Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Echinodermata
2.1.1 Deskripsi Umum Mengenai Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri.
Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang
hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk
tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur
dengan memiliki tonjolan berupa duri. Nama Echinodermata pertama kali
dimunculkan oleh Jacob Klein pada tahun 1734. Echinodermata merupakan
hewan laut yang hidup di pantai, tetapi kebanyakan di dasar laut. Echinodermata
merupakan hewan laut yang berada diantara hewan laut pada umumnya dan
distribusinya yang luas, dijumpai di semua laut dari zona intertidal sampai laut
yang sangat dalam.
2.1.2

Ciri-ciri umum Echinodermata


1. Tubuh, umumnya simetri radial, hampir selalu pentamerous. Tubuhnya
triploblastis, coelomata dengan permukaan oral dan aboral yang
mudah dibedakan, tanpa kepala dan tidak brsegmen.
2. Ukuran tubuhnya sedang sampai besar tetapi tidak ada yang
mikroskopis.
3. Bentuk tubuh bundar sampai silindris atau bentuk bintang dengan
tangan sederhana yang tersebar dari diskus sentral.
4. Pemrmukaan tubuh agak halus, tertutup oleh 5 ruangan secara simetris
memancar berupa alur berlekuk yang disebut ambulakral diselingi 5
inter-radii atau inter -ambulakral.
5. Dinding tubuh terdiri atas epidermis di sebelah luar, dermis di tengah
dan disebelah dalam adalah peritonium.
6. Endoskeleton tersusun dari lempengan lempengan yang membentuk
cangkang, biasanya disebut theca tau test atau mungkin disusun dari
ossikula ossikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh peritonium
dan ditempati oleh system pencernaan makanan dan system
reproduksi.

7. Mempunyai pembuluh air atau sistem ambulakral yang merupakan ciri


pada umumnya, terbuat dari tabung-tabung berisi cairan.
8. Saluran makanan biasanya berupa tabung melingkar membentang dari
mulut di permukaan oral sampai dengan anus pada permukaan aboral
atau permukaan oral. Sistem sirkulasi atau sistem haemal atau sistem
darah lacunar adalah spesifik.
9. Respirasi terjadi melalui struktur bervariasi, misalnya dengan papula
pada bintang laut, insang peristomial pada landak laut, bursa genital
pada bintang ular laut, pohon respirasi kloakal pada mentimun laut.
10. Sistem ekskresi tidak ada. Sistem saraf adalah primitif, terdiri atas
jaringan seperti jala terkonsentrasi di dalam tali-tali saraf ganglion
secara radial.
11. Organ-organ sensorik kurang berkembang. Seks biasanya terpisah
(dioecious) dengan beberapa perkecualian. Kelenjar kelamin sederhana
dengan atau tanpa saluran sederhana. Reproduksi biasanya seksual,
beberapa berkembang secara aseksual atau regenarasi.
12. Fertilisasinya eksternal, sedangkan beberapa Echinodermata ada yang
vivipar. Perkembangan larva khas yang menagalami metamorfosis
menjadi dewasa bersifat simetri radial.
2.2 Klasifikasi Echinodermata
2.2.1 Asteroidea
1. Klasifikasi Bintang Laut
Klasifikasi Bintang laut
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Asteroidea
Ordo
: Valvatida
Family
: Ophidiasteridae
Genus
: Linckia
Spesies
: Linckia laevigata
2. Struktur anatomi Asteroidea

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mulut (permukaan oral/ventral);


Lambung
Kelenjar pencernaan
Anus (permukaan basal/dorsal)
Central disk
Saluran ambulakral

g. Gonad
h. Cincin saraf
i. Insang
j. Duri & pediselaria
k. Derma branchial
l. Madreporit

Bentuk Asterodiae eperti bintang berlengan 5 atau lebih, warna merah,


jingga, biru dll. Mulut dibagian pusat menghadap ke bawah, dubur menghadap ke
atas. Bintang laut berlengan, terkenal di dunia Acanthaster planci. Di pulau
seribu : Bulu babi. Pustaka inggris crown of thorn, jumlah lengan 10.
Bintang laut berlengan 5 sering dijumpai di pantai Archaster typicus.

