Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL SOSIOLOGI PENDIDIKAN

OLEH :

NAMA : Armelya Jessika Octavianus


KELAS : Xc
TUGAS : Sosiologi

SMA NEGERI 1 ROTE BARAT LAUT

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga tersusunlah
proposal ini dengan judul Sosiologi Pendidikan
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Diharapkan proposal ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang berbagai hal tentang apa itu Sosiologi
Pedidikan dan penjabarannya.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir.

Saindule, 13 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

BAB I

Pendahuluan 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB II

Pembahasan 2

2.1 Pengertian sosiologi pendidikan 2

2.2 Pengertian sosiologi menurut para ahli 3

2.3 Sejarah sosiologi pendidikan 6

2.4 Ciri – ciri sosiologi pendidikan 8

2.5 Tujuan dan kegunaan sosiologi 9

2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad 16

BAB III

Penutup 18

3.1 Kesimpulan 18

3.2 Saran 18

Daftar Pustaka 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu


pengetahuan sendiri. Termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk mendidik
generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan mewariskan
kebudayaannya kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah manusia
berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi
sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana terjalin karya mendidik itu. Maka
disini timbullah suatu cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Dewasa
ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, terutama dalam bidang teknologi
modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan. Salah satu diantaranya adalah
Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan
pembinaan, terutama dilingkungan akademis. Makalah ini adalah ringkasan dari
buku sosiologi Pendidikan yang ada, yang mengupas tentang pengertian, tujuan,
ruang lingkup, serta kegunaan dari Sosiologi Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu sosiologi pendidikan ?

2. Apa itu pengertian sosiologi menurut para ahli ?

3. Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan ?

4. Apa saja ciri – ciri sosiologi pendidikan ?

5. Apa tujuan dan kegunaan sosiologi ?

6. Bagaimana perkembangan sosiologi dari abad ke abad ?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui tentang sosiologi pendidikan

2. Untuk mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli

1
3. Dapat mengetahui tentang sejarah sosiiologi pendidikan

4. Untuk mengetahui ciri – ciri sosiologi pendidikan

5. Dapat mengetahui tujuan dan kegunaan sosiologi

6. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi dari abad ke abad

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Keduanya
secara etimologi tentu berbeda maksudnya, tetapi dalam sejarah kehidupan manusia
yang selalu bersentuhan dengan proses pendidikan kedua istilah ini menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya sosiologi dalam arti masyarakat
membutuhkan pendidikan dan sebaliknya pendidikan juga membutuhkan
masyarakat.Persoalan-persoalan pendidikan bisa diselesaikan dengan
menggunakan pendekatan sosiologis dan sebaliknya persoalan-persoalan sosial
juga bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan pendidikan.

Kata sosiologi pendidikan merupakan dua kata yang integral dalam


pengetahuan ilmiah ilmu pendidikan dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
usaha-usaha pencapaian tujuan pendidikan secara universal. Sosiologi pendidikan
menurut Dictionary of sociology adalah sosiologi yang diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental (Ary H. Gunawan,
2000: 45).

George Payne, menjelaskan bahwa sosiologi pendidikan ialah studi yang


komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang
diterapkan. Bagi Payne sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu
dalam bidang sosiologi yang dapat bertalian dengan proses belajar dan sosialisasi,
akan tetapi juga segala sesuatu dalam pendidikan yang dapat dikenakan analisis
sosiologis. Tujuan utamanya adalah memberikan guru-guru, para peneliti dan orang
lain yang menaruh perhatian akan pendidikan latihan yang serasi dan efektif dalam
sosiologi yang dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih

2
mendalam tentang pendidikan. (George Payne dalam Nasution, 1994: 4) Lebih lanjut
dijelaskan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui
cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik.

Pengertian lain tentang sosiologi pendidikan disampaikan oleh F. G. Robins dan


Brown bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang bertugas
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.. Sosiologi pendidikan adalah
ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-
prinsip untuk mengontrolnya.

