Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang…………………………………………………………………….3

1.2  Rumusan masalah…………………………………………………………………5

1.3  Tujuan……………………………………………………………………………..5

1.4  Manfaat………………………………………………………………………….6

BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………………….7

BAB III PEMBAHASAN

3.1  Gambaran umum sistem endokrin……………………………………….……8

3.2  Jenis – jenis kelenjar dalam system endokrin…………………………………9

3.3 Struktur endokrin lain penghasil hormone…………………………..………23

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan…………………………………………………...………………….24

4.2 Saran……………………………………………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.

Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari,
kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar
buntu. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon
tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau
hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar endokrin


ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar
lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam
duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan
traktusintestinal.

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. 
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon.
1.2  Rumusan masalah

            Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin ?

2. Mana saja yang merupakan bagian dari sistem endokrin ?

3. Apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin ?

4. Apa fungsi dari sistem endokrin ?

5. Bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh normal ?

6. Bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan ?

1.3  Tujuan

Tujuan  penulisan  makalah  ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas perbaikan nilai Mata kulaih Ilmu Biomedik Dasar

2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin

3. Untuk mengetahui dan memahami mana saja yang merupakan bagian dari sistem endokrin

4. Untuk mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin

5. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin

6. Untuk mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh normal

7. Untuk mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan


1.4  Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem endokrin

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami juga dapat menunjukkan mana saja yang
merupakan bagian dari sistem endokrin

3. Mahasiswa mengetahui apa saja jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin

4. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dari sistem endokrin

5. Mahasiswa dapat mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam
tubuh normal

6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan

BAB II

TINJAUAN TEORI

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sekret ke dalam”. Kelenjar buntu
menghasilkan sekret  tidak melalui  saluran tertentu , akan tetapi langsung  masuk sirkulasi ke
dalam darah yaitu hormon ( merangsang).

Kelenjar endokrin bukanlah kelenjar buangan, kelenjar endokrin memiliki efek sekresi
yang artinya setelah di keluarkan akan di proses dan di gunakan kembali. Sekresi tersebut
menghasilkan hormon yang akan di sekresikan melalui peredaran darah lalu sampai pada
target sel. Kelenjar endokrin ini bekerja dengan mekanisme feed back yang artinya pasti akan
ada timbal balik dari organ tujuan tadi yang berupa efek.

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh pembawa pesan kimia yang disebut
hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke
dalam aliran darah, dan di bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.

Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang
memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih
lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan
kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1  Gambaran umum sistem endokrin

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh pembawa pesan kimia yang disebut
hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke
dalam aliran darah, dan di bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.

Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang
memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih
lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan
kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.

Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi langsung ke dalam
cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin biasanya mengsekresi lebih dari satu
jenis hormon (kelenjar paratiroid yang hanya mengsekresi hormon para tiroid merupakan
suatu pengecualian). Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis
hormon. Hormon-hormon baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di saluran
gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan saraf perifer.

Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran
darah hanya sedikit jika di bandingkan dengan zat aktif biologis lainnya, seperti glukkosa dan
kolesterol. Walaupun hormon dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target
tertentu yang memiliki reseptor spesifik yang dapat di pengaruhi.

Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Secara mikrobiologis,
kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sektori yang dikelilingi banyak kapiler
dan di topang jaringan ikat.

Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel
yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
         Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan
di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

3.2  Jenis-jenis kelenjar dalam sistem endokrin

1. Kelenjar hipofisis anterior dan posterior

Hipofisis disebut juga kelenjar pituitary. Hipofisis merupakan kelenjar  kecil di rongga


bertulang terletak di dasar otak dibawah hipotalamus sekitar 2cm. Dihubungkan ke
hipolalamus oleh  tangkai kecil (infundibulum). Kelenjar hipofisis disebut master
gland karena dapat menghasilkan hormon dan hormon yang dihasilkan oleh hipofisis dapat
merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon lain.

a)      Kelenjar hipofisis posterior

Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior berasal dari pertumbuhan otak yang
terdiri dari jaringan saraf (neurohipofisis). Hipofisis posterior di hubungkan ke  hipotalamus
mealuil jalur saraf. Hipofise posterior  membentuk  sistem neurosekresi yang  mengeluarkan
vasopresin dan  oksitosin. Pengeluaran hormon dari hipofise posterior dikontrol oleh
hipotalamus.

Hipofisis posterior terdiri dari hormon oxytosin yang berfungsi untuk regulasi kontraksi
rahim dan membantu dalam proses pengeluaran asi setelah melahirkan, hormon relaxin yang
berfungsi membukanya simphisis pubis, dan ADH (Anti Diuretika Hormon) atau pitressin
atua vasopressin yang berfungsi untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak
( in put = out put)

b)      Kelenjar hipofisis anterior

Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang berasal dari
penonjolan atap mulut yang disebut adenohipofisis. Hipofisis anterior di hubungkan melalui 
pembuluh darah. Pengeluaran hormon dari anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg
dikeluarkan hipofise anterior yaitu:

1)       hormon pertumbuhan ( growth hormon  atau GH )

Hormon ini bekerja pada tulang, otot, tulang rawan, kulitdan bekerjanya sangat terbatas.
Pada pria sejak lahir sampai dengan 21 tahun dan pertmbuhan drastisnya terjadi pada usia 13
sampai 16 tahun. Pada wanita sejak lahir hingga usia 18 tahun, dan pertumbuhan drastisnya
terjadi saat usia  9 sampai 12 tahun.

GH ini sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila selesai makan
kadar gula dlm darah akan meningkat, dan GH tidak  bekerja. Bila kadar gula dalam darah
menurun, GH bekerja secara maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan normal.
Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan menjadi raksasa (giant). Bila hiposekresi maka
tubuh manusia akan menjadi kerdil/cebol.

2)      Thyroid stimulating hormon ( TSH atau tirotropin)

Hormon ini mempengaruhi kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan thyroksin (t4),
liotironin (t3) dan kalsitonin.

3)      Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH)

Hormon ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Glukokortikoid sebagai penghasil
gula, Mineralokortikoid fungsinya mengatur keseimbangan ion Na dan ion K, dan
Gonadokortikoid. Gonadokortiroid untuk wanita adalah hormon estrone & progesterone,
sedangkan untuk pria adalah hormon testosterone.

4)      Prolaktin (PRL)

Hormon ini berfungsi pada saat persiapan produksi air susu ibu (asi).

5)      Gonadotropin hormon (GTH)

Hormon ini menghasilkan FSH (follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing


hormon) atau ICSH (interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita FSH berfungsi untuk
mematangkan sel telur sedangkan LH berfungsi menebalkan dinding rahim dan
mempertahankan implantasi janin. Sedangkan pada pria FSH berfungsi mematangkan
spermatogonium yang akan menjadi spermatozoasedangkan LH atau  ICSH akan
menghasilkan sel leydig yang memproduksi hormon testosterone.

Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting) hipotalamus  disalurkan  ke


hipofise melalui sistem porta hipotalamus - hipofisis untuk mengontrol sekresi hormon
hipofise anterior . Hormon pengatur hipotalamus mencapai hipofise anterior melalui jalur
vaskuler khusus ke sistem porta hipotalamus – hipofise. Sekresi  hormon  anterior dirangsang
atau dihambat oleh 7 hormon hipofisiotropik  yang terdiri dari Thyrotropin releasing hormon
(TRH), Cortikotropin releasing hormon (CRH), Gonadotropin releasing hormon
(GNRH), Growth hormon releasing hormon (GHRH), Prolacting releasing hormon (PRH)
hormon ini menghambat, Prolactin   -relasing hormon (PRH) mengeluarkan,  menghambat,
dan Prolakting inhibiting hormon (menghambat).
2.      Kelenjar Tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh
jaringan tiroid yang menyatu di bagian tengah  oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk
seperti dasi kupu-kupu dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, letaknya berada di atas trakea, tepat dibawah
laring.

Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu
yang mengandung tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di luar tiroid sebagian besar t4 yg
disekresikan diubah jadi t3. Sebagian besar t3 dan t4 diangkut di darah dalam keadaan terikat
ke protein plasma  tertentu.

Sel sekretorik utama hormon tiroid tersusun membentuk gelembung berongga berisi


koloid yang membentuk unit fungsional yaitu folikel  dan menjadi sel folikel. Di ruang
interstisium diantara folikel terdapat sel sekretorik ( sel c) yang menghasilkan hormon
kalsitonin. Sel folikel memfagosit koloid berisi tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon
tiroid.

Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar
tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin yaitu
mengatur metabolisme tubuh baik metabolisme karbohidrat, protein dan  lipid. Hormon
Liotironin yang merupakan bahan baku thyroksin dengan syarat harus ada ion iodium yang
terdapat di dekat laut atau hasil dari laut seperti ikan, garam yang beriodium. Hormon
Kalsitonin yang merupakan bahan baku pembentukkan parathormon yang juga disekresikan
oleh kelenjar parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar kalsium (ion Ca2+) dalam
darah.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang
bersifat lekat yaitu Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan
hormon tiroksin.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.

b) Mengatur penggunaan oksidasi.

c) Mengatur pengeluaran karbondioksida.

d) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

e) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.


