Anda di halaman 1dari 21

Aksiologi Ilmu Kealaman (Fungsi Ilmu Kealaman Sebagai

Metode, Pengembangan Pola Pikir, dan Kesejahteraan Manusia)

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam
dengan dosen pengampu Ibu Dr. Murni Sapta Sari, M.Si

Disusun oleh Kelompok III /Offering C/2019:


Nadya Nurul Isnaeni (190341864401)
Rahma Safitri (190341864409)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam
dengan judul “Aksiologi Ilmu Kealaman (Fungsi Ilmu Kealaman Sebagai Metode,
Pengembangan Pola Pikir, dan Kesejahteraan Manusia)” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Murni Sapta Sari, M.Si
selaku dosen pengampu matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, yang telah
membantu dalam berbagai hal sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan
baik.
Walaupun pikiran dan pengetahuan yang penulis miliki telah sepenuhnya
penulis kerahkan dalam penyelesaian tugas makalah Filsafat Ilmu Pengetahuan
Alam ini, penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih memiliki kekurangan
dan belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah Makalah 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah 2
BAB 2. PEMBAHASAN 3
2.1 Landasan Pendidikan Ditinjau dari Segi Hukum 3
2.1.1 Pengertian Landasan Hukum 3
2.1.2 Pendidikan Menurut Undang-Undang Dasar 1945 4
2.1.3 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional 4
2.2 Landasan Pendidikan Ditinjau dari Segi Filsafat 7
2.2.1 Hakikat Pendidikan 7
2.2.2 Filsafat Pendidikan 8
2.2.3 Aliran Filsafat Pendidikan 9
2.2.4 Filsafat Pendidikan di Indonesia 10
2.2.5 Upaya Mewujudkan Filsafat Pendidikan di Indonesia 12
2.3 Landasan Pendidikan Ditinjau dari Segi Sejarah 13
2.3.1 Sejarah Pendidikan Dunia 13
2.3.2 Sejarah Pendidikan Indonesia 17
2.4 Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan 29
3.2 Saran 29
Aksiologi Ilmu Kealaman (Fungsi Ilmu Kealaman Sebagai Metode,
Pengembangan Pola Pikir, dan Kesejahteraan Manusia)
Nadya Nurul Isnaeni dan Rahma Safitri
Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email: dyanadya3@gmail.com

Abstrak. Ilmu kealaman atau yang sering kita sebut dengan sains tidak pernah lepas dari
kehidupan manusia. Fenomena yang ada di sekitar kita secara tidak langsung telah menunjukkan
peranan sains murni maupun terapan. Makalah ini bertujuan untuk menguraikan fungsi ilmu
kealaman sebagai metode, pengembangan pola pikir, dan kesejahteraan manusia. Metode yang
digunakan yaitu mengkaji dari berbagai buku ajar dan berbagai artikel jurnal. Fungsi ilmu
kealaman dalam menyejahterakan manusia adalah dengan memanfaatkan ilmunya untuk
menjelaskan hukum, teori, dan prinsip pengetahuan baru. Kontribusi mendasar bagi masyarakat
adalah pembentukan pengetahuan baru kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan menyelesaikan berbagai macam isu yang dihadapi
masyarakat.
Kata kunci: ilmu kealaman, kesejahteraan manusia, fenomena

Abstract. The science is never out of human life. The phenomena that exist around us have
indirectly shown the role of both pure and applied science. This paper aims to describe the
function of science of depth for human welfare. The method used is to study from various
textbooks and various journal articles. The function of depth science in human welfare is to utilize
his knowledge to explain the laws, theories, and the principles of new knowledge. The
fundamental contribution to society is the formation of new knowledge and then the knowledge is
used to improve the welfare of human life and solve various issues faced by society .
Keywords: science, human welfare, phenomenon
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu peristiwa atau kejadian, pada dasarnya tidak pernah lepas dari
peristiwa lain yang mendahuluinya. Begitu pula yang dialami oleh filsafat dan
ilmu. Filsafat ilmu mempunyai cabang filsafat yang beraneka ragam. Salah satu
cabang filsafat ilmu yaitu ilmu kealaman atau sains yang juga sering disebut ilmu
alam.
Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari mengenai makluk hidup dan
semua proses kehidupannya. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu alam (natural
science) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan gejala
alam, meliputi asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi (Suriasumantri, 1998).
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
dari pengembangan ilmu alam.
Ilmu kealaman atau yang sering kita sebut dengan sains tidak pernah lepas
dari kehidupan manusia. Fenomena yang ada di sekitar kita secara tidak langsung
telah menunjukkan peranan ilmu alam murni maupun terapan. Menyikapi gejala
alam yang terjadi di sekitar kita seperti terbentuknya suatu ekosistem dan
terbentuknya gejala petir, manusia tidak dapat menerka apa yang menyebabkan
terjadinya fenomena alam tersebut dengan sendirinya akan tetapi dilakukan upaya
untuk mencari kejelasan mengenai fenomena tersebut. Hamdani (2011)
mengupayakan hal yang dapat dilakukan antara lain merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis dan akhirnya menyimpulkan. Melalui langkah tersebut, fenomena
alam yang terjadi tidak hanya dianggap sebagai mitos atau pengetahuan semu
akan tetapi menjadi sebuah pengetahuan yang sejati.
Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu dan
teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya berbanding lurus dengan upaya
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seorang menggunakan
teknologi karena ia memiliki akal. Perkembangan teknologi terjadi karena
seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapi.
Dewasa ini istilah axio (nilai) dan logos (teori) lebih akrab dipakai dalam
dialog filosofis, aksiologi bisa disebut sebagai The Theory of Value atau teori
nilai, yaitu bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk(
good and bad), benar dan salah ( righ and wrong) serta tentang cara dan tujuan
(means and ends). Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan
ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya
etika. Dengan demikian, sebagai cabang filsafat yang berbicara tentang nilai,
aksiologi merupakan ilmu yang memberikan timbangan pada sesuatu yang
berharga, berkualitas, bermakna dan bertujuan bagi kehidupan manusia, individu
maupun kelompok maka disusunlah makalah yang berjudul “Aksiologi Ilmu
Kealaman (Fungsi Ilmu Kealaman Sebagai Metode, Pengembangan Pola Pikir,
dan Kesejahteraan Manusia)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan aksiologi ilmu kealaman?
2) Bagaimana fungsi ilmu kealaman sebagai metode?
3) Bagaimana fungsi ilmu kealaman sebagai pengembangan pola berpikir?
4) Apa saja fungsi dari ilmu kealaman untuk kesejahteraan manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang timbul akibat permasalahan di atas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian aksiologi ilmu kealaman
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi ilmu kealaman sebagai metode
3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi ilmu kealaman sebagai
pengembangan pola berpikir.
4. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari ilmu kealaman untuk
kesejahteraan manusia.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah sebagai berikut.
1. Untuk Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa yang
membaca makalah ini terkait tentang aksiologi ilmu kealaman (fungsi ilmu
kealaman sebagai metode, pengembangan pola pikir, dan kesejahteraan
manusia).
2. Untuk Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis karena telah berusaha
mengumpulkan berbagai macam referensi mengenai aksiologi ilmu
kealaman (fungsi ilmu kealaman sebagai metode, pengembangan pola
pikir, dan kesejahteraan manusia)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aksiologi Ilmu Kealaman


Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman,
yang dalam bahasa inggris disebut natural science atau disingkat science. Ilmu ini
mengkaji gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuk konsep dan
prinsip. Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji konsep dan
prinsip dasar yang esensial. Fungsi ilmu alamiah bagi manusia berdasarkan pada
manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu, manusia terlahir dalam
keadaan fitrah, manusia diwajibkan mencari ilmu, semua ilmu bersumber dari
alam, dan alam berasal dari Tuhan. Kelima alasan tersebut merupakan prinsip
lahirnya ilmu. Hal tersebut disebabkan manusia tidak berhenti mengembangkan
pendidikan, baik secara teoritis maupun secara praktis, sehingga pendidikan
semakin berkembang dan alam semesta semakin diketahui eksistensinya (Sodiq,
2014).
Ilmu alam wajib dipelajari oleh manusia agar manusia memiliki
kapabilitas yang ilmiah dalam membaca gejala alam dan memanfaatkan hasil
alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan alam secara
umum adalah ilmu alamiah dasar. Ilmu alamiah dasar mempelajari pengetahuan
tentang alam yang perlu diketahui oleh seluruh manusia, misalnya pengetahuan
tentang bumi, langit, manusia, lautan, gunung, atom, planet, bulan, matahari,
tumbuhan, dan semua yang ada di alam jagat raya ini. Banyak metode yang
digunakan untuk melakukan penelitian seputar ilmu alam, misalnya penelitian
Slezin (2003) dan Robock (2002) mengenai gejala gunung berapi yang masih
aktif, misalnya dengan menggunakan ilmu vulkanologi. Gunung tersebut diteliti
tingkat kepanasan magmanya yang terus meningkat dan mendesak ke permukaan
tanah sehingga jika dipantau akan menghasilkan letusan yang tidak terduga dan
akan membahayakan kehidupan manusia. Para vulkanolog melakukan pengukuran
suhu panasnya dan menyuntik gunung berapi agar ada udara yang melemahkan
suhu panas dan daya dorong magma yang hendak keluar di dalam gunung.
Definisi Sains
Paul Freedman (1950) dalam Hamdani (2011) menyebutkan bahwa ilmu
alam adalah suatu bentuk aktivitas manusia untuk memperoleh suatu pembahasan
dan pemahaman tentang alam yang cermat dan lengkap, pada waktu yang lalu,
masa kini, dan masa yang akan datang, serta untuk meningkatkan kemampuan
manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya serta untuk mengubah
sifat lingkungan agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan tersebut sesuai
dengan keinginannya. Trowbridge dan Byebee (1986) mendefinisikan sains
sebagai berikut: ”Science is a body of knowledge, formed by a process of
continuous inquiry, and encompassing the people who are enganged in the
scientific enterprice”. Berdasarkan pada definisi tersebut, karakteristik sains yang
khas adalah sains ditempuh melalui berbagai proses penyelidikan secara
berkelanjutan, yang berkontribusi dengan berbagai cara untuk membentuk sistem
yang unik. Hardy dan Fleer (1996) dapat memahami sains dalam perspektif yang
lebih luas, yaitu sains sebagai kumpulan pengetahuan (body of knowledge), sains
sebagai suatu proses, sains sebagai kumpulan nilai, dan sains sebagai suatu cara
untuk mengenal dunia. Sains merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan, penelaahan, dan percobaan yang dilakukan untuk
mengetahui prinsip alam.
Berdasarkan Herabudin (2010) sains bermanfaat untuk mengungkap suatu
kebenaran (truth), menambah pengetahuan (knowledge) agar lebih terampil dalam
mengarungi bahtera hidup, meningkatkan pemahaman (understanding,
comprehension, insight) terhadap suatu gejala alam, menjelaskan (explanation)
proses sebab akibat dari suatu kejadian, memperkirakan (prediction) suatu
kejadian yang akan terjadi, mengendalikan (control) alam agar sesuai dengan
yang diharapkan, menerapkan (application) suatu kaidah alam, menghasilkan
(production) sesuatu yang berguna untuk kehidupan umat manusia masa kini dan
masa datang.
2.2 fungsi ilmu kealaman sebagai metode
Bidang telaah ilmu kealaman adalah alam semesta. Dengan demikian,
ilmu kealaman memiliki obyek kajian yang begitu luas, dengan aspek kajian yang
sangat banyak, yaitu meliputi antariksa, bumi, atmosfer, makhluk hidup dan
sebagainya, yang masing-masing memiliki bidang kajian yang bermacam-macam
pula. Dengan luasnya obyek kajian tersebut maka ilmu kealaman itu sendiri
kemudian dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati
sesuatu (alam semesta). Cara memandang ilmu kealaman pada sesuatu itu
berbeda dengan cara memandang yang biasa atau cara memandang seorang
filosof sekalipun. Cara memandang ilmu kealaman bersifat analitis artinya melihat
sesuatu secara lengkap dan cermat kemudian dihubungkan dengan obyek yang
lain sehingga secara keseluruhan membentuk perspektif baru tentang obyek yang
diamati tersebut. Sebagai penjelasan, dari pengamatan yang analitis sesuatu obyek
tertentu dihasilkan suatu deskripsi rinci dari obyek tersebut, tetapi pengamatan
yang analitis juga dapat dilakukan untuk beberapa obyek sekaligus yang
kemudian hasil pengamatan obyek yang satu dihubungkan dengan hasil
pengamatan obyek yang lain, sehingga secara simultan membentuk perspektif
baru. Di samping itu dari hasil pengamatan tersebut ilmuwan dapat membuat
peramalan terhadap obyek tersebut. Kemudian berdasarkan hasil ramalan tersebut
dapat ditentukan langkah-langkah kebijaksanaan untuk konservasi,
penanggulangan, adaptasi, pengembangan dan sebagainya. Demikian mekanisme
ilmu kealaman sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati alam
semesta (Sutomo, 2009).
Dari uraian tentang fungsi ilmu kealaman sebagai metode atau cara untuk
mengamati alam semesta tersebut, maka arah ke mana atau tujuan sesungguhnya
ilmu kealaman itu adalah pelestarian alam semesta itu sendiri, karena apabila
terjadi kerusakan alam semesta, maka berarti akan menyulitkan kerja metode
karena obyek pengamatannya berubah-ubah. Sesuai dengan perkembanganilmu
kealaman, maka metode atau cara untk pengamatan berubah-ubah terjadi
perkembangan pula, terutama instrumennya yang berkembang kea rah makin
memiliki akurasi yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena secara terus-
menerus dilakukan perbaikan instrument dengan menggunakan komponen-
komponen yang lebih canggih. Di samping itu , pengembangan kreativitas sangat
penting untuk diupayakan karena kreativitas dalam ilmu kealaman akan
merangsang adanya rekayasa untuk melahirkan teknologi yang canggih untuk
mengurangi atau bahkan meniadakan kerusakan alam semesta (Sutomo, 2009).
2.3 fungsi ilmu kealaman sebagai pengembangan pola berpikir

