0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
234 tayangan15 halaman
Teks tersebut membahas penggunaan hewan coba secara etis dalam penelitian. Prinsip utama yang disebutkan adalah penggantian, pengurangan, dan penyempurnaan penggunaan hewan coba untuk menghindari penderitaan mereka. Tujuan penelitian harus bermanfaat dan hewan harus diperlakukan dengan baik.
Teks tersebut membahas penggunaan hewan coba secara etis dalam penelitian. Prinsip utama yang disebutkan adalah penggantian, pengurangan, dan penyempurnaan penggunaan hewan coba untuk menghindari penderitaan mereka. Tujuan penelitian harus bermanfaat dan hewan harus diperlakukan dengan baik.
Teks tersebut membahas penggunaan hewan coba secara etis dalam penelitian. Prinsip utama yang disebutkan adalah penggantian, pengurangan, dan penyempurnaan penggunaan hewan coba untuk menghindari penderitaan mereka. Tujuan penelitian harus bermanfaat dan hewan harus diperlakukan dengan baik.
KELOMPOK 3: RAFITRA FERNINDA PUTRI (201810070311109) SYAHRUL BACHTIAR (201810070311114) INTAN PRATAMA PURWANINGRUM(201810070311116) REMA EMILIANA (201810070311141) Pengertian Bioetika pada Hewan Bioetika itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari etika dalam kehidupan dan mempertimbangkan baik buruknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Tentunya dalam perlakuan pada hewan dan penangkapan hewan secara baik dan benar. Dalam menggunakan hewan coba hanya bisa digunakan ketika benar-benar dibutuhkan. Serta para peneliti harus melihat apa resiko dan keuntungan yang akan didapatkan apabila menggunakan hewan coba tersebut. Juga dalam melakukan pengujian terhadap hewan coba diharuskan melakukan sesuai standar etik atau Humanly Treated. Pemanfaatan Hewan Coba Secara Etis Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Beberapa alasan mengapa hewan percobaan tetap diperlukan dalam penelitian khususnya di bidang kesehatan, pangan dan gizi antara lain:
• Keragaman dari subjek penelitian dapat diminimalisasi.
• Variabel penelitian lebih mudah dikontrol • Daur hidup relatif pendek sehingga dapat dilakukan penelitian yang bersifat multigenerasi. • Pemilihan jenis hewan dapat disesuaikan dengan kepekaan hewan terhadap materi penelitian yang dilakukan. • Biaya relatif murah. • Dapat dilakukan pada penelitian yang berisiko tinggi. • Mendapatkan informasi lebih mendalam dari penelitian yang dilakukan karena kita dapat membuat sediaan biologi dari organ hewan yang digunakan. • Memperoleh data maksimum untuk keperluan penelitian simulasi. • Dapat digunakan untuk uji keamanan, diagnostik dan toksisitas. Landasan Penggunaan Hewan Percobaan Pelaksanaan penggunaan hewan dalam percobaan, pendidikan maupun penelitian berpegang kepada 3 hal utama : 1. Kepentingan atau pilihan penggunaan hewan (Replacement). 2. Penetapan Pembatasan jumlah hewan yang digunakan (Reduction). 3. Perlakuan terhadap hewan uji yang benar atau etis memenuhi konsep perlakuan terhadap hewan pervcobaan yang menghindari rasa sakit (Refinement). Etik Penggunaan Hewan Percobaan Persyaratan etik adalah bahwa relawan manusia hanya boleh diikutsertakan jika obat dan sarana medik baru telah di uji coba tuntas di laboratorium serta jika layak dengan menggunakan hewan percobaan. Obat dan sarana medik baru tidak boleh digunakan untuk pertama kali langsung pada manusia, kecuali bila sekalipun tanpa uji coba telah dapat diduga dengan wajar keamanannya. Pedoman etik penelitian kesehatan khusus penggunaan hewan percobaan adalah Deklarasi Helsinski Oktober 2004 di Tokyo, Jepang butir 11 dan 12. • Butir 11. Penelitian kesehatan yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian harus memenuhi prinsip-prinsip ilmiah yang sudah diterima secara umum, didasarkan pada pengetahuan seksama dari kepustakaan ilmiah dan sumber informasi lain, percobaan di laboratorium yang memadai dan jika layak percobaan hewan. • Butir 12. Keberhatian (caution) yang tepat harus diterapkan pada penelitian yang dapat mempengaruhi lingkungan dan kesejahteraan hewan yang digunakan dalam penelitian harus dihormati. Penelitian kesehatan dengan menggunakan hewan percobaan secara etis hanya dapat dipertanggung jawabkan jika: Tujuan penelitian cukup bernilai manfaat 1. Desain penelitian disusun sedemikian rupa sehingga kemungkinannya sangat besar bahwa penelitian tersebut akan mencapai tujuannya 2. Tujuan penelitian tidak mungkin dapat dicapai dengan menggunakan ilmiah yang diperlukan subyek atau prosedur alternatif yang secara etis lebih dapat diterima namun sekaligus tidak mengurangi kaidah 3. Manfaat yang akan diperoleh jauh lebih berarti dibandingkan dengan penderitaan yang dialami hewan percobaan. Prinsip dasar penggunaan hewan percobaan yang secara etis dapat dipertanggung jawabkan, antara lain: 1. Untuk kemajuan pegetahuan biologi dan pengembangan caracara lebih baik dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia, diperlukan percobaan pada berbagai spesies hewan yang utuh. 2. Hewan yang dipilih untuk penelitian harus sesuai spesies dan mutunya, serta jumlahnya hendaknya sekecil mungkin, namun hasil penelitiannya absah secara ilmiah. 3. Peneliti dan tenaga kerja lainnya harus memperlakukan hewan percobaan sbg makhluk perasa, memperhatikan pemeliharaan dan pemanfaatannya serta memahami cara mengurangi penderitaannya. Sebaliknya pimpinan wajib menjaga keselamatan dan kesehatan para pengelola dengan cara: 1. Pemeriksaan kes setiap tahun sekali & memberikan imunisasi. 2. Menyediakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan, sepatu karet/ pelindung sepatu, tutup kepala, pelindung mata & jas laboratorium. 3. Menyediakan fasilitas fisik baik ruangan maupun peralatan yang memenuhi persyaratan keamanan kerja dan ergonomic sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan. 4. Penanganan limbah yang baik dan benar untuk mencegah terjadinya pencemaran. Prinsip 3R (menurut Hume & Russel, 1957) 1. Penetapan Kepentingan dan penetapan Penggunaan Hewan (Replacement) - Metode percobaan pada modul praktikum sedapat mungkin menghindari penggunaan hewan percobaan. - Apabila metode pada modul praktikum harus menggunakan hewan untuk pemahaman fisiologi dan farmakologi baik 2. Penetapan Jumlah Hewan (Reduction) Bagi modul percobaan yang menggunakan hewan utuh ataupun organ atau jaringan hewan harus dibatasi jumlah hewannya seminimum mungkin 3. Perlakuan Terhadap Hewan Percobaan (Refinement) Pada dasarnya semua hewan yang digunakan harus diperlakukan dengan etis, penuh “kasih sayang” serta seminimal mungkin merasa sakit atau stress PENGATURAN ETIK Tata cara memperoleh persetujuan etik penelitian kesehatan yang menggunakan hewan percobaan: 1. peneliti mengajukan proposal kepada pimpinan lembaga 2. pimpinan menilai: tujuan, sarana & prasarana, mampu meneliti persetujuan ilmiah kepada KIPK etik kepada KEPK 3. izin pelaksanaan penelitian PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN a. Pemeliharaan hewan percobaan: 1. Kriteria umum: spesies, umur, BB, sesuai keperluan & tujuan penelitian. 2. Kriteria khusus: hewan bebas dari virus & antibodi. 3. Sumber hewan percobaan dari sumber yang dapat di percaya, dikembangbiakan, pemeliharaan & status kesehatan, meliputi : Lingkungan fisik mikro (kandang) & makro (ruangan tempat kandang), ruang gerak, suhu & kelembaban, ventilasi & kandang 4. Sanitasi: penggantian alas kandang, pencucian & disinfeksi kandang & peralatan • Pakan & air minum: sesuai kebutuhan & nutrisi, tidak tercemar, & PH b. Pemeliharaan kesehatan hewan: 1. Kewenangan dokter hewan: program kes hewan, pengawasan & evaluasi aspek pemeliharaan (sanitasi, fasilitas fisik, pakan), penggunaan hewan percobaan, zoonosis & aspek keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Manajemen Kesehatan hewan: transportasi (hindari suhu rendah atau tinggi, populasi kandang yang padat, mencegah trauma pd hewan, ukuran kandang layak) PERLAKUAN TERHADAP HEWAN PERCOBAAN 1. Perlakuan fisik 2. Perlakuan perilaku komposisi hewan dalam kandang, struktur kandang, posisi penempatan hewan dipertimbangkan agar dapat melakukan kontak dengan sesamanya. 3. Pembedahan dibedakan atas survival (hewan akan pulih dari efek pembiusan) dan terminal (hewan akan dimatikan atau dibunuh sebelum pulih dari efek pembiusan) 4. Perlakuan pasca bedah mendapat pengawasan yang intensif 5. Tindakan penelitian hanya dilakukan oleh tenaga kerja yang terlatih 6. Rasa nyeri dihilangkan dengan analgesik, bila tidak hilang jg hewan dibunuh dengan terlebih dahulu dilapor ke peneliti. 7. Anastesia & analgesia berdasarkan pertimbangan dokter hewan. 8.Tindakan membunuh hewan percobaan dilakukan oleh tenaga kerja profesional. 9. Penggunaan fetus bila tidak berkembang normal mk dibunuh segera setelah lahir. 10.Penggunaan hewan terancam punah izin dari departemen kehutanan. 11.Pengiriman hewan percobaan dari & ke luar negeri Sesuai peraturan perundang- undangan dalam negeri (Dep.Pertanian & Kehutanan) dan Internasional (IATA & CITES).