3.      Kelanjar Paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah 4
buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam
tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm.
Jika dilihat secara mikroskopik kelenjar ini terlihat seperti lemak berwarna coklat kehitam-
hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan  karena tampak seperti  lobus kelenjar tiroid. Fungsi
paratiroid adalah Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur kadar kalsium darah.

Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Contohnya pada keadaan


Hipoparatiroidisme terjadi kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada
tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan
pemberian kalsium.

 Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada otot-otot, sakit


pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan
deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan. Contohnya pada keadaan
Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar.
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda
khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal
pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

4.      Kelenjar Adrenal

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari
ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9
gram. Secar struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg
menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian
yaitu:

a)      Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona), yaitu Zona
glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron) yang berfungsi
untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah, Zona fasikulata
( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik , berperan dalam
adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan hormon kelamin / seks 
(gonadokortikoid).
b)      Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi neuron
simpatis) yg bergerombol di sekitar kapiler darah dan sinusoid. Bagian iniMensekresi
katekolamin  ( neuron pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu Epinefrin  yang
merangsang jantung, saraf simpatis  dan aktifitas metabolik dan Norepinefrin yang
mempengaruhi vasokonstriksi perifer  dan tek darah.

Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya


bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Sedangkan
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan
jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah


Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air, elektrolit
dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan
Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri
dari Vaso konstriksi pembuluh darah perifer dan Relaksasi bronkus.

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan yang timbul


akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada
wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.

   

5.      Pankreas

Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel
alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan
hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan
sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.  Fungsi
hormon insulin adalah mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan,
memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan
lemak.

Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas


dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-
pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya
separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas
diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan Langerhans adalah  Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran


homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta
mengnambat sekresi glikogen. Pulau Langerhans ini mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi 
hormon Glukagon untuk  meningkatkan kadar gula darah, Sel beta  yang mensekresi  hormon
Insulin yang fungsinya untuk   menurunkan kadar gula darah, Sel delta mensekresi  hormon
Somatostatin yang fungsinya  menghambat pelepasan insulin dan glucagon, dan Sel f  yang
menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk  mengatur fungsi eksokrin
pancreas.

6.      Kelenjar Pineal

Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti
sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini
menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin. Hormon yang
dihasilkan adalah hormon melatonin yang fungsinya   untuk mengatasi jet lag atau perbedaan
waktu antara negara bagi yg bepergian. Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam
hari, dan paling rendah pada jam 12 siang .

7.      Kelenjar Timus

Kelenjar ini terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus ini
hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada
bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus ini
merupakan penghasil hormon peptida yaitu timosin  dan timopietin yang berfungsi dalam
perkembangan normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang dihasilkan kelenjar
timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan dan mengurangi aktifitas kelenjar
kelamin.

8.      Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar Testika yang terdapat pada pria. Letaknya di
skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosterone adalah
menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain,
menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-
laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan terletak pada ovarium di samping
kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon
ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya
pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
3.3  Struktur endokrin lain penghasil hormon

1.      Jantung, faktor atrial natriuretic yang menyebabkan urine bergaram

2.      Gaster, yang menghasilkan gastrin dan berfungsi untuk membantu dalam proses
gerak peristaltik yang teratur pada lambung, membentuk makanan yang padat menjadi
lunak atau dalam bentuk cair (chime) sehingga mudah dicerna oleh  usus halus

3.      Plasenta, hormon estrogen dan hormon progesteron, HCG ( tes kehamilan)

4.      Ginjal, hormon eritropoietin yang produksi eritrosit

5.      Kulit, kolekalsiferol yang menyebabkan Vitamin D tidak aktif dan sinar


matahari yang diaktifkan di ginjalmembuat vit d3 lalu absorpsi ion Ca  dari usus.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

4.2 Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Slonane.Ethel, 2004, Anatomi Fisiologi Untuk Pemula, alih bahasa James Veldran, Jakarta:


EGC

Gibson.John, 2003, Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, alih bahasa
dr.Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC

Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin.pptx ,  Bandung: Poltekkes


Bandung

Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI,  Jakarta: FMIPA UI

Syaifuddin (2009)., Anatomi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi


2. Jakarta: Salemba Medika

Syaifuddin (2010)., Fisiologi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi


2. Jakarta: Salemba Medika

Syaifuddin (2010)., Anatomi Tubuh Manusia (Atlas Berwarna Tiga Bahasa)., edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai