Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Oleh Kelompok 4
Nama:
1. Elza Saniar (2013051017)
2. Aditiano Alfarizi (2013051023)
3. Reza Jasindo Putra (2013051025)
Mata Kuliah: Belajar Dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Rochmiyati, M.Pd

1. Dalam dunia psikologi pendidikan, Anda akan berkenalan dengan teori belajar yang
selalu jadi topik menarik untuk diperbincangkan. Teori belajar sendiri didefinisikan
sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses
belajar. Macam – macam teori belajar dalam psikologi adalah:
A. Teori belajar behavioristik
Ini adalah sebuah teori yang berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan, diperlukan
penggunaan pengulangan dan pelatihan. Penerapan teori behavioristik
mengharapkan hasil berupa terbentuknya perilaku yang diinginkan. Penguatan
positif akan diberikan pada perilaku yang diinginkan dan sebaliknya perilaku yang
tidak atau kurang sesuai akan mendapatkan penilaian atau penghargaan negatif.

Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman menggunakan model stimulus – respon. Orang
yang belajar diposisikan sebagai individu yang pasif dan menggunakan metode
pelatihan untuk memicu respon atau perilaku tertentu. Evaluasi dan penilaian
pada teori behavioristik akan didasarkan pada perilaku yang tampak. Guru tidak
akan banyak memberikan ceramah, namun akan memberikan instruksi singkat
yang diikuti dengan pemberian contoh melalui simulasi atau dari guru sendiri.

B. Teori belajar kognitif


Menurut , proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran
yang diberikan secara berkesinambungan dan beradaptasi dengan tepat dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dalam teori ini, ilmu
pengetahuan tersebut akan dibangun dalam diri seseorang melalui proses
interaksi yang berhubungan dan berkesinambungan dengan lingkungan. Proses
ini tidak berjalan sepotong – sepotong melainkan bersambung dan menyeluruh.
Guru bukanlah sumber pembelajaran utama dan bukan kepatuhan siswa yang
akan dituntut dalam teori ini , melainkan refleksi mengenai apa yang dilakukan
siswa mengenai yang diperintahkan dan dilakukan oleh guru.
Evaluasi dalam teori belajar ini bukanlah bertumpu pada hasil namun pada
seberapa sukses siswa mengorganisasi pengalaman belajar yang didapatnya.
Peneliti yang mengembangkan macam – macam teori belajar dalam psikologi
berupa teori belajar kognitif yaitu Ausubel, Bruner dan Gagne.

Masing – masing peneliti menekankan pada aspek yang berbeda. Ausubel


menekankan aspek pengelolaan atau organizer yang merupakan pengaruh utama
terhadap belajar. Bruner memfokuskan pada pengelompokan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban bagaimana peserta didik dapat
memperoleh informasi dari lingkungan.

C. Teori belajar humanistik


Tujuan dari proses belajar adalah untuk memanusiakan manusia itu sendiri.
Proses belajar akan dianggap berhasil ketika pelajar telah dapat memahami
lingkungannya serta dirinya sendiri, dan berusaha untuk mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik – baiknya. Teori ini akan mengambil sudut pandang dari pelaku
belajar dan bukan dari pengamat. Guru berperan sebagai fasilitator untuk
memberikan motivasi dan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa.
Pelaku utama dalam teori ini adalah siswa yang dapat memaknai proses
pengalaman belajarnya dengan sendirinya.

Karena itu, faktor emosional dan pengalaman emosional siswa sangat penting
dalam peristiwa pembelajaran sebab tanpa adanya motivasi dan keinginan dari
pihak siswa maka asimilasi pengetahuan baru ke dalam kognitif yang dimiliki
siswa tidak akan terjadi.

Teori ini menyatakan bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan asalkan
bertujuan untuk memanusiakan manusia agar dapat mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri pelajar secara optimal. Teori ini merangkum
dan memanfaatkan kelebihan serta kekurangan berbagai teori belajar untuk
mencapai tujuannya.

D. Teori Belajar Konstruktivistik


Satu lagi teori belajar dalam psikologi adalah teori belajar konstruktivistik yang
menyatakan bahwa permasalahan dimunculkan dari pancingan secara internal,
dan muncul karena terbangun berdasarkan pengetahuan yang direkonstruksi
sendiri oleh para siswa sedikit demi sedikit, dan hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak datang secara tiba – tiba.

Dalam teori ini sangat dipercaya bahwa siswa mampu mencari sendiri
masalahnya, menyusun pengetahuannya sendiri melalui kemampuannya berpikir
dan tantangan yang dihadapi oleh para siswa, dapat menyelesaikan dan
membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman yang berupa kenyataan
dan teori dalam satu bangunan yang utuh.
Teori ini diartikan sebagai upaya untuk membangun susunan hidup yang
berbudaya modern. Pengetahuan tidak dianggap sebagai seperangkat fakta,
konsep ataupun kaidah yang sudah siap untuk diambil dan diingat begitu saja
melainkan harus direkonstruksi oleh manusia dan diberi makna yang didapat
melalui pengalaman yang nyata.

Siswa akan lebih paham dengan teori ini karena terlibat langsung dalam
membina pengetahuan baru dan akan mampu mengaplikasikan dalam semua
situasi. Jika siswa terlibat dalam knsep belajar secara langsung maka mereka
akan dapat mengingat informasi dan konsep lebih lama.

E. Teori Belajar Gestalt


Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang artinya ‘bentuk atau konfigurasi’.
Merupakan teori belajar menurut para ahli , teori gestalt menyatakan bahwa
seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan
melihat struktur secara menyeluruh lalu untuk menyusunnya lagi dalam struktur
yang lebih berbentuk sederhana sehingga struktur tersebut akan lebih mudah
dipahami.

Kemudian, pokok dari pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau suatu
peristiwa dipandang sebagai keseluruhan yang terorganisasi.

F. Teori Belajar Kecerdasan Ganda


Kecerdasan merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau
menghasilkan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam suatu latar budaya tertentu.
Orang dikatakan cerdas apabila ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi
dalam hidupnya dan menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidupnya dan
orang lain.

Hasil penelitian dari Howard Gardner mengenai kecerdasan ganda menunjukkan


bahwa tidak ada kegiatan manusia satupun yang hanya menggunakan satu
macam kecerdasan saja melainkan menggunakan seluru kecerdasan yang dimiliki
manusia yang bekerja sama sebagai kesatuan yang utuh dan terpadu, yang
komposisinya berbeda pada masing – masing orang. Kecerdasan lainnya akan
dikontrol oleh kecerdasan yang paling menonjol dalam memecahkan suatu
masalah.

G. Teori Belajar Sosial


Pokok dari teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatan
yang dilihatnya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang banyak melakukan riset
tentang teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner.
Teori ini merupakan perluasan dari teori konstruktivisme yang memperluas
fokusnya dari pembelajaran individual kepada pembelajaran kolaboratif dan
sosial. Anak – anak dan orang dewasa akan belajar banyak dari melakukan
pengamatan dan imitasi ini. Bahkan, tipe belajar ini memainkan peranan yang
penting dalam cara membentuk karakter anak usia dini dan juga dalam tahap
perkembangan anak.

H. Teori Belajar Van Hiele


Van Hiele adalah seorang guru berkebangsaan Belanda yang meneliti aspek
pembelajaran dalam pelajaran geometri, dan menemukan bahwa ada tahap –
tahap perkembangan mental anak dalam mempelajari geometri.

Kesimpulan dari beberapa penelitian yang dilakukannya melahirkan beberapa


kesimpulan yang berkaitan denga tahap – tahap perkembangan kognitif anak
dalam memahami pelajaran geometri. Lima tahap pengenalan geometri menurut
Van Hiele yaitu pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi dan akurasi.

I. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural


Arah dari pembahasan teori belajar ini adalah lepada dua teori belajar menurut
para ahli yaitu teori Piagetin dan teori Vygotsky. Menurut Piaget, perkembangan
kognitif adalah suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam
perkembangan syaraf seseorang, dan demikian kegiatan belajar akan terjadi
seiring dengan pola tahap perkembangan tertentu sesuai dengan usia seseorang.

