Essay Refleksi Diri Tentang General Theory of Education
Pada pertemuan keempat mata kuliah Filsafat Pendidikan kami memasuki
pembelajaran Lesson 4 yaitu tentang General Theory of Education. Pada materi Lesson 4 General Theory of Education terdapat dua sub materi yaitu Assumptions About Human Nature dan Two Approaches to General Theory of Education. Pada materi keempat ini kami diberi tugas untuk membuat PPT tentang dua sub materi yang diberikan, melakukan perbandingan antara isi teks Book 1 dan video pembelajaran tiga yang berjudul Educational Theory 101, membuat video diskusi tentang Lesson 4 ini dan yang terakhir kami disuruh untuk membuat essay mengenai General Theory of Education. Pembelajaran tentang General Theory of Education ini sangat penting dipelajari bagi kami calon guru yang super mempesona. Kenapa tidak? Karena teori umum pendidikan adalah materi dasar yang wajib kami kuasai sebagai calon pendidik muda masa depan. Pada materi ini sangat banyak dijelaskan apa itu teori pendidikan, arti teori pendidikan menurut ahli, dan berbagai macam teori pendidikan yang ada didunia ini. Sebagaimana kita ketahui guru akan lebih baik mejalin hubungan dengan siswanya ketika mereka memiliki pemahaman yang kuat tentang teori pembelajaran. Salah satunya teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk belajar dan berkembang untuk menjadi sebuah kecerdasan. Jadi setiap anak dalam membentuk kecerdasannya perlu diajari sesuai dengan minat dan bakatnya. Seorang guru dapat melakukan banyak cara untuk mendorong siswa untuk mengetahui apa bakatnya. Dengan bantuan teori ini seorang guru dapat menunjukkan sisi terbaik daris siswanya. Selanjutnya sub materi materi pertama dilesson 4 ini yakni asumsi tentang sifat manusia. Setiap orang termasuk didalamnya para ahli dibidang psikologi kepribadian memilki anggapan atau asumsi dasar tentang manusia. Asumsi ini diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman pengalaman sosial secara nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan tindakan individu terhadap sesamanya. Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest ), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Faktor yang membuat adanya asumsi tentang sifat manusia ini adalah adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah kekuatan dari dalam yang sudah dibawa sejak lahir seperi sifat yang diturunkan oleh orang tua, ataupun memang sifat asli dari setiap masing-masing individu yang sudah diberikan oleh tuhan. Sedangkan untuk faktor eksternalnya adalah kekuatan yang dibawa dari luar seperti faktor lingkungan dan keluarga. Pengaruh lingkungan dan keluarga ini sangat kuat dalam membentuk sifat dan kebiasaan kita dalam kehidupan. Karena kita sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam kehidupan ini, maka dengan berdampingannya kita hidup bersama dengan orang lain akan membentuk suatu kebiasaan-kebiasaan yang akan menjadi sifat asli kita, entah itu kebiasaan baik ataupun buruk. Dengan adanya sifat yang tertanam dalam diri kita, maka pastinya ada asumsi penilaian dari individu lain terhadap diri kita. Dari mana asumsi penilaian itu muncul? Yakni diperoleh melalui hubungan pribadi ataupun pengalaman sosial secara nyata dan pada akhirnya mempengaruhi perspektif dan tindakan individu didalamnya. Asumsi itu akan terus-menerus ada selama kita menjadi makhluk sosial, dan pastinya penilaian dari setiap individu tersebut memiliki perbedaan tergantung dengan apa yang kita berikan dan pandangan masing-masing individu tersebut. Selanjutnya sub materi kedua adalah dua pendekatan terhadap teori umum pendidikan. Pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Berdasarkan apa yang saya cari dan ketahui upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu pendekatan sains dan pendekatan filosofi. Yang dimaksud dengan pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam. Sedangkan pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Dari dua sub materi yang telah dipelajari kita telah mendapatkan pengetahuan baru mengenai asumsi sifat manusia manusia dan dua pendekatan terhadap teori umum pendidikan. Dari sub materi pertama tentang asumsi sifat manusia kita mengetahui dari mana datangnya asumsi-asumsi tentang sifat manusia itu. Dan dari sub materi kedua tentang dua pendekatan terhadap teori umum pendidikan kita mengetahui adanya dua pendekataan terhadap teori umum pendidikan dan cara kerja dari masing-masing pendekatan tersebut dalam dunia pendidikan.