Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN

POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN FALOAK


(Sterculia quadrifida R.Br) DI KECAMATAN SULAMU
KABUPATEN KUPANG

Sebagai salah satu syarat untuk melakukan Penelitian Tugas akhir

Andri Aprifan Bulu Bani


1706050071

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian Dengan Judul ‘’ Pola Persebaran, Kelimpahan Dan


Asosiasi Populasi Faloak (Sterculia Quadrifida R.Br) Di Kecamatan
Sulamu Kabupaten Kupang" Yang Disusun Dan Diajukan Oleh Andri
Aprifan Bulu Bani, NIM 1706050071 Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk
Diseminarkan.

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Kristina Moi Nono, Ssi,MSi Dra. Maria T. L. Ruma, M.Si


NIP.196712228199702 002 NIP. ……………………………

Mengetahui:
Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains
dan Teknik Universitas Nusa Cendana

Dr. Refli, M.Sc.


NIP. 19650526 199103 1 002

i
ABSTRAK

(Faoak adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang biak dengan baik dalam kondisi alam yang tergolong
wilayah kering. faloak dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti liver,
rematik, muntah darah, kanker, diabetes, dan gangguan pencernaan. Akan di
tentukan penyebaran dari tanaman faloak pada lokasi kecamatan sulamu
kabupaten kupang dengan metode indeks morisita dengan lanjutan
pengukuran pola persebarannya acak)

Kata kunci: faloak, Indeks Morisita,chi-square, deskriptif kualitatif,kuantitatif,


flavonoid,

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan
judul “ pola persebaran, kelimpahan dan Asosiasi populasi faloak (Sterculia
quadrifida R.Br) di Kecamatan sulamu Kabupaten Kupang"
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan mencari strategi untuk dapat
mengembangkan bahan pengobatan tradiosonal yang terdapat di alam sekitar
untuk pemanfaatan lebih dalam oleh masyarakat, yang akan di analisa pola pikir
dari masyarakat mengenai Tanaman Obat Faloak dan pola persebarannya di
wilayah yang dituju.
Berdasarkan pada rumusan masalah, sangat diharapkan supaya didapatkan
hasil yang sangat memuaskan dan dapat terselesaikan pokok pokok permasalahan
dari penelitan yang akan di lakukukan.
Dalam proses penyusunan proposal penelitian ini, penulis tidak dapat
menyelesaikan nya sendiri namun berkat dorongan dan arahan, serta semangat
dari pihak- pihak terdekat sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :

1.
2.
3.
4.
5. dst.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih di temui
beberapa kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
segala kritik dan saran yang membangun untuk penelitian ini.
Kupang, 18/04/2021

Andri A. Bulu Bani

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN...................................................
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
A. Kajian Pustaka ..................................................................................
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................
C. Hipotesis (jika ada)...........................................................................
BAB III. METODE PENENLITIAN ..............................................................
A. Waktu dan Tempat ...........................................................................
B. Alat dan Bahan .................................................................................
C. Desain Penelitian ..............................................................................
D. Prosedur Kerja...................................................................................
E. Analisis Data.....................................................................................
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................
A. Alir Penelitian ................................................................................
B. Jadwal Penelitian .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................

iv
v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara yang mempumyai biodiversitas alam terkaya di
dunia kedua setelah Brasil. Penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan
bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia dimanapun mereka
⁷berada. Faloak ( sterculia quadrifida R.Br) merupakan salah satu jenis pohon
yang dianggap sebagai tanaman obat yang sangat berkhasiat. Tanaman ini
tergolong endemik yang banyak ditemukan di pulau Timor provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) (Fabianus , 2012).
Menurut (Setiowatiet, 2013) dapat diketahui bahwa faloak merupakan
salah satu tanaman dari 20.900 spesies endemic atau 55% dari 38.000 spesies
yang terdapat diIndonesia Dari data tersebut membuat negara indonesia
memiliki posisi ke lima didunia dan dianggap juga sebagai negara dengan
megabiodiversity.
Pulau Timor merupakan sebuah pulau yang berada di provinsi Nusa
tenggara Timur (NTT) yang luas wilayahnya mencapai 4.937.62 Km 2. Pulau
dengan julukan “Nusa Cendana” ini juga menyimpan keindahan alam yang
masih banyak (Dian, 2018). Didalamnya terdapat kekayaan alam yang berupa
tanaman tanaman obat yang hidup di dalamnya khususnya tanaman faloak
( Sterculia quadrifida R.Br).

