2. Bagaimana bukti konkrit peran guru sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing dalam
proses pembelajaran sekaitan dengan pembelajaran konstruktivisme ini?
Jawab :
Bukti konkrit peran guru dalam pembelajaran konstruktivisme adalah guru memahami
materi pembelajaran secara mendalam, menyediakan masalah dan alternatif solusi,
memonitor hasil belajar para siswa dan masalah-masalah yang dihadapi mereka,
memandu para siswa mengembangkan sikap positif terhadap belajar, mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan awal, dan menjelaskan bagaimana mengaitkan
gagasan-gagasan para siswa agar bisa berpikir secara kritis. Sudah jelas dalam teori
kontruktivisme ini didasarkan atas pengalaman yang dibangun oleh siswa sendiri guru
hanya menjadi fasilitator saja, pembelajaran beorientasi pada peserta didik, mungkin saja
terdapat perbedaan pemahaman antara guru dan dengan peserta didik, sehingga dapat
dikatakan bahwa yang berhak menentukan pengetahuan yang ada pada diri seseorang
adalah individu itu sendiri, bukan orang lain yaitu dengan melalui indera yang dimiliki,
atau dari satu pengalaman pada pengalaman yang selanjutnya.
2. Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam
perubahan-perubahan yang salah satunya adalah kebiasaan. Jelaskan?
Jawab :
Menurut Burghar dt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam
proses pembelajaran, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak
diperlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah muncul suatu pola
bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Kabiasaan ini terjadi karena
prosedur seperti dalam classical dan operant conditioning. Kebiasaan muncul akibat
tindakan yang berulang. Dalam proses pembeljaran, pembiasaan bisa mengurangi
perilaku yang tidak baik, dan menambah kebiasaan yang baik yang dilakukan peserta
didik. Bisa karena terbiasa, pembiasaan akan memunculkan suatu pola perilaku baru
dalam individu peserta didik. Ini terjadi secara sadar maupun tidak didasari oleh peserta
didik tersebut, biasanya hal ini berkaitan dengan sikap dan perilaku peserta didik.
3. Keanekaragaman jenis belajar itu muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam, salah satunya adalah jenis belajar
pemecahan masalah. Jelaskan maksud dari teori belajar pemecahan masalah?
Jawab :
Strategi pembelajaran pemecahan masalah merupakan sebuah teknik dalam membantu
siswa belajar untuk dapat memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan
memakai strategi pemecahan masalah sedangkan pembelajaran memecahkan masalah
merupakan suatu pengajaran kepada siswa bagaimana memecahkan suatu persoalan.
Dengan kata lain, memecahkan masalah berorientasi kepada isi atau konten mata
pelajaran, sedangkan pemecahan masalah lebih cenderung ke arah konsep atau strategi.
Strategi pembelajaran pemecahan masalah bisa dilaksanakan melalui pendekatan
pembelajaran, yaitu suatu cara yang dilakukan oleh guru agar materi yang ditampilkan
dapat beradaptasi dengan para siswa. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran yaitu dengan cara menyajikan materi yang masih
bersifat luas (umum).
4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses
belajar, salah satunya adalah dipengaruhi oleh suasana belajar. Jelaskan dan bagaimana
upaya pengembangannya?
Jawab :
Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan
suasana yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak
menunjang kegiatan belajar yang efektif. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut
menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa. Hal itu harus dirancang oleh
guru melalui sebuah rancangan pengajaran. Agar suasana belajar tersebut kondusif, maka
upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah:
1) Buatlah kontak pengajaran dengan para siswa.
2) Rancanglah aktivitas belajar siswa.
3) Berikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
4) Buatlah suasana yang demokratis, agar tidak menakutkan bagi para siswa dalam
beraktivitas.
5) Rancanglah ruangan belajar sefleksibel mungkin hingga mudah dirubah-ubah.
2. Perhatian mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan belajar peserta didik.
Jelaskan maksudnya?
Jawab:
Perhatian dalam proses belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhannya. Apabila perhatian ini tidak ada pada siswa, maka siswa ini perlu
dibangkitkan lagi perhatiannya. Selain itu juga, perhatian digunakan sebagai pemusatan
energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu terhadap suatu objek. Makin terpusat
perhatian pada pelajaran, proses belajar tersebuat akan semakin baik dan hasilnya akan
semakin baik juga. Dan oleh sebab itu, guru harus selalu berupaya agar perhatian siswa
terpusat pada pelajaran.
3. Bagaimana implikasi prinsip belajar “perhatian dan motivasi” bagi peserta didik dan
guru. Jelaskan?
Jawab :
Implikasi bagi peserta didik : siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua
rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar. Adanya tuntuntan untuk selalu
memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya
kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Implikasi bagi guru: merangsang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.
Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa dalam
belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan).
2. Berikan masing-masing satu contoh motivasi intrinsik dan ekstrinsik? Berikan pendapat
anda?
Jawab :
Contoh motivasi intrinsik adalah ketika seorang siswa menyadari jika dia rajin belajar
dan menjadwalkan kegiatan belajarnya maka dia akan
mendapatkan nilai yang bagus. Contoh tadi masuk dalam motivasi intrinsik karena
motivasi tersebut tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu dengan kata lain motivasi yang berasal dari
dalam diri siswa. Contoh motivasi ekstrinsik adalah pemberian hadiah juara kepada siswa
yang berprestasi sehingga membuat siswa tersebut semangat terus untuk belajar. Contoh
tadi masuk dalam motivasi ekstrinsik karena motivasi tersebut muncul karena adanya
dorongan dari luar atau rangsangan dari luar dengan kata lain motivasi yang berasal dari
luar diri siswa.
3. Sebutkan salah satu faktor yang memengaruhi motivasi dalam belajar seseorang, berikan
contohnya?
Jawab:
Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar seseorang adalah cita-cita
atau aspirasi siswa. Contohnya adalah siswa yang memiliki cita-cita menjadi seorang
dokter sehingga membuat siswa tersebut rajin belajar khususnya pada mata pelajaran
biologi.
4. Apa yang harus dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar peserta
didik?
Jawab :
a. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan
menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses
belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali
mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi
di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer
pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-
visual dan kerja kelompok kecil.
b. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis,
berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah.
Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan
mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk
menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut
dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.
c. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga
menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang
menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup
berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin,
namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya
semangat untuk belajar.
d. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha
dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila
siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak
hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong
untuk terus mengikuti proses belajar.
e. Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi.
Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai.
Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi
standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan
mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja
siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa
mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi
siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan
mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
3. Apa yang dimaksud dengan masalah belajar pada siswa? Bagaimana guru mengetahui
adanya masalah belajar pada siswa?
Jawab :
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami
oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-
murid yang pandai atau cerdas. Cara mengetahui seorang guru adanya masalah belajar
pada siswa dengan melihat proses kegiatan belajar siswa tersebut apakah pendiam atau
sering melamun, kemudian melihat hasil belajarnya dari nilai apakah selalu turun
nilainya.