2.4 fungsi dari ilmu kealaman untuk kesejahteraan manusia

Kegunaan teori sains mencakup tiga hal, yaitu sebagai alat pembuat
eksplanasi, sebagai alat peramal dan sebagai alat pengontrol. Teori tersebut
selaras dengan karakteristik yang dimiliki oleh ilmu kealaman sehingga para
ilmuwan merumuskan produk dari ilmu kealaman yaitu rekayasa, penjelasan,
pengendalian, pelestarian dan peramalan (Sutomo, 2009).
Rekayasa adalah padan kata dari engineering yang selama ini kita kenal
dengan kata teknik. Arti kata teknik itu sendiri adalah penerapan sains untuk
kesejahteraan umat manusia (Zen, 1981). Martin dan Schinzinger (1994)
mempersempit definisi itu, sehingga rekayasa adalah penerapan ilmu pengetahuan
dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi masyarakat dan umat
manusia, sedangkan rekayasawan adalah mereka yang menciptakan produk dan
proses untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (pangan, papan dan sandang),
dengan akibat tambahan, meningkatkan kemudahan, kekuatan dan keindahan di
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Rekayasa merupakan salah satu produk
ilmu kealaman yang menggunakan sifat analitis dalam melihat sesuatu dan
membuat perspektif baru mengenai sebuah objek. Contoh rekayasa sebagai bentuk
produk ilmu kealaman misalnya dalam rekayasa pembuatan mesin uap
berdasarkan teori Aristoteles dan Thomas Newcomen yang menjadi dasar James
Watt membuat mesin uap tersebut.
Alat Pembuat Eksplanasi
Fungsi sains hingga sekarang pada umumnya digunakan sebagai alat
eksplanasi fakta yang terjadi di sekitar kita. Sains memberikan suatu sistem
eksplanasi yang paling dapat diandalkan dalam memahami masa lampau,
sekarang dan merubah masa yang akan datang (Tafsir, 2015). Penjelasan
merupakan produk ilmu kealamaan yang bersifat membuka sudut pandang
seeorang sehingga dapat berpikir realistis. Hal tersebut dapat terjadi karena ilmu
kealaman menggunakan sifat analitis, logis dan kausatif dalam menjelaskan
fenomena yang terjadi di alam. Sisi kegunaan dari produk ilmu kealaman tersebut
berdampak pada penggeseran pola pikir manusia dari yang sebelumnya berpikir
secara mitos kini beralih pada pemikiran logis dan realistis (Sutomo, 2009).
Contoh bagaimana pergeseran paradigma akibat penjelasan sebagai produk ilmu
kealaman yaitu mengenai tentang gejala pemanasan global. Zein dan Chehayeb
(2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pemanasan global memberikan
efek di setiap bagian dunia. Pemanasan global dapat disebabkan secara alami dan
akibat ulah manusia. Pemanasan global secara alami dapat diakibatkan oleh
peningkatan karbondioksida akibat akitivitas makhluk hidup di alam sehingga kita
bisa mengetahui gas apa yang mengakibatkan perubahan iklim yang mengacu
pada pemanasan global. Pemanasan global akibat ulah manusia dapat berupa
polusi udara dari gas yang dikeluarkan oleh kendaraan manusia dan deforestasi.
Penjelasan tentang fenomena pemanasan global tersebut dapat dianalogikan
sebagai produk ilmu kealaman yang sifatnya membuka cakrawala memberikan
dampak positif dan manfaat bagi manusia.
Alat Pengontrol
Produk ilmu kealaman yang bersifat mencegah dan membatasi terjadinya
malapetaka yaitu pengendalian. Pengendalian merupakan produk ilmu kealaman
yang paling dirasakan manfaatnya bagi umat manusia karena dalam sejarahnya,
banyak sekali ancaman malapetaka yang dapat dihindari oleh manusia berkat
bantuan ilmu kealaman (Sutomo, 2009 ).
Contoh manfaat pengendalian bagi umat manusia adalah pada saat
merebaknya penyakit cacar, penyakit patek dan penyakit bulbul. Pada awalnya
penyakit seperti cacar, patek dan bulbul dikaitkan dengan bau busuk. Akan tetapi
melalui perkembangan ilmu kealaman, yaitu setelah penemuan mikroskop dan
penicillin, maka dapat dijelaskan mengenai penyebab penyakit tersebut. Pada
perkembangannya, penemuan mikroskop dapat membantu dalam pengamatan
struktur sel bakteri maupun struktur virus sehingga pada penerapannya, penyakit
yang muncul di masyarakat tersebut disebabkan oleh bakteri dan virus. Dengan
penemuan tersebut, maka pemberantasan penyakit terus dilakukan terutama
setelah ditemukannya penicillin oleh Alexander Fleming (1881-1955). Akibat dari
ditemukannya antibiotik tersebut, banyak penyakit yang dapat ditanggulangi.
Pelestarian pada hakikatnya merupakan produk ilmu kealaman yang
bertujuan untuk melestarikan hal apa saja yang berkaitan dengan fenomena alam
yang pernah terjadi di masa lampau. Bentuk pelestarian yang paling memberikan
dampak positif yaitu pelestarian informasi. Hal ini dikarenakan ilmu kealaman
merupakan sekumpulan hasil penelitian yang sistematis dan logis sehingga
terdapat catatan dan rekaman mengenai gejala yang diteliti untuk kemudian
dijadikan sebagai produk pelestarian informasi. Produk pelestarian informasi
tersebut dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai gejala alam
sehingga apabila muncul tanda dari suatu gejala alam, maka masyarakat dapat
melakukan upaya preventif untuk mengantisipasi gejala alam tersebut.
Alat Peramal
Ilmuwan pada umumnya telah mengetahui faktor penyebab suatu gejala
terjadi saat mereka membuat eksplanasi terkait gejala tertentu. Berdasarkan faktor
penyebab tersebut, ilmuan dapat membuat ramalan atau prediksi. Peramalan
merupakan produk ilmu kealaman yang sifatnya untuk melihat masa depan atau
yang belum terjadi. Peramalan dapat dibuat dengan cara kecenderungannya atas
perkembangan sejarah data objek yang sudah terjadi dan keteraturan atau
konsistensi dari suatu gejala alam. Peramalan dalam ilmu kealaman sangat
bergantung pada data dasar dan keteraturan perkembangan data tersebut. Terkait
dengan contoh sebelumnya mengenai gejala pemanasan global yang dilakukan
oleh Zein dan Chehayeb (2015) dapat dijelaskan dengan ilmu kealaman, maka
ilmu kealaman juga tentunya dapat meramalkan apa yang akan terjadi akibat
pemanasan global tersebut bagi kehidupan manusia. Salah satu akibatnya
misalnya adanya perubahan iklim yang terjadi di bumi yang sudah sangat berbeda
dengan iklim sebelumnya. Pengaplikasian peramalan dari ilmu kealaman
digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan (pemerintah, industri, perdagangan,
perbankan, dan sebagainya), pengembangan bidang ilmu kealaman (bidang
komunikasi, komputer, dan energi) dan pengembangan konsep mencari tempat
alternatif.
Hubungan Ilmu Alam Dengan Teknologi Dalam Kehidupan Manusia
Perkembangan ilmu alam didahului oleh penelitian dasar yang
mengungkapkan fenomena alam secara matematik menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia secara global. Visi penelitian ilmu pengetahuan dan
teknologi dasarnya sama, yaitu menyejahterakan manusia. Perbedaan pokok
antara riset dasar dan riset terapan ditampilkan dalam Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Pokok Antara Riset Dasar Dan Riset Terapan