Charles A. Ellwood menjelaskan bahwa Education Sociology is the science


which aims to reveal the connections at all points between the educative process
and social process, Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antar semua
pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial. (Muhyi Batubara, 2005:
2)

Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas dapat


saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang mengkaji masalah
-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis atau dengan
menggunakan pendekatan sosiologis.

2.2 Pengertian Sosiologi

Pengetian Sosiologi Sosiolog De Saint Simon bapak perintis sosiologi (1760-


1825) menjelaskan bahwa sosiologi itu mempelajari masyarakat dalam aksiaksinya,
dalam usaha koleksinya, baik spiritual maupun material yang mengatasi aksi-aksi
para peserta individu dan saling tembus menembus (lihat “Traite de Sociologie 1962,
dari Georges Gurvitch Jilid I hal. 32). Mayor Polak (1979) memberikan komentarnya
terhadap pandangan Simon tersebut bahwa definisi itu agak samar-samar bagi para
pendatang baru dalam bidang sosiologi. Maka kemudian Polak menyampaikan
pandangannya tentang sosiologi yang diawali dengan penyataannya sosiologi
adalah suatu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah suatu kompleks atau

3
disiplin pengetahuan tentang suatu bidang realitas tertentu, yang didasarkan pada
kenyataan (faktafakta) dan yang disusun serta diantar-hubungkan secara sistematis
dan menurut hukum-hukum logika. Karena pengetahuan ilmiah didasarkan pada
fakta-fakta maka orang sering menamakannya “objektif”. Pernyataan ini kurang tepat.
Pada hakekatnya tidak ada pengetahuan objektif. Hasil-hasil pengamatan kita
tentang dunia luar semuanya diolah dalam otak kita masing-masing, jadi sifatnya
subjektif. Tetapi panca indera kita adalah serupa dan tidak tunduk kepada logika
yang sama, sehingga kita dapat menemukan pengetahuan ilmiah itu “antarsubjektif”.
Untuk lebih memperdalam pemahaman kita tentang sosiologi berikut ini penulis
sajikan pengertian sosiologi dari beberapa pandangan para ahli tentang sosiologi.

Kata sosiologi mula-mula digunakan oleh Auguste Comte, bapak sosiologi,


dalam tuliasannya yang berjudul Cours de Philosopie Positive (Positive Philosophy)
tahun 1842. Sosiologi berasal dari bahasa latin yang dari dua kata; Socius dan Logos.
Secara harfiah atau etimologis kata socius berarti; teman, kawan, sahabat,
sedangkan logos berarti ilmu pangetahuan. Jadi sosiologi berarti ilmu pengetahuan
tentang bagaimana berteman, berkawan, bersahabat atau suatu ilmu yang
membicarakan tentang bagaimana bergaul dengan masyarakat, dengan kata lain
sosiologi mempelajari tentang masyarakat/ilmu pengetahuan tentang hidup
masyarakat.

Secara operasional menurut Auguste Comte (1789-1853) menjelaskan bahwa


sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan
pula hasil terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Didasarkan pada
kemajuankemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, dibentuk
berdasarkan observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan
masyarakat serta hasilnya harus disusun secara sistematis. Emile Durkheim (1858-
1917) pernah menamakan sosiologi adalah ilmu tentang lembaga-lembaga sosial,
yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah “tertera” yang sedikit banyak
menundukkan para warga masyarakat.

Pitirim Sorokin (terjemahan bebas dari Sorokin, Contemporary Sociological


Theories, 1928: 760-761, dalam Soejono Soekanto 1986: 15) bahwa sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama,

4
keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik
dan lain sebagainya. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
dengan gejala-gejala non-sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya.
Dan ciri umum dari pada semua jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren
(terjemahan bebas dari Roucek dan Werren, Sociology an Introduction, 1962: 3)
bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang
berjudul “Sociology” Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa organisasai
sosial. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, dalam bukunya yang berjudul “Modern
Sociology, Systematic en Analyze, (1964: 24) dijelaskam bahwa sosiologi ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil. (Soerjono Soekanto, 1986:15-16)

Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial yang lain, misalnya Mayor Polak (1979:
4-8) menjelaskan bahwa sosiologi adalah (1) suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat, (2) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antar hubungan di antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok (3) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat sebagai keseluruhan yakni antara hubungan di antara manusia dengan
manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok baik formal
maupun material, (5) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antarhubungan di antara manusia dengan
manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal
maupun material, baik statis maupun dinamis.

Pengertian sosiologi yang lain disampaikan juga oleh Alvin Bertrand, ia


mengatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang hubungan antar manusia (human
relationship). P. J. Bouwman, juga memberikan sumbangan pemikiran tentang
pengertian sosiologi adalah ilmu masyarakat secara umum. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Ary H.
Gunawan, 2000: 3). Pengertian ini hampir sama dengan pengertian sosiologi yang
disampaikan oleh Soerjono Soekanto bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

5
struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan
sosial.

Dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut di atas terdapat dua hal yang
penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai keseluruhan dan
kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah
untuk menyelami, menganalisa dan memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.

2.3 Sejarah Sosiologi Pendidikan

Sejarah Sosiologi Pendidikan Perkembangan sosiologi pendidikan sebagai


ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang merupakan bagian dari
sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya
persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian persoalan-
persoalan pendidikan tersebut diatasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis

Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu


pengetahuan sempat hilang dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang
penting untuk diajarkan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di
Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan masyarakat mengalami perubahan
secara drastis. Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan dalam
menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku
lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya dimensi pendidikan menjadi
instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena itu, disiplin sosiologi
pendidikan yang sempat tenggelam tersebut dimunculkan kembali sebagai bagian
dari ilmu penting di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).

6
Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di Amerika
dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di Amerika.
Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul: Applied Sociology
(Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha
manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Dewey
(1859-1952). Sebagai bapak pendidikan dan sekaligus sebagai pelopor sosiologi
pendidikan, dalam karyanya: School and Society (Sekolah dan Masyarakat), Dewey
memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat
penting. Pemikiran Dewey itu kemudian dikembangkan lagi dalam bukunya:
Democracy and Education (Demokrasi dan Pendidikan) pada 1916 yang mendorong
berkembang sosiologi pendidikan.

Pada tahun 1887 dibuka kali pertama kuliah sosiologi pendidikan di Amerika
Serikat. Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah sosiologi
pendidikan di Teachers Collage, University of Columbia. Tahun 1914 kuliah sosiologi
telah disampaikan di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi. Tahun 1917 Buku Teks
Sosiologi Pendidikan pertama: Introduction to Educational Sociology diterbitkan oleh
Walter R Smith. Tahun 1928 terbit The Journal of Educational Sociology sebagai
wadah pemikiran sociology pendidikan di bawah pimpinan E. George Payne, dan
tahun 1936 disusul munculnya majalah: Social Education.

Perlu dicatat bahwa nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana yang


dipakai oleh Steward adalah Sociological Approach to Education, Educational
Sociology, dan Sociology of Education. Meighan dan Siraj-Blatchford menggunakan
istilah Sociology of Education.

W. Taylor menggunakan istilah Educational Sociology tekanannya terletak pada


pernyataan pendidikan dan sosial, sedangkan Sociology of Education titik tekannya
terletak pada permasalahan sosiologis. Dengan nada yang agak berbeda R. J.
Stalcut mengatakan bahwa Educational Sociology merupakan aplikasi dari prinsip
umum dan proses-proses sosiologi yang berlangsung dalam lembaga pendidikan.
Menurut G.E. Jansen Educational Sociology membahas problema pendidikan,
sedangkan Sociology of Education membahas problema sosiologi dalam
pendidikan.

7
2.4 Ciri Sosiologi Sebagai Pendidikan

Berikut inilah ciri khas dari sosiologi pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

Teoretis

Artinya sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dan abstraksi hasil
observasi dan penelitian sosial sehingga menunjukkan pernyataan atau proporsi
secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat kehidupan dalam manusia.

Empiris

Makna sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi merupakan ilmu berdasarkan


hasil observasi logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan hasil spekulasi
semata. Alasan ini diungkapkan karena sosiologi dalam perkembangannya selalu

8
memberikan langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan realita.

Nonetis

Ciri khas sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang nonetis artinya sosiologi
tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan
fakta secara analitis. Selain itu, Sosiologi hanya bertugas mengu ngkapkan atau
menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dan fakta sosial.

Kumulatif

Ciri khas sosioogi ini artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk berdasarkan
teori yang sudah ada. Akan tetapi, teori tersebut selalu mengalami perbaikan,
perluasan, dan penguatan sesuai kondisi atau fakta terbaru dalam kehidupan
manusia.

2.5 Tujuan dan Manfaat Sosiologi Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional harus bertolak pada falsafah hidup suatu bangsa. Kita
dapat merujuk pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3. Disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Tujuan tersebut tentu saja menjadi tujuan umum pada setiap disiplin ilmu tidak
terkecuali sosiologi pendidikan.

Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial
budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai gejala-

9
gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
sosial.

Sosiologi penting untuk dipelajari. Tujuan dari mempelajari sosiologi, diantaranya:

1. Untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum karena sosiologi


meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari
interaksi antar manusia dan juga perihal sifat, hakekat, bentuk, isi, dan struktur
masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan ilmu sosiologi dapat memberikan wawasan
akademis maupun praktis.

2. Untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri atau


beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

3. Meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat serta


meningkatkan daya adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya.

4. Memahami konsep-konsep sosiologi, seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur


sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.

5. Menumbuhakan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan


bermasyarakat.

6. Untuk menganalisis status pendidikan di masyarakat.

7. Untuk menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam


kegiatan sosial.

Karena sosiologi secara garis besar mengkaji masyarakat dan interaksi yang terjadi
di dalamnya, hasil studi sosiologi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial. Data-data masyarakat yang diperoleh dapat
membantu kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan evaluasi hasil-hasilnya.

Dalam proses sosialisasi pendidikan bisa terjadi kendala atau hambatan, hal ini
dikarenakan terjadinya kesulitan komunikasi dan adanya pola kelakuan yang berbeda
-beda atau bahkan bertentangan. Setiap orang atau individu harus berusaha
menguasai kondisi semaksimal mungkin dengan tuntutan lingkungannya termasuk
di sekolah. Sebab kegagalan dalam proses sosialisasi dapat menyebabkan

10
gangguan kejiwaan.

Manfaat sosiologi, diantaranya :

1. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menilai peluang dan hambatan
yang ada di dalam kehidupan kita. Cara berpikir sosiologis akan membantu kita
memahami proses yang sesungguhnya terjadi di masyarakat. Dengan demikian, kita
bisa menempatkan diri secara lebih tepat dan meraih tujuan dengan lebih efektif.

2. Sudut pandang sosiologis membantu kita untuk menghargai perbedaan umat


manusia dan menyiapkan kita dalam menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang
plural.

3. Sudut pandang sosiologis menantang pemahaman-pemahaman yang lazim


mengenai diri kita sendiri dan pihak lain. Hal itu menjadikan kita bisa menilai secara
kritis berbagai kebenaran yang didasarkan pada asumsi-asumsi yang lazim. Dengan
berpikir sosiologis kita bisa mengetahui bahwa gagasan-gagasan yang selama ini
kita terima sebagai kebenaran belum tentu benar.

4. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menjadi partisipan yang aktif
dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kesadaran mengenai bagaimana
sesungguhnya proses dalam masyarakat itu terjadi, akan sulit ikut berpartisipasi
dalam masyarakat.

Sedangkan beberapa manfaat sosiologi dari segi kehidupan bermasyarakat, sebagai


berikut :

1. Menambah pengetahuan kebhinekaan sosial seperti keragaman ras, suku, dan


agama

Sosiologi dapat menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang


menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya
lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi, kita akan memperoleh pengetahuan tentang
karakteristik sosial individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.

2. Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial

Sosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan tehadap toleransi sosial dalam


pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling

11
pengertian dan saling menguntungkan. Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang
lain, sehingga manusia pasti membangun kerjasama yang saling menguntungkan
antara umat manusia yang satu dengan yang lainnya.

3. Menghindari konflik sosial

Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial terutama


konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar golongan, antar suku, maupun
antar ras. Pada dasarnya konflik sosial itu terjadi jika antara dua kubu mempunyai
prinsip atau pola pikir yang berbeda.

4. Menghindari dominasi sosial

Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi sosial.


Dominasi sosial pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan oleh
kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lebih lemah secara terselubung.
Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil dari pemahaman terhadap nilai-
nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi sosial,
dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat dihindari, atau
paling tidak dapat dikurangi.

5. Ketertiban dan pengendalian sosial

Dalam suatu sistem kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan
lancar digunakan untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila
kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarakat sederhana,
sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara mempersiapkan individu-
individu agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat yang
teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan orang melaksanakan sebagian besar
kewajiban mereka kepada orang lain dan mampu menuntut hak mereka dari orang
lain.

6. Meningkatkan integritas nasional

Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional dalam


rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan yang memiliki
standar hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang memiliki

12
keberagaman ras, suku, dan agama seringkali menimbulkan suatu akses-akses yang
negatif. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan
kerja sama yang erat di antara unsur-unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat
yang majemuk, sehingga semua itu dapat meningkatkan integritas sosial bagi
masyarakat tersebut.

7. Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hal penting dalam sosiologi karena merupakan syarat
terjadinya aktivitas sosial dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis yang di dalamnya menyangkut hubungan antara
individu, kelompok, maupun individu dengan kelompok.

8. Sosiologi sebagai ahli riset

Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan
dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari
data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu, kemudian diolah menjadi
suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah-masalah dalam masyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog
harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam
masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan kebenaran-
kebenaran agar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam
masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal itu pula, seorang sosiolog bisa
menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada pola-pola, kecenderungan, dan
perubahan yang paling mungkin terjadi.

9. Sosiologi konsultan kebijakan

Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang


mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya, kebijakan
diambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan.
Namun sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan
tersebut. Salah satu faktornya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang
salah terhadap permasalahannya.

10. Menujang sebuah proses-proses kesuksesan

13
Manfaat yang dapat mewujudkan pada hakikat yang benar-benar nyata, dimana
masyarakat menilai dari sebuah titik nol menuju puncak buah karirnya. Siapapun
tidak akan bisa sukses dengan sendirinya tanpa ada peran orang lain dimana harus
tahu dan selalu mengerti kehidupan di masyarakat, kehidupan di dunia kerja serta
menempatkan dirinya pada bidang yang mungkin orang lain menjadi yakin bahwa diri
kita mempunyai potensi besar dan mempunyai kualitas tanggung jawab dalam
melakukan apapun dengan komitmen yang kuat.

11. Keteraturan pada pola hidup di lingkungan

Manusia dalam mencapai pola hidupnya dihadapkan pada dua pilihan yaitu ingin
lebih baik ataukah sebaliknya. Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan
berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini
sosiologi memberi manfaat bagaimana seseorang di beri batasan di beri aturan-
aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda
kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan,
menghormati, dan melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jelas yang
perlu di garis bawahi tidak menganggap aturan itu menjadikan arti dilarangnya hak
kebebasan pola hidup di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta ciri dari setiap
pribadi seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang
dan dapat mengatur diri.

12. Menghormati pada sebuah perbedaan

Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati


dari semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun dapat
disatukan dan saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda. Contohnya, dalam
sebuah perbedaan pendapat pada forum yang sangat penting untuk mewujudkan
satu persamaan yang saling dibutuhkan satu dengan yang lainnya tanpa ada sikap
dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-akan yang menjadikan diri
seorang rendah dan merasa tidak adil. Karena memang hak asasi manusia adalah
mutlak pada siapapun itu.

13. Menciptakan kerjasama antar pihak

14
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan
sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak tertentu
untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain.
Pada proses kerjasama pun terdapat interaksi dan timbal balik yang di inginkan oleh
orang-orang yang terlibat kerjasama. Kerjasama memerlukan standar mutu yang
ditentukan pada manfaat kerjasama yang baik, seperti apa yang menjadi ciri
penelitian terapan.

14. Penyesuaian diri pada lingkungan

Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang
dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman
pada setiap karakterisasi lingkungan tempat kita sedang berdiri. Sebagaimana pada
sosiologi, kontak langsung dengan seseorang tidak dapat dihindari. Dimana dapat
memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan
hanya mendahulukan ego sendiri termasuk penghambat untuk kita lebih
menyesuaikan lingkungan. Karena rasa ke-akuan tidak bisa membuat proses-proses
berbaur lebih baik pada pihak manapun.

15. Perbaikan diri menanggapi masalah

Sosiologi juga tak jauh dari pengendalian, adapun termasuk pengendalian diri dalam
melihat satu titik masalah yang tidak bisa dikeluarkan dan dipecahkan dengan
amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain. Musyawarah
dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri, bukan hanya
berselisih satu sama lain, karena kita saling berdampingan untuk saling mengisi
dengan tanggung jawab serta langkah dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah.

Seorang guru mempunyai peran yang amat penting dalam dunia pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor utama bagi terlaksananya suatu pendidikan. Oleh
karena itu, guru perlu mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didiknya
agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pendidikan tercapai
secara maksimal. Agar guru dapat memahami karakteristik setiap peserta didiknya,
tentu saja guru harus pandai bergaul dan menyesuaikan diri terhadap peserta
didiknya, sehingga dalam melaksanakan suatu pembelajaran, guru perlu memahami
sosiologi pendidikan. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru,

15
diantaranya:

1. Untuk menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah,


maupun masyarakat.

2. Memahami seberapa jauh pembinaan yang sudah dilakukan pada kegiatan sosial
peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya.

3. Memberikan kepada guru latihan-latihan yang efektif dalam bidang sosiologi


sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat kepada
masalah pendidikan.

4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya


agar pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat, dan negara
seluruhnya.

5. Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulasi


pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

6. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk


mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.

Selain berbagai tujuan di atas, berikut ini ada beberapa manfaat dari mempelajari
sosiologi pendidikan bagi guru yaitu :

1. Guru mampu mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik, meliputi keadaan
sosialnya maupun keadaan psikologisnya, sehingga guru dapat menerapkan teknik
mengajar yang tepat kepada peserta didik.

2. Guru mampu menempatkan dirinya sebagai seseorang yang memiliki kewibawaan.


Kewibawaan perlu bagi seorang guru karena dengan adanya kewibawaan, maka
pengaruh yang akan diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa
karena siswa beranggapan bahwa pengaruh tersebut memang pantas untuk ditiru.

3. Guru mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu


pendidikan.

4. Mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia di


lingkungan pendidikan dan pengajaran.

16
5. Guru dapat memahami karakteristik proses belajar dan pembelajaran sehingga
guru dapat menentukan sistem pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.

6. Guru mampu memahami lingkungan sekitar siswa untuk dimanfaatkan dalam


peningkatan proses dan hasil pendidikan, sehingga dapat memberikan prinsip-
prinsip untuk digunakan dalam membuat keputusan yang baik dalam pendidikan.

2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

Perkembangan pada Abad Pencerahan

Banyak ilmuwan besar di zaman kuno, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles
berpikir bahwa manusia terbentuk begitu saja. Dan tidak ada yang bisa mencegah
pertumbuhan dan penurunan masyarakat.

Pendapat itu kemudian dikonfirmasi lagi oleh pemikir abad pertengahan, seperti
Agustinus, Avicenna, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai
makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa
yang akan terjadi dengan masyarakat. Pertanyaan dan perubahan akuntabilitas
dalam komunitas ilmiah belum terjadi selama periode ini.

