Nim : 4203121025
Kelas : PSPF-2020 B
3. Jelaskan teori yang melandasi psikologi pendidikan dan bagaimana teori itu menjelaskan
proses mengajar dan pembelajaran?
a. Teori belajar behavioristik, ini adalah sebuah teori yang berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati. Agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan, diperlukan penggunaan
pengulangan dan pelatihan. Penerapan teori behavioristik mengharapkan hasil berupa terbentuknya
perilaku yang diinginkan. Penguatan positif akan diberikan pada perilaku yang diinginkan dan
sebaliknya perilaku yang tidak atau kurang sesuai akan mendapatkan penilaian atau penghargaan
negatif. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman menggunakan model stimulus – respon. Orang yang belajar diposisikan sebagai
individu yang pasif dan menggunakan metode pelatihan untuk memicu respon atau perilaku tertentu.
Evaluasi dan penilaian pada teori behavioristik akan didasarkan pada perilaku yang tampak. Guru
tidak akan banyak memberikan ceramah, namun akan memberikan instruksi singkat yang diikuti
dengan pemberian contoh melalui simulasi atau dari guru sendiri.
b.Teori belajar kognitif, proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang
diberikan secara berkesinambungan dan beradaptasi dengan tepat dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa sebelumnya. Dalam teori ini, ilmu pengetahuan tersebut akan dibangun dalam diri
seseorang melalui proses interaksi yang berhubungan dan berkesinambungan dengan lingkungan.
Proses ini tidak berjalan sepotong – sepotong melainkan bersambung dan menyeluruh. Guru
bukanlah sumber pembelajaran utama dan bukan kepatuhan siswa yang akan dituntut dalam teori
ini , melainkan refleksi mengenai apa yang dilakukan siswa mengenai yang diperintahkan dan
dilakukan oleh guru. Evaluasi dalam teori belajar ini bukanlah bertumpu pada hasil namun pada
seberapa sukses siswa mengorganisasi pengalaman belajar yang didapatnya. Peneliti yang
mengembangkan macam – macam teori belajar dalam psikologi berupa teori belajar kognitif yaitu
Ausubel, Bruner dan Gagne. Masing – masing peneliti menekankan pada aspek yang berbeda.
Ausubel menekankan aspek pengelolaan atau organizer yang merupakan pengaruh utama terhadap
belajar. Bruner memfokuskan pada pengelompokan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu
jawaban bagaimana peserta didik dapat memperoleh informasi dari lingkungan.
c.Teori belajar humanistik. Tujuan dari proses belajar adalah untuk memanusiakan manusia itu
sendiri. Proses belajar akan dianggap berhasil ketika pelajar telah dapat memahami lingkungannya
serta dirinya sendiri, dan berusaha untuk mencapai aktualisasi diri dengan sebaik – baiknya. Teori ini
akan mengambil sudut pandang dari pelaku belajar dan bukan dari pengamat. Guru berperan sebagai
fasilitator untuk memberikan motivasi dan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa. Pelaku
utama dalam teori ini adalah siswa yang dapat memaknai proses pengalaman belajarnya dengan
sendirinya. Karena itu, faktor emosional dan pengalaman emosional siswa sangat penting dalam
peristiwa pembelajaran sebab tanpa adanya motivasi dan keinginan dari pihak siswa maka asimilasi
pengetahuan baru ke dalam kognitif yang dimiliki siswa tidak akan terjadi. Teori ini menyatakan
bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan asalkan bertujuan untuk memanusiakan manusia agar
dapat mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri pelajar secara optimal. Teori ini
merangkum dan memanfaatkan kelebihan serta kekurangan berbagai teori belajar untuk mencapai
tujuannya.
d.Teori Belajar Konstruktivistik. Satu lagi teori belajar dalam psikologi adalah teori belajar
konstruktivistik yang menyatakan bahwa permasalahan dimunculkan dari pancingan secara internal,
dan muncul karena terbangun berdasarkan pengetahuan yang direkonstruksi sendiri oleh para siswa
sedikit demi sedikit, dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak datang secara
tiba – tiba. Dalam teori ini sangat dipercaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalahnya,
menyusun pengetahuannya sendiri melalui kemampuannya berpikir dan tantangan yang dihadapi
oleh para siswa, dapat menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman yang
berupa kenyataan dan teori dalam satu bangunan yang utuh. Teori ini diartikan sebagai upaya untuk
membangun susunan hidup yang berbudaya modern. Pengetahuan tidak dianggap sebagai
seperangkat fakta, konsep ataupun kaidah yang sudah siap untuk diambil dan diingat begitu saja
melainkan harus direkonstruksi oleh manusia dan diberi makna yang didapat melalui pengalaman
yang nyata. Siswa akan lebih paham dengan teori ini karena terlibat langsung dalam membina
pengetahuan baru dan akan mampu mengaplikasikan dalam semua situasi. Jika siswa terlibat dalam
knsep belajar secara langsung maka mereka akan dapat mengingat informasi dan konsep lebih lama.