Sedangkan Vygotsky menyatakan bahwa untuk mengerti pikiran seseorang maka


diperlukan pengetahuan mengenai latar sosial budaya dan sejarah
kehidupannya. Yang berarti bahwa untuk memahami pikiran seseorang bukan
dengan cara meneliti apa yang ada pada otak atau jiwanya melainkan pada asal
usul dari tindakan yang dilakukannya secara sadar berdasarkan sejarah dan latar
belakang kehidupannya.

J. Teori Belajar Sibernetik


Teori ini merupakan teori belajar yang relatif baru jika dibandingkan dengan teori
– teori lainnya. Belajar adalah pengolahan informasi, begitulah yang dinyatakan
oleh teori ini. Yang lebih penting dari proses belajar adalah sistem informasi yang
diproses dan dipelajari siswa.

Pendapat lain dari teori ini bahwa tidak ada satupun proses pembelajaran yang
cocok digunakan dalam segala situasi dan semua siswa, sebab bagaimana cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Belajar adalah proses yang berlangsung tidak hanya di dalam kelas saja
melainkan akan berlangsung seumur hidup manusia. Manfaat psikologi
pendidikan bagi guru atau pengajar sangat besar. Pentingnya mengetahui dasar –
dasar psikologi pendidikan bagi guru dan juga macam – macam teori belajar
dalam psikologi serta jenis – jenis metode pembelajaran akan berperan besar
dalam menyampaikan materi pembelajaran dan informasi yang harus diterima
siswa serta untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

2. Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap
rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap
perilaku kondisi yang diinginkan. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik yang
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi
dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan
organisme, termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan, dapat dan harus dianggap
sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat
digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak
hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus
memiliki dasar yang bisa diamati tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang
dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara
pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

3. 1. Edward Lee Thorndike

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Thorndike:

Thorndike menciptakan sebuah teori pembelajaran mekanistik dan obyektif yang


memfokuskan pada perilaku-tampak. Dia lebih menginterpretasikan pada hubungan
stimulus dan respon. Thorndike menyebut pendekatan eksperimentalnya untuk studi
asosiasi sebagai koneksionisme. Posisi ini adalah perluasan dari filosofis lama yang
membahas tentang asosiasi, pendekatan Thorndike terhadap pembelajaran,
berdasarkan koneksi antara situasi dan respon. Dia berpendapat bahwa sebuah
perilaku harus terus direduksi hingga tahap yang paling sederhana: kesatuan
stimulus-respon.

Kesatuan stimulus-respon adalah unsur-unsur perilaku (bukan kesadaran) dan


merupakan bahan penyusun dari perilaku kompleks yang terbangun.Thorndike
mengkaji pembelajaran mengenai hewan melalui laporan-laporan Romanes dan
Morgan yang menggambarkan cara kucing dan anjing membuka grendel pada
gerbang kotak pasel, alat yang dibuat Thorndike untuk melakukan penelitiannya.
Sehingga dengan penelitian ini Thorndike menulis tentang “pelekatan” dan
“peniadaan”.
2. Ivan Petrovic Pavlov
Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Pavlov:

Peninggalan-peninggalan Pavlov selama karirnya mengerjakan tiga hal utama. Yang


pertama membahas tentang fungsi-fungsi syaraf jantung, dan yang kedua membahas
kelenjar digestif utama. Pavlov memenangkan Nobel tahun 1904 mengenai risetnya
yang brilian. Bidang risetnya yang ketiga adalah studi tentang reflex-refleks
terkondisi, yang memberinya tempat terhormat dalam sejarah psikologi.

Penelitian Pavlov mengenai refleks terkondisi ini seperti yang terjadi pada banyak
ilmuwan, tak disengaja. Salah satu aspek dalam penelitian ini berhubungan dengan
fungsi air liur yang dikeluarkan anjing secara tidak sengaja apabila makanan
diletakkan di mulut mereka.

Pavlov menyebutnya dengan refleks fisik. Pavlov juga memberi pengakuan kepada
Descartes atas usahanya dalam mengembangkan gagasan refleks ini 300 tahun
sebelumnya. Eksperimen Pavlov sederhana saja, dia memegang sepotong roti dan
ditunjukkan kepada anjing-anjingnya sebelum dia memberikan kepada mereka,
sehingga pada waktu tertentu si anjing mulai mengeluarkan air liurnya.

3. Vladimir M Bekhtereev

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Bekhtereev:

Minat Bekhterev adalah pengondisian respon motorik. Dia menerapkan prinsip-


prinsip pengondisian Pavlov pada otot. Penemuan utamanya adalah refleks
terasosiasi. Dia menemukan bahwa gerakan refleksif dapat terjadi tidak hanya
karena stimulus tak terkondisi, tetapi juga stimuli yang telah diasosiasikan oleh
stimulus awal.

4. John B Watson

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Watson:

Menurut Watson, psikologi harus membatasi dirinya untuk focus hanya pada ilmu-
ilmu dan studi yang sifatnya obyektif. Bagi Watson metode behaviorisme adalah, (1)
Observasi dengan atau tanpa menggunakan alat, (2) metode-metode pengujian, (3)
metode laporan verbal, (4) metode refleks terkondisi.

Pokok kajian behaviorisme adalah unsur-unsur perilaku, yakni gerakan maskular


tubuh dan sekresi kelenjar. Menurut Watson, respon bersifat eksplisit dan implisit.
Respon eskplisit tampak nyata dan dapat diobservasi secara langsung. Respon
implisit seperti gerakan-gerakan didalam organ, sekresi kelenjar, dan impuls syaraf,
terjadi didalam tubuh organisme. Sama halnya dengan respon, stimuli juga dapat
bersifat sederhana maupun kompleks. Gelombang cahaya yang menyentuh pupil
adalah sebuah stimuli sederhana.

5. William Mc Dougall

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Dougall:

Teori instink McDougall mengatakan bahwa, perilaku manusia berasal dari tendensi-
tendensi dari dalam diri membentuk pikiran dan tindakan. Watson menolak
pemikiran ini, dan keduanya berselisih bukan hanya dalam persoalan ini, tetapi juga
dalam beberapa persoalan lainya. Mcdougall setuju mengenai data perilaku yang
diberikan Watson adalah fokus yang benar untuk riset psikologis, tetapi menurut
pendapatnya data tentang kesadaran juga tak dapat dilepaskan.

6. Edward Chace Tolman

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Tolman:

Pendekatan Tolman terhadap behaviorisme disampaikan dalam bukunya, Purposive


behaviour in Animan and Men. Istilah yang dibuatnya purposive behaviour, sistem
yang mengombinasikan antara studi obyektif terhadap perilaku dengan
pertimbangan terhadap adanya tujuan dalam perilaku.

Tolman berpendapat adanya tujuan dalam perilaku dapat didefinisikan didalam


istilah-istilah behavioral obyektif. Dengan kata lain, perilaku menunjukkan tanda-
tanda adanya tujuan dan orientasi pada pencapaian sebuah tujuan atau mempelajari
cara untuk mencapai tujuan. Tolman mencatat lima variabel independen sebagai
penyebab perilaku: stimuli lingkungan, dorongan psikologis, hereditas, pelatihan
yang diterima, dan usia.

Tolman memasukkan sekumpulan faktor yang tak dapat diobservasi, variabel antara,
yang merupakan determinan perilaku yang sesunggguhnya. Faktor-faktor ini yang
merupakan proses internal yang menghubungkan situasi stimulus dengan respon
yang terobservasi. Variabel antara adalah apa saja yang terjadi pada organisme.
Contoh variabel antara yakni ketika merasakan lapar, kita tak dapat melihat rasa
lapar, tetapi rasa lapar dapat dihubungkan dengan respon obyektif perilaku seperti
kecepatan memakan makanan.

7. Clark Leonard Hull

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Hull:


Hull menggambarkan behaviorisme dan citranya mengenai hakikat manusia dalam
istilah-istilah mekanistik dan memandang perilaku manusia sebagai sesuatu yang
otomatis dan dapat direduks kedalam Bahasa fisika. Menurut Hull, behavioris harus
memandang subyek mereka sebagai mesin. Behaviorisme Hull yang mekanistik
memberikan pandangan yang jelas mengenai metode-metode yang seharusnya
digunakan dalam sebuah studi.

Yang pertama ia harus obyektif, dan yang kedua ia harus kuantitatif. Hull mencatat
empat metode yang dianggapnya sangat berguna bagi riset ilmiah. Tga diantaranya
sudah digunakan secara luas: observasi sederhana, observasi terkontrol sistematis,
dan pengujian eksperimental terhadap hipotesis. Metode keempat yang diusulkan
Hull adalah hipotetico-deduktif, yang menggunakan deduksi dari serangkaian
rumusan yang ditentukan secara a priori.

