Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Menganalisis Pembelajaran Pengembangan Dan Pengorganisasian IPS Disekolah


Dasar

Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

Dosen Pengampu :

Drs. Faizal, S.Pd., M.Si


Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd.

OLEH :

KELOMPOK 5

OLIVER CHELSEA SITANGGANG (A1D123061)

AUDY MITA AMELINA (A1D123078)

AURORA KARINA TOMIA PUTRI (A1D123062))

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
(2023)
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT,karena Rahmat dan Ridhonya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal, S.Pd., M.Si dan
Ibuk Silvina Noviyanti, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah
ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data data dalam pembuatan makalah ini. Dalam
kami menjelaskan tentang Ruang lingkup kajian ips

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang Belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Muara Bulian, 13 September 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

A. Latar belakang Pengembangan landasan Filosofis Pendidikan Ips

B. Membedakan Konsep,Fakta,Teori dan Generalisasi. Proses dan sikap


Nilai dan moral dari pembelajaran pegembangan dan Pengorganisasian
Ips di Sekolah Dasar

C. Perbedaan Pembelajaran pengembangan dan pengorganisasian Ips di


Sekolah Dasar

D. Contoh Pembelajaran pengembangan dan Pengorganisasian Ips di


Sekolah Dasar

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Filsafat, falsafah, atau filosofi (berakar dari kata Yunani φιλοσοφία, filosofia, arti
"cinta akan hikmat"[1][2] ) adalah metodologi yang mengkaji pertanyaan-pertanyaan
umum dan asasi, misalnya pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-
nilai luhur, akal budi, dan bahasa.[3] Istilah ini kemungkinan pertama kali diungkapkan
oleh Pythagoras (c. 570– 495SM). Metode yang digunakan dalam filsafat antara lain
mengajukan pertanyaan, diskusi kritikal, dialektik, dan presentasi sistematik.[4][5] Orang
yang mempelajari ilmu filsafat disebut "filsuf" atau "filosof", sementara sesuatu yang
berhubungan dengan konsep filsafat disebut "filosofis", "filsafati", atau "falsafi".
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam dan tujuan
hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di dalam diri
tersebut. Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau membantu orang lain,
filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi makna hidup.
Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan
dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan
hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan yaitu dengan analisis secara kritis struktur
dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang
menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin
dicapai.
Landasan filosofis pendidikan merupakan seperangkat pemikiran-pemikiran dan
asumsi yang dijadikan titik tolak dalam merumuskan konsep-konsep pendidikan.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang lahir di Amerika.Landasan
filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan (Hidayat &
Abdillah, 2019, hlm. 39). Spesifiknya, berbagai asumsi-asumsi tersebut berasal dari
filsafat pendidikan yang menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan.Sementara itu menurut Syam, dkk (2021, hlm. 17) landasan filosofis
pendidikan merupakan suatu gagasan tentang pendidikan yang dijelaskan berdasarkan
filsafat umum dalam pendidikan yang terdiri dari metafisika, epistemologi, dan
aksiologi.
sosial masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dinamisasi
kemajuan diberbagai bidang kehidupan harus dapat ditangkap dan diperhatikan oleh
lembaga pendidikan yang kemudian menjadi bahan materi pembelajaran, sehingga
bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam bentuk kurikulum. Kurikulum
IPS yang dikembangkan hendaknya memiliki landasan filosofis yang jelas, landasan
filosofis yang digunakan haruslah melihat kondisi nyata yang terjadi di masyarakat.
Kondisi masyarakat yang terjadi saat ini adalah masyarakat yang senantiasa mengalami
perubahan- perubahan yang disebabkan adanya interaksi sosial baik antar individu
nmaupum kelompok. Dalam mencermati perubahan tersebut, maka kurikulum harus
memiliki landasan filosofis humanistik, dimana Ilmu Pengetahuan Sosial menjunjung
tinggi sifat-sifat dasar kemanusiaan. Perkembangan istilah atau nama Social Studies
pertama kali dimasukan secara resmi kedalam kurikulum sekolah Rugby di Inggris pada
tahun 1827, Dr. Thomas Arnold direktur sekolah tersebut adalah orang pertama yang
berjasa memasukan Social Studies kedalam kurikulum sekolah.

B.Rumusan Masalah
1. Apa Latar belakang Pengembangan landasan Filosofis Pendidikan Ips
2. Apa perbedaan Konsep,Fakta,Teori dan Generalisasi. Proses dan sikap Nilai
dan moral dari pembelajaran pegembangan dan Pengorganisasian Ips di
Sekolah Dasar
3. Apa perbedaan Pembelajaran pengembangan dan pengorganisasian Ips di
Sekolah Dasar
4. Apa saja Contoh Pembelajaran pengembangan dan Pengorganisasian Ips di
Sekolah Dasar

C. Tujuan pembahasan

1. Mengerahui latar belakang pengembangan landasan filosofis pendidikan ips


2. Dapat membedakan konsep,Teori dan generalisasi Proses dan sikap nilai dan
moral dari pembelajaran pengembangan dan Pengorganisasian IPs di Sekolah
Dasar
3. Mengetahui perbedaan pembelajaran pengembangan dan Pengorganisasian IPs
di Sekolah Dasar
4. Mengetahui Contoh pembelajaran pengembangan dan Pengorganisasian IPs di
Sekolah dasar

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.latar Belakang Pengembangan Landasan Filosofis Pendidikan Ips


LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Bangsa Indonesia dilihat dari latar belakang etnik atau kesukuan merupakan sebaran
suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dengan disatukan sebagai bangsa
yang mempunyai latar belakang keaneka ragaman bahasa daerah, budaya dan kearifan
lokal yang dimiliki masing-masing etnik. Secara keseluruhan bangsa Indonesia saat ini
dikenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogenitas multi etnik yang merupakan
bagaian dari masyarakat yang pluralistik.
Dengan kemajemukan masyarakat tersebut pendidikan dan pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran yang strategis baik ditinjau dari segi akademik
maupun kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dilihat dari sisi akademik
pendidikan dan pengajaran IPS dapat membekali anak didik atau siswa pada
pemahaman konsep-konsep dasar ilmu – ilmu sosial sebagai basis dari pendidikan dan
pengajaran IPS di jenjang lembaga pendidikan atau persekolahan. Melalui pendidikan
dan pengajaran IPS siswa diharapkan memiliki bakat dan minat terhadap ilmu-ilmu
sosial dan dapat memecahkan persoalan-persoalan yang riil ketika mereka tamat pada
jenjang persekolahan tertentu dan dapat hidup berinteraksi dalam lingkungan
masyarakat sebagai insan pembangunan bangsa yang memiliki moral, pekerti yang baik
dan mandiri. Keberehasilan pendidikan dan pengajaran IPS akan dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dan pengajaran IPS di Indonesia sudah mendapatkan landasan hukum yang
kuat sebagaimana tertuang pada Bab III Pasal 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang menegaskan bahwa : ”
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”.
Dengan dasar tersebut diatas pada kurikulum pendidikan dan pengajaran dibawah
naungan Pendidikan Nasional terdapat kebijakan kurikulum mata pelajaran IPS ,
misalnya Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan Pendidikan
dasar dan Menengah, sedangkan untuk lembaga pendidikan tinggi melalui surat Dirjen
Dikti Nomor 30/DIKTI/KEP/2003, telah ditetapkan rambu-rambu pelaksanaan
kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat di Pergurtuan Tinggi. Untuk
Pendidikan dan Pengajaran IPS pada satuan Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/Mts)
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, termasuk didalamnya
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pengajaran pada satuan
pendidikan IPS diberikan secara terpadu. Pada tingkat SMA/MA pelajaran IPS
bermuatan akademis dan masuk pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
1. Kajian Teoritis Landasan Filosofis Kurikulum Pendidikan IPS Pengembangan suatu
kurikulum haruslah memiliki landasan filosofis, dimaksudkan agar memiliki arah dan
tujuan yang jelas dalam implimentasinya. Filsafat pendidikan mengandung suatu nilai-
nilai atau cita-cita masyarakat, berdasarkan cita-cita tersebut terdapat sebuah landasan,
yang tidak lain mau dibawa kemana arah pendidikan anak didik tersebut. Dengan kata
lain filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan
menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsif – prinsif pembelajaran,
serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat
pendidikan dipengaruhi oleh dua hal pokok (1) Cita-cita masyarakat dan (2) kebutuhan
peserta didik yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai filsafat Pendidikan harus
dilaksanakan dalam prilaku kehidupan sehari-hari. Dari sekian banyak alternatif
landasan utama dalam mengembangkan kurikulum pendidikan salah satunya adalah
Landasan Filosofis. Secara teoritis terdapat beberapa pandangan filosofis kurikulum,
Landasan Filosofis sebagaimana dipaparkan dalam “Naskah Akademik Kajian
Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS” Badan Penelitian dan Pengem bangan Pusat
Kurikulum 2007, Depdiknas RI dirincikan sebagai berikut :
(1) Esensialisme
Esensialisme; adalah aliran yang menggariskan bahwa kurikulum harus menekankan
pada penguasaan ilmu. Aliran ini berpandangan bahwa, pendidikan pada dasarnya
adalah pendidikan keilmuan. Kurikulum yang dikembangkan dalam aliran esensialisme
adalah kurikulum disiplin ilmu. Tujuan dari aliran esensialisme adalah menciptakan
intelektualisme. Proses belajar-mengajar yang dikembangkan adalah siswa harus
memiliki kemampuan penguasaan disiplin ilmu. Penerapan pembelajaran ini lebih
banyak berperan pada guru jika dibandingkan dari siswa. Sekolah yang baik dalam
pandangan filsafat esensialisme adalah sekolah yang mampu mengembangkan
intelektualisme siswa. Implementasi mata pelajaran IPS menurut aliran esensialisme
akan lebih menekankan IPS pada aspek kognitif (pengetahuan) jika dibandingkan
dengan aspek afektif (sikap). Siswa belajar IPS akan lebih berorientasi pada
pemahaman konsep-konsep IPS daripada penerapan materi yang ada pada IPS bagi
kehidupan sehari-hari.

(2) Perenialsme
Perenialsme; adalah aliran yang memandang , bahwa sasaran yang harus dicapai oleh
pendidikan adalah kepemilikan atas prinsip-prinsip tentang kenyataan, kebenaran dan
nilai yang abadi, serta tidak terkait oleh ruang dan waktu. Dalam pandangan aliran
Perenialisme kurikulum akan menjadi sangat ideologis karena dengan pandangan-
pandangan ini menjadikan siswa atau peserta didik sebagai warga Negara yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diinginkan oleh Negara.
Pandangan perenialisme lebih menekankan pada Transfer Budaya (transfer of culture),
seperti dalam Implementasinya pada kurikulum IPS yang bertujuan pada
pengembangan dan pembangunan jati diri bangsa peserta didik dalam rangka menuju
tercapainya integrasi bangsa. Aliran ini juga dikenal menekankan pada kebenaran yang
absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada ruang dan waktu, aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
(3) Progresivisme
Progresivisme;
adalah aliran ini memandang bahwa sekolah memiliki tujuan yakni kecerdasan yang
praktis dan membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang
disajikan oleh guru atau pendidik. Masalah tersebut biasanya ditemukan berdasarkan
pengalaman siswa. Pembelajaran yang harus dikembangkan oleh aliran Progresivisme
adalah memperhatikan kebutuhan individual yang dipengaruhi oleh latar belakang
sosial-budaya dan mendorong untuk berpartisipasi aktif sebagai warga Negara dewasa,
terlibat dalam pengambilan keputusan, dan memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah pada kehidupan sehari-hari. Implementasi IPS dalam pandangan aliran filsafat
Progresivisme adalah bagaimana mata pelajaran IPS mampu membekali kepada siswa
agar dapat memecahkan permasalahan- permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-harinya, misalnya kemiskinan, pengangguran, kebodohan, ketertinggalan,
kenakalan remaja atau narkoba dan lainnya.

