Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Landasan Pendidikan

Dosen pengampu :

Mimi Astri Rahmayanti, M.Pd

Disusun :
Meilani Widianingsih
Siti Nur Aisyah Malik

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANGERANG RAYA
TAHUN 2022/2023 SEMESTER GENAP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “makalah” ini yang berjudul
“Landasan Sosiologi”. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada nabi Muhammad
Saw semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Landasan Pendidikan,


yaitu Ibu Mimi Astri Rahmayanti, M.Pd yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang telah membantu dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Terakhir, kami juga mengucapkan maaf kepada para pembaca apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi lebih baik.

Tangerang, 4 Desember 2022

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………… 1


Daftar Isi ………………………………………………………………………..2
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………...3
A. Latar Belakang ……………………………………………………...…..3
B. Latar Belakang Masalah……...……………………………………...….3
C. Rumusan Masalah …………………………………………………..….4
D. Tujuan Penulisan………………………………………………………..4
E. Prosedur Pemecah Masalah……………………………………………..5
F. Sistematika Penulisan………………………………………………….. 5
BAB II Pembahasan …………………………………………………………..6
A. Sejarah dan teori-teori sosiologi……………..……………….…………6
B. Landasan Sosiologis Pendidikan…………..………………….………….9
C. Tujuan Landasan Sosiologis Pendidikan…..……………...……..……...11
D. Pokok - Pokok Penelitian Sosiologi Pendidikan.……………………….13
E. Pandangan Masyarakat Tentang Pendidikan……………………………15
BAB III Penutup …………………………………………………………….. 17
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 17
B. Saran…………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu.

Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi,

agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap

terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat

dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari

unsur sosial budaya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik-sistemik selalu

bertolak dari sejumlah landasan. Landasan merupakan hal yang sangat penting,

karena Pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan

masyarakat suatu bangsa tertentu. Landasan Pendidikan akan memberikan pijakan

dan arah terhadap pembentukan manusia, mendukung perkembangan masyarakat,

bangsa dan negara.

Beberapa diantara landasan tersebut adalah landasan sosiologis yang memegang

peranan penting dalam menentukan tujuan suatu pendidikan.

Kegiatan Pendidikan merupakan bentuk interaksi antar sesama individu.

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan tingkah laku anak didik.

Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan

dan aspek-aspek lainnya. Unsur sosial yang terdapat dalam proses Pendidikan

merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek tersebut sudah ada semenjak

manusia dilahirkan.

B. Latar Belakang Masalah

Kajian sosiologi tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan, baik

sekolah maupun pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi

3
maka pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial

pertama bagi setiap manusia. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga

sekolah yang dengan sengaja di bentuk oleh masyarakat.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah dan teori-teori sosiologi ?

2. Apa yang dimaksud landasan sosiologis dalam Pendidikan ?

3. Apa fungsi landasan sosiologis dalam pendidikan ?

4. Apa tujuan landasan sosiologis dalam pendidikan ?

5. Apa saja pokok-pokok penelitian dalam sosiologi pendidikan ?

6. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap pendidikan ?

D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah dan teori-teori sosiologi.

2. Untuk mengetahui definisi landasan sosiologis dalam pendidikan.

3. Untuk mengetahui fungsi landasan sosiologis dalam pendidikan.

4. Untuk mengetahui tujuan landasan sosiologis dalam pendidikan.

5. Untuk mengetahui pokok-pokok penelitian dalam sosiologi pendidikan.

6. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap pendidikan.

4
E. Prosedur Pemecah Masalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Metode ini
dimaksudkan untuk menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan
komprehensif. Selain itu, kami juga menggunakan metode studi pustaka. Metode ini
diperoleh dengan cara membaca berbagai literatur atau sumber yang relevan dengan
tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.

F. Sistematika Penulisan

Pada Bab I Pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang, tujuan


penulisan, rumusan masalah, sistematika penulisan dan prosedur pemecahan masalah
dari isi makalah kami.

Pada Bab II Pembahasan, sejarah dan teori-teori sosiologi , landasan sosiologis


pendidikan, tujuan landasan sosiologis pendidikan, pokok-pokok penelitian sosiologi
pendidikan, pandangan masyarakat tentang pendidikan.

Pada Bab III Penutup, menguraikan mengenai kesimpulan dan saran untuk
melengkapi makalah kami.