Bagi Hull, motivasi dasar adalah kondisi kebtuhan tubuh yang muncul dari sebuah
penyimpangan dari kondisi-kondisi biologis optimal. Drive atau dorongan
didefinisikan sebagai stimulus yang muncul dari keadaan kebutuhan sekelompok sel
didalam tubuh organisme yang membangkitkan perilaku.

8. Burrhus Frederic Skinner

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Skinner:

Pengondisian operan milik Skinner, beroperasi pada lingkungan organisme, karena


perilaku sebagian besar adalah tipe operan, maka pendekatan yang paling efektif
terhadap sebuah sains perilaku adalah mempelajari pengondisian dan peniadaan
perilaku-perilaku peran ini. Penguatan ada dua, positif, setiap stimulus yang
diberikan kemudian meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut muncul kembali.
Dan negatif, menghilangkan suatu stimulus yang tidak disukai, dan akan mengurangi
perilaku tersebut muncul kembali. Kemudian Skinner juga memberi jadwal
penguatan, ada empat, (1) rasio tetap, pemberian penguatan secara acak,
bergantung jumlah respon yang diberikannya. (2) rasio bervariasi, pemberian
penguatan setelah respon ke-n. (3) interval tetap, pemberian penguatan untuk
respon pertama atas dasar periode waktu yang telah ditentukan. (4) interval
bervariasi, pemberian penguatan setelah jangka waktu atau periode yang ditetapkan
secara acak.

9. Albert Bandura

Pokok Pemikrian Tokoh Behaviorisme Bandura:

Selain merupakan teori ehavioral, system Bandura juga kognitif. Dalam pandangan
bandura, respon behavioral tidak terpicu secara otomatis pada manusia melalui
stimulus eksternal, seperti yang terjadi pada mesin atau robot. Tetapi menurutnya
reaksi terhadap stimuli itu teraktivasi dengan sendirinya. Meski Bandura sependapat
dengan Skinner bahwa perilaku manusia dapat diubah melalui penguatan, dia juga
megusulkan, bahwa kenyataannya individu dapat mempelajari hampir semua
perilaku tanpa harus mengalami penguatan secara langsung.

Kita juga dapat mengetahui teori Bandura vicarious reinforcement, dengan


mengamati bagaimana orang lain berperilaku dan melihat konsekuensi-konsekuensi
dari perilaku mereka. Karena itu, proses kognitif jadi memainkan peranan penting
didalam teori kognitif sosialBandura. Dan hal ini yang menjadi pembeda dari Skinner.
Bagi Skinner, siapa yang mengontrol penguatan maka dia akan mengontrol perilaku.
Bagi Bandura, siapa yang mengontrol model dalam masyarakat akan mengontrol
perilaku. Pendekatan Bandura adalah teori belajar sosial. Bandura juga melakukan
banyak riset mengenai self-Efficacy.

Yang digambarkan sebagai rasa keberhargaan-diri. Orang yang memiliki self-efficacy


rendah akan menjadi tak berdaya. Secara umum ditemukan bahwa laki-laki memiliki
self-efficacy lebih tinggi dibanding perempuan. Self-efficacy mencapai puncak
tertinggi pada usia paruh baya dan akan menurun setelah umur 60 tahun. Tujuan
Bandura dalam membangun sebuah pendekatan kognitif sosial terhadap
behaviorisme adalah untuk memodifkasi perilaku-perilaku yang dianggap
masyarakat tidak normal.

10. Julian Rotter

Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Rotter:

Rotter mengembangakn sebuah bentuk behaviorisme kognitif. Sama seperti


Bandura. Dia hanya mempelajari subyek manusia dalam interaksi sosial. Bagi Rotter,
kondisi kognitif internal memberikan pengaruh terhadap pengalaman eksternal.
Rotter memfokuskan banyak riset terhadap sumber penguat. Lokus kontrol internal,
penguatan tergantung pada diri mereka sendiri, dan lokus kontrol eksternal,
penguatan tergantung pada kkekuatan dari luar.

Anda mungkin juga menyukai