Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses perubahan pada diri individu yaitu


perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya
penerimaannya.

Pada hakikatnya manusia adalah mahkluk yang perkembangannya


dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan yang
dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang
hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sehingga dalam proses belajar
dan mengajar siswa tersebut Aktif, sebagai lawannya berkembang pula teori
yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh
lingkungannya (empirisme) sehingga dalam proses belajar dan mengajar siswa
tersebut Pasif, sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang
mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan
lingkungannya (konvergensi) sehingga dalam proses belajar dan mengajar
siswa tersebut Aktif dan Pasif.
Di dalam makalah ini akan dibahas salah satu dari teori-teori tersebut
yaitu teori Gestalt.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan belajar menurut teori belajar Gestalt?


B. Apa prinsip yang mendasari teori belajar Gestalt?
C. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar Gestalt?
D. Bagaimana implikasi teori belajar Gestalt dalam pembelajaran?

1
C. Tujuan

A. Untuk memahami pengertian belajar menurut teori belajar Gestalt.


B. Untuk memahami prinsip yang mendasari teori belajar Gestalt.
C. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan teori belajar Gestalt.
D. Untuk memahami implikasi teori belajar Gestalt dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Gestalt

Gestalt adalah pemikiran psikologi pedidikan yang menekankan pada


pentingnya pola studi secara menyeluruh pada proses mental dari pada
mengisolasi fenomena mental sebagai sensasi tunggal. Gestalt sendiri dalam
psikologi berarti pola pembentukan. Teori gestalt memandang analisis adalah
sesuatu semacam partikelir tidak bisa menyajikan pernahaman secara
menyeluruh, perlu untuk melihat sesuatu itu dari segala sisi. Sehingga hakikat
dari partikel suatu benda harus dilihat dari keseluruhan benda itu sendiri.

Menurut teori ini, belajar adalah bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (pemahaman). Menurut
pandangan teori ini, belajar akan semakin efektif jika materi yang akan
dipelajari itu mengandung makna, yaitu jika disusun dan disajikan dengan
cara memberi kemungkinan peserta didik untuk mengerti apa-apa yang
sebelumnya dan menganalisis hubungan satu dengan yang lain.

Belajar Menurut Pandangan Teori Gestalt adalah proses


mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar
bagian dalam suatu situasi permasalahan dan menganggap bahwa Insight
adalah inti dari pembentukan tingkah laku.

Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt,


memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar


orang, sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi
yang bersangkutan dalam kelompok (spesiesnya).
 Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya
yang relevan.

3
 Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.
 Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan
dapat memecahkan persoalan. Pengertian itulah yang dapat menjadi
kendaraan dalam memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.
 Apabila insight telah di peroleh,maka dapat digunakan untuk menghadapi
persoalan dalam situasi lain.

Teori Gestalt menganggap bahwa justru keseluruhan itu lebih memiliki


makna dari bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam
keseluruhan. Makna dari prinsip ini adalah pembelajaran itu bukanlah
berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu masalah.
Dari masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.

Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika,


tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas
belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses
belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap
materi pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujukan kepada
objek yang dipelajari itu telah mengerti dan dapat apa yang dicari.

Penerapan teori gestalt tampak pada kurikulum yang sekarang ini


digunakan didunia pendidikan. Kurikulum mempunyai pusat yang sama.
Dalam tingkat rendah, disusun kurikulum dari suatu kesatuan yang utuh. Hal
pokok diajarkan secara garis besar. Ditingkat yang lebih lanjut, kesatuan itu
diberikan lagi dengan muatan-muatan yang lebih detail yang mengarah
kebagian-bagian yang telah diberikan ditigkat dasar. Begitu secara
berkelanjutan disetiap jenjangnya. 

Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami


proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses
belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu
problem. 

4
Gestalt berpendapat  bahwa keseluruhan lebih penting dari pada bagian
unsure-unsur, Sebab keberadaan keseluruhan itu juga lebih dahulu sehingga
dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan, pengamatan itu
penting dan dilakukan secara menyeluruh. Tokoh penting yang merumuskan
penerapan dari kegiatah pengamatan kegiatan belajar adalah Koffka.  

Dalam mempersoalkan belajar Koffka berpendapat bahwa hak-hak


orang dalam pengamatan itu berlaku atau bisa diterapkan dalam kegiatan
belajar. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belajar itu pada pokoknya
yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yakni mendapatkan respon yang
tepat,  karena penemuan respon yang tepat tergantung pada kesediaan diri si
subyek belajar dengan segala panca inderanya. Dalam kegiatan pengamatan
keterlibatan semua panca indera itu sangat diperlukan. Menurut teori ini
mudah atau sulitnya suatu pemecahan itu tergantung pada pengamatan.

B. Prinsip yang Mendasari Teori Belajar Gestalt

Prinsip-prinsip Teori Belajar Gestalt :

 Belajar hanya perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.


 Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
 Manusia berkembang sebagai keseluruhan dari kecil sampai dewasa secara
lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
 Manusia bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan tidak hanya
secara intelektual tetapi juga secara fisik, eniosional, dsb
 Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh
insight.
 Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi
memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organism.
 Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
 Belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif bukan ibarat suatu
bejana yang diisi.

5
Teori Gestalt mempunyai prinsip-prinsip khusus yang berbeda dengan
teori-teori psikologi lainnya. Dalam menjelaskan fenomena psikologis,
psikologi gestalt menganut prinsip-psinsip seperti yang akan dijelaskan
dibawah ini. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai
perceptual field. Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung
dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu
kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang
dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk. Prinsip-
prinsip pengorganisasian:

 Principle of Proximity: bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik


waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai
satu bentuk tertentu. 
 Principle of Similarity: bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang
berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu
figure atau bentuk tertentu. 
 Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang sudah
terbentuk sebelumnya
 Principle of Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
 Principle of Closure/ Principle of Good Form: bahwa orang cenderung
akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak
lengkap. 
 Principle of Figure and Ground: yaitu menganggap bahwa setiap bidang
pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang.
Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya
membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat
samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan
figure. Contoh: perubahan nada tidak akan merubah persepsi tentang
melodi. 
 Principle of Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.

6
Secara garis besar, prinsip yang dianut oleh Gestalt adalah :

 Belajar dimulai dari suatu keseluruhan menuju bagian-bagian


 Keseluruhan memberikan makna bagian-bagian tersebut
 Bagian-bagian dilihat dalam hubungan keseluruhan karena individu
 Belajar memerlukan pemahaman (insight)
 Belajar memerlukan re-organisasi pengalaman yang kontinyu

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Gestalt

1. Kelebihan :
 Lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki
keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang
ada disekitar mereka.
 Dengan teori gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian
dalam mempelajari sesuatu, maka akan lebih berhasil dalam mencapai
kematangan dalam proses belajar.
 Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek
masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
 Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal
dan pesan-pesan tubuh.
 Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan
untuk tidak berubah.
 Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk menemukan
makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
 Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah konseli.

2. Kelemahan :

 Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh


 Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang
memperhitungkan faktor-faktor kognitif.

7
 Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi
mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
 Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-
teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis
sebagai pribadi tetap tersembunyi.
 Para konseli sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt
karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada
kerangka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.
 Sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikhawatirkan
akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang
harus ditanggung sangatlah banyak.

D. Implikasi Teori Belajar Gestalt Dalam Pembelajaran

 Pendekatan fenomenologis : menjadi salah  satu pendekatan yang eksis di


psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan
bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang
selama ini dihindari karena abstrak namun tetap dapat mempertahankan
aspek ilmiah dan empirisnya. Fenomenologi memainkan peran yang
sangat penting dalam sejarah psikologi. Heidegger adalah murid Edmund
Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi modern. Husserl adalah murid
Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi eksperimental “baru” yang
muncul di Jerman pada akhir pertengahan abad XIX. Kohler dan Koffka
bersama Wertheimer yang mendirikan psikologi Gestalt adalah juga murid
Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode untuk
menganalisis gejala psikologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang
data yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala.
Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap
untuk setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan
mengamati apa yang dialami secara langsung.
 Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus

8
pada  higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan
menjadi lapangan kognitif dimana proses-proses mental seperti persepsi,
insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman (dengan Teori
Sign Learning) dan Kohler (eksperimen menggunakan  simpanse sebagai
hewan coba).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelebihan dari teori Gestalt yaitu lebih menekankan pemahaman dalam


mempelajari sesuatu sehingga akan mudah mencapai kematangan dalam
proses belajar. Kelemahannya yaitu sesuatu yang dipelajari dimulai dari
keseluruhan sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam
belajar. Kelebihan pada teori sibernetik yaitu pembelajaran dapat disajikan
dengan menarik, interaktif dan komunikatif. Sedangkan kelemahannya adalah
tidak langsung membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam
penerapannya..

Aplikasi dalam teori gestalt yaitu berupa insigth, pembelajaran bermakna,


perilaku bertujuan dan prinsip ruang hidup, sedangkan pada teori sibernetik
yaitu mencakup kenam langkah-langkah dalam proses pembelajaran.

10

Anda mungkin juga menyukai