OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga tersusunlah
proposal ini dengan judul Sosiologi Pendidikan
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Diharapkan proposal ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang berbagai hal tentang apa itu Sosiologi
Pedidikan dan penjabarannya.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
Pendahuluan 1
1.3 Tujuan 1
BAB II
Pembahasan 2
BAB III
Penutup 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
Daftar Pustaka 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1
3. Dapat mengetahui tentang sejarah sosiiologi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Keduanya
secara etimologi tentu berbeda maksudnya, tetapi dalam sejarah kehidupan manusia
yang selalu bersentuhan dengan proses pendidikan kedua istilah ini menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya sosiologi dalam arti masyarakat
membutuhkan pendidikan dan sebaliknya pendidikan juga membutuhkan
masyarakat.Persoalan-persoalan pendidikan bisa diselesaikan dengan
menggunakan pendekatan sosiologis dan sebaliknya persoalan-persoalan sosial
juga bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan pendidikan.
2
mendalam tentang pendidikan. (George Payne dalam Nasution, 1994: 4) Lebih lanjut
dijelaskan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui
cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik.
3
disiplin pengetahuan tentang suatu bidang realitas tertentu, yang didasarkan pada
kenyataan (faktafakta) dan yang disusun serta diantar-hubungkan secara sistematis
dan menurut hukum-hukum logika. Karena pengetahuan ilmiah didasarkan pada
fakta-fakta maka orang sering menamakannya “objektif”. Pernyataan ini kurang tepat.
Pada hakekatnya tidak ada pengetahuan objektif. Hasil-hasil pengamatan kita
tentang dunia luar semuanya diolah dalam otak kita masing-masing, jadi sifatnya
subjektif. Tetapi panca indera kita adalah serupa dan tidak tunduk kepada logika
yang sama, sehingga kita dapat menemukan pengetahuan ilmiah itu “antarsubjektif”.
Untuk lebih memperdalam pemahaman kita tentang sosiologi berikut ini penulis
sajikan pengertian sosiologi dari beberapa pandangan para ahli tentang sosiologi.
4
keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik
dan lain sebagainya. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala-gejala non-sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya.
Dan ciri umum dari pada semua jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren
(terjemahan bebas dari Roucek dan Werren, Sociology an Introduction, 1962: 3)
bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang
berjudul “Sociology” Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa organisasai
sosial. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, dalam bukunya yang berjudul “Modern
Sociology, Systematic en Analyze, (1964: 24) dijelaskam bahwa sosiologi ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil. (Soerjono Soekanto, 1986:15-16)
Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial yang lain, misalnya Mayor Polak (1979:
4-8) menjelaskan bahwa sosiologi adalah (1) suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat, (2) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antar hubungan di antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok (3) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat sebagai keseluruhan yakni antara hubungan di antara manusia dengan
manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok baik formal
maupun material, (5) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antarhubungan di antara manusia dengan
manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal
maupun material, baik statis maupun dinamis.
5
struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan
sosial.
Dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut di atas terdapat dua hal yang
penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai keseluruhan dan
kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah
untuk menyelami, menganalisa dan memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.
6
Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di Amerika
dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di Amerika.
Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul: Applied Sociology
(Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha
manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Dewey
(1859-1952). Sebagai bapak pendidikan dan sekaligus sebagai pelopor sosiologi
pendidikan, dalam karyanya: School and Society (Sekolah dan Masyarakat), Dewey
memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat
penting. Pemikiran Dewey itu kemudian dikembangkan lagi dalam bukunya:
Democracy and Education (Demokrasi dan Pendidikan) pada 1916 yang mendorong
berkembang sosiologi pendidikan.
Pada tahun 1887 dibuka kali pertama kuliah sosiologi pendidikan di Amerika
Serikat. Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah sosiologi
pendidikan di Teachers Collage, University of Columbia. Tahun 1914 kuliah sosiologi
telah disampaikan di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi. Tahun 1917 Buku Teks
Sosiologi Pendidikan pertama: Introduction to Educational Sociology diterbitkan oleh
Walter R Smith. Tahun 1928 terbit The Journal of Educational Sociology sebagai
wadah pemikiran sociology pendidikan di bawah pimpinan E. George Payne, dan
tahun 1936 disusul munculnya majalah: Social Education.
7
2.4 Ciri Sosiologi Sebagai Pendidikan
Berikut inilah ciri khas dari sosiologi pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Teoretis
Artinya sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dan abstraksi hasil
observasi dan penelitian sosial sehingga menunjukkan pernyataan atau proporsi
secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat kehidupan dalam manusia.
Empiris
8
memberikan langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan realita.
Nonetis
Ciri khas sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang nonetis artinya sosiologi
tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan
fakta secara analitis. Selain itu, Sosiologi hanya bertugas mengu ngkapkan atau
menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dan fakta sosial.
Kumulatif
Ciri khas sosioogi ini artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk berdasarkan
teori yang sudah ada. Akan tetapi, teori tersebut selalu mengalami perbaikan,
perluasan, dan penguatan sesuai kondisi atau fakta terbaru dalam kehidupan
manusia.
Tujuan pendidikan nasional harus bertolak pada falsafah hidup suatu bangsa. Kita
dapat merujuk pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3. Disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Tujuan tersebut tentu saja menjadi tujuan umum pada setiap disiplin ilmu tidak
terkecuali sosiologi pendidikan.
Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial
budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai gejala-
9
gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
sosial.
Karena sosiologi secara garis besar mengkaji masyarakat dan interaksi yang terjadi
di dalamnya, hasil studi sosiologi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial. Data-data masyarakat yang diperoleh dapat
membantu kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan evaluasi hasil-hasilnya.
Dalam proses sosialisasi pendidikan bisa terjadi kendala atau hambatan, hal ini
dikarenakan terjadinya kesulitan komunikasi dan adanya pola kelakuan yang berbeda
-beda atau bahkan bertentangan. Setiap orang atau individu harus berusaha
menguasai kondisi semaksimal mungkin dengan tuntutan lingkungannya termasuk
di sekolah. Sebab kegagalan dalam proses sosialisasi dapat menyebabkan
10
gangguan kejiwaan.
1. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menilai peluang dan hambatan
yang ada di dalam kehidupan kita. Cara berpikir sosiologis akan membantu kita
memahami proses yang sesungguhnya terjadi di masyarakat. Dengan demikian, kita
bisa menempatkan diri secara lebih tepat dan meraih tujuan dengan lebih efektif.
4. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menjadi partisipan yang aktif
dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kesadaran mengenai bagaimana
sesungguhnya proses dalam masyarakat itu terjadi, akan sulit ikut berpartisipasi
dalam masyarakat.
11
pengertian dan saling menguntungkan. Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang
lain, sehingga manusia pasti membangun kerjasama yang saling menguntungkan
antara umat manusia yang satu dengan yang lainnya.
Dalam suatu sistem kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan
lancar digunakan untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila
kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarakat sederhana,
sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara mempersiapkan individu-
individu agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat yang
teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan orang melaksanakan sebagian besar
kewajiban mereka kepada orang lain dan mampu menuntut hak mereka dari orang
lain.
12
keberagaman ras, suku, dan agama seringkali menimbulkan suatu akses-akses yang
negatif. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan
kerja sama yang erat di antara unsur-unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat
yang majemuk, sehingga semua itu dapat meningkatkan integritas sosial bagi
masyarakat tersebut.
7. Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hal penting dalam sosiologi karena merupakan syarat
terjadinya aktivitas sosial dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang di dalamnya menyangkut hubungan antara
individu, kelompok, maupun individu dengan kelompok.
Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan
dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari
data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu, kemudian diolah menjadi
suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah dalam masyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog
harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam
masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan kebenaran-
kebenaran agar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam
masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal itu pula, seorang sosiolog bisa
menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada pola-pola, kecenderungan, dan
perubahan yang paling mungkin terjadi.
13
Manfaat yang dapat mewujudkan pada hakikat yang benar-benar nyata, dimana
masyarakat menilai dari sebuah titik nol menuju puncak buah karirnya. Siapapun
tidak akan bisa sukses dengan sendirinya tanpa ada peran orang lain dimana harus
tahu dan selalu mengerti kehidupan di masyarakat, kehidupan di dunia kerja serta
menempatkan dirinya pada bidang yang mungkin orang lain menjadi yakin bahwa diri
kita mempunyai potensi besar dan mempunyai kualitas tanggung jawab dalam
melakukan apapun dengan komitmen yang kuat.
Manusia dalam mencapai pola hidupnya dihadapkan pada dua pilihan yaitu ingin
lebih baik ataukah sebaliknya. Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan
berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini
sosiologi memberi manfaat bagaimana seseorang di beri batasan di beri aturan-
aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda
kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan,
menghormati, dan melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jelas yang
perlu di garis bawahi tidak menganggap aturan itu menjadikan arti dilarangnya hak
kebebasan pola hidup di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta ciri dari setiap
pribadi seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang
dan dapat mengatur diri.
14
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan
sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak tertentu
untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain.
Pada proses kerjasama pun terdapat interaksi dan timbal balik yang di inginkan oleh
orang-orang yang terlibat kerjasama. Kerjasama memerlukan standar mutu yang
ditentukan pada manfaat kerjasama yang baik, seperti apa yang menjadi ciri
penelitian terapan.
Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang
dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman
pada setiap karakterisasi lingkungan tempat kita sedang berdiri. Sebagaimana pada
sosiologi, kontak langsung dengan seseorang tidak dapat dihindari. Dimana dapat
memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan
hanya mendahulukan ego sendiri termasuk penghambat untuk kita lebih
menyesuaikan lingkungan. Karena rasa ke-akuan tidak bisa membuat proses-proses
berbaur lebih baik pada pihak manapun.
Sosiologi juga tak jauh dari pengendalian, adapun termasuk pengendalian diri dalam
melihat satu titik masalah yang tidak bisa dikeluarkan dan dipecahkan dengan
amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain. Musyawarah
dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri, bukan hanya
berselisih satu sama lain, karena kita saling berdampingan untuk saling mengisi
dengan tanggung jawab serta langkah dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah.
Seorang guru mempunyai peran yang amat penting dalam dunia pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor utama bagi terlaksananya suatu pendidikan. Oleh
karena itu, guru perlu mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didiknya
agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pendidikan tercapai
secara maksimal. Agar guru dapat memahami karakteristik setiap peserta didiknya,
tentu saja guru harus pandai bergaul dan menyesuaikan diri terhadap peserta
didiknya, sehingga dalam melaksanakan suatu pembelajaran, guru perlu memahami
sosiologi pendidikan. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru,
15
diantaranya:
2. Memahami seberapa jauh pembinaan yang sudah dilakukan pada kegiatan sosial
peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya.
Selain berbagai tujuan di atas, berikut ini ada beberapa manfaat dari mempelajari
sosiologi pendidikan bagi guru yaitu :
1. Guru mampu mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik, meliputi keadaan
sosialnya maupun keadaan psikologisnya, sehingga guru dapat menerapkan teknik
mengajar yang tepat kepada peserta didik.
16
5. Guru dapat memahami karakteristik proses belajar dan pembelajaran sehingga
guru dapat menentukan sistem pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.
Banyak ilmuwan besar di zaman kuno, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles
berpikir bahwa manusia terbentuk begitu saja. Dan tidak ada yang bisa mencegah
pertumbuhan dan penurunan masyarakat.
Pendapat itu kemudian dikonfirmasi lagi oleh pemikir abad pertengahan, seperti
Agustinus, Avicenna, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai
makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa
yang akan terjadi dengan masyarakat. Pertanyaan dan perubahan akuntabilitas
dalam komunitas ilmiah belum terjadi selama periode ini.
17
yang Bebas
Gejolak revolusi mulai membangkitkan para ilmuwan pada premis bahwa perubahan
masyarakat harus dianalisa. Mereka telah menyakikan seberapa besar perubahan
sosial telah membawa banyak korban perang, kemiskinan, pemberontakan dan
kerusuhan. Bencana dapat dicegah jika saja orang telah mengantisipasi perubahan
di awal.
Perubahan dalam masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu
saja, tetapi diketahui penyebab dan konsekuensi.
Untuk menemukan metode ilmiah yang jelas bahwa alat untuk menjelaskan
perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat dan masuk akal.
Dengan metode yang tepat ilmiah (penelitian berulang kali, penjelasan menyeluruh
dan merumuskan teori berdasarkan bukti), perubahan masyarakat sudah dapat
diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah
Sosiologi modern tumbuh pesat di Amerika Serikat, terutama di Amerika Serikat dan
Kanada. Mengapa tidak di Eropa? (yang notabene merupakan tempat sosiologi
muncul untuk pertama kalinya).
Pada awal abad ke-20, gelombang besar imigran datang ke Amerika Utara. Gejala
yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota
industri baru, meningkatkan kejahatan dan lain-lain. Konsekuensi gejolak sosial,
perubahan besar dalam masyarakat tidak dapat dihindari.
18
Perubahan dalam masyarakat yang menggiurkan para ilmuwan sosial untuk berpikir
keras, untuk datang ke realisasi bahwa gaya lama pendekatan sosiologis Eropa tidak
lagi relevan. Mereka mencoba untuk menemukan pendekatan baru yang sesuai
dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari dafenisi dan penjabaran tentang apa itu Sosiologi dan Sosiologi
Pendidikan yang telah di jelaskan. Sosiologi pendidikan sangatlah penting kususnya
bagi kalangan pendidik. Karena di era pendidikan saat ini banyak kasus terjadi di
karenakan kurangnya pemahaman lebih dalam dari para pendidik tentang sosiologi
pendidikan, saran saya adalah agar sosiologi pendidikan dapat di terapkan dengan
19
secara baik oleh para pendidik agar pendidikan di indonesia dapat menjadi lebih
maju.
DAFTAR PUSTAKA
( publikasiilmiah.ums.ac.id )
( http://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi-dari-abad
-ke-abad-lengkap/ )
( http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/04/tujuan-dan-manfaat-
sosiologi-pendidikan.html )
20