan terhadap masalah yang diemukan.
Screening adalah kegiatan untuk mendeteksi dini suatu penyakit/masalah kesehatan
yang secara klinis belum ditegakkan diagnosisnya. Penilitian deskriptif adalah studi
epidemiologi yang bertujuan menggambarkan masalah kesehatan (pola distribusi
penyakit) berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu tanpa mencari faktor-faktor
penyebabnya. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosio-demografi
(umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya hidup (pola/jenis
makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual),dll.
Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan untuk memastikan adanya suatu
kejadian luar biasa (KLB) atau wabah terhadap peningkatan kasus penyakit/kematian
disuatu daerah pada waktu tertentu.

Ciri-Ciri Epidemiologi Deskriptif


Epidemiologi deskriptif memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :
1. Pemaparan peristiwa dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada
data faktual daripada penyimpulan/ berhubungan dengan keadaan yang terjadi
saat itu.
2. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi/ tidak ada perlakuan
terhadap variabel dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan
mengapa fenomena tersebut bisa terjadi.
3. Tidak perlu adanya hipotesis.
4. Menguraikan satu variabel saja. Jika ada beberapa variabel yang diuraikan,
dilakukan satu persatu.
5. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan atau dilanjutkan dengan melakukan
penelitian analitik.
6. Hubungan antara variabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara
keseluruhan suatu peristiwa yang diteliti, tetapi pengujian mengenai tipe dan
tingkat hubungan bukan merupakan tujuan utama dari satu penelitian deskriptif.

Tujuan Epidemiologi Deskriptif


Tujuan dari epidemiologi deskriptif adalah sebagai berikut :
1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat
diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan
terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif


1. Studi kasus, adalah suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit
sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel
penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam
penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal yang tak teduga kemudian
dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
2. Survei, adalah studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif
terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu.
3. Studi perkembangan, studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dapat dipercaya.
4. Studi tindak lanjut, studi yang menyelediki perkembangan subjek setelah diberi
perlakuan atau mengalami kondisi tertentu.
5. Analisis kecenderungan, yaitu analisis yang digunakan untuk meramalakan
keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-
kecenderungan yang terjadi.
6. Analisis dokumenter, studi ini sering juga disebut analisis isi yang juga dapat
digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan paikologis.
7. Studi kolerasi, yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan
besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.

Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
model deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel,teknik sampling, menentukan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan
menggunakan teknik statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.paei.or.id/epidemiologi-deskriptif/

 http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-epidemiologi-

deskriptif.html
 http://nurekamialawati.blogspot.com/2015/11/babi-pendahuluan-1.html

 http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/17103/mod_resource/cont

ent/3/021_Epidemiologi-materi-2.p

Anda mungkin juga menyukai