Disusun Oleh :
Dahlianti
1901140033
Dona Husnul Khatimah
1901140038
Elvina Indriany
1901140032
Mira Maulida
1801140532
Muhammad Taufiq Akbar
1801140537
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah
SWT.
Makalah dengan judul “ “ ini penyusun buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bioetika Islam, dengan harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik maupun saran dari berbagai pihak yang
Akhir kata, penyusun berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan
Tim penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 15
iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang besar dalam berbagai bidang kehidupan. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan itu sendiri maupun oleh arogansi dan keberanian untuk melakukan
kemaslahatan kehidupan tetapi lebih pada ambisi yang tidak dapat diterima
modern dibutuhkan aturan dan batasan yang lebih lanjut dikenal dengan Bioetika.
Bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data ilmiah, biologis, dan
medis. Nilai transendential manusia disoroti dalam kaitan dengan Sang Pencipta
dalam bidang ilmu pengetahuan hidup yang mencakup etika media, namun dari sisi
1
2
Oleh karena itu, diniali penting untukmengkaji lebih rinci mengenai urgensi
mengemukakan posisi etika, moral dan akhlak dalam mengawal dan mengontrol
B. Rumusan Masalah
Perspektif Islam?
C. Tujuan Penulisan
Perspektif Islam
KAJIAN PUSTAKA
Etika merupakan kata benda abstrak yang bersifat umum. Kata etika secara
misalnya etika profesi, kode etik, perilaku etis, juga keputusan etik. Etika berasal
dari bahasa Latin (ethicus) yang berarti karakter atau berperilaku. Berbagai definisi
atau pengertian etika antara lain: Nilai, norma, dan moral yang dijadikan pegangan
menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai aturan yang berlaku di
masyarakat (Algermond Black, 1993 dalam Machmud & Rumate, 2005); Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang tidak sesuai dengan ukuran moral atau akhlak
yang dianut oleh masyarakat luas (Kamus Besar Bahasa Indonesia); Ilmu tentang
perbedaan tingkah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia, atau
manusia, atau Pengetahuan tentang kewajiban moral, atau lebih luas lagi,
pengetahuan tentang perilaku manusia yang ideal dan hasil akhir tindakan manusia
yang ideal (Machmud & Rumate, 2005). Etika dipandang sebagai sarana orientasi
menjalani hidup ini dan bagaimana saya harus bertindak. Jawaban pertanyaan ini
sebenarnya dapat diperoleh dari berbagai pihak, misalnya orang tua, guru/dosen,
dari adat istiadat dan tradisi, teman, lingkungan sosial, agama, negara dan pelbagai
ideologi. Akan tetapi kembali timbul pertanyaan : apakah benar yang mereka
3
4
katakan; lalu siapa yang akan diikuti apabila masing-masing memberikan nasehat
yang berbeda. Di sinilah etika berperan membantu kita dalam mencari orientasi,
yang tujuannya ialah bahwa kita hendaknya dapat mengambil keputusan sendiri
bersikap begini, dan agar kita dapat mengatur sendiri kehidupan kita, dan tidak
sekedar ikut-ikutan. Dengan kata lain, etika membantu kita agar lebih mampu untuk
masalah biologi dikenal dengan nama bioetika (Shannon, 1995). Bioetika atau
bioethics atau etika biologi didefinisikan oleh Samuel Gorovitz (dalam Shannon,
konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologi”. Jadi bioetika menyelidiki dimensi etik
dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi yang terkait dengan
bahwa bioetika berperan antara lain sebagai pengaman bagi riset bioteknologi,
tanggung jawab terhadap manusia dan kemanusiaan. Van Potter (1970) dalam
Muchtadi (2007) menyebutkan bahwa bioetika ialah suatu disiplin baru yang
manusia, yang akan menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan,
bahwa bioetika adalah kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-
teknik yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati. Dan menurut Shannon
(1995), etika yang berkaitan dengan masalah biologi dikenal dengan nama bioetika.
pemahaman, bahwa bioetika bukanlah suatu disiplin ilmu, tetapi lebih kepada
penerapan etika, moral, bahkan hukum dan nilai sosial ke dalam pembahasan ilmiah
biologi. Dan pentingnya etika dalam konteks biologi digunakan untuk menjawab
berbagai persoalan kehidupan baik yang berkaitan dengan hewan dan tumbuhan,
bahkan manusia. Oleh karena itu implementasi bioetika dan perspektifnya dalam
didalamnya.
manusia tidak pernah dapat hidup soliter, meskipun ada beberapa orang
menyatakan mampu hidup soliter, namun faktanya masih membutuhkan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Hudha, Atok Miftachul, 2014). Oleh karena
itu manusia adalah makhluk sosial yang hidup sosial, sehingga manusia selalu
(2012) dalam Hudha (2014) disebut sebagai kehidupan bermasyarakat manusia dan
tidak hanya didefinisikan sebagai berbaur sesama manusia, saling tolong menolong
sesama manusia, namun lebih dari itu manusia dipandang sebagai “causa minor”
dalam melestarikan bumi dan alam semesta tempat tumbuh kembangnya makhluk
hidup, dan Tuhan adalah “causa primer”nya. Dalam pandangan ini menurut
bioetika, yaitu:
1. Doing Good
menginginkan hasil akhir terbaik dari setiap proses yang dilaluinya. Bahkan
secara sempurna. Semua hal, yang hak maupun bathil, benar atau salah, akan
didasari pada niat meraih kesempurnaan, berdasarkan sudut pandang mana kita
melihatnya.
2. Doing No Harm
Bila dalam doing good kita berusaha melakukan yang terbaik agar
termasuk ucapan-tulisan, akan berdampak buruk bagi lainnya atau tidak, hal
itulah yang harus kita kaji dan pikirkan melalui doing no harm.
3. Independency
keinginan manusia lain. Satu sama lain kita saling terhubung, berusaha saling
individu saja. Harus ada kemerdekaan sosial, kemerdekaan yang terkait hak-
hak orang lain yang semestinya kita jaga pula. Independensi tidak
mengharuskan kita bebas seutuhnya, bukan merdeka tanpa batasan, tapi saling
4. Justice
mendapat keadilan untuk hidup dan berkembang dalam biosfer. Keadilan setiap
merugikan makhluk hidup dan yang tidak hidup, bebas dari ketergantungan tapi
sekaligus tetap tergantung pada yang lain, juga mengajak memperhatikan hak-
hak setiap ciptaan yang layak diperolehnya secara wajar, hingga kita sadar tidak
Teori Deontologi (tindakan berlaku umum & wajib dilakukan dalam situasi
kemampuan berpikir kritis & membuat keputusan klinis yang logis. Dan untuk
Islam
memulai menganalisis suatu konflik etika atau dilema bioetika. Mereka tidak
mengetahui pertanyaan apa yang harus dikemukakan dan bagaimana proses untuk
sampai pada suatu keputusan (Johansen & Harris, 2000: 358). Oleh karena itu, di
9
dalam kelas dapat dikenalkan suatu masalah ilmiah teknis dan meminta mahasiswa
membimbing mahasiswa untuk sampai kepada solusi suatu konflik atau dilema
bioetika. Dalam hal ini dosen diharapkan membawa mahasiswa kepada fakta,
bahwa pandangan terhadap suatu konflik adalah sangat beragam, semakin banyak
ragam pandangan yang diketahui, semakin baik bagi pengembangan wawasan atau
yakni tidak ada pilihan lain dan sematamata hanya untuk menjaga dan melestarikan
kehidupan.
Keputusan etik yang diambil harus berdasakan tujuan utama untuk semata-mata
Keputusan etik yang diambil, harus terkandung maksud untuk kepentingan yang
lebih besar.
peluang keberhasilannya.
Keputusan etik yang diambil harus sudah memperhitungkan tidak adanya pilihan
keputusan etik antara lain terhadap xenotransplantasi dapat mengikuti alur sebagai
berikut:
pelaksanaannya.
akan muncul dengan xenotransplantasi tersebut, mulai proses sampai hasil atau
produknya.
dikaitkan kembali dengan seluruh prinsip (Prinsip I sampai dengan VI). Apabila
ada prinsip yang dilanggar atau tidak dapat dipenuhi, maka harus dilakukan
revisi keputusan.
Penanaman nilai-nilai akhlak, moral, dan budi pekerti seperti tertuang dalam
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Ditinjau dari agama Hindu, orang yang berkarakter selalu berpijak pada
2012 dalam Redi, 2013). Dalam agama Islam, moral dikenal dengan sebutan al-
akhlaq al-kharimah, yaitu kesopanan yang tinggi yang merupakan manifestasi dari
keyakinan terhadap baik dan buruk, pantas dan tidak pantas yang tergambar dalam
Nilai agama dan akhlak (moral) sangat penting bagi kehidupan suatu
bangsa. Dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak merupakan salah satu fungsi
untuk memperbaiki kehidupan bangsa, selain itu perlu juga adanya pengembangan
ilmu. Bangsa Indonesia meyakini bahwa kedua fungsi itu terjalin dengan eratnya.
Kolaborasi antara ilmu dan akhlak menjadi mutlak dalam rangka menciptakan
dengan dasar akhlak yang kuat agar membawa kemanfaatan dan kebaikan (Asti,
2017). Terkait dengan pengembangan moralitasnya, harus dimulai sejak anak usia
2015). Pembentukan karakter pada diri seorang anak didapatkan pada lingkungan
pengaruh pada karakter seorang anak. Selain keluarga, lingkungan terdekat seperti
tetangga atau teman sebaya juga akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan
Menurut John Dewey, tahapan perkembangan moral seseorang akan melewati tiga
1. Fase premoral (preconventional), pada level ini sikap dan perilaku manusia
pola pikirnya sendiri. Pada tahapan ini seorang anak telah memiliki kemampuan
PENUTUP
A. Kesimpulan
biologi”.
Pilihan Lain.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
15
B. Saran
Tentu terdapat banyak kekurangan dari makalah ini,oleh sebab itu kami
menyarankan kepada pembaca agar juga membaca dari referensi lain untuk
Bertens, K. dkk. 1990. Bioetika Refleksi atas Masalah Etika Biomedis. Jakarta:
Gramedia.
Djati, M.S. 2003. Diskursus Teknologi Embryonic Stem Cells dan Kloning dari
Organ, dan Eksperimen Pada Hewan Telaah Fikih dan Bioetika Islam. Terjemahan
Universitas Airlangga
Malang
Minarno, Eko Budi. 2010b. Pengantar Bioetika Dalam Perspektif Sains & Islam.
16
17
Sofa, M. 2013. Antisipasi Degradasi Moral di Era Global. Jurnal Pendidikan Islam,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/viewFile/diakses, 25 Desember
2017.