Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PSIKOLOGI GESTALT DALAM PENDIDIKAN ANAK

USIA DINI

Dosen Pengampu: Dewi Khurun Aini, M.A


Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh:

1. Septiani Karina Putri (2107016095)


2. Rohmi Alfiyah (2107016116)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan Anak Usia Dini mengenai “Pengaruh Psikologi Gestalt dalam
Pendidikan Anak Usia Dini”.

Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dewi Khurun
Aini, M.A selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini yang
telah memberikan banyak bantuan, arahan, dan petunjuk yang sangat jelas
sehingga mempermudah kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Demikian pula kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
segenap pembaca. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan sebagai
masukan dan perbaikan pada makalah selanjutnya. Maka dari itu, kami ucapkan
terima kasih.

Semarang, 01 Mei 2023

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Sejarah dan Pengertian Teori Psikologi Gestalt ........................................... 3
B. Konsep dalam Teori Psikologi Gestalt......................................................... 4
C. Prinsip Belajar Pada Peserta Didik Menurut Psikologi Gestalt ................... 4
D. Implikasi Psikologi Gestalt dalam Proses Pembelajaran pada PAUD ......... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 6
A. Kesimpulan .................................................................................................. 6
B. Saran ............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gestalt sendiri merupakan sebuah teori yang menjelaskan terkait proses
persepsi dengan melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang
memiliki hubungan atau pola kemiripan yang menjadi satu kesatuan
(Abdurrahman, 2015). Menilik nama teori ini dan psikologi yang
mendasarinya yaitu psikologi Gestalt, maka jelaslah bahwa pendapat teori ini
berbeda dengan pendapat teori lainnya. Para ahli psikologi Gestalt
berpandangan bahwa “manusia tidak hanya sekedar menjadi individu reaksi
yang hanya melakukan jika ada pengaruh rangsangan, tetapi manusia
bereaksi atau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya melalui cara yang
unik dengan kepribadiannya”. Pada intinya belajar menurut Gestalt adalah
keseluruhan yang berasal dari pengalaman dan pengingatan kembali
pengalaman yang diperoleh. Sehingga antara individu satu dengan yang lain
pastinya tidak ada yang benar-benar memiliki pengalaman identik atau benar-
benar sama. Sejalan dengan filsafat fenomenologi, psikologi Gestalt ini
memandang suatu pengalaman yang harus dilihat bersifat netral. Di dalamnya
terdapat dua unsur, yakni unsur objek dan unsur arti, dimana objek adalah
suatu yang mampu dideskripsikan, saat kemudian telah tertangkap oleh
indera akan menjadi sebuah informasi sekaligus dapat memberikan arti
terhadap objek tersebut. Tiga para ahli yang membangun teori Gestalt
diantaranya WolfgangKohler (1887 – 1967), Max Wertheimer (1880 – 1943),
dan Kurt Koffka (1886 – 1941), dengan masing-masing eksperimen yang
berbeda-beda. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis ingin
menjelaskan lebih lanjut mengenai “Pengaruh Psikologi Gestalt dalam
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, rumusan masalah yang akan
diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah dan pengertian teori psikologi Gestalt?
2. Apa saja konsep dalam teori psikologi Gestalt?
3. Bagaimana prinsip belajar pada peserta didik menurut psikologi
Gestalt?
4. Bagaimana implikasi psikologi Gestalt dalam proses pembelajaran
pada PAUD?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, tujuan
yang akan didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Untuk memahami bagaimana sejarah dan pengertian dari teori
psikologi Gestalt.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dalam teori psikologi Gestalt.
3. Untuk mengetahui prinsip belajar pada peserta didik menurut
psikologi Gestalt.
4. Untuk memahami terkait implikasi psikologi Gestalt dalam proses
pembelajaran pada PAUD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pengertian Teori Psikologi Gestalt


Teori psikologi Gestalt termasuk sebagai teori belajar, teori ini
dikembangkan oleh ahli Max Wertheimer dimana ia bekerja sama dengan
kedua rekannya yaitu Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler. Psikologi Gestalt
awalnya muncul terkait dengan masalah persepsi. Pada awal abad ke-20 para
ahli tersebut mendirikan studi mengenai bentuk-bentuk persepsi atau disebut
juga Gestalt. Dalam bahasa Jerman, Gestalt berarti 'bentuk' atau 'konfigurasi'.
Tujuan psikologi Gestalt adalah untuk menjelaskan struktur persepsi, bahwa
sistem visual manusia mampu menggabungkan dan mengkoordinasikan
berbagai elemen yang tersedia dalam ruang visual, dan secara otomatis
menarik kesimpulan dari makna-makna yang terbentuk (Grondin, 2016).

Psikologi Gestalt didasarkan pada gagasan bahwa segala sesuatu yang


kita lihat memiliki bentuk. Berdasarkan psikologi Gestalt, bentuk yang
dideteksi oleh sistem visual dan dunia yang dipersepsikan bukanlah
sembarang bentuk, melainkan bentuk yang paling sederhana. Bagi Gestaltist,
perkembangan adalah proses diferensiasi. Dalam proses pembedaan ini, yang
utama adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder,
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada
terlebih dahulu baru kemudian bagian-bagian itu mengikuti (Novalita, 2015).
Misalnya, ketika kita bertemu dengan seorang teman, dari kejauhan yang
pertama kali kita lihat bukanlah baju barunya atau pulpennya yang bagus,
atau dahinya yang terluka, melainkan teman kita secara keseluruhan seperti
yang diungkapkan oleh Gestalt. Meskipun pada awalnya psikologi Gestalt
hanya terfokus pada sebuah fenomena yang terlihat, namun akhirnya terfokus
pada fenomena yang lebih umum yaitu hakikat belajar dan memecahkan
masalah (Abdurrahman, 2015).

3
B. Konsep dalam Teori Psikologi Gestalt
Menurut Ekawati (2019) Teori Psikologi Gestalt ini secara konsep
umum memiliki pandangan bahwa keberadaan bagian-bagian atau unsur-
unsur tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sehingga dilihat sebagai
keseluruhan). Beberapa konsep yang digunakan dalam teori psikologi
Gestalt, di antaranya sebagai berikut (Abdullah, 2016):

1. Teori Medan,
Menurut psikologi Gestalt, fokusnya selalu pada keseluruhan
atau totalitas daripada bagian-bagiannya.
2. Nature versus Nurture,
Teori Gestalt memandang bahwa otak bukanlah penerima pasif.
Otak bereaksi terhadap informasi sensorik yang masuk dan otak
membuat pengaturan yang membuat informasi tersebut lebih
bermakna. Ini bukanlah fungsi yang dipelajari, ini adalah "sifat"
otak untuk mengatur dan memberi makna pada informasi
sensorik.
3. Hukum Pragnanz,
Sebuah keadaan yang dikatakan seimbang. Keadaan seimbang
(Pragnanz) cenderung membentuk suatu totalitas atau
keseluruhan (Gestalt). Misalnya, jika seseorang melihat garis
lengkung yang hampir membentuk lingkaran menyisakan celah
kecil, orang tersebut akan cenderung mengisi celah tersebut
secara perseptual (dalam persepsinya) dan menanggapi gambar
tersebut seolah-olah gambar tersebut adalah lingkaran penuh.

C. Prinsip Belajar Pada Peserta Didik Menurut Psikologi Gestalt


Belajar menurut gestaltist adalah sebuah fenomena kognitif. Seseorang
mulai melihat solusi setelah memikirkan masalahnya. Ketika solusi muncul
seseorang mendapatkan wawasan (insight) tentang pemecahan masalah
(Abdullah, 2016). Teori psikologi Gestalt sangat berpengaruh terhadap

4
interpretasi pembelajaran. Oemar Hamalik menyebutkan beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

a. Perilaku terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan


lingkungannya
b. Mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi
problematis.
c. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya
bermakna dalam keseluruhan itu.

D. Implikasi Psikologi Gestalt dalam Proses Pembelajaran pada PAUD


Teori Gestalt dapat diimplementasikan dalam pembelajaran, diantaranya
(Abdurrahman, 2015):

1. Pengalaman tilikan (insight), dalam proses pembelajaran,


hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu
obyek atau peristiwa.
2. Meaningful learning (pembelajaran bermakna), kebermaknaan
unsur-unsur yang terkait akan mendukung pembentukan
wawasan dalam proses pembelajaran. Semakin jelas makna
hubungan suatu unsur, maka semakin efektif sesuatu yang
dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, terutama dalam mengidentifikasi masalah dan
mengembangkan solusi alternatif. Hal-hal yang dipelajari siswa
harus memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses
kehidupannya.
3. Pusposive behavior (Perilaku bertujuan), proses pembelajaran
akan berjalan efektif jika siswa mengetahui tujuan yang ingin
dicapainya. Oleh karena itu, guru harus menyadari tujuan
sebagai arah kegiatan mengajar dan membantu siswa memahami
tujuan mereka.
4. Life Space (Prinsip ruang hidup), bahwa perilaku individu
memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh
karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan
peserta didik.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi Gestalt didasarkan pada gagasan bahwa segala sesuatu yang
kita lihat memiliki bentuk. Tujuan psikologi Gestalt adalah untuk
menjelaskan struktur persepsi, bahwa sistem visual manusia mampu
menggabungkan dan mengkoordinasikan berbagai elemen yang tersedia
dalam ruang visual, dan secara otomatis menarik kesimpulan dari makna-
makna yang terbentuk. Meskipun pada awalnya psikologi Gestalt hanya
terfokus pada sebuah fenomena yang terlihat, namun akhirnya terfokus pada
fenomena yang lebih umum yaitu hakikat belajar dan memecahkan masalah.
Pada intinya belajar menurut Gestalt adalah keseluruhan yang berasal dari
pengalaman dan pengingatan kembali pengalaman yang diperoleh. Sehingga
antara individu satu dengan yang lain pastinya tidak ada yang benar-benar
memiliki pengalaman identik atau benar-benar sama.

B. Saran
Penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran, hal ini berguna untuk
perbaikan selanjutnya dalam menyusun makalah. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, “tak ada gading yang tak retak, maka
tidak ada kesempurnaan dalam sebuah karya”. Semoga penulis dan pembaca
memperoleh wawasan secara komprehensif mengenai topik yang dibahas
pada makalah ini tentang pengaruh psikologi Gestalt dalam pendidikan anak
usia dini, tidak hanya sekedar mengetahui namun diharapkan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2016). Aplikasi teori Gestalt dalam mewujudkan pembelajaran


bermakna (meaningful learning). Jurnal Edukasi, 2(2), 117-124.

Abdurrahman, A. (2015). Teori belajar aliran psikologi Gestalt serta implikasinya


dalam proses belajar dan pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai
Bimbingan dan Konseling Islami, 1(2), 14-21.

Ekawati, M. (2019). Teori belajar menurut aliran psikologi kognitif serta


implikasinya dalam proses belajar dan pembelajaran. E-TECH: jurnal
ilmiah teknologi pendidikan, 7(2), 1-12.

Grondin, S. (2016). Psychology of perception. Springer.

Novalita, R. (2015). Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Gestalt Serta


Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran. Lentera: Jurnal Ilmiah Sains
dan Teknologi, 146880.

Anda mungkin juga menyukai