RISET DASAR RISET TERAPAN

Rasa ingin tahu Mempunyai orientasi tertentu

Bersifat mendasar Bertujuan khusus memecahkan masalah

Hasilnya dapat berdampak dalam waktu Hasilnya dampak khusus, bermanfaat untuk
jangka panjang kepentingan jangka pendek

Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berhubungan erat, bisa dikatakan


teknologi adalah terapan dari ilmu pengetahuan. Hubungan ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa dikatakan langsung dan bisa juga tidak langsung. Hubungan
langsung misalnya berkembangnya biologi dan ilmu kimia dapat memanfaatkan
organisme dalam industri seperti industri minuman yogurt, tempe, sumber energi
dari limbah (biogas). Hubungannya tidak langsung, seperti teknologi arsitektur di
mesir, dan Candi Borobudur di Indonesia, Tembok Cina di Cina,dan Menara Pisa
di Italia.

PEMBAHASAN
Fungsi Ilmu Kealaman Bagi Kesejahteraan Manusia
Ilmu kealaman atau sains mejelaskan mengenai fenomena yang belum
diketahui dan penciptaan pengetahuan baru melalui penemuan hukum, teori, dan
prinsip alam baru. Pengetahuan yang baru tersebut kemudian dimanfaatkan pada
kehidupan masyarakat. Kontribusi mendasar bagi masyarakat adalah
pembentukan pengetahuan baru kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan menyelesaikan berbagai macam
isu yang dihadapi masyarakat (Rosenberg dan McShea, 2008). Ilmu kealaman
pada dasarnya tidak memberikan peranan langsung terhadap kehidupan manusia,
namun memiliki hubungan erat dengan ilmu terapan (teknologi) dalam
memberikan kontribusi terhadap masyarakat. Ilmu kealaman dan ilmu terapan
mempunyai hubungan timbal balik karena ilmu alam dapat dikembangkan oleh
ilmu terapan dan sebaliknya ilmu terapan (teknologi) memberikan kontribusi
penemuan pada prinsip, teori atau konsep baru sebuah ilmu alam.
Awalnya ilmu alam dan ilmu terapan tidak berkaitan secara langsung,
namun hanya berupa teori saja, seperti teori evolusi yang disampaikan oleh
Darwin. Teori tersebut hanya menunjukkan evolusi awal sebelum ada keterkaitan
dengan gen. Kini teori Darwin didukung oleh penelitian para ahli melalui genetika
molekuler. Charlesworth dan Charlesworth (2009) dan Davis (1985) menjelaskan
bahwa melalui genetika evolusioner yang bersifat interdisipliner,
menggabungkan model dan data empiris dengan baik. Diharapkan mampu
menunjukkan bahwa evolusi lebih penting bagi penelitian biologi modern
daripada sebelumnya dan bahwa kolaborasi produktif dengan genetika ini dapat
diprediksi menghasilkan lebih banyak kekayaan ilmiah murni dan terapan dalam
seratus tahun mendatang. Agar hal ini terjadi, kebutuhan akan pendidikan yang
cukup luas harus dipenuhi. Ahli biologi dan dokter perlu memahami genetika, dan
bahkan beberapa konsep genetika populasi, setidaknya cukup untuk berkolaborasi
dengan orang yang memiliki keahlian dalam metode kuantitatif yang relevan.
Gagasan matematis perlu didekriminasi, sejauh mungkin, sehingga ahli biologi
yang menggunakan penanda filogenetik dan genetika atau analisis keragaman tahu
apa yang ada di balik program komputer yang mereka gunakan. Hal yang sama
berlaku untuk pemodelan teoritis yang mengarah pada hipotesis yang dapat diuji,
yang mana gagasan seleksi alam masih merupakan contoh yang sangat baik,
walaupun telah diperluas ke dunia biologi yang jauh lebih luas daripada yang
awalnya diusulkan Darwin dan telah memberi kita banyak alat berharga di antara
genetika dan evolusi. Teori Darwin tertarik pada fungsi organisme, tidak hanya
dalam morfologi dan hubungan dan sejarah kehidupannya saja.
Ilmu alam mempunyai tujuan menjelaskan mengenai bagaimana alam
bekerja dan berkembang secara keseluruhan. Ilmu alam sudah berkembang dari
yang sebelumnya hanya untuk kepentingan cendekiawan kini mempelopori
aktivitas manusia dalam konteks waktu dan tempat. Ilmu alam telah menjadi
pengaruh utama terhadap arti nilai, merubah sifat alami dari suatu masyarakat dan
menjadi mesin pendorong kemajuan masyarakat yang dapat dilihat dari sudut
pandang peradaban.
Fungsi Ilmu Alam dan Teknologi Dalam Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan manusia dewasa ini tidak terlepas dari ilmu alamiah
dan ilmu terapannya berupa teknologi di berbagai bidang. Memang, pada mulanya
antara ilmu alamiah dan teknologi itu tidak selalu mempunyai kaitan. Namun,
dalam zaman modern ini, untuk membuat kapal, orang harus menguasai ilmu
murni, hukum Archimedes, konstruksi baja dan sebagainya, agar kapal tidak
tenggelam dan dapat mengarungi lautan.
Perkembangan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban
umat manusia. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan
yang ada. Pemanfaatan nuklir dalam industri pengawetan makanan juga
menggunakan sinar radioaktif untuk membunuh kuman, sehingga makanan
tersebut aman dikonsumsi dan nilai gizi serta rasa tidak berubah. Cara tradisional
dengan cara pemanasan, pengasapan, pemberian garam, asam atau gula.
Sedangkan dalam dunia kesehatan seperti sinar X dipakai untuk membantu
diagnosis penyakit dan memberikan hasil yang memuaskan tanpa menimbulkan
efek samping. Click dan Ridberg (2010) menjelaskan tentang bahwa ternyata
dalam menyimpan makanan dengan pengawetan makanan merupakan sebuah
alternatif pelestarian makanan. Prokopov dan Tanchev (2007) mendukung
penjelasan tentang penerapan metode pengolahan, penyimpanan dan pengawetan
yang bijaksana membantu mencegah wabah penyakit bawaan makanan, yaitu
terjadinya penyakit atau penyakit akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Pelestarian makanan adalah tindakan atau metode yang dirancang untuk menjaga
makanan pada tingkat kualitas yang diinginkan. Sejumlah teknik pelestarian baru
sedang dikembangkan untuk memenuhi tuntutan pelestarian ekonomi dan
kepuasan konsumen saat ini dalam aspek keselamatan, nutrisi dan sensorik.
Secara spesifik, peranan IPTEK dapat di klasifikasikan sebagai penyedia
pangan dalam memanfaatkan bioteknologi, sebagai penyediaan sandang
memanfaatkan teknologi mesin tekstil dalam pembuatan serat sintesis, sebagai
penyediaan papan dengan menerapkan teknologi maju, menusia mampu
membangun rumah dan gedung pencakar langit. Sebagai penyedia pangan
pemanfaatan bioteknologi sangat bermanfaat dalam aplikasinya. Haroon dan
Ghazanfar (2016) menjelaskan bahwa dengan bioteknologi, kita dapat
meningkatkan produktivitas ladang pertanian yang akan digunakan, meningkatkan
nutrisi makanan, dan memproduksi buah dengan rasa yang lebih baik. Selain itu,
Ramon, et.al. (2008) mendukung penjelasan tentang manfaat bioteknologi dalam
pendidikan.
Peranan lainnya terhadap kehidupan manusia dalam bidang komunikasi
penemuan komputer, televisi, telepon, dan internet yang dapat dengan mudah dan
tepat dalam memperoleh informasi yang diperlukan. Dalam bidang pendidikan,
teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara
lain memunculkan metode pembelajaran yang baru, pemafaatan teknologi sebagai
sumber belajar, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan
guru.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fungsi ilmu alam dalam menyejahterakan manusia adalah dengan
memanfaatkan ilmunya untuk menjelaskan hukum, teori, dan prinsip pengetahuan
baru. Kontribusi mendasar bagi masyarakat adalah pembentukan pengetahuan
baru kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia dan menyelesaikan berbagai macam isu yang
dihadapi masyarakat. Ilmu alam sudah berkembang dari yang sebelumnya hanya
untuk kepentingan cendekiawan kini mempelopori aktivitas manusia dalam
konteks waktu dan tempat. Ilmu alam telah menjadi pengaruh utama terhadap arti
nilai, merubah sifat alami dari suatu masyarakat dan menjadi mesin pendorong
kemajuan masyarakat yang dapat dilihat dari sudut pandang peradaban. Ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berhubungan erat, bisa dikatakan teknologi
adalah terapan dari ilmu pengetahuan. Ilmu alam dan teknologi sangat
berhubungan, baik secara langsung dan juga tidak langsung.
3.2 Saran
Pembahasan aksiologi ilmu kealaman (fungsi ilmu kealaman sebagai metode,
pengembangan pola pikir, dan kesejahteraan manusia) dalam makalah ini dibuat
dari beberapa sumber rujukan saja. Pengkajian lebih lanjut tentang materi ini
harus terus diperbarui dan diperkaya dengan berbagai sumber rujukan terbaru
untuk mencapai pemahaman sesuai dengan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Charlesworth, B. Dan charlesworth, D. 2009. Darwin and genetics. Genetics,


183(3): 757-
766. https://doi.org/10.1534/genetics.109.109991.
Click, M.A. dan Ridberg, R. 2010. Saving Food: Food Preservation as Alternative
Food
Activism. Environmental Communication, 4(3): 301-317. DOI:
10.1080/17524032.2010.500461.
https://web.coas.missouri.edu/~communication/sites/default/files/saving-
food.pdf.
Davis, B.D. 1985. Molecular genetics and The Foundations of Evolution.
Perspectives in
Biology and Medicine, 28(2): 251-268. DOI: 10.1353/pbm.1985.0051.
Hamdani. 2011. Filsafat Sains. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hardy, T. Dan Fleer, M. 1996. Science for Children: Developing a Personal
Approach To
Teaching. Sydney: Prentice Hall.
Haroon, F. dan Ghazanfar, M. 2016. Applications of Food Biotechnology. Journal
of
Ecosystem and Ecography, 6:215. DOI:10.4172/2157-7625.1000215.
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Martin, M.W. dan Schinzinger, R. 1994. Etika Rekayasa. Edisi Kedua. Jakarta:
PT Gramedia
Pustaka Utama.
Prokopov, T. dan Tanchev, S. 2007. Methods of Food Preservation. Food Safety:
A Practical
and Case Study Approach. 3-25. DOI: 10.1007/978-0-387-33957-3_1.
Ramon, D., Diamante, A., dan Calvo, M.D. 2008. Food Biotechnology and
Education.
Electronic Journal of Biotechnology, 11(5). DOI: 10.2225/vol11-issue5-
fulltext-7.
Robock, A. 2002. Volcanic Eruptions. The Earth System: Physical and Chemical
Dimension
of Global Environmental Change, 1, 738-744. Dari
http://climate.envsci.rutgers.edu/pdf/EGECVolcanicEruptions.pdf.
Rosenberg, A. Dan McShea, D.W. 2008. Philosophy of Biology. New York dan
London:
Routledge Taylor & Francis Group.
Slezin, Y.B. 2003. The Mechanism of Volcanic Eruptions (A Steady State
Approach).
Journal of Volcanology and Geothermal Research, 122, 7-50. Dari
http://www.kscnet.ru/ivs/bibl/sotrudn/slezin/mexan.pdf.
Sodiq, M. 2014. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana Preanadamedia Group.
Suriasumantri, J.S. 1998. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar
Harapan.
Sutomo, H, 2009. Filsafat Ilmu Kealaman dan Etika Lingkungan. Malang: UM
press.
Tafsir, A. 2015. Filsafat Ilmu, Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Trowbridge, L.W. dan Bybee, R.W. 1990. Becoming A Secondary School Science
Teacher 5th Ed. Columbus: Merrill Publishing Company.
Zein, A.E dan Chehayeb, N. 2015. The Effect of Greenhouse Gases on Earth’s
Temperature. International Journal of Environmental Monitoring and
Analysis, 3(2), 74-79. DOI: 10.11648/j.ijema.20150302.16.
Zen, M.T. 1981. Sains, Teknologi dan Hari Depan Manusia. Jakarta: PT.
Gramedia.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai