Anda di halaman 1dari 4

4.

Phylum Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit.
Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki
kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua
hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan kebanyakan
mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri. Kelompok
utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu

1. Kelas Asteroidea (bintang laut) contoh: Archaster typicus,


2. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica,
3. Kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium,
4. Kelas Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan
5. Kelas Holothuroidea (Tripang Laut) contoh: Holothuriascabra (Jasin, 1984; 195).

Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistemm laut
dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah
organik dan hewan kecil lainnya. Dahuri (2003: 123) menyatakan bahwa “Jenis-jenis
Echinodermatam dapat bersifat pemakan seston atau pemakan destritus, sehingga peranannya
dalam suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang tidak terpakai oleh
spesies lain namun dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis Echinodermata”. Selain itu
Echinodermata mengandung unsur-unsur kimia yang memiliki nilai tinggi di bidang pangan,
obatobatan dan sering dijadikan barang koleksihiasan yang indah. Mengingat hewan-hewan
yang tergolong dalam filum Echinodermata begitu banyak, maka perlu diklasifikasikan dalam
kelas tertentu berdasarkan beberapa persamaan dan perbedaan ciri morfologi maupun
anatomi.

Habitat Echinodermata dapat ditemui hampir semua ekosistem laut. Namun ekosistem
yang paling tinggi terdapat pada terumbu karang di zona intertidal. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor fisik dan kimia pada masing-masing daerah. Nybakken (1987:226) mengemukakan
bahwa, “Dari semua pantai intertidal, pantai berbatu yang tersusun dari bahan keras
merupakan daerah yang paling padat mikroorganismenya dan mempunyai keanekaragaman
terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan”. Diketahui bahwa komunitas hewan
Echinodermata di alam bebas memiliki ukuran populasi yang tidak sama kerena dalam
komunitas itu terjadi interaksi spesies yang tinggi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di pantai Teluk Asmoro, kelompok kami


menemukan hewan phylum Echinodermata dari kelas Ophiuroidea yaitu spesies Macrophiotix
belii yang ditemukan pada plot 6 sejumlah 1 ekor, plot 7 sejumlah 1 ekor, dan plot 8 sejumlah
2 ekor. Adapun klasifikasi dari Macrophiotix belii menurut Ningsih (2019) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Echinodermata

Class : Ophiuroidea

Ordo : Ophiurida

Family : Ophiotrichidae

Genus : Macrophiotix

Spesies : Macrophiotix belii

Morfologi Anatomi Macrophiotix belii


Ciri – ciri utama
1. Berbentuk bintang yang mempunyai lima buah tangan dan halus
2. Madreporit terletak pada bagian aboral, sedangkan mulut pada bagian oral
3. Tidak mempunyai anus sehingga mulutnya yang berfungsi sebagai anus
4. Radiasi dapat bergerak ke lateral seperti bergeraknya seekor ular
5. Pada bursa (pangkal radius di oral) dilapisi epithelium dengan cilia di sini terdapat muara
gonaduct
6. Susunannya disokong oleh suatu skeleton dari CaCO3

Bintang Mengular (Macrophiotix belii)


Habitat:
Habitatnya terdapat pada semua perairan laut. Mulai dari garis pasang surut sampai ke
daerah abisal yang dalam sampai 6000 m. Pada perairan litoral, kelas ini terdapat celah-celah
siphons, di antara percabangan koloni Coelentrata yang lebat, di bawah batu-batu di antara
rumput laut dan juga terbenam di dalam pasir atau lumpur dasar perairan
Sistem pencernaan :
Sistem pencernaan hewan ini dari mulut ventriculus. Umumnya binatang ular merupakan
suspendian freeder, beberapa sebagai filter freeder dan scaverger

Sistem respirasi :
Menggunakan insang dan juga dengan kantong-kantong yang terdapat di sekitar mulut.
System pembuluh air terdiri atas madreporit, saluran batu (stone coral), saluran cincin (ring
coral), saluran radial (radial coral), saliran lateral (lateral coral), ampula dan kaki tabung.
System pembuluh air berfungsi intuk menggerakkan kaki tabung (tubefeet), kaki tabung juga
berfungsi untuk merayap.
Sistem reproduksi :
Secara seksual, yaitu di mana sperma dan sel telur dilepaskan di air sehingga pembuahan
terjadi di air tersebut. Aseksual, yaitu secara autotomi dan autoamputasi (Wijarni dan Diana,
1984). Kebanyakan Ophiuroid adalah dioecious. Pembuahan di luar, menghasilka larva
Ophiopleteus yang berenang bebas dan simetri bilateral. Beberapa hari kemudian
mengalami metamorfosa menjadi simetri radial.
Sistem ekskresi ;
Pada pangkal radius di dalam oral ada cekungan yang disebut bursa yang dilapisi
epithelium dengan cilia. Di sini terdapat muara gonodist dan terjadi pertukaran gas serta
ekskresi. Tidak memiliki lekuk amburakral. Tidak mempunyai anus dan intestine madreporit
pada permukaan oral.
Lain-lain :
Echinodermata yang sudah dikeringkan dan dijadikan tepung dipakai sebagai produk. Oleh
karena mengandung banyak kalsium dan nitrogen. Echinodermata merupakan satu-satunya
filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.
Beberapa hidup komersial atau inang bagi hewan lain atau sebagai tempat berlindung.

Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Nyabakken, James. Wiley. 1988. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Biologi. Jakarta: Gramedia.

Ningsih, Rikha, Zulia., Taib, Eva, Nauli., & Agustina, Elita. 2019. Karakteristik Filum
Echinodermata di Pulau Dua Kabupaten Aceh Selatan. Prosiding Biotik. Vol. 5(1).

Anda mungkin juga menyukai