Daftar Pustaka.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, secara sadar maupun tidak,

sesungguhnya ia telah belajar dan berkenalan dengan hubungan-hubungan sosial

yaitu hubungan antara manusia dalam masyarakat. Hubungan sosial dimulai dari

hubungan antara anak dengan orang tua kemudian meluas hingga lingkungan sekitar

yaitu tetangga.Dalam hubungan sosial tersebut terjadilah proses pengenalan dan

proses pengenalan tersebut mencakup berbagai budaya, nilai, norma dan tanggung

jawab manusia, sehingga dapat tercipta corak kehidupan masyarakat yang berbeda-

beda dengan masalah yang berbeda pula.

Kenyataan sosial menunjukkan suatu perubahan yang terjadi begitu cepat

dalam masyarakat. Perubahan sosial yang cepat tersebut terjadi di abad ke-19,

sebagai akibat revolusi industri di Inggris. Akibat perubahan tersebut menurut Mc

Kee, menyebabkan terjadinya apa yang dinamakan keterkejutan intelektual kelompok

pandai yang salah satu diantaranya adalah para sosiolog. Lester F. Ward dapat

dikatakan sebagai pencetus gagasan timbulnya studi baru tentang Sosiologi

Pendidikan. Gagasan tersebut muncul dengan idenya tentang evolusi sosial yang

realistik dan memimpin perencanaan kehidupan pemerintah-an). John Dewey (1859-

1952) secara formal dikenal sebagai tokoh pertama yang melihat hubungan antara

pendidikan struktur masyarakat dari bentuk semulangan yang masih bersahaja.

Payne (1928) menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan merupakan sebuah

ilmu pengetahuan yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

institusi, kelompok sosial, dan proses sosial yang merupakan hubungan sosial di

dalamnya individu memperoleh pengalaman yang terorganisasi.

6
Sosiologi Pendidikan di dalam menjalankan fungsinya untuk menelaah

berbagai macam hubungan antara pendidikan dengan masyarakat, harus

memperhatikan sejumlah konsep-konsep umum. Sosiologi pendidikan merupakan

suatu disiplin ilmu yang masih muda dan belum banyak berkembang. Atas dasar

tersebut dikalangan para ahli Sosiologi Pendidikan timbul beberapa kecendrungan

yang berbeda yaitu:

1. Golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan pendidikan daripada

sosiologinya.

2. Golongan Applied Educational (Sociology) terutama terdiri atas ahli-ahli

sosiologi yang memberikan dasar pengertian sosial kultural untuk pendidikan.

3. Golongan yang terutama menitikberatkan pandangan teoritik

Lester Frank Ward, adalah pencetus pertama kali lahirnya Educational

Sociology sebagai cabang ilmu yang baru dalam sosiologi pada awal abad ke-20.

Fokus kajian Educational Sociology adalah penggunaan pendidikan sebagai alat

untuk memecahkan permasalah sosial dan sekaligus memberikan rekomendasi untuk

mendukung perkembangan pendidikan itu sendiri.

Di Indonesia, perhatian akan peran pendidikan dalam pengembangan

masyarakat, dimulai sekitar tahun 1900, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Para

pendukung politis etis di Negeri Belanda saat itu melihat adanya keterpurukan

kehidupan orang Indonesia. Mereka mendesak agar pemerintah jajahan melakukan

politik balas budi untuk memerangi ketidakadilan melalui edukasi, irigasi, dan

emigrasi. Meskipun pada mulanya program pendidikan itu amat elitis, namun selanjut

berjalan dengan baik, meluas dan meningkat ke arah yang makin populis sampai

penyelenggaraan wajib belajar dewasa ini. Pelopor pendidikan pada saat itu antara

lain: Van Deventer, R.A.Kartini, dan R..Dewi Sartika.

7
Teori - Teori Sosiologi :

1. Teori Struktural Fungsional

Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang

masuk dalam kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999).

Ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang

berfungsinya secara nyata struktur yang berada diluar diri pengamat.

2. Teori Konflik

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak

terjadi melalui proses pe-nyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan,

tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi- kompromi

yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan

sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam

masyarakat.

3. Teori Fenomenologi

Pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami makna peristiwa serta

interaksi pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Pendekatan ini

menghendaki adanya sejumlah assumsi yang berlainan dengan cara yang

digunakan untuk mendekati perilaku orang dengan maksud menemukan

‘fakta’ atau ‘penyebab’.

4. Teori Interaksi Simbol

Titik tolak pemikiran interaksi simbolik berasumsi bahwa realitas sosial

sebagai proses dan bukan sesuatu yang bersifat statis. Dalam hal ini

masyarakat dipandang sebagai sebuah interaksi simbolik bagi individu-

individu yang ada didalamnya.

8
B. Landasan Sosiologis Pendidikan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam

kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagaimana

manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana

susunan unit-unit masyarakat di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang

lainnya.

Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Empiris, bersumber dan diciptakan dari kenyatan yang terjadi di lapangan.

2. Teoritis, peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya

yang bias disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan.

3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi

dan terjadinya perubahan di masyarakat.

4. Nonetis, teori ini menceritakan apa adanya tentang individu dan masyarakat,

tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi: (1)interaksi

guru dan siswa (2)dinamika kelompok dikelas dan di organisasi intra sekolah

(3)struktur dan fungsi sistem pendidikan (4)sistem-sistem masyarakat dan

pengaruhnya terhadap pendidikan. Konsep tentang proses sosial, yaitu suatu cara

berhubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok atau

individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu.

Kajian sosiologi tentang Pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur

Pendidikan, baik sekolah maupun Pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau

dari sosiologi maka Pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena keluarga

merupakan lembaga sosial yang pertama bagi setiap individu.

9
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial selalu

terjadi interaksi. Untuk memudahkan terjadinya sosialisasi dalam pendidikan, maka

guru perlu menciptakan situasi pada dirinya sendiri, agar faktor-faktor yang

mendasari sosialisasi itu muncul pada diri anak-anak. Coleman (1984) menulis bahwa

satu yang terpenting fungsi sekolah ialah memberikan dan membangkitkan kebutuhan

sosial dan rekreasi. Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu

hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua

syarat berikut :

1. Kontak sosial; dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:

● Kontak antar individu misalnya anak dengan ibu, siswa dengan siswa,

siswa dengan guru

● Kontak antara individu dengan kelompok misalnya guru yang sedang

mengajar dikelas

● Kontak antar kelompok misalnya rapat orang tua siswa dengan guru

2. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang

kepada orang lain atau sekelompok orang. Alat yang dipakai untuk

mengadakan komunikasi:

● Pembicaraan dengan segala macam nada seperti bisikan, halus, kasar

● Mimic wajah seperti raut muka, pandangan dan sikap

● Lambang, Bahasa isyarat untuk difabel

3. Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan

kelompok, bentuk dari interaksi sosial adalah:

● Kerja sama misalnya kerja sama dalam kelompok belajar pada anak-

anak, kerja sama antar guru, dan antara guru dan murid

● Akomodasi ialah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari

kestabilan, serta kondisi berimbang di antara para anggota

10
● Asimilasi dan akulturasi ialah usaha mengurangi perbedaan pendapat

antar anggota serta usaha meningkatkan persatuan pikiran, sikap dan

tindakan dengan memperhatikan tujuan-tujuan bersama. Demokrasi

dalam pendidikan, pakaian seragam, dan perlakuan yang sama di

sekolah adalah upaya memperlancarkan asimilasi dalam dunia

Pendidikan.

● Persaingan sebagai bentuk interaksi sosial yang negative

● Pertikaian adalah proses sosial yang menunjukkan pertentangan atau

konflik satu dengan yang lain. Banyak hal yang dapat menimbulkan

konflik seperti perbedaan kepentingan, kebudayaan dan pendapat.

Dapat juga disebabkan karena perbedaan tingkat sosial atau karena

rasa iri dan cemburu.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik

yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong

royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama

menjadi tujuan hidup bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan (4)

selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di

Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang

C. Tujuan Landasan Sosiologis Pendidikan

1. Sosiologi Pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi

Di antara para ahli sosiologi Pendidikan ada yang beranggapan bahwa seluruh
proses sosiologi anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi ini,
mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi
kelakuan individu. Farncis brown mengemukakan bahwa “sosiologi
pendidikan memperhatikan pengaruh seluruh lingkungan budaya sebagai
tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasi pengalamannya”.

11
Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha mengetahui cara-cara
mengendalikan proses Pendidikan dalam keluarga, sekolah, lingkungan
masyarakat.

2. Sosiologi Pendidikan sebagai analisis kedudukan Pendidikan dalam


masyarakat

L.A. Cook mengutamakan fungsi Lembaga Pendidikan dalam masyarakat dan

menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek

masyarakat. Dalam kelompok ini termasuk juga mereka yang meneliti fungsi

sekolah yang berhubungan dengan struktur sosial dalam lingkungan

masyarakat tertentu, seperti misalnya Warner Hollingshead dan Stendler.

3. Sosiologi Pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara


sekolah dengan masyarakat

Sebagai cara menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam
masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan
kelompok di luar sekolah. Usaha W. Waller adalah percobaan pertama untuk
menganalisis peranan guru baik dalam hubungannya dengan murid maupun
dengan masyarakat. Demikian pula ada penelitian yang menganalisis peranan
sosial tenaga pengajar di Perguruan Tinggi, juga tentang kepemimpinan,
struktur kelompok. Studi seperti inilah yang menambah pengertian kita
tentang kelompok-kelompok sosial di dalam sekolah.

4. Sosiologi Pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial

Ahli Pendidikan sosial memandang bahwa Pendidikan sosial mampu


memberikan dasar bagi kemajuan sosial dan pemecahan masalah-masalah
sosial. Pendidikan dianggap sebagai badan yang sanggup memperbaiki
masyarakat. Pendidikan merupakan alat untuk mencapai kemajuan sosial.
Sekolah dapat dijadikan alat control sosial yang membawa kebudayaan ke
puncak yang tinggi.

5. Sosiologi Pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan Pendidikan

12
Sosiologi Pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan Pendidikan
secara obyektif.

6. Sosiologi Pendidikan sebagai sosiologi terapan

Sejumlah ahli merumuskan sosiologi Pendidikan sebagai aplikasi sosiologi


terhadap masalah-masalah Pendidikan, misalnya mengenai kurikulum.
Sosiologi Pendidikan dianggap bukanlah ilmu murni melaikan ilmu yang
diterapkan untuk mengendalikan Pendidikan.

7. Sosiologi Pendidikan sebagai latihan bagi petugas Pendidikan

Menurut F.G Robbins dan Brown dengan sosiologi Pendidikan dimaksud

ilmuyang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang

mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi

pengalamannya. Sosiologi Pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta

prinsip untuk mengontrolnya.

D. Pokok-Pokok Penelitian Sosiologi Pendidikan

Masalah-masalah yang diselidiki dalam sosiologi Pendidikan antara lain sebagai


berikut:

1. Hubungan sistem Pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat


a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b. Hubungan antara sistem Pendidikan dengan proses control sosial dan

sistem kekuasaan

c. Fungsi sistem Pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural

atau usaha mempertahankan status quo

d. Hubungan Pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial

e. Fungsi sistem Pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial

dan kultural.

13
2. Hubungan antar manusia di dalam sekolah
Bagian kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola
kebudayaan di dalam sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa
yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah.

a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan

kebudayaan di luar sekolah

b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain

meliputi berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah,

kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola

interaksi informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok murid

lainnya.

3. Pengaruh sekolah terhadap kelakukan dan kepribadian semua pihak di sekolah


Dalam bidang ini diutamakan aspek proses Pendidikan itu sendiri. Dalam hal
ini menganalisis kepribadian guru, murid, dan lain-lain atas pengaruh
partisipasi dalam keseluruhan sistem Pendidikan. Beberapa pokok yang dapat
diteliti adalah:

a. Peranan sosial guru-guru

b. Hakikat kepribadian guru

c. Pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak

d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi murid

4. Sekolah dalam masyarakat


Disini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-
kelompok sosial lainnya dalam masyarakat sekitar sekolah. Antara lain dapat
dipelajari:

a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah

b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial

dalam masyarakat luar sekolah

c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan

pendidikan

14
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian

dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem

Pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan

masyarakat.

E. Pandangan Masyarakat tentang Pendidikan

Terdapat tiga teori yang mempunyai basis sosial pendukung yang kuat. Teori

pertama menunjukkan bahwa tujuan Pendidikan satu-satunya adalah menyediakan

peluang bagi pertumbuhan masyarakat dan menyingkirkan pengaruh-pengaruh yang

merintangi. Teori kedua beranggapan, tujuan Pendidikan adalah membudayakan

individu dan mengembangkan kapasitasnya secara maksimal (kapasitas didapat dari

aspek keturunan, dan abilitas didapat dari pelatihan dan Pendidikan). Teori ketiga

beranggapan, pendidikan harus lebih mempertimbangkan hubungannya dengan

komunitas daripada hubungan dengan individu. Dalam hal ini bagaimana melatih

individu menjadi lebih berguna sebagai warga negara.

Dalam teori pertama fungsi praktik Pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang

negatif. Teori pertama menghendaki Pendidikan memberi kebebasan sebesar dan

seluas mungkin dalam praktik keseharian. Kebebasan dalam praktik Pendidikan akan

memberikan rongga luas, dan banyak manfaat bagi tumbuh kembangnya pikiran

jernih dan rasional kepada semua pihak. Teori pendidikan yang fungsinya negatif

dapat dilihat dari berlangsungnya perilaku Pendidikan yang tidak menguntungkan

bagi peserta didik. Sedangkan teori kedua dan ketiga mengarah kepada proses

pembudayaan individu dalam masyarakat . dalam pendekatan sosiologis, Pendidikan

tidak lepas dari kerangka sosialisasi yang dimiliki individu.

Gagasan Pendidikan sebagai sebuah proses sosialisasi bersumber dari konsep

Max Weber (1920). Sosialisasi merupakan proses belajar dari individu untuk menjadi

15
anggota masyarakat. Menurut Naomi Brill sosialisasi dapat berjalan baik ditandai

dengan adanya sejumlah atribut yang melekat pada individu. Pertama, adanya citra

diti (self-concept) yang mencakup pengetahuan mengenai diri sendiri, sikap

penerimaan diri, serta keyakinan mampu menghadapi tuntutan kehidupan. Kedua,

menghargai integritas orang lain, memiliki pengetahuan anak dan dan kesadaran

mengenai batas hak-hak dan tanggung jawab orang lain. Ketiga, memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk berbuat selaras dengan norma dan nilai

masyarakat. Keempat memiiki pengetahuan dan kemampuan mengenai aturan yang

mengatur tingkah laku kelompok sosial tertentu.

Kunci utama sosialisasi adalah pemahaman diri sendiri, upata sadar untuk

mengerti kemampuan diri. Dalam pandangan Pendidikan, sosialisasi dangat penting

bagi pembentukan kepribadian anak disekolah. Ciri-ciri kepribadian yang terpenting

di sekolah adalah konsep diri anak dan penguasaan terhadap lingkungan. Sebaliknya

citra diri yang negatif selalu merusak prestasi kerja dan belajar. Dalam proses

Pendidikan sosialisasi dibutuhkan dalam rangka melaksanakan proses pendidikan,

yaitu mendewasakan anak didik, mengenal, memahami dan menyerap nilai-nilai

kehidupan.

Sosiologi Pendidikan di Indonesia di masa depan akan lebih memusatkan

perhatian kepada bentuk-bentuk ketidaksamaan yang terjadi di sekolah. Hal ini

sebagian besar disebabkan oleh motivasi, aspirasi masyarakat, belanja pendidikan

rumah tangga, dan faktor-faktor tersebut dipertajam oleh timbulnya kebijakan yang

memihak, serta prestige dan kekuasaan yang tidak sama.

BAB III

16
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dasar sosiologis berkaitan dengan perkembangan, kebutuhan, dan

karakteristik masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisa ilmiah tentang

proses sosial di dalam sistem pendidikan. Landasan sosiologis mengandung norma

dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh

suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus

memusatkan perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam

masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan

damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-

norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh

masing-masing anggota masyarakat.

Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi

eksplanasi, (2) fungsi prediksi, (3) fungsi utilisasi. Secara umum, sosiologi

pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya tersebut melalui

pengkajian fenomena-fenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-

model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.

Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi

sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan

pendidikan semakin meningkat dan kompleks. Berbagai upaya pemerintah telah

dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat

terutama dalam hal menumbuhkembangkan ke-Bhineka tunggal ika-an, baik melalui

kegiatan jalur sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.

B. Saran

17
Manusia sebagai makhluk sosial, maka setiap manusia seharusnya menjadikan

sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang

karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik

dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi

melalui pendidikan. Maka perlu adanya komitmen dari pemerintah untuk

memberikan suatu pengembangan yang memadai tentang sosiologi pendidikan.

Seperti tampak seperti ini seharusnya pendidikan melaksanakan pengembangan, yang

dilaksanakan umumnya tidak memilih salah satu tetapi seharusnya diupayakan

seimbang antara pelestarian dan pengembangan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

18
Nasution, S.2010.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Pidarta Made. 2014. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Salim Agus. 2004. Indonesia Belajarlah: Membangun Pendidikan Indonesia.

Semarang:

Gerbang Madani Indonesia

Sukardjo, M. & Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

19

Anda mungkin juga menyukai