Gejolak Abad Revolusi

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari revolusi benar-benar mencengangkan.


Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan
bersinar asli pendeta kekayaan dan kekuasaan, disamakan dengan hak-hak orang-
orang biasa. Raja kekuatan penuh asli, sekarang dipimpin oleh hukum di set. Banyak
kerajaan besar Eropa jatuh dan perpecahan.

Revolusi Perancis Berhasil Mengubah Struktur Masyarakat Feodal ke Masyarakat

17
yang Bebas

Gejolak revolusi mulai membangkitkan para ilmuwan pada premis bahwa perubahan
masyarakat harus dianalisa. Mereka telah menyakikan seberapa besar perubahan
sosial telah membawa banyak korban perang, kemiskinan, pemberontakan dan
kerusuhan. Bencana dapat dicegah jika saja orang telah mengantisipasi perubahan
di awal.

Perubahan drastis yang terjadi selama pandangan abad revolusi bagaimana


kebutuhan untuk memperkuat penjelasan rasional dari perubahan besar dalam
masyarakat. Itu berarti:

Perubahan dalam masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu
saja, tetapi diketahui penyebab dan konsekuensi.

Untuk menemukan metode ilmiah yang jelas bahwa alat untuk menjelaskan
perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat dan masuk akal.

Dengan metode yang tepat ilmiah (penelitian berulang kali, penjelasan menyeluruh
dan merumuskan teori berdasarkan bukti), perubahan masyarakat sudah dapat
diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah

Kelahiran Sosiologi Modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di Amerika Serikat, terutama di Amerika Serikat dan
Kanada. Mengapa tidak di Eropa? (yang notabene merupakan tempat sosiologi
muncul untuk pertama kalinya).

Pada awal abad ke-20, gelombang besar imigran datang ke Amerika Utara. Gejala
yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota
industri baru, meningkatkan kejahatan dan lain-lain. Konsekuensi gejolak sosial,
perubahan besar dalam masyarakat tidak dapat dihindari.

18
Perubahan dalam masyarakat yang menggiurkan para ilmuwan sosial untuk berpikir
keras, untuk datang ke realisasi bahwa gaya lama pendekatan sosiologis Eropa tidak
lagi relevan. Mereka mencoba untuk menemukan pendekatan baru yang sesuai
dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Bertentangan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologis modern yang


cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan
masyarakat dapat dipelajari dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul.
Berdasarkan fakta-fakta sosial dapat disimpulkan perubahan masyarakat secara
keseluruhan. Menyadari pentingnya penelitian (riset) dalam sosiologi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas dapat


saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang mengkaji masalah
-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis atau dengan
menggunakan pendekatan sosiologis serta dari beberapa definisi tentang sosiologi
tersebut terdapat dua hal yang penting dalam memahami sosiologi. Pertama,
masyarakat sebagai keseluruhan dan kedua, masyarakat sebagai jaringan antar
hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah untuk menyelami, menganalisa dan
memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.

3.2 Saran

Dari dafenisi dan penjabaran tentang apa itu Sosiologi dan Sosiologi
Pendidikan yang telah di jelaskan. Sosiologi pendidikan sangatlah penting kususnya
bagi kalangan pendidik. Karena di era pendidikan saat ini banyak kasus terjadi di
karenakan kurangnya pemahaman lebih dalam dari para pendidik tentang sosiologi
pendidikan, saran saya adalah agar sosiologi pendidikan dapat di terapkan dengan

19
secara baik oleh para pendidik agar pendidikan di indonesia dapat menjadi lebih
maju.

DAFTAR PUSTAKA

 Tjipto Subadi,209,Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan,

( publikasiilmiah.ums.ac.id )

 Gurupendidikan, 2016, Perkembangan sosiologi pendidikan,

( http://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi-dari-abad
-ke-abad-lengkap/ )

 Tintapendidikanindonesia, 2017, Tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan,

( http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/04/tujuan-dan-manfaat-
sosiologi-pendidikan.html )

20

Anda mungkin juga menyukai