Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Sella Agansi (18 507 002)
Putri Sianipar (18 507 015)
Putri Pangemanan (18 507 029)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat serta
penyertaannya yang selalu nyata dalam kehidupan kita sehingga kita boleh ada sebagaimana
kita ada dan atas berkat serta pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Adapun juga judul makalah ini yaitu, “Teknologi Pendidikan, Teknologi Pembelajaran,
dan Desain Pembelajaran” dalam mata kuliah Workshop dan Desain Pembelajaran.
Kami berharap makalah ini dapat membantu dalam menambah wawasan kita serta
menjadi bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima
kasih dan mohon maaf karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan harapan kami pembaca dapat mengembangkan
makalah ini hingga menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENDAHUAN……………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Teknologi Pendidikan
2. Teknologi Pembelajaran
3. Desain Pembelajaran
A. Kesimpulan……………………………………………...…………….. 23
B. Saran…………………………………………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Apa pengertian teknologi pembelajar?an
5. Bagaimana peranan teknologi dalam pemecahan masalah pembelajaran?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teknologi Pendidikan
6
Pendekatan bersistem dan mensistem, dengan memandang sesuatu secara menyeluruh
serta berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
Pendekatan sinergistik yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan
dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.
Pendekatan efektivitas dan efisiensi dengan jalan mendayagunakan sumber yang sengaja
dikembangkan dan sumber yang tersedia.
Pendekatan produktivitas dengan memberikan masukan tambahan atau masukan baru
menggantikan yang lama dengan hasil yang meningkat.
Pendekatan inovatif dengan mengkaji permasalahan secara holistik dan kemudian
mencari jawaban baru yang belum ada sebelumnya.
Berdasarkan pendekatan itu maka teknologi pendidikan tidak hanya membantu
memecahkan masalah belajar dalam konteks sekolah, namun dalam dalam seluruh konteks
kehidupan masyarakat, dengan mengembangkan atau menggunakan beraneka sumber. Dalam
konteks sekolah teknologi pendidikan berkembang dari apa yang semula dikenal dengan
istilah didaktik dan metodik. Namun karena belajar tidak hanya dalam konteks sekolah, tetapi
dalam seluruh konteks masyarakat, maka teknologi pendidikan beroperasi dimana belajar itu
diperlukan, baik oleh perorangan, kelompok maupun organisasi.
Kontribusi teknologi pendidikan dalam pembaharuan sistem pendidikan dan
pembelajaran dapat dibedakan dalam lima kategori yaitu :
1. Penyediaan tenaga profesi yang kompeten untuk memecahkan masalah belajar.
2. Pengintegrasian konsep, prinsip dan prosedur dalam sistem pendidikan.
3. Pengembangan sistem belajar-pembelajaran yang inovatif.
4. Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses belajar dan
pembelajaran.
5. Peningkatan kinerja organisasi dan sumber daya manusia agar lebih produktif.
Kelima kategori ini dapat dibedakan tetapi tidak terpisahkan karena saling berkaitan dan
menunjang. Kategori pertama meliputi pendidikan dan pelatihan tenaga dalam bidang
teknologi pendidikan. Pendidikan keahlian pada jenjang Sarjana dan Pascasarjana. Kategori
kedua meliputi konsep pembelajaran yang menggantikan pengajaran, konsep sumber belajar,
konsep belajar berbasis aneka sumber, prinsip pengembangan potensi peserta didik yang
beragam, prinsip pendekatan dari bawah (bottom-up approach), serta prosedur proses
pembelajaran dan penilaian. Semua konsep, prinsip, dan prosedur ini telah menjadi bagian
integral dalam sistem pendidikan nasional, dan tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003 serta berbagai peraturan turunannya, seperti standar proses pembelajaran, standar sarana
7
dan prasarana dan standar penilaian. Kategori ketiga meliputi pengembangan berbagai pola
pembelajaran alternatif karena adanya dorongan internal kebutuhan akan pendidikan. Pola itu
meliputi SMP Terbuka, belajar di rumah (homeschooling), pembelajaran terprogram
(PAMONG), pembuatan berbagai paket atau sumber belajar (Kejar Paket A, B dan C, modul
untuk belajar mandiri, media audiovisual dll.), dan pemanfaatan lingkungan untuk belajar
(community and environment-based learning).
Kategori keempat terkait erat dengan pola ketiga, namun lebih didasarkan pada faktor
eksternal, yaitu tersedianya berbagai sarana yang ada dalam masyarakat, terutama teknologi
informasi dan komunikasi. Bentuk penerapannya meliputi pengembangan sistem belajar
berjaringan (e-learning dan online learning), untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
Kategori kelima terutama ditujukan untuk peningkatan kemampuan mereka yang berkarya
dalam masyarakat atau dalam dunia dan lapangan kerja.
Jadi hubungan antara perkembangan teknologi pendidikan dengan sistem pendidikan di
Indonesia harus selaras dan seimbang. Karena dalam mencapai tujuan pendidikan kedua hal
tersebut harus bekerja sama dan saling berkontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan.
Disamping itu pemerintah harus selalu siap dan memberikan spirit serta dukungan penuh bagi
warga Indonesia baik moral maupun material dalam mewujudkan mutu pendidikan yang
berkualitas.
8
belajar mengajar tidak lagi harus terpatok ruang dan waktu, sistem pembelajaran e-
learning dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya sistem ini bisa
dilakukan tanpa harus memikirkan lokasi, waktu dan keadaan lainnya yang lebih
flexible.
c) Kemajuan teknologi pendidikan juga akan memungkinkan berkembangnya
kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang
pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan. Dengan sistem pengajaran
berbasis teleconference seorang guru/tutor mampu mengajar jarak jauh bahkan lintas
negara dalam waktu yang bersamaan. Tentu saja dengan sistem ini bisa menghemat
biaya dan tenaga. Dan kualitas pendidikan yang dihasilkan menjadi lebih cepat dan
efisien.
d) Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan
lancar karena penerapan sistem TIK. Dengan sistem TIK yang online maupun
offline, tenaga pendidik dan kependidikan tidak lagi repot mengolah data-data dan
informasi terkait berkas atau bahan administrasi yang terkait.
e) Dengan perkembangan teknologi pendidikan bisa dibuat program-program evaluasi
secara cepat dan efisen seperti : pembuatan rapor dengan sistem program, pembuatan
skor nilai, pendaftaran dan seleksi siswa baru secara online.
2. Dampak negatif teknologi pendidikan dalam perubahan sistem pendidikan
Adapun dampak positif pada sistem pendidikan di Indonesia terhadap kemajuan
perkembangan teknologi pendidikan adalah :
a) Kemajuan Teknologi pendidikan juga akan semakin mempermudah terjadinya
pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin
mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan
melakukan kecurangan. Misalnya pembajakan karya secara ilegal,
b) Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah sistem
tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem
tersebut akan berakibat fatal. Misalnya terjadi kecurangan-kecurangan akibat
lemahnya suatu program yang mampu dimanipulasi atau diterpensi oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.
c) Salah satu dampak negatif teknologi pendidikan lewat media elektronik seperti
internet adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan malas, karena tidak perlu
lagi mempelajari hal-hal yang dirasa sulit, karena sudah menganggap apapun
masalahnya”tanya sama mbah google”.
9
d) Dalam perkembangan teknologi semakin cepat sistem pembelajaran tradisional
menjadi melemah dan dianggap kemakan zaman (katrok), sehingga dizaman
yang serba otomatis ini hal-hal yang berbau manual lebih dikesampingkan.
Sehingga orang-orang menjadi lebih malas dalam mencatat, meringkas,
menyalin.
e) Perubahan sistem pendidikan akibat teknologi yang semakin canggih dapat
membuat orang menjadi menjadi asik sendiri tanpa menghiraukan orang
disekitar.
10
Untuk itulah, para teknolog pendidikan menyatakan kepedulian pada proses belajar
menjadi keutamaan dalam teknologi pendidikan. Belajar adalah aspek terpenting yang tidak
dapat diganggu gugat. Perintis teknologi pendidikan ini berargumentasi bahwa teknologi
pendidikan yang memiliki objek formal belajar bermaksud untuk member kesempatan kepada
semua pihak untuk memperoleh belajar secara formal di sekolah dengan keragaman model
dan penerapan teknologi
2. Teknologi Pembelajaran
11
3) Definisi Association for Educational Communications Technology1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970,
1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut:
“Bidang yang memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan,
organisasi, dan pemanfaatan yang sistematik terhadap cakupan sumber pembelajaran yang
luas melalui menejemen proses-proses tersebut.”
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai
suatu bidang studi.Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan
merupakan suatu profesi.
1. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk.Kawasan Desain meliputi empat cakupan utama dari
teori dan praktek, yaitu : Desain Sistem Pembelajaran, Desain Pesan, Strategi
Pembelajaran, Karakteristik Pembelajar.
12
a. Desain Sistem Pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi : (a)
penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses
penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan
pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi
(pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan
pembelajaran).Dalam Desain Sistem Pembelajaran, proses sama pentingnya dengan
produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
b. Desain Pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
perhatian, persepsi,dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro,
seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat
spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna
bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya,
apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film,
atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep,
pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
c. Strategi Pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi
pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer
menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi
pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada
situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
d. Karakteristik Pembelajaran yaitu segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar
yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar
mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu
mendapat perhatian dari karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan dengan
kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata — dan
kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk
fisik, di dalamnya meliputi : teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis
komputer, dan teknologi terpadu.
13
a. Teknologi Cetak; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti
: buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis
atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan
dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks
dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer
untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan
pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
b. Teknologi Audio-Visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena
menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Pembelajaran audio-visual
didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan
pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu
harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
c. Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi
kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer
biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction
(CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
d. Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer.
Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini,– khususnya dengan menggunakan
komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang
tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan
pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat
berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama
kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya
ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
14
Pemanfaatan Media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses
pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada
spesifikasi desain pembelajaran. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan
karakteristik pembelajar.Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan
keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber
belajar.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi Pengelolaan sumber,Pengelolaan system penyampaian,
danPengelolaan informasi.
Pengelolaan sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan pengendalian
sistem pendukung dan pelayanan sumber.Pengelolaan sumber memliki arti penting karena
mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil keuangan,
bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup
semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan.Efektivitas biaya dan
justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan
sumber.
Pengelolaan sistem penyampaian; meliputi perencanaan, pemantauan
pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan” Hal
tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai
dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar.
Pengelolaan informasi; meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian
cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka
tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak
pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran
5. Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar, mencakup : analisis masalah; pengukuran acuan patokan; penilaian formatif; dan
penilaian sumatif .
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek ,
dan produk.
15
Penilaian program – evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang
memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam penyusunan
kurikulum.
Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus
guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu.
Penilaian bahan (produk pembelajaran) – evaluasi yang menaksir kebaikan atau
manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum,
film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
a. Analisis Masalah.Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter
masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan
keputusan. Kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh
mana masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan,
sumber dan karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas. Analisis
kebutuhan diadakan untuk kepentingan perencanaan program yang lebih memadai.
b. Pengukuran Acuan Patokan. Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk
menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan
sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan informasi tentang penguasaan
seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan
tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan patokan berarti dapat melaksanakan
ketentuan tertentu, biasanya ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau
melampaui skor minimal tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan
memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang
ditentukan.
c. Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
Dengan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan
untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan
pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb).
Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya
tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam
atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Metode yang digunakan dalam penilaian
formatif berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif mengandalkan pada
kajian teknis dan tutorial, uji coba dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda
pengumpulan data sering bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes
16
ringkas. Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan
data yang lebih formal.1
1
2
17
3. Desain Pembelajaran
18
B. Karakteristik Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran memiliki karakteristik yang harus diperhatikan, agar
dalam pembelajaran mudah dimengerti secara optimal. Karakteristik dalam
pembelajaran meliputi:4
1. Berorientasi pada Pesera Didik
Desain pembelajaran memang mengacu pada peserta didik. Setiap individu
peserta didik dipertimbangkan memiliki kekhasan masing-masing. Menurut
Smaldino, et al. Setiap peserta didik berbeda satu sama lain karena:
a. Karakteristik umum
Sifat internal peserta didik yang mempengaruhi penyampaian materi
eperti kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar akang
sosial,
b. Kemampuan awal atau prasyarat
Kemampuan dasar yang harus dimiliki sebelum peserta didik akan
mempelajari kemampuan baru. Jika kurang, kemampuan awal ini
sebenarnya yang menjadi mata rantai penguasaan isi atau materi dan
menjadi penghambat bagi proses belajar.
c. Gaya belajar
Merupakan berbagai aspek psikologis yang berdampak terhadap
penguasaan kemamuan atu kompetensi. Cara mempersepsikan sesuatu
hal, motivasi, kepercayaan diri, tipe belajar (verbal, visual, kombinasi,
dan sebagainya) termauk gaya belajar.
2. Alur Berpikir Sistem atau Sistematik
Konsep sistem dan pendekatan sistem diterapkan secara optimal dalam desain
pembelajaran sebagai kerangka berpikir. Sistem sebagai rangkaian komponen
dengan masing-masing fungsi yang berbeda, bekerja sama dan berkoordinasi
dalam melaksanakan suatu tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan ini
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar jika diuaraikan terjadi seperti
sebagai suatu sistem keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaannya dapat
disebabkan oleh salah satu komponen saja. Jadi, jika ada perbaikan maka
seluruh komponen perlu ditinjau kembali.
19
Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris. Model apa pun yang
diajukan oleh pakar telah melalui hasil kajian teori serta serangkain ujicoba
yang mereka lakukan sendiri.
1. Teori behaviorisme
Behaviorisme memandang fikiran sebagai “kotak hitam” dalam merespon
rangsangan yang dapat diobservasi secara kuantitatif, sepenuhnya
mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini
memandang tingkah laku yang dapat diobservai dan diukur sebagai indikator
belajar. Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar sehingga
mereka dapat mensetting harapan-harapan mereka dan menentukan
apakah dirinya telah mencapai outcome dari pembelajaran online atau
tidak.
20
b. Pembelajaran harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome
pembelajaran atau tidak. Tes dilakukan untuk mencek tingkat
pencapain pembelajaran dan untuk memberi umpan baik yang tepat.
c. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan
belajar. Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke yang
kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak ketahui dan dari
pengetahuan sampai
penerapan.
2. Teori Kognitivisme
Kognitivisme membagi tipe-tipe pembelajar, yaitu:
1) Pembelajar tipe pengalaman konkret lebih menyuai contoh khusus
dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan
teman-temannya, dan bukan dengan orang-orang dalam otoritas itu.
2) Pembelajar tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan
teliti sebelum melakukan tindakan.
3) Pembelajar tipe konsepsualisasi abstrak lebih suka bekerja dengan
sesuatu dan simbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka
seuka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis.
4) Pembelajar tipe eksperimen aktif lebih suka belajar dengan
melakukan praktek proyek dan melalui kelompok diskusi.
3. Teori konstruktivisme
Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang
memandang belajar sebagai kontekstual. Aktivitas belajar yang
memungkinkan pembelajar mengkontekstualisasi informasi harus
digunakan dalam banyak konteks, maka strategi belajar yang mengangkat
belajar multi-kontekstual harus digunakan untuk meyakinkan bahwa
pembelajar pati dapat menerapkan informasi tersebut secara luas. Belajar
adalah bergerak menjauh dari pembelajaran satu cara ke konstruksi dan
penemuan pengetahuan. Implementasi pada online learning adalah sebagai
berikut:
a. Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembeljar tetap
aktf melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses
tingkat tinggi, yang memfasilitasi penciptaan makna personal
21
b. Pembelajar mengkonstruksi pengetahuan sendiri bukan hanya
menerima apa yang diberi oleh instruktur. Konstruksi difasilitasi
oleh pembelajaran interaktif yang bagus, karena siswa harus
mengambil inisiatif untuk berintekrasi dengan pembelajar lain dan
dengan instruktur, dan karena agenda belajar dikontrol oleh
pembelajar sendiri.
c. Bekerja dengan pembelajar lain memberi pembelajar pengalaman
kehidupan nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan
mereka menggunakan keterampilan metakognitif mereka.
d. Pembelajar harus diberi control proses belajar
e. Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi
f. Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa
g. Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih
tinggi dan kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna
personal.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu dan mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.Prinsip dasar dari sistem pendidikan adalah belajar. Belajar sering
dirujuk dalam bentuk pengukuran pengetahuan, kegesitan seseorang dalam menggunakan
perangkat atau peralatan tertentu.
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta penilaian dalamproses dan sumber untuk belajar.
Desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam
pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
meminimalisir kesukaran siswa dalam memahami pembelajaran.
B. Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal
pengembangan sistem pendidikan bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi
banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.
23
DAFTAR PUSTAKA
24