e. Teori Belajar Gestalt. Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya ‘bentuk atau
konfigurasi’. Merupakan teori belajar menurut para ahli , teori gestalt menyatakan bahwa seseorang
memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat struktur secara menyeluruh
lalu untuk menyusunnya lagi dalam struktur yang lebih berbentuk sederhana sehingga struktur
tersebut akan lebih mudah dipahami. Kemudian, pokok dari pandangan Gestalt adalah bahwa obyek
atau suatu peristiwa dipandang sebagai keseluruhan yang terorganisasi.
f. Teori Belajar Kecerdasan Ganda. Kecerdasan merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan
masalah atau menghasilkan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam suatu latar budaya tertentu. Orang
dikatakan cerdas apabila ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya dan
menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidupnya dan orang lain. Hasil penelitian dari Howard
Gardner mengenai kecerdasan ganda menunjukkan bahwa tidak ada kegiatan manusia satupun yang
hanya menggunakan satu macam kecerdasan saja melainkan menggunakan seluru kecerdasan yang
dimiliki manusia yang bekerja sama sebagai kesatuan yang utuh dan terpadu, yang komposisinya
berbeda pada masing – masing orang. Kecerdasan lainnya akan dikontrol oleh kecerdasan yang
paling menonjol dalam memecahkan suatu masalah.
g. Teori Belajar Sosial. Pokok dari teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui
pengamatan yang dilihatnya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang banyak melakukan riset
tentang teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner. Teori ini merupakan
perluasan dari teori konstruktivisme yang memperluas fokusnya dari pembelajaran individual kepada
pembelajaran kolaboratif dan sosial. Anak – anak dan orang dewasa akan belajar banyak dari
melakukan pengamatan dan imitasi ini. Bahkan, tipe belajar ini memainkan peranan yang penting
dalam cara membentuk karakter anak usia dini dan juga dalam tahap perkembangan anak.
h. Teori Belajar Van Hiele. Van Hiele adalah seorang guru berkebangsaan Belanda yang meneliti
aspek pembelajaran dalam pelajaran geometri, dan menemukan bahwa ada tahap – tahap
perkembangan mental anak dalam mempelajari geometri. Kesimpulan dari beberapa penelitian yang
dilakukannya melahirkan beberapa kesimpulan yang berkaitan denga tahap – tahap perkembangan
kognitif anak dalam memahami pelajaran geometri. Lima tahap pengenalan geometri menurut Van
Hiele yaitu pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi dan akurasi.
i. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural. Arah dari pembahasan teori belajar ini adalah lepada dua
teori belajar menurut para ahli yaitu teori Piagetin dan teori Vygotsky. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif adalah suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam
perkembangan syaraf seseorang, dan demikian kegiatan belajar akan terjadi seiring dengan pola
tahap perkembangan tertentu sesuai dengan usia seseorang. Sedangkan Vygotsky menyatakan bahwa
untuk mengerti pikiran seseorang maka diperlukan pengetahuan mengenai latar sosial budaya dan
sejarah kehidupannya. Yang berarti bahwa untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara
meneliti apa yang ada pada otak atau jiwanya melainkan pada asal usul dari tindakan yang
dilakukannya secara sadar berdasarkan sejarah dan latar belakang kehidupannya.
4. Jelaskan manfaat dari psikologi pendidikan bagi mengajar dan pembelajaran?
1) Pengembangan program pendidikan, misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. Hal
ini tidak bisa lepas dari aspek psikologis peserta didik;
2) Untuk menyusun jadwal pelajaran diperlukan pengetahuan psikologi pendidikan.Tingkat
kesukaran mata pelajaran berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran. Agar seluruh materi pelajaran
dapat diterima dengan baik oleh siswa, perlu penyusunan jadwal pelajaran dengan
mempertimbangkan tingkat kesukarannya baik urutannya maupun waktunya. Misalnya mata
pelajaran matematika ditempatkan pada jam pertama agar dapat diterima dengan baik oleh siswa,
sedangkan mata pelajaran seni ditempatkan pada jam terakhir untuk meningkatkan gairah belajar
siswa yang sudah lelah oleh berbagai materi pelajaran yang berat sebelumnya
3) Penentuan jurusan atau program;
4) Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial
peserta didik.
c. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran.Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran.Terlepas dari kontroversi
yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut
telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Di samping itu, kajian
psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan
pembelajaran. Kontribusi psikologi pendidikan terhadap sistem pembelajaran adalah dalam hal:
1) pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan;
2) pemilihan model-model pembelajaran;
3) pemilihan media dan alat bantu pembelajaran; dan
4) penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran.
d. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Evaluasi
Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami
seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis kita dapat memahami
perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan
atau pembelajaran tertentu. Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata
dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah
dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun
kepribadian individu lainnya. Ada sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak digunakan
untuk mengukur potensi seorang individu. Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek
kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan
proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai
5) Konseling Anak
Ketika anda mempelajari psikologi khususnya psikologi pendidikan. Anda bisa memanfaatkan
psikologi untuk mengajar siswa, terutama anda yang bekerja sebagai pengajar atau Guru. Sebagai
guru ada hal yang paling penting yang bisa dilakukan, yakni konseling atau bimbingan.
6) Teknik Pembelajaran yang Tepat
Selanjutnya adalah psikologi pendidikan bisa membantu anda sebagai pengajar untuk melakukan
pembelajaran yang sesuai dan tepat.
7) Menghindari Penilaian Subjektif
Seorang pengajar yang mempelajari sudah psikologi pendidikan maka akan tahu bagaimana menilai
bahwa siswa memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Terkadang ketika melakukan
praktik penilaian (evaluasi) seorang pengajar bisa saja menjadi subjektif dan hanya menilai dari
sikap yanh ditonjolkan.
8) Evaluasi Hasil Belajar
T\ugas utama guru atau pendidik yaitu mengajar di dalam kelas dan memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya sesuai dengan subjek atau pelajaran yang diampu. Kemudian, melakukan
evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan setiap harinya. Dengan mempelajari psikologi
pendidikan diharapkan agar pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi untuk kemampuan
siswa. Sudah sampai mana siswa mengerti dan memahami pelajaran yang anda berikan bisa lewat
psikologi pendidikan.
9) Antisipasi Kesulitan
Ketika seorang pendidik mengalami kesulitan dalam mengantisipasi kemungkinankemungkinan
terjadi atau timbulnya kesulitan belajar peserta tertentu. Maka dengan psikologi pendidikan anda
sudah tahu faktor yang memungkinkan terjadi atau adanya kesulitan tersebut. Selain itu lebih
memudahkan anda sebagai pengajar untuk bisa mencari solusi yang tepat, terutama jika masalah
sosial disekolah.
10) Mempertimbangkan Waktu Belajar
Jika anda tidak mempelajari psikologi pendidikan. Mungkin anda akan mendorong banyak anak
murid untuk terus belajar tanpa memperhatikan apakah ia merasa lelah, muak dan sebagainya.
Padahal anak juga bisa stress dan kelelahan karena jadwal pelajaran yang padat. Belum lagi
pekerjaan rumah yang sering diberikan oleh gurunya. Maka lebih baik anda untuk mempelajari
psikologi pendidikan. sehingga anda tahu porsi belajar siswa seharusnya berapa lama.
11) Menetapkan Tujuan Pengajaran
Ketika ada psikologi pendidikan maka pelajaran lebih terarah target dan tujuannya. Cara Mendidik
Anak Agar Cerdas tidaklah mudah. Tetapi sebagai guru anda harus percaya dan menemukan tujuan
yang tepat disesuaikan dengan kecerdasan mereka. Jika ada anak memiliki nilai olahraga bagus dan
tinggi maka arahkan menjadi atlet dan jangan paksa anak mendapatkan nilai 100 pada matematika.
12) Metode Belajar yang Benar
Adanya psikologi pendidikan dan anda mencoba untuk memahami psikologi pendidikan yang
memadai. Diharapkan bahwa guru dapat menentukan strategi ataupun metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan pelajaran dan keadaan anak/siswa yang diajarkan.
13) Memberikan Motivasi
Memotivasi dapat diartikan sebagai upaya seorang guru untuk mendorong siswanya untuk
melakukan perbuatan tertentu. Khususnya tentu pada saat siswa sedang belajar khususnya perbuatan
belajar. Jika tidak ada pemahaman psikologi pendidikan yang cukup memadai, maka guru akan
mengalami kesulitan..
14) Belajar Menyenangkan
Menciptakan kelas yang efektif tidaklah mudah. Mengingat sebuah pembelajaran membutuhkan
adanya iklim belajar yang kondusif namun nyaman. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan
yang memadai bisa menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas. Sehingga
anak-anak tetap belajar tanpa ada keributan namun mereka juga bukan dalam keadaan tegang atau
takut.
15) Menfasilitasi Murid
Selanjutnya adalah untuk memfasilitasi murid/anak-anak. Bukan tanpa sebab, ada hal dimana
seorang anak merasa tidak nyaman bercerita mengenai masalahnya sendiri terutama anak-anak
remaja dan menjelang dewasa layaknya SMP dan SMA. Nah, memfasilitasi disini berarti mendengar
sesuai dengan porsinya guru sebagai sosok yang ditiru dan digugu. Jika anda mempelajari psikologi
pendidikan maka anda akan mengerti.
16) Ketepatan Memberikan Hukuman
ketepatan memberikan hukuman menjadi poin selanjutnya bagaimana psikologi pendidikan
berguna/bermanfaat. Hukuman diberikan kepada siswa namun bukan semata-mata untuk membuat
anak menjadi ketakutan. ketika mereka berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman
diberikan dengan harapan, agar siswa mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Namun gunakan hukuman yang tepat sesuai kesalahan anaknya.
17) Mengadakan Kompetisi
Kompetisi ataupun Persaingan merupakan poin selanjutnya jika anda mempelajari psikologi
pendidikan. Guru berusaha mengadakan persaingan ataupun kompetisi sehat di antara siswanya.
Bukan tanpa sebab hal ini untuk memicu sikap sportifitas, kejujuran, ambisi dan juga team work
mereka agar bisa menang.
18) Menghargai usaha siswa dengan hadiah
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi memang terkadang menimbulkan pro dan kontra.
Namun jika dilakukan dengan benar hal ini bisa jadi motivasi. Terkadang menghargai tanpa hadiah
dianggap sebagai guru yang tidak bisa memberikan hal terbaik pada siswanya. Namun kadang guru
yang menghargai dengan memberikan hadiah juga dianggap salah. Maka anda harus bisa membaca
situasinya.
19) Pembentukan Karakter
selanjutnya tentu terkait pembentukan kepribadian. Seringkali orang salah paham dan bilang
psikologi pendidikan hanya berfokus pada sisi kognitif saja? faktanya, ruang lingkup dari psikologi
pendidikan juga berfungsi untuk membentuk kepribadian seseorang. Apakah ia menjadi lebih baik
atau lebih buruk. Misalnya mengenai teori belajar. Teori belajar, layaknya modeling merupakan
ruang lingkup dari psikologi dalam bidang pendidikan. Tetapi berpotensi untuk membentuk
kepribadian seseorang..
5. Jelaskan bagaimana penerapan psikologi pendidikan terhadap aspek fisik dan sosial?
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikogi Pendidikan mengelompokkan 4 macam faktor yang
mendorong kelanjutan motor skills (kecakapan-kecakapan jasmani) anak yang memungkinkan
adanya campur tangan orangtua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu : 1. Pertumbuhan dan
perkembangan sistem saraf 2. Pertumbuhan otot-otot 3. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi
kelenjar endokrin 4. Perubahan struktur jasmani Untuk belajar keterampilan fisik (motor learning)
tidak hanya dengan latihan dan praktik, tetapi diperlukan juga kegiatan perceptual learning (belajar
berdasarkan pengamatan) atau sensory-motor learning (belajar keterampilan indrawi-jasmani).
Dalam ini seorang guru dituntut kepiawaiannya dalam melatih keterampilan peserta didik dan
kepiawaiannya dalam menjelaskan alasan atau cara keterampilan tersebut dilakukan. Maka dapat
disimpulkan bahwa proses pendidikan (terutama di sekolah) merupakan pendukung yang sangat
berarti dalam perkembangan fisik dan motorik anak.
Aspek sosial : peka, dapat menyesuaikan diri/adaptif, tidak mementingkan diri sendiri, bisa
bekerjasama dan bisa membantu orang lain