Bintang laut berukuran besar, warna biru : Linckia laevigata.

Bintang laut besar, warna coklat kekuningan : Protoreaster modosus.


Beberapa jenis berbisa, jaringan mengandung senyawa toksik. Jenis lain

dari Asteroidea a.l. :

Aphelasterias japonica

Asterias forbesi

Asteropecten scoparius

Echinaster sepositus

Solaster papposus

Pycnopodia helianthoides

Pisaster ochraceous, dll.


Zat toksiknya : saponin disebut asterosaponin atau saponin asteroid.

Menurut Yasumoto dkk Asterias amurensis, Astropecten scoparius, Asterina

pectinifera, Coscinasterias acotispina Mengadung asterosaponin A dan B, bagian


gulanya : D-kuinovosa, D-fukosa, D-xilosa, D-galaktosa.
Tepung bintang laut memiliki aktivitas sebagai

factor menghambat

ecdysis menghambat pertumbuhan anak ayam. Acanthaster planci, tusukan


nyeri menyebabkan muntah-muntah.
3. Kandungan kimia
Asterias amurensis : 4 asterosaponin (saponin asterosid A, B, C
dan D).
R'

O
O

R' =
O

= xil,

= gal,

= qui,

R =H Asterosaponin A
OH

R' =

R2

R3

R4

= xil,

R' =

= gal,

OH

R =H Asterosaponin B

R
O

R4 = qui,

= qui,

R5=H AsterosaponinC

R
= xil,

= gal,

R' =

OH

R
= xil,

= gal,

= qui,

R5=H Asterosaponin D
*xil = xilosa, gal = galaktosa, qui= kuinonvosa, glu= glukosa. Semua
dalam bentuk piranosa.

A.amurensis : glikosida polihidroksi steroid: amurensosid A, B,


C, D
O

OH

O
OH

OH

OSO3Na
R

OH
OH

R= H amurensosid A; R= OH amurensosid B
O

SoO3Na

O
OH

OH
OH
OH

Amurensosid C

HO

O
OH

OH

OH
OH

OH
OH

Amurensosid D

A.pectinifera : pektinosida A, B, C, D, 2 steroid polihidroksi


turunan kolestan:
R'

O
O

OH

R' =

R
= Qui,

R
= glu,

= fuk,

R5=H Pektimosid A

OH

R' =
O

R2

R3
= xi,

R =H Pektimosid B

R4
= glu,

= fuk,

OH

R' =

= xi,

R
= glu,

fuk

= fuk

R5=H Pektimosid C
'

* R =COOH 3 , R2 =Qui ,

= glu,

= fuk,

R5=H Pektimosid D
OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

OH

Steroid polihidroksi turunan kolestan

Asterosaponin A dan sejenisnya yang bersifat hemolitik yaitu, Patria


miniata, Pycnopodia helianthoides, Acanthaster planci, Pisaster sp memiliki
aktivitas sitotoksik terutama pada karsinoma epidermal pada mulut.
2.2.2

Ophiuroidea
1. Klasifikasi Bintang Mengular
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
:Ophiuroidea
Ordo
: Valvatida
Family
:Ophiuridae
Genus
:Ophiolepsis
Spesies
:Ophiolepsisreticulate
2. Struktur Anatomi Ophiuroidea

Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata, yang memiliki


hubungan dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan
menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak.
Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk
yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar.Ada
sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan
ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki). Ciri utama pada
bintang laut mengular adalah tidak memiliki anus, sehingga sisa pencernaannya di
keluarkan melalui mulut.
Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari
tangannya panjang sehingga memudahkannya bergerak.Kaki tabung (kaki
ambulakral) tidak memiliki alat isap dan bintang mengular bergerak dengan
mencambukkan lengannya.
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular
(Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti
asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil
dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul.
Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria.Cakram pusat berbatasan dengan lenganlengannya.
3.

Jenis jenis Ophiuroidea :

Ophiocoma erinaceus

Ophiomastix annulosa

Ophiothrix hybrida

Ophiomastix variabilis

Ophioarthrum pictum

Ophiarachna affinis

Ophiarthrum elegans

Ophiolepis superba

Ophiarachna incrassata

Ophioplocus imbricatus

4. Kandungan kimia
Beberapa jenis bintang rapuh mengandung senyawa toksik seperti
pada Asteroidea. a.l. : Ophiocomina migra , Ophiomastik annulosa. Dari
golongan

Echinodermata

khususnya

pada

kelas

bintang

ular

(Ophiuroidea), Faulkner (1995) berhasil mengisolasi senyawa sitotoksik


bintang ular Ophioderma longicaudum.
Ophiomastix annulosa merupakan salah satu jenis bintang ular
dengan lengan panjang dan ramping. Bintang ular umumnya mengandung
senyawa golongan steroid (DAuria et al,1993; Faulkner 1994).
2.2.3

Crinoidea
1. Klasifikasi Lili Laut
Filum
: Echinodermata
Kelas

: Crinoidea

Subkelas : Euchinoidea
Ordo

: Comatulida

Famili

: Antedonidae

Genus

: Antedon

Spesies
: Antedon mediterranea
2. Struktur Anatomi Crinoidea

3. Ciri-ciri Crinoidea

Crinoidea berwarna-warni indah pada laut tropik, krem pada laut


dingin. Bintang bulu berenang bebas di daerah litoral (Antedon). Lili laut
bertangkai ada di laut dalam. Ada yang menempel pada tangkai, ada yang
berenang bebas. Saat larva simetri bilateral, saat dewasa simetri radial.
Fertilisasi eksternal, merupakan binatang nokturnal, hidup berkoloni.
4. Kadungan Kimia
Berdasarkan hasil penelitian Aktivitas Antioksidan dan komponen
Bioaktiv Lili laut, oleh

Dian Ratna Safitri, Karakteristik lili laut

(Comaster sp.) memiliki warna hitam keunguan, dengan tekstur yang


keras, memiliki segment cirrus 25 buah dan arms sebanyak 48 buah.
Komposisi kimia lili laut meliputi kadar air, abu, protein, lemak,
dan karbohidrat. Lili laut memiliki kandungan air yaitu sebesar 74,67%,
abu 13,51%, protein 0,11%, lemak 0,55%, dan karbohidrat 11,16%.
Ekstrak kasar lili laut memiliki aktivitas antioksidan yang terlihat
dari nilai IC50 yang diperoleh. Nilai IC50 dari ekstrak etanol sebesar
1.605,25 ppm, ekstrak kloroform sebesar 5.718,08 ppm, ekstrak etil asetat
sebesar 2.016,78 ppm dan ekstrak metanol sebesar 419,21 ppm.
Ekstrak kasar lili laut ini mengandung 4 dari 9 komponen bioaktif
yang diuji, yaitu alkaloid, steroid, flavonoid, dan karbohidrat. Alkaloid dan
flavonoid dari lili laut yang terdeteksi pada komponen ekstrak etanol dan
metanol diduga memiliki kandungan antioksidan.
Berdasarkan hasil uji fitokimia, lili laut berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri farmasi dan pangan
fungsional.
2.2.4

Echinoidea
1. Klasifikasi Bulu Babi
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class
: Echinoidea
Ordo
: Cidaroidea
Family
: Diadematidae
Genus
: Diadema

Spesies
:Diadema setosum
2. Struktur Anatomi Echinoidea

a. Mulut

g. Madreporit

b. Faring

h. Gonad

c. Esofagus

i. Cincin saraf

d. Usus

j. Ampula

e. Anus

k. Duri

f. Kelenjar aksial
3. Ciri-ciri Echinoidea
Tidak mempunyai lengan, tubuh umumnya berbentuk seperti bola
dengan cangkang keras berkapur, dipenuhi dengan duri. Adapula yang
agak pipih. Duri-durinya berderet membujur , dapat digerak-gerakkan.
Kaki tabung langsing, panjang, mencuat diantara duri-durinya. Duri dan
kaki tabung untuk bergerak didasar laut. Durinya ada yang panjang lancip,
pendek tumpul. Mulut terletak dibagian bawah menghadap ke dasar laut,
duburnya menghadap keatas di puncak bulatan cangkang. Makanannya
terutama alga, beberapa jenis makan hewan-hewan kecil lainnya. Salah
satu jenis yang umum terdapat di Indonesia adalah Diadema Setosum.
Hidup berkelompok 20-40 kadang-kadang 100.
4. Tipe Bulu Babi
a. Dari tipe duri :
Phormosoma bursarium, kantung bisa pada ujung duri, suku
Echinoturidae, kantung bisa pada ujung duri, runcing.

Echinothrix calamaris dan E. diadema dari suku diadematidae, duri,

rapuh, panjang runcing.


Aktivitas Biologi : efek terhadap tekanan darah (noradrenalin),

kontraksi dan penyebab nyeri (protein).


Bintang laut berduri : bintang laut bermahkota duri, Achantaster
planci. Menyebabkan nyeri dan bengkak. Ekstrak duri mematikan

mencit, hemolitik.
b. Dari tipe pediselaria (pedicellaria) :
Tersebar diantara duri, fungsinya sebagai sedimen yang terdapat pada
permukaan tubuh bulu babi. Contoh : Pediselaria dari suku
Temnopleuridae dan Toxopneustidae terdiri dari 3 katup berkapur,
tinggi sampai 10 mm. Masing-masing rahang terbuka seperti bunga.
Bila ada stimulasi pada rambut sensori yang terdapat pada bagian
dalam dari katup, akan kuncup,terjadi gigitan pada kulit , bisa
dikeluarkan dari kelenjar.
5. Jenis Bulu Babi Beracun
Beberapa bulu babi racun adalah antara lain :

Arabacia lixula
Centrostephanus

rodgersi
Diadema antillarum
Echimotrix calamaris
Echimus esculentus
Paracentrotus lividu
Heterocentrotus

Araesoma thetidis
Astenosoma varium
Phormosoma

bursarium
Spatangus purpureus
Salmacis sphaeroides
Tripneusites gratilla
Tripneustes ventric

mammillatus

Tripreustes gratillia : 3 protein, satu diantaranya sangat

toksik ; proteolitik terhadap komponen darah dari fraksi globulin juga


terhadap eritrosit manusia, kelinci, marmot,sapi, kambing dan domba.

Efek lain : pembebasan histamin.


Toksin yang diisolasi oleh Alexander dkk. Dari Tripneustes

gratilla mempunyai efek hipotensif dan kardiotoksik pada mamalia.


Toxopneustes pileolus : Toksik sekali
Fujiwara :
Mencit mendapat gangguan pernafasan, penurunan suhu.

Manusia : rasa nyeri, paralisis lidah, kelopak mata, otot muka, susah
bicara dll. Sakit hilang sesudah satu jam, paralisis muka hilang
sesudah 6 jam.

Toksin kasar mengandung sekurang-kurangnya. Satu faktor

2.2.5

mematikan dan satu enzim yang mengkatalis pelepasan histamin.

Holothuroidea
1. Klasifikasi Timun Laut
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotidae
Family : Holotthuraidae
Genus : Halothuria
Spesies
: Halothuria edulis

2. Struktur Anatomi Holothuroidea

a. Mulut
b. Esofagus
c. Usus
d. Kloaka
e. Anus
f. Mesentrium

g. Pohon pernapasan
h. Tentakel
i. Madreporit
j. Gonad
k. Gonofor

Holothuroidea umum dijumpai, hidup diperairan dangkal

dan di laut dalam, dipalung yang dalam. Di laut Banda ( dalam + 7000 m )
ditemukan teripang Paroriza grevei. Sususnan bentuk dasar tidak jelas,
karena kerangka luarnya tidak ada, sebagai gantinya : kerangka berbentuk
jarum atau keping-keping kecil. Berkapur (spicula) yang mikroskopik,
tersebut dalam jaringan dinding tubuhnya.

Bentuk tubuhnya umumnya bulat panjang atau silindrik

kurang lebih 20-30 cm, mulut pada salah satu ujung dan dubur pada
lainya. Bentuk umumnya seperti ketimun, disebut ketimun laut Sea
cucumber. Mulut dikelilingi tentakel-tentakel ( lengan peraba ) kadangkadang bercabang. Tubuh berotot, tipis atau tebal, lembek atau licin, kulit
halus atau berbintil-bintil. Warna bermacam-macam, hitam pekat, coklat,
abu-abu bercak atau bergaris pada punggung dan sisinya.
3. Jenis-jenis Holoturian a.l. antara lain :
Holoturia grisea
: Polycheria rufescems
Hctl nopyga lubrica : Afrocucumis africam
H. Agassizi
: Cucumaria echimata
H. Lecanora
: Cucumaria japomica
H. Nobilis
: pentacta australis
Holothuria pervica x : stichopus badionotus
H.Mocbi
: S .chloronotus
H. Argus
: S. Japonicus
H.Avira
: S.variegatus
H. Aciolaga
: Thelemota ananas
H. Bivittata
: Euapta lappa
H. Polii
: Paracetamol chilensis
H. Tubulosa
: P. ransometi
Holoturia lainnya
: Parastichopus migripunctatus dll.
4. Kandungan Kimia

Beberapa jenis mengeluarkan filamen yang menimbulkan

inflamasi pada kulit bila kontak.

Cleland : tidak toksik

Castellani, chalmers, Noru : dermatitis


Clark
: organ tertentu mengandung sejumlah besar saponin

yang tidak berbahaya

Yamanouchi 1929 : holoturin, toksik


Penapisan toksisitas 27 jenis timun laut :
a. 24 jenis iktiotoksik
b. 22 jenis mempunyai jenis hemolitik
c. Kadar saponin lebih rendah sesuai pemprosesan

Nigelli, 1952 : Actinopyga ogassizi : sangat toksik terhadap

ikan holoturin (identik dengan penemuan Ymanouchi ).

Yasumoto, Nakamura dan Hashimoto (1967), asal nama

oloturin untuk semua steroid yang berkerabat dengan yang dihasilkan oleh
timun laut.

Nigelli Jakowska, 1960

SOBOTK, Fries, Chanley, 1964

Halstead, 1965

Alender, Russel, 1966

Nigelli s.t al, 1967

toksin timun laut


bersifat
antitumor

Timun laut yang mengandung holoturin (holoahirin)

disebut holoturian (holothurian).

Hashimoto

oksidoholoturigenin(

Holoturingenin

C30 H 44 O5

satu diena hetera anular)

identik

dengan

22,25-

, 3OH, cincin lakton yang beranggota 5,

2.1
O

2.2

2.5
17

OH

R= OH 22,25-oksidoholothurigenin

R= H 17-deoksi-22,25-oksidoholothurigenin

5. Distribusi Saponin Pada Timun Laut


Matsuno dan [ba :
Holuturin A : Holuturi pervicax

: H. Lnoebi

: H. Monacaria

Tidak ditemukan pada Pentacta australia : Cucumariidae;

Poly cheria iufescens Chiridotidae; Stichopus japomicus- Stictiopoidae.

Elyckov et al : Meneliti 41 jenis timun laut dari suku

Stichopoidae ,Cincumaridae, Synaptidae, yang dikumpulkan dari daerahdaerah seluruh dunia. Holuturin A atau B atau keduanya pada semua jenis
dari suku Helothuria. Kecuali jenis dari marga Bohadschia.

Jenis dari Marga Bohadschia : Supominnya Gula identik

dengan Gula pada Holoturina aglikonnya seike logenin (Seychello genin)


= holotirin C.

Holoturin A dan B tidak terdeteks : Pada 6 jenis dari suku


stichopoldae.

Stikoposida A dan C : Stichopus japomicus.

Stikoposida B : Astichopus multifudua

Anda mungkin juga menyukai