(Siswadi, 2013) mengemukakan bahwa Tanaman faloak berkhasiat


menyembuhkan beberapa macam penyakit karena didalamnya mengandung
ekstrak komponen kimia seperti alkaloid, flavonoid, fenolik dan terpenoid.
Pada penelitian lainnya juga menemukan bahwa ekstrak klika faloak dapat

1
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen (Reny, 2017) dimana bakteri
phatogen merupakan bakteri yang sangat merugikan bagi manusia
( Rahmaningsih, 2017).

(Menurut Rolando dan Siswadi, 2016) mengemukakan bahwa aktifitas


sitotoksik fraksi kulit tanaman faloak dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker. Kulit batang tanaman faloak di haluskan dan diekstraksikan
menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan hasil menunjukan
bahwa pertumbuhan sel kanker dengan penggunaan ekstrasi tanaman faloak
dalam kategori sedang. Sedangkan, (Florentina, 2019) menunjukan bahwa
ekstrak daun faloak (Sterculia quadrifida R.Br) dapat membunuh jentik
nyamuk Aedes Sp.

Pemanenan kulit batang tanaman faloak yang di lakukan masyarakat


sering kali melebihi kemampuan regenerasi kulit pohon sehingga berakibat
kematian pohon. Berkurangnya jumlah pohon faloak akan semakin
menyulitkan masyarakat dalam mencri kulit faloak untuk penggunaan bahan
obat obatan. Oleh karena itu perlu dilakukan juga pnelitian akan konservasi
dan domestikasi terhadap tanaman Faloak. (Siswadi, 2016)

Alasan penelitian ini akan dilakukan yaitu dikarenakan tanaman ini


belum banyak di ketahui pola persebarannya di berbagai daerah salah satunya
di wilayah kecamatan sulamu kabupaten Kupang yang masih termasuk
kepulauan Timor juga terdiri dari 7 desa dengan potensi potensi kekayaan
alam Hutan yang ada yakni ;

1. Sulamu memiliki luas hutan negara seluas 732 ha dan memiliki


luas hutan rakyat seluas 27 hektar

2. Desa petai yang memiliki luas hutan negara seluas 761 hektar
dan memiliki luas hutan rakyat 22 hektar

2
3. Desa pariti memiliki luas hutan negara 1550 hektar dan hutan
rakyat 40 hektar

4. Desa oeteta memiliki luas hutan 1431 hektar dan hutan rakyat
seluas 39 hektar

5. Desa bipolo memiliki luas hutan negara seluas 1563 hektar dan
memiliki luas hutan rakyat 32 hektar

6. Desa pantulan memiliki luas hutan negara 1000 hektar dan luas
hutan rakyat 28 hektar

7. Desa pantai beringin memiliki luas hutan negara 875 hektar dan
memiliki luas hutan rakyat 22 hektar

Peneliti akan melakukan pengamatan di di ke-7 kawasan tempat


tersebut. Yaitu untuk mengamati analisis kelimpahan dan pola
persebaran dari tanaman faloak (BPS Kabupaten Kupang, 2018)

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk


mengukur Pola Persebaran, Kelimpahan, dari tanaman Faloak
(Sterculia quadrifida R.Br). diKecamatan Sulamu Kabupaten Kupang”

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pola persebaran Tanaman Faloak di beberapa desa kecamatan


sulamu kab. Kupang?
2. Bagaimana menghitung KELIMPAHAN tanaman faloak (sterculia
quadrifida R.Br)

3
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pola Persebaran tanaman faloak di berbagai wilayah


kecamatan sulamu kab. Kupang
2. Untuk Menghitung Kelimpahan tanaman faloak (Sterculia quadrifida
R.Br)

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi, dapat dijadikan bahan referensi guna menambah rujukan
mengenai pola persebaran tumbuhan Faloak ( Sterculia quadrifida R.Br)
di wilayah Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
2. Bagi peneliti, di jadikan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman bagi
pembaca sebagai tambahan pengetahuan dan referensi guna melanjutkan
penelitian yang sama dan jangkauan dalam penelitian lebih luas.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa memberi sebuah pesan
tentang pola persebaran tumbuhan Faloak dan kelimpahannya di wilayah
Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Sistematika Tumbuhan

Sistematika tanaman faloak menurut (Tjitrosoepomo, 1989) adalah


sebagai berikut;

Regnum : plantae
Divisio : spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Dialypetalae
Ordo : Malvales (columniferae)
Familia : Sterculiaceae
Genus : Sterculia
Species : Sterculia quadrifida R.Br
Faoak adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang biak dengan baik dalam kondisi alam yang
tergolong wilayah kering, karena tanaman ini hanya memiliki empat
bulan basah dengan curah hujan 1.470 mm, serta memiiki suhu rata rata
diatas 270 celcius (Fabianus , 2012).
MorfologiTanaman faloak dapat memiliki tinggi 5-15 meter
dengan warna kulitnya berwarna abu –abu terang. Dilaporkan pua bahwa
tanaman ini sudah diidentifikasi dan tersebar dibeberapa daerah khususnya
Nusa tenggara Timur (NTT) seperti pulau Timor, Sumba, Flores, Alor, dan
rote. (Siswadi, 2017). Tanaman ini memiliki bentuk batang silindris,

5
permukaan gundul, beralur dangkal, banyak bercabang, kulit luar coklat
tua/ada pula yang abu-abu, sedikit bergetah, diameter batangnya 27-32 cm,
batang lepas cabang 50-70 cm, tidak berlubang bila kering. Cabang-
cabangnya berbentuk silindris, permukaan gundul, beralur dangkal,
banyak, warna kulitnya coklat tua, diameternya 20-25 cm, tidak berlubang
bila kering, beranting banyak. Untuk daunnya yaitu berdaun tunggal,
tersebar, bertangkai, bentuk tangkainya silindris, beralur dangkal, banya,
berwarna hijau muda, gundul, panjang tangkainya 5,5-6 cm, anak daun
berbentuk ovalis, tipis, bagian ujung berbentuk runcing, pangka berlekuk,
pinggiran daun rata, gundul, permukaan atas berwarna hiju tua, bagian
bawah hijau muda, gundul di kedua permukaan, panjang anak daun 14,5-
16 cm, lebar daun 8-10,5 cm, pertulangan daun menyirip, rata
dipermukaan atas, menonjol dipermukaan bawah, gundul dikedua
permukaaan, urat urat daun berbentuk jala dalam (Rayneldis, 2003)..
Bunga kecil tanpa mahkota, bertangkai panjang, terletak aksial dibagian
ujung, atau dibagian batang (Backer, C.A dan Backhuizen van den
Brink,Jr.R.C.,1963) dalam . Buah bertangkai, tangkai buah berbentuk
silindris, gundu, panjang 5-6 cm, buah hijau pada waktu muda, orange
pada waktu tua,terbelah, bentuk ujung meruncing, berbuu pubescent padat
diseluruh permukaan, biji berwarna hitam mengkilap, licin, dasar
berwarna putih, berjumlah 3-6

2. Kegunaan

Faloak juga merupakan tanaman dengan suku sterculiaceae yang


banyak di temukan diprovinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Yang
berpotensi sebagai tanaman obat, dikerenakan tanaman ini sudah diteliti
akan kandungan yang ada seperti (Reny, 2017), melaporkan bahwa klika
faloak dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti liver, rematik,

6
muntah darah, kanker, diabetes, dan gangguan pencernaan. Dimana hasil
dari penelitian tersebut digunakan metode skrining fitokimia untuk bisa
mengetahui kandungan ekstrak eter dan etil asetat klika faloak
mengandung flafonoid, fenolik dan terpenoid.
Dalam penggunaan metode maserasi, didapat pula keistimewaan
yang terkandung dala tanaman ini seperti yang di laporkan
(Rolando,siswadi, 2017).ekstrak kulit kayu faloak terdapat kandungan
etanol yang berfungsi sebagai antikanker untuk tubuh.
Tanaman ini banyak terdapat manfaat seperti yang telah di
laporkan oleh peneliti peneliti sebelumnya mengenai kandungan, ciri,
serta manfaat yang ada Sehingga tanaman ini sangat istimewa. Namun
dari pada itu, terdapat beberapa kendala yang ada seperti pemanfaatan
yang berlebihan dari tanaman faloak dan kurangnya kesadaran akan
manfaat tanaman ini.Seperti yang dilaporkan oleh (Uslan dkk, 2017).
Menunjukan bahwa hasil penelitian yang dilakukan yaitu penyuluhan
kepada masyarakat oebobo kota Kupang mengenai tanaman faloak,
banyak masyarakat belum mengetahui manfaat akan tanaman ini dan juga
kurangnya perhatian akan tanaman ini, dikerenakan tanaman ini tumbuh
liar sehingga diperlukan pihak terkait untuk kegiatan pemuliaan dan
peeliharaan lebih lanjut terhadap tanaman faloak.
3. Flafonoid
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder
yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman( tulis daftar
pustaka). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan
struktur kimia C6 C3 C6. Kerangka flavonoid terdiri atas 1 cincin
aromatik A, 1 cincin aromatik B, dan cincin Tengah berupa heterosiklik
yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan
dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem
penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar

7
molekulnya. Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas
antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami
yang terdapat pada Sereal sayur-sayuran, dan buah telah banyak
dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat
logam, berada dalam bentuk glukosida ( mengandung rantai samping
glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Abdi, 2010).
4. Fenolik
Senyawa fenolik merupakan kan golongan fitokimia terbesar pada
tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Dibandingkan
fenolik dengan flavonoid, senyawa flavonoid masih lebih besar
dibandingkan dengan senyawa fenolik ini Hal ini disebabkan kan oleh
peningkatan konsentrasi radikal bebas radikal bebas dapat bersumber dari
metabolisme Normal atau induksi oleh sinar UV maupun paparan
berbagai polutan (Indra , 2019).

5. KELIMPAHAN
Kelimphan di definisikan sebagai jumlah individu yang menempati
wilayah tertentu atau jumlah individu suatu spesies per kuadrat atau per
satuan volume. Kelimpahan mengacu pada jumlah spesies atau jenis jenis
struktur dalam komonitas (Michael, 1984)
Kelimpahan di pengaruhi oleh factor lingkungan, ketersediaan
makanan, pemangsa, kompetisi,serta kondisi factor kimiawi dan fisik
yang masih dalam kisaran toleransi suatu spesies ( yulianti, 2017)
Menurut (Kerbs, 1989) mengatakan “di dalam studi ekologi yang
menjadi sumber pertanyaan adalah berapa jumlah dari suatu populasi atau
ukuran dari suatu populasi. Kelimpahan suatu populasi dapat diukur
dalam dua cara :

8
1. Kepadatan mutlak adalah jumlah organisme per unit area ataupun
volume. Contonya kepadatan rusa merah, untuk empat rusa yang
terdapat per kilo meter persegi ini adalah kepadatan mutlak.
2. Kepadatan relatif adalah kepadatan untuk satuan populasi relatif untuk
populasi lain.
Untuk mengetahui data kelimpahan dapat di gunakan rumus;
n
(K) ¿
A
Dimana K adalah Kelimpahan jenis Tumbuhan (individu/m 2); n
adalah jumlah spesies Tumbuhan faloak (individu); dan A adalah Luas
Transek Michael, (1984).

Penentu nilai kelimpahan tumbuhan di dlam sistem kehidupan


spesies merupakan gabungan dari ciri individu dan atribut dari factor
lingkungan yang efektif. Factor factor ini dapat berperan dalam
menurunkan atau menaikan jumlah tumbuhan. Secara keseluruhan, factor
factor tersebut dapat menjelaskan perbedaan kelimpahan di tiap habitat
dan perubahan jumlah dalam kisaran waktu tertentu pada habitat yang
sama ( Hadi, 2009)

6. Pengertian pola persebaran dan Pola Distribusi


Pola distribusi adalah struktur yang di akibatkan oleh penyebaran
organisme dan organisme tersebut membentuk sebuah interaksi dengan
lingkungannya (Odum, 1994). Pola distribusi dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu ;
1. Pola distribusi bergerombol atau berkelompok, yaitu individu
individu hidup berkelompok dalam lingkungan dan sumber

9
makan yang tidak pernah seragam
2. Pola distribusi seragam, atau berjarak sama yaitu akibat dari
interaksi antara individu individu dalam populasi
3. Pola distribusi acak, yaitu penjarakan yang tidak bisa di
predeksi, juga posisi individu tidak bergantung pada individu
lain. Pola ini terbentuk jika tidak ada gaya tarik atau tolak kuat
di antara individu-individu dalam suatu populasi dan apabila
factor fisik dan kimia relatif homogen di seluruh area penelitian
(Champbell, 2010)
Sedangkan pola sebaran adalah suatu rangakaian yang sudah
menetap mengenai suatu gejala itu sendiri. Pola sebaran sebagai
salah satu bentuk atau rangakaian yang dapat menggambarkan atau
mendeskripsikan mengenai proses sebaran industri. (Bintarto dan
Hadisumarno, 1979).
Bintarto dan Hadisumarno (1978), menyebutkan bahwa ada tiga
macam variasi pola persebaran yaitu;
 Pola persebaran seragam, jika jarak antara suatu lokasi dengan lokasi
lainnya relatif sama
 Pola persebaran kelompok, jika jarak antara lokasi satu dengan lokasi
lainnya berdekatan dan cenderung mengelompok pada tempat tempat
tertentu.
 Pola perbaran acak yaitu, jika jarak antara lokasi satu dengan lainnya
tidak teratur
Pada pengamatan pola persebaran tanaman faloak Digunakan indeks
penyebaran Morisita, dimana dapat dihitung dengan rumus;
∑ 2−N
x
I d=n
N (N −1)
Keterangan : Id = Indeks penyebaran morisita

10
n = ∑ f ( x )= jumlah frekuensi hasil observasi
N = jumlah total individu dalam (n)
∑ 2= kuadrat jumlah individu per titik pengamatan
x

Setelah dianalisis, didapatkan keterangan sebagaimana yang dijelaskan


sebagai berikut ;
Id =1, maka distribusinya adalah random/acak
Id<1, maka distribusinya seragam
Id>1, maka distribusinya adalah kelompok
Distribusi acak masih dapat dihitung menggunakan rumus Chi-square
untuk menguji lebih lanjut, apakah termasuk penyebaran acak atau tidak.
Berikut rumus Chi square;

( )
n∑2
2 x
x= −N
N

Nilai x2hitung itu selanjutnya dibandingkan dengan x2 tabel dengan derajat
bebas (df=n-1) jika x2 hitung lebih kecil x2 tabel maka penyebarannya
acak dan jika x2 hitung lebih besar x2 tabel maka penyebarannya
seragam,(vinolia, 2014).

11
B. Penelitian yang relevan
Tabel 1.1. Penelitian yang relevan dan sudah dilaksanakan
No Peneliti Judul Penelitian Hasil atau kesimpulan
Penelitian
1 Sulistiyowati (2021) Pola Penyebaran Pola penyebaran
Spasial populasi spasial populasi
Tumbuhan tumbuhan invasi L.
Asing Invasif Camara di Savana
Lantana Camara Pringtali Resort
L. Di Kawasan Bandealit berdasarkan
Savana Pringtali indeks standar
Resort Bandealit morisita adalah
Taman Nasional mengelompok
Meru Beteri
2 Metananda (2015) Populasi,  Kondisi
sebaran dan pertumbuhan
asosiasi kepuh kepuh tidak
(Sterculia foetida berjalan
L.) di Kabupaten normal
Sumbawa Nusa  Persebaran
Tenggara Barat kepuh
dikepulawan
Sumbawa tidak
merata
 pola persebaran

12
kepuh relatif
menyebar
secara
kelompok

3 Nebath (2008) Kelimpahan hasil peneltian tesebut


Tumbuhan sebagai berikut :
Aquatik Di  sebagian besar
Danau Tondano tumbuhan
aquatic Danau
Tondano terdiri
atas E. crassipes
dan I. aquatic
 jenis yang
paling dominan
adalah E.
crassipesdengan
nilai INP 60.351
 Wilayah yang
relatif kaya
akan jenis
tumbuhan
adalah Toulour
 Pada wilayah
Tasuka dan
Ranomerut,
komunitas

13
Tumbuhan di
dominasi oleh
E. crassipes
Vinolia (2014) Persebaran Dan Hasil penelitian
Karakter menunjukan bahwa
4.
Populasi Maja Maja (Aegle marmelos)
( Aegle di delapan belas situs
Marmelos L. di Kecamatan
Correa) Di Trowulan Kabupaten
Kecamatan Mojokerto dengan
Trowulan persebaran terbanyak
Kabupaten ada di situs Candi
Mojokerto Bajang Ratu

5. Warseno (2020 Inventarisasi, Inventyarisasi


Distribusi, dan Rhododendron
Pola Penyebaran epifit di KREK
Rhododendron menemukan satu
Epifit di Kebun jenis yaitu R,
Raya Eka Karya javanicum.
Bali. Pola persebaran R.
javanicum bersifat
mengelompok

14
15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


penelitan kali ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021
(disesuaikan), dan akan di lokasi beberapa desa kecamatan sulamu
Kabupaten Kupang

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan pada penelitian kali ini terdiri dari, kamera
Handphone, alat tulis, alat ukur (meter), dan tali rafia.

C. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif persebaran dan karakter populasi.
Penelitian menggunakan metode eksplorasi dan observasi penentuan transek,
juga metode TLP (Transect Line Plot ) yang akan di gunakan untuk
mengetahui pola penyebaran dan kelimpahan dari tanaman Flaoak ( Sterculia
quadrifida R.Br)
D. Prosedur Kerja

 Dibuat plot seluas 5x5 m diarea sekitar tanaman faloak dengan


menggunakan tali raffia dan tiang sebagai penanda

 Digunakan indeks morisita untuk menentukan pola persebaran dari


tanaman faloak yang ada
 Dicatat hasil pengamatan terhadap persebaran tanaman faloak

16
E. Analisis Data

Data yang didapatkan fdari penelitian ini yaitu berupa data parameter lingkungan
Abiotik hasil pengukuran lapangan di deskripsikan secara komprehensif dan di
sajikan dalam bentuk tabel dalam nilai rentangannya. Hal ini untuk menjelaskan
kondisi, kelimpahan, dan pla persebaran dari tumbuhan faloak.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Alir Penelitian

Observasi Lokasi
penelitian

Pembuatan Plot 5 x 5 m

Penentuan Identifikasi tanaman (akar, Batang Daun, Buah)

Penentuan penyebaran tanaman faloak morisita

Dicatat hasil penggamatan yang didapat

selesai

18
DAFTAR PUSTAKA

Fabianus Ranta, dkk.2012. Dampak Perlakuan Perendaman Terhadap Sifat –


Sifat Silvikultur Faloak ( Streculia Comosa Wall).e-journal.hal,62-72.
Reny syahruni, dkk. 2017. Korelasi Kajian Fisikokimia Ekstrak Klika Faloak
( Sterculia Populifolia Dc,) Menggunakan Variasi Pelarut Terhadap
Penghambatan Bakteri Patogen. E-journal, Farmasi Gelenika.hal,12-17
Rolando,Siswadi.2016. Penelusuran Potensi Aktifitas Sitotoksik Fraksi Kulit
Batang Tumbuhan Faloak (Sterculia Quadrifida R. Br).e-journal, ilmu
farmasi dan farasi klinik.
Siswadi, dkk.2020. Karakteristik Pertumbuhan Tanaman Faloak (Sterculia
Quadrifida R. Br) Asal Populasi Pulau Rote.E-Journal,Penelitian Kehutanan
Uslan, Dkk. 2019.Penyuluhan Tentang Pemanfaatan Kulit Batang Tumbuhan
Faloak (Sterculia Quadrifida R.Br) Di Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang.
E-Journal,Seminar Nasional
Muslich Hidayat. 2017.Analisis Vegetasi Dan Keanekaragaman Tumbuhan
Dikawasan Manifestasi Geothermal IE SUUM Kecamatan Masjid Raya
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Biotik. Vol.5,No.2. Hal.114-124
BPS Kabupaten Kupang. 2018. Kecamatan Sulamu Dalam Angka. CV. Grace,
CV.Multiguna Kupang.
DPP, RAIS. 2018. Latar Belakang Pulau Timor.E-Library.Unikom.Diakses 1
Oktober 2021.
Indra, Dkk.2019.Fenolik Total, Kandungan Flavonoid,Dan Aktifitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Mareme (Glochidion Arborescens Blume).Jurnal Sains
Farmasi Dan Klinis.
Abdi Reda.2010.Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Jurnal Belian, Vol.9,No.2
Bintarto Dan Hardisumarmo.1979.Metode Analisa Geografi.Jakarta:LP3ES,1979

19
Siswanto, dkk. 2017. Pengembangan Kesehatan Tradiosonal Indonesia : Konsep,
Strategi, Dan Tantangan.E-journal, peneltian dan pengembangan pelayanan
kesehatan, vol 1,No 1. Diakses pada tanggal 5 mei 2021
Hari, dkk. 2021. Pola Penyebaran Spasial Populasi Tumbuhan Asing Invasif
Lantana Camara L. Di Kawasan Savana Pringtali Resort Bandealit Taman
Nasional Meru Betiri. E-journal ilmu dasar,Vol.22 No.1.Diakses pada
tanggal 5 mei 2021
Vinolia. 2014. Persebaran Dan Karakter Populasi Maja ( Aegle Marmelos L.
Correa) Di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Tugas akhir,
jurusan Biologi-fakultas sains teknik, BAB.III.Diakses pada tanggal 5 mei
2021
Raineldis Toyo.2003. Faloak (Sterculia urceolata Smith) : penentuan Identitas
Dan skring fitokimia kulit batang. Tugas akhir. Diakses pada tanggal 5 mei
2021
Tjitrosoepomo.1989Morfologi Tumbuhan. UGM.PresYogyakarta.Wagiman & M.
Sitanggang.2007
Backer, C.A., & Bakhuzein Van den Brink R.C.1969.Flora Of Java
(Spermatophytes Only). Vol.III Wolthers-Noodhoff,N.V.- Groningen- The
Netherlands.
Odum., E.P.1994.Dasar-dasar Ekologi.Edisi ketiga. UGM Press,Yogyakarta
Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2010. 3. Biologi, edisi Kedelapan jilid 3
Terjemahan : Damaring Tyas Wulandri. Jakarta: Erlangga
Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Jakarta: UI Press
Mardella, E. A., & Yulianti, D. 2017. Buku Ajar Keperawatan Dasar, Ed.10 Vol.
5. Jakarta: EGC.

20
21

Anda mungkin juga menyukai