A. PENDAHULUAN
Pendidikan berperan mengantarkan suatu bangsa pada satu tujuan mulia
untuk mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf kebudayaan bangsa
tersebut. Salah satu pernyataan mengatakan bahwa “semakin tinggi dan maju
tingkat pendidikan suatu Negara, maka semakin tinggi budaya dan kehidupan
sosial warga Negara tersebut”.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan/ menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang
tinggi. Ciri-ciri atau kriteria suatu profesi ialah adanya kode etik yang dijadikan
sebagai satu pedoman perilaku anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas
terhadap pelanggar kode etik tersebut. Begitu juga dengan guru. Guru memiliki
kode etik karena guru merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia
berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) yang
berbunyi: “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”.
Dengan Kode Etik Guru Indonesia dapat menempatkan guru sebagai
profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Maka
dari itu perlu sikap profesional dalam setiap sasaran. Sasaran sikap keprofesional
guru yaitu: Sikap terhadap peraturan perundang-undangan, Sikap terhadap
organisasi profesi, Sikap terhadap teman sejawat, Sikap terhadap anak didik,
Sikap terhadap tempat kerja, Sikap terhadap pemimpin, Sikap terhadap pekerjaan.
Sikap-skap tersebut harus benar-benar dipahami oleh guru karena citra guru yang
berkembang di masyarakat baik. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan
perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut ditaladani atau
tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
pengetahuannya, memberikan arahan dan dorongan kepada anak didiknya, cara
guru berpakaian, berbicara serta bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta
anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Di samping itu, bagaimana sikap guru terhadap peraturan perundang-
undangan juga menjadi perhatian masyarakat luas. Apalagi saat ini pemerintah
banyak mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berhubungan dengan
dunia pendidikan. Kebijaksanaan tersebut menjadi peraturan perundang-undangan
yang wajib ditaati oleh guru, sebab guru merupakan unsur aparatur negara dan
abdi Negara mutlak perlu mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan,. Hal ini juga dipertegas dalam kode etik guru butir
Sembilan bahwa Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan (PGRI, 1973). Di sini sikap profesional guru dituntut karena
akan dilihat oleh khalayak banyak. Sehingga guru harus cermat dan bijak dalam
menanggapi berbagai peraturan perundang-undangan yang telah dibuat dan
disahkan oleh pemerintah. Jadi sangatlah jelas bahwa seorang guru harus
menampilkan sikap yang baik/ positif terhadap peraturan perundang-undangan
yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal. Sedangkan profesi sendiri suatu pekerjaan
yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Maka
tugas guru akan efektif jika memiliki derajan profesionalitas tertentu yang
tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang
memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Allah SWT meletkan kejayaan, kesuksesan manusia di dunia dan akhirat
hanya dalam amal agama yang sempurna, seperti yang dibawakan oleh Rasulullah
SAW. Amal agama yang sempurna antara lain menggunakan landasan etika,
moral, norma, dalam kehidupan sebagai implementasi ketaatan seseorang kepada
Allah SWT. Pada saat ini mahasiswa calon pendidik belum mampu mengamalkan
agama secara sempurna. Tetapi para sahabat Nabi SAW yang jumlahnya skitar
124.000 orang, dahulu mampu mengamalkan agama secara sempurna yang
didalamnya ada landasan etika, akhlak, nilai dan moral, dan mereka telah
mendapat jaminan sukses di dunia dan akherat dan dibelakang nama mereka
mendapat gelar r.a (Radhiyallahu Anhu) Karena pada diri para sahabat terdapat
sifat-sifat karekter yang mulia diantaranya ada 6 sifat.
Para mahasiswa calon pendidik akan memiliki kemampuan mengamalkan
agama secara sempurna baik etika, nilai, norma, moral maupun akhlak apabila
berusaha memiliki ke-6 karakter yang mulia atau ke-6 sifat-sifat sahabat nabi.
1. Yakin kepada kalimah Toyibah
Lailahailalloh muhammadur Rasululloh
“ Tidak ada yang berhak disembah selain kecuali Allah”
Maksudnya adalah mengeluarkan keyakinan kepada makhluk dari hati kita dan
memasukan keyakinan hanya kepada Allah dalam hati kita.
Keuntungan :
1. Dijamin masuk surga
Dasarnya :
HR Muslim dari Usman r.a
Artinya : Barang siapa meninggal dunia sedang ia mengetahui
atau meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah maka dia pasti masuk surga.
HR Abu Ya’la dari Abu Bakar r.a
Artinya : Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain Allah, di ucapkan oleh lisannya maka dia akan
masuk surga dan pintu mana saja yang dia kehendaki.
Pengertian Etika profesi Guru Etika profesi Guru merupakan gabungan dari tiga
kata yaitu, etika, profesi dan Guru.
Etika
Secara bahasa berarti suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh indvidu ataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakan itu benar atau salah.
Profesi
Berarti dapat disimpulkan jika profesi harus memiliki tiga pilar utama yaitu
pengetahuan, keahlian dan persiapan akademik.
Guru
Dari bebera ruang lingkup etika profesi keguruan yang di sebutkan diatas berikut
penjelasannyan.
Pada butir Sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: “Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI,
1973). Kebijaksanaan pendidikan di Indonesia di pegang oleh pemerintah, dalam
hal ini oleh Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam rangka
pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang
merupakan kebijaksanaanyang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi
antara lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan kesempatan
belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan mutu
pendidikan, pemerataan kesempatanbelajar antara laindengan melalui kewajiban
belajar, peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan
menggiatkan kegiatan karang taruna, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah
tersebut biasanya akan dituangkan ke dalam bentuk ketentuan-ketentuan
pemerintah. Dari ketentuan-ketentuan pemerintah ini selanjutnya dijabarkan ke
dalam program-program umum pendidikan.
Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah
segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat maupun di daerah, maupun departemen lain
dalam rangka pembinaan pendidikan di Negara kita. Sebagai contoh, peraturan
tentang (berlakunya) kurikulum sekolah tertentu, pembebasan uang sumbangan
pembiayaan pendidikan (SPP), ketentuan tentang penerimaan murid baru,
penyelenggaraan evaluasi belajar tahap akhir (EBTA), dan lain sebagainya.
Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gambling juga di tuliskan,
bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan, dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan
kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meninmgkatkan mutu dan
martabat profesi guru itu sendiri. Siapa lagi, kalau tidak anggota profesi itu
sendiri, yang akan mengangkat martabat suatu profesi serta meningkatkan
mutunya.
Kalau sekarang kita lihat kebanyakan dari dari usaha peningkatan mutu profesi
diprakarsai dan dilakukan oleh pemerintah, maka di waktu mendatang diharapkan
organisasi profesilah yang seharusnya merencanakan dan melaksanakannya,
sesuai dengan fungsi dan peranan organisasi itu sendiri.
Dalam hal ini kode etik guru menunjukkan kepada kita betapa pentingnya
hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan
bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama
anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan.
Sikap professional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah sikap
ingin bekerja sama, saling harga menghargai, saling pengertian, dan rasa tanggung
jawab. Jika ini sudah berkembang, akan tumbuh rasa senasip
sepenanggunganserta menyadari akan kepentingan bersama, tidak mementingkan
kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain
(Hermawan, 1979). Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah
manusia, akan terdapat perbedaan-perbedaanpikiran, perasaan, kemauan, sikap,
watak, dan lain sebagainya. Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan
lancar, tenteram, dan harmonis, jika di antara mereka tumbuh sikap saling
pengertian dan tenggang rasa antara satu dengan lainnya.
Kalau kita ambil contoh profesi kedokteran, maka dalam sumpah dokter
yang diucapkan pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain terdapat kalimat
yang menyatakan bahwa setiap dokter akan memperlakukan teman sejawatnya
sebagai saudara kandung. Dengan ucapan ini para dokter manganggap profesi
mereka sebagai suatu keluarga yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan.
Sekarang apa yang terjadi pada profesi kita, profesi keguruan? Dalam hal ini
kita harus mengakui dengan jujur bahwa sejauh ini profesi keguruan masih
memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan seperti
tersebut, bagi kita masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat
bahwa hubungan guru dengan temansejawatnya berlangsung seperti halnya
dengan profesi kedokteran.
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa: Guru
berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang
harus dipahami oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni:
tujuan pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Guru sendiri
Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling.
Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir
dari Kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-
baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu,
guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan
alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun
pendekatan lainnya yang diperlukan.
Suasana yang harmonis disekolah tidak akan terjadi bila personil yang
terlibat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak
menjalin hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasana kerja
menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yanmg baik dengan
orang tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta
dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Hanya sebagian kecil dari
waktu, dimana peserta didik berada di sekolah dan di awasi oleh guru-guru.
Sebagian besar waktujustru digunakan peserta didik di luar sekolah, yakni di
rumah dan di masyarakat sekitar.
Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat
mengambil prakarsa, misalnya dengan caramengundang orang tua sewaktu
mengambil rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat
sekitar, mengikutsertakan persatuan orang tua siswa atau BP3 dalam membantu
meringankan permasalahan sekolah, terutama menanggulangikekurangan fasilitas
ataupun dana penunjangkegiatan sekolah.
Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan kritik
yang membangun demi pencapaiantujuan yang telah di gariskan bersama dan
kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang
guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam
menyukseskan program yang telah disepakati, baik disekolah maupan diluar
sekolah.
Orang yang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil
baik, bila dia mencintai kariernya dengan sepenuh hati. Artinya, ia akan berbuat
apapun agar kariernya berhasil baik, ia committed dengan pekerjaannya. Ia harus
mau dan mampu melaksanakan tugasnya serta mampu melayani dengan baik
pemakai jasa yang membutuhkannya.
C. PENUTUP
D. DAFTAR PUSTAKA
https://titanesia.com/etika-profesi-guru/
https://contohmakalah4.blogspot.com/2012/12/makalah-etika-profesi-
keguruan.html
http://profesikeguruanartikel.blogspot.com/