(4) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
; adalah aliran ini berpendapat bahwa sekolah harus diarahkan kepada pencapaian
tatanan demokrasi yang mendunia. Aliran filsafat ini menghendaki agar setiap individu
dan kelompok tanpa mengabaikan nilai-nilai masa lalu, mampu mengembangkan
pengetahuan, teori, atau pandangan tertentu yang paling relevan dengan kepentingan
mereka melalui pemberdayaan peserta didik dalam proses pembelajaran guna
memproduksipengetahuan baru. Dalam pandangan aliran filsafat ini lebih menekankan
agar siswa dalam pembelajaran mampu menemukan (inquiri), penemuan yang bersifat
informasi baru bagi siswa berdasarkan bacaan yang ia lakukan. Pembelajaran lebih
ditekankan pada proses bukan hasilnya. Aktivitas siswa menjadi perioritas utama dalam
berlangsungnya pembelajaran. Dalam implementasi pembelajaran IPS , misalnya siswa
mempelajari fakta-fakta disekelilingnya, berdasarkan fakta tersebut siswa menemukan
definisi mengenai sesuatu, tanpa harus didefinisikan terlebih dahulu oleh guru.
Misalnya dalam pelajaran ekonomi diperkenalkan adanya fakta orang-orang yang
mekakukan kegiatan jual – beli. Setelah melihat aktivitas orang-orang tersebut
akhirnya siswa menemukan definisi mengenai penjualan, pembelian, penawaran, pasar,
uang dan lainnya dalam aktivitas jual-beli. Dengan demikian guru tidak menjelaskan
atau membuat definisi, tetapi dari
fakta-fakta tersebut siswalah yang aktif melihat fakta dan dapat mendifinisikannya.

B. Membedakan Konsep,Fakta,Teori dan Generalisasi. Proses dan sikap Nilai dan


moral dari pembelajaran pegembangan dan Pengorganisasian Ips di Sekolah
Dasar
A. Fakta
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia fakta : hal atau keadaan peristiwa,yang
merupakan kenyataan, susuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta berasal dari
bahasa latin yaitu factus adalah segala sesuatu yang tertangkapoleh indra manusia atau
data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadisuatu kenyataan.Jadi Fakta adalah
informasi atau data yang ada atau terjadi dalamkehidupan. Ciri pokok fakta adalah ke
khasannya dan sifatnya yang tidak berulang-ulang.Fakta Sosial adalah cara bertindak,
berfikir Contohnya : gunung berapi,gunung merbabu, candi borobudur, candi
perambanan, perang diponegoro, perang padri, lain-lain.Melihat fakta yang khas dan
buntu, banyak pakar pendidikan menganggap bahwa fakta tidak menghasilkan ide atau
pengetahuan baru. Akan tetapi bagaimanapun fakta tetap mempunyai manfaat. Fakta
menjadi dasar untuk pembentukan konsep (pengertian dan gambaran).
1 Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalahkeadaan, peristiwa
yang merupakan kenyataan yang sungguh-sunggguh terjadidan terjamin kebenarannya
dengan fakta-fakta yang ada kita dapat

menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi, yangdimana fakta
merupakan titik awal untuk membentuk konsep dan dari beberapa konsep dapat
membentuk sebuah Generalisasi. Fakta, Konsep danGeneralisasi merupakan sutu kajian
dalam IPS yang harus dipahami olehsiswa.Fakta dapat dipahami secara umum dalam
tiga bentuk:1.Fakta yang berupa benda seperti batu, pohon, orang, dan
sebagainya.2.Fakta yang berupa situasi atau kondisi seperti panas, kotor, bising
dansebagainya.3.Fakta yang berupa peristiwa atau kejadian seperti kebakaran,
perkelahiandan proses lainnya.

2 Berdasarkan penjelasan Fakta di atas memiliki berbagai macam sesuaidengan kondisi


saat seseorang menyimpulkan fakta tersebut. Seperti fakta itu berupa benda, situasi,
kejadian.Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang beradadi
luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikanindividu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datangtepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap hormat kepada guru.Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan
ke dalam sebuah aturan danmemiliki sanksi tertentu jika dilanggar Fakta dapat
menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori
yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang
sudahada.Fakta yang sama bisa mengahasilkan makna yang berbeda karena
setiapmanusia memiliki persepsi sendiri. Fakta disiplin ilmu sejarah: nama
pelaku,tempat peristiwa, tanggal, bulan, dan tahun kejadian. Fakta geografi:
namadaerah, letak daerah, pantai, dataran, atau daerah pegunungan, bagaimanatingkat
kesuburan tanahnya, dan lain-lain. Fakta diperlukan untuk menentukanmana yang
masuk atribut, dari atribut-atribut tersebut akan membentukkonsep.

3 Berdasarkan penjelasan diatas fakta itu menghasilkan makna yang berbeda-beda


tergantung bagaimana seseorang mempersepsi fakta itu sendiri,karena persepsi orang
berbeda-beda dalam mengartikan suatu makna.Beberapa contoh fakta ,seperti dibawah
ini :a) Gunung Galung agung meletus tahun 1982. b) Pada tahun 1997 banyak hutan di
Sumatera dan Kalimantan terbakar.c) Jakarta adalah ibukota Indonesia.d) Jawa Barat
mempunyai penduduk lebih banyak dari pada Irian Jaya.e). Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.f) Penduduk Indonesia berkonsentrasi
di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.g) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28
Oktober 1928.h) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.i) Orde Reformasi
dimulai tahun 1998.

4 Berdasarkan contoh fakta yang pernah terjadi di masa lalu seperti contohfakta diatas
maka banyak sekali contoh-contoh fakta yang dapat diambil dandijadikan sebagai
tambahan materi dari definisi fakta tersebut.

C.Perbedaan Pembelajaran, Pengembangan dan Pengorganisasian IPS di Sekolah


Dasar
a. Pengembangan :Materi kurikulum yang dikembangkan dari disiplin ilmu-
ilmu sosial dipilih berdasarkan keterkaitannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Pada saat memilih materi kurikulum perlu dibekali suatu
kerangka pikir dalam subtansinya masing-masing yaitu substansi dari :
pandangan, tema, fenomena, fakta, peristiwa, prosedur, konsep,
generalisasi, dan teori.
b. Pengorganisasian : Pengorganisasian Pembelajaran adalah suatu konsep
dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan
proses pembelajaran mandiri (self learning) sehingga organisasi tersebut
memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam
perubahan yang muncul.
• Prinsip Pengembangan Kurikulum
• Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
• Struktur Kurikulum SD/MI
• Kurikulum SD Tahun 2006
c. Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran
yang mengajarkan pada siswa SD/MI, agar siswa mengenal fenomena-
fenomena sosial, mulai dari yang dekat dengan lingkungannya sampai
dengan fenomena dunia. Ruang lingkup pembelajaran ilmu pengetahuan
sosial di Sekolah Dasar menurut KTSP (Depdiknas, 2006:38) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
▪ Manusia, tempat dan lingkungan
▪ Waktu, berkelanjutan dan perubahan
▪ Sistem, sosial dan budaya
▪ Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

D. Contoh Pembelajaran, Pengembangan dan Pengorganisasian IPS di


Sekolah Dasar
• Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan
dan diarahkan agar mampu menjadi 4 warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

• Pengembangan : mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan


lingkungan dan kehidupan masyarakat seperti gaya hidup keluarga yang
tinggal di kota merupakan hal yang asing bagi seorang anak yang tinggal di
desa

• Pengorganisasian :
1. Pengorganisasian terpisah
Contohnya sejarah diajarkan terlepas dari geografi,ekonomi,
sosiologi, antropologi atau politik.
2. Pengorganisasian korelatif
Contohnya antropologi membahas nilai yang berlaku dalam hubungan
antara orang yang dianggap tua dan muda, sehingga siswa akan
memahami bagaimana hubungan antara tokoh soekarno hatta yang
dianggap tua dengan golongan muda pada saat menjelang proklamasi
kemerdekaan
3. Pengorganisasian fusi
Contohnya apabila pokok bahasan yang diidentifikasi dan akan
diajarkan adalah penduduk, maka konsep-konsep penting digunakan
untuk membahas pokok bahasan tersebut tanpa mengidentifikasi
disiplin ilmu asal konsep tersebut
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberehasilan pendidikan dan pengajaran IPS akan dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap pembangunan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kajian Teoritis Landasan Filosofis Kurikulum Pendidikan IPS
Pengembangan suatu kurikulum haruslah memiliki landasan filosofis,
dimaksudkan agar memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam implimentasinya.
Filsafat pendidikan mengandung suatu nilai-nilai atau cita-cita masyarakat,
berdasarkan cita-cita tersebut terdapat sebuah landasan, yang tidak lain mau
dibawa kemana arah pendidikan anak didik tersebut. Filsafat pendidikan
menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsif – prinsif
pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Febrina Hafizah Lubis, Konsep Dasar IPS, Academia.edu


Siti Humaira, 2016, Pengorganisasian Materi IPS, Humairabisa
Neni wahyuningtyas, Perkembangan Kurikulum dan Landasan Filosofis Pendidikan IPS,
Academia.edu
Heny Susilawathi, Fakta Konsep dan Generalisasi IPS, Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai