Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA : AUDY MITA AMELINA


NIM : A1D123078
RUANG R003

Essay Refleksi Diri Tentang General Theory of Education

Pada pertemuan keempat mata kuliah Filsafat Pendidikan kami memasuki


pembelajaran Lesson 4 yaitu tentang General Theory of Education. Pada materi
Lesson 4 General Theory of Education terdapat dua sub materi yaitu
Assumptions About Human Nature dan Two Approaches to General Theory of
Education. Pada materi keempat ini kami diberi tugas untuk membuat PPT
tentang dua sub materi yang diberikan, melakukan perbandingan antara isi teks
Book 1 dan video pembelajaran tiga yang berjudul Educational Theory 101,
membuat video diskusi tentang Lesson 4 ini dan yang terakhir kami disuruh
untuk membuat essay mengenai General Theory of Education.
Pembelajaran tentang General Theory of Education ini sangat penting dipelajari
bagi kami calon guru yang super mempesona. Kenapa tidak? Karena teori umum
pendidikan adalah materi dasar yang wajib kami kuasai sebagai calon pendidik
muda masa depan. Pada materi ini sangat banyak dijelaskan apa itu teori
pendidikan, arti teori pendidikan menurut ahli, dan berbagai macam teori
pendidikan yang ada didunia ini. Sebagaimana kita ketahui guru akan lebih baik
mejalin hubungan dengan siswanya ketika mereka memiliki pemahaman yang
kuat tentang teori pembelajaran.
Salah satunya teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard
Gardner. Teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk belajar
dan berkembang untuk menjadi sebuah kecerdasan. Jadi setiap anak dalam
membentuk kecerdasannya perlu diajari sesuai dengan minat dan bakatnya.
Seorang guru dapat melakukan banyak cara untuk mendorong siswa untuk
mengetahui apa bakatnya. Dengan bantuan teori ini seorang guru dapat
menunjukkan sisi terbaik daris siswanya.
Selanjutnya sub materi materi pertama dilesson 4 ini yakni asumsi tentang sifat
manusia. Setiap orang termasuk didalamnya para ahli dibidang psikologi
kepribadian memilki anggapan atau asumsi dasar tentang manusia. Asumsi ini
diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman pengalaman sosial secara
nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan tindakan individu
terhadap sesamanya.
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest ), memiliki keterbatasan rasionalitas
(bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Faktor yang
membuat adanya asumsi tentang sifat manusia ini adalah adanya faktor internal
dan eksternal. Faktor internalnya adalah kekuatan dari dalam yang sudah dibawa
sejak lahir seperi sifat yang diturunkan oleh orang tua, ataupun memang sifat
asli dari setiap masing-masing individu yang sudah diberikan oleh tuhan.
Sedangkan untuk faktor eksternalnya adalah kekuatan yang dibawa dari luar
seperti faktor lingkungan dan keluarga. Pengaruh lingkungan dan keluarga ini
sangat kuat dalam membentuk sifat dan kebiasaan kita dalam kehidupan.
Karena kita sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam
kehidupan ini, maka dengan berdampingannya kita hidup bersama dengan orang
lain akan membentuk suatu kebiasaan-kebiasaan yang akan menjadi sifat asli
kita, entah itu kebiasaan baik ataupun buruk.
Dengan adanya sifat yang tertanam dalam diri kita, maka pastinya ada asumsi
penilaian dari individu lain terhadap diri kita. Dari mana asumsi penilaian itu
muncul? Yakni diperoleh melalui hubungan pribadi ataupun pengalaman sosial
secara nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan tindakan individu
didalamnya. Asumsi itu akan terus-menerus ada selama kita menjadi makhluk
sosial, dan pastinya penilaian dari setiap individu tersebut memiliki perbedaan
tergantung dengan apa yang kita berikan dan pandangan masing-masing
individu tersebut.
Selanjutnya sub materi kedua adalah dua pendekatan terhadap teori umum
pendidikan. Pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah
tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan,
meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik
yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun
hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan
dalam konteks yang lebih luas. Berdasarkan apa yang saya cari dan ketahui
upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan yaitu pendekatan sains dan pendekatan filosofi.
Yang dimaksud dengan pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan
untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan
menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan
sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode
kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga
ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan
mendalam.
Sedangkan pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode
filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak
hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada
pengalaman. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui
metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan,
yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2)
model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik.
Dari dua sub materi yang telah dipelajari kita telah mendapatkan pengetahuan
baru mengenai asumsi sifat manusia manusia dan dua pendekatan terhadap
teori umum pendidikan. Dari sub materi pertama tentang asumsi sifat manusia
kita mengetahui dari mana datangnya asumsi-asumsi tentang sifat manusia itu.
Dan dari sub materi kedua tentang dua pendekatan terhadap teori umum
pendidikan kita mengetahui adanya dua pendekataan terhadap teori umum
pendidikan dan cara kerja dari masing-masing pendekatan tersebut dalam dunia
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai