Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegitan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan maksud memperoleh pengetahuan serta
untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kegiatan
belajar dapat dilakukan dimana saja misalkan di perpustakaan, museum,
sekolah maupun