MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan,
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi
Disusun Oleh:
Sofandra Krismadana W P 172154013
Nurul Habibah 172154065
Khairati Hanifah 172154073
Ela Nurlaela 172154090
Nadya Herdyana 172154105
JURUSANPENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Landasan Sosiologi
Sebagai Salah Satu Landasan Pendidikan di Indonesia” ini dapat tersusun hingga
selesai.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk mengetahui dan
memahami bagaimana peran landasan sosiologi dalam lingkungan pendidikan
yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak pihak
yang ikut berkontribusi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dede Nurul Komariah, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Landasan
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Siliwangi;
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian makalah ini; dan
3. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan, dan masukan kepada kami
dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Makalah................................................................ 2
D. Manfaat Makalah.............................................................. 2
BAB II ISI
A. Sejarah Teori-teori Sosiologi .................................................. 3
B. Pengertian Landasan Sosiologi Pendidikan.......................................... 5
C. Perantara dan Ruang Lingkup Landasan Sosiologi Pendidikan........... 6
D. Tujuan Landasan Sosiologis Pendidikan.............................................. 7
E. Fungsi Kajian Landasan Sodiologis Pendidikan................................... 9
F. Implikasi Landasan Sosiologi Dalam Pendidikan................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................ 13
B. Saran.............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antar sesama
individu. Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi
ke generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat
itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling
dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak
terlepas dari unsur sosial budaya.
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan tingkah laku
anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek lainnya. Unsur sosial yang terdapat
dalam proses Pendidikan merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek
tersebut sudah ada semenjak manusia dilahirkan.
Kajian sosiologi tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan,
baik sekolah maupun pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau dari
sosiologi maka pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan
lembaga sosial pertama bagi setiap manusia. Kegiatan pendidikan yang sistematis
terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja di bentuk oleh masyarakat.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong generasi millenial tentu akan
terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era
globalisasi. Tak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam
dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah
cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan.
Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia
pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak yang
berlandaskan sosiologi.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merasa perlu untuk menggali lagi
pengetahuan mengenai landasan sosiologi yang dijadikan sebagai salah satu
landasan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan keadaan tersebut penulis tertarik
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan teori sosiologi?
2. Bagaimana pengertian landasan sosiologi pendidikan?
3. Apa saja ruang lingkup landasan sosiologi pendidikan?
4. Bagaimana tujuan landasan sosiologi pendidikan?
5. Bagaimana fungsi kajian landasan sosiologi pendidikan?
6. Bagaimana implikasi landasan sosiologi dalam pendidikan?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
dengan tujuan sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui sejarah dan teori sosiologi.
2. Untuk mengetahui definsi landasan sosiologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup landasan sosiologi pendidikan.
4. Untuk mengetahui tujuan landasan sosiologi pendidikan.
5. Untuk mengetahui fungsi kajian landasan sosiologi pendidikan.
6. Untuk mengetahui implikasi landasan sosiologi dalam pendidikan.
D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaa baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pemahaman
tentang landasan sosiologi sebagai landasan pendidikan. Secara praktis makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya pada materi landasan sosiologi sebagai landasan pendidikan.
3
4
5
b. Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan
sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa
perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi- kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini
didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok
pemisahan kelas dalam masyarakat. Teori ini kebalikan dari teori
structural fungsional dimana teori structural fungsional sangat
mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Sedangkan teori konflik
melihat pertikaian dan konflik dalam system sosial. Buktinya di dalam
masyarakat pasti akan selalu ada konflik. Namun konflik ini tidak selalu
negative. Konflik dapat merupakan proses penyatuan dan pemeliharaan
struktur sosial.
c. Teori Fenomenologi
Pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami makna
peristiwa serta interaksi pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu.
Pendekatan ini menghendaki adanya sejumlah assumsi yang berlainan
7
pendidikan. Dalam bab landasan sejarah telah dijelaskan bahwa akibat aliran
liberalisme manusia di dunia tidak pernah merasa hidup damai, yang
merangsang munculnya aliran kemasyarakatan dalam pendidikan. Aliran ini
berusaha membuat manusia bias merasa tenang melalui pendidikan. Ini berarti
proses pendidikan harus diubah.
Pendidikan yang diingikan oleh aliran kemasyarakatan ini ialah proses
pendidikan yang bias mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup
dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat
membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberi
petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana seharusnya mereka membina
para siswa agar mereka bias memiliki kebiasaan hidup yang harmonis,
bersahabat, dan akrab sesame teman.
Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait. Kita lihat bagaimana
bagian-bagian sosiologi memberi bantuan kepada pendidikan dalam wujud
sosiologi pendidikan. Pertama-tama adalah konsep proses social, yaitu cara
berhubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan
kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Proses social atau
sosialisasi ini menjadikan seseorang atau kelompok yang belum tersosialisasi
atau masih rendah tingkat sosialnya menjadi tersosialisasi atau sosialisasinya
semakin meningkat. Mereka akan semakin akrab dan mudah bergaul.
Proses sosisal dimulai dari interaksi social dan dalam proses sosisal itu
selalu terjadi interaksi social. Interaksi dan proses social didasari oleh factor-
faktor berikut:
1. Imitasi atau peniruan bias bersifat positif dan bias pula bersifat
negative. Kalau anak meniru orang tua dan gurunya berpakaian rapih,
maka anak ini sudah mensosialisasi diri secara positif baik terhadap
orang tuanya maupun terhadap gurunya. Tetapi kalau anak misalnya
meniru orang-orang meminum-minuman keras, ia melalukan
sosialisassi negative.
2. Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada
pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang
9
Dalam proses social terdapat interaksi social, yaitu suatu hubungan social
yang dinamis. Interaksi social akan terjadi apabila memenuhi dua syarat sebagai
berikut :
1. Kontak sosial, kontak sosial ini dapat berlangsung dalam 3 bentuk
yaitu:
a. Kontak antaraindividu. Misalnya anak dengan seorang ibu, siswa
dengan seorang guru. Sudah tentu kontak-kontak ini memiliki
maksud –maksud tersendiri, seperti minta penjelasan sesuatu atau
bertanya tentang suatu hal.
b. Kontak antar individu dengann kelompok. Misalnya seorang
remaja ingin ikut perkumpulan sepak bola, seorang guru yang
mengajar dikelas, dll.
10
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang. Ada sejumlah
alat yang dapat dipakai mengadakan komunikasi. Alat-alat yang
dimaksud adalah :
a. Melalui pembicaraan, dengan segala macam nada seperti
berbisik-bisik, halus, kasar, dank eras bergantung kepada tujuan
pembicaraan dan sifat orang yang berbicara.
b. Melalui mimic, seperti raut muka, pandangan dan sikap.
c. Dengan lambing, misalnya bicara bahasa isyarat untuk orang-
orang yang tuna rung, menggelengkan kepala, menganggukan
kepala dan sebagainya.
d. Dengan alat-alat, yaitu alat-alat elektronik seperti radio, televisi,
telepon, dan sejumlah media cetak seperti buku, majalah, koran
dan surat kabar.
mana orang yang menikmati fasilitas pendidikan formal yang dibiayai negara
memang merupakan orang yang membayar pajak secara setara.
2. Sosiologi pendidikan meso, yang mempelajari hubungan-hubungan
dalam suatu organisasi pendidikan. Pada sosiologi pendidikan meso ini sekalah
dipandang sebagai suatu organisasi yang menjalankan aturan-aturan tertentu
sehingga dapat mencapai suatu tujuan. Di sini dibahas tentang struktur organisasi
sekolah, peran dan fungsinya dalam organisasi sekolah, serta hubungan organisasi
sekolah dengan strukrur organisasi masyarakat yang lain.
3. Sosiologi pendidikan mikro, yang membahas interaksi sosial yang
berlangsung dalam institusi pendidikan, misalnya pengelompokkan yang
terbentuk di kalangan mereka, sistim status, interaksi di dalam kelas, baik sesama
siswa maupun siswa dengan guru.
Sementara itu ruang lingkup sosiologi pendidikan yang lebih lingkup di
kemukakan oleh Sanapiah Faisal dan Nur Yasik. Mereka memandang ruang
lingkup sosiologi pendidikan itu haruslah membahas masalah-masalah:
1. Analilis terhadap pendidikan selaku alat kemajuan sosial.
2. Sosiologi pendidikan sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan.
3. Aplikasi pendidikan bagi pendidikan.
4. Proses pendidikan merupakan proses sosialisasi.
5. Peranan pendidikan dalam masyarakat.
6. Pola interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
7. Ikhtisar mengenai berbagai pendekatan terhadap sosiologi pendidikan
Kehidupan masyarakat dipastikan satu kesatuan dengan budaya. Budaya
adalah cara berpikir dan berperilaku, merupakan tradisi suatu kelompok, ide-ide,
kebiasaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang digunakan sebagai aturan bersama.
Sosialisasi mempersiapkan anak-anak untuk berfungsi sebagai induvidu yang
menstransmisikan budaya yang dengan demikian memungkinkan masyarakat
untuk berfungsi secara baik. Keluarga penting bagi pertumbuhan sosial anak-anak,
tetapi dalam era modern, lembaga formal juga membantu dalam menentukan
anak-anak dalam belajar sosial dan kesiapan untuk terjun dalam kehidupan
bermasyarakat. Sekolah merupakan lembaga utama yang berfungsi untuk menjaga
13
dan melestarikan budaya. Perantara sosial yang berperan adalah keluarga, teman
sebaya, sekolah, media massa seperti televisi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan perantara sosial paling awal dalam bermasyarakat.
Secara tidak langsung, keluarga lah awal dari transfer nilai-nilai budaya kepada
anak-anak. Keluarga adalah tempat seutuhnya untuk anak-anak, kedua orang
tua mengajarkan hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidupnya, mendorong
dan mencegah serta menanamkan sikap kedisiplinan, juga memberi orientasi
anak terhadap dunia. Banyak anak sukses dalam lingkungan bermasyarakat
dikarenakan keharmonisannya terjaga. Akan tetapi, keharmonisan keluarga
yang tidak terbentuk dengan baik, ada kalanya juga mempengaruhi ketidak
mampuan anak-anak untuk terjun dalam kegiatan bermasyarakat.
2. Teman Sebaya
Sedangkan hubungan keluarga mungkin merupakan pengalaman pertama
seorang anak hidup kelompok, interaksi peer-group segera mulai membuat efek
kuat mereka bersosialisasi. Kelompok sebaya memberi banyak pengalaman
belajar dan cara berinteraksi dengan orang lain, bagaimana dapat diterima oleh
orang lain, dan bagaimana untuk mencapai status dalam lingkup teman. Orang
tua atau guru kadang-kadang dapat memaksa anak-anak untuk mematuhi
aturan mereka, tapi rekan-rekan tidak memiliki kewenangan formal untuk
melakukan hal ini; sehingga anak-anak bisa belajar yang berarti pertukaran,
kerjasama, dan ekuitas lebih mudah dalam pengaturan rekan.
3. Budaya sekolah
Pendidikan di sekolah, dibandingkan dengan pengalaman belajar di
keluarga atau rekan-kelompok, terjadi dengan cara-cara yang relatif formal.
4. Televisi dan Digital Media
Beberapa ilmuwan sosial menyebut televisi sebagai "kurikulum pertama"
karena muncul untuk mempengaruhi anak-anak dalam hal mengembangkan
keterampilan belajar dan menyesuaikan diri terhadap mengakuisisi
14
2. Fungsi Prediksi
Meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan
muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan masyarakat
akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan
eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media
komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan
pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
3. Fungsi Utilisasi
Menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,
kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan,
dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.
17
Tindakan sosial yang dilakukan individu hendaknya sesuai dengan status dan
peranannya. Implikasi terhadap konsep pendidikan menurut Pidarta (2009:191)
adalah sebagai berikut: (1) keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan
masyarakat sekitarnya, keduanya saling menunjang. Sekolah seharusnya
menjadi agen pembangunan masyarakat, (2) perlu dibentuk badan kerja sama
antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil-wakil orang
tua siswa, untuk ikut memajukan pendidikan, (3) proses sosialisasi anak perlu
ditingkatkan, (4) dinamika kelompok dimnfaatkan untuk belajar. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa implikasi dari landasan sosiologi
terhadap pendidikan adalah:
a. Pengembangan teori Pendidikan
Implikasi sosilogi dalam pengembangan teori pendidikan:mendorong lahir
dan berkembangnya sosiologi pendidikan, mendorong lahir dan
berkembangnya ilmu pendidikan kependudukan dan mendorong lahir dan
berkembangnya aliran sosiologisme pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan
Pendidikan dapat djadikan ajang pembelajaran bagi siswa untuk
mempersiapkan diri mereka sebelum terjun di masyarakat. Sekolah sebagai
pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga
negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional maka sekolah seharusnya menjadi agen
pembangunan masyarakat. Agar tujuan dari pendidikan nasional bisa tercapai
perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan tokoh-tokoh
masyarakat, termasuk wakil orang tua siswa, untuk ikut memajukan pendidikan
c. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan harus disusun berdasarkan kondisi social
masyarakat. Kurikulum disusun bukan hanya harus berdasarkan nilai, adat
istiadat, cita-cita dari masyarakat, karena kondisi social senantiasa berubah dan
berkembang sejalan dengan perubahan masyarakat. Maka kurikulum harus
disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis,
sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat.
19
B. Saran
Manusia seharusnya menjadikan sosiologi sebagai landasan dalam
pelaksanaan pendidikan. Pendidikan dan sosial tidak dapat dipisahkan karena
akan membentuk karakter dari manusia itu sendiri. Masyarakat sebagai suatu
kesatuan individu-individu mempunyai berbagai kebutuhan. Dalam kehidupan
bermasyarakat kita memiliki peran sosial yang berbeda, oleh sebab itu kita
seharusnya bertindak sesuai dengan peran kita dalam lingkungan sosial yang kita
tempati.
20
DAFTAR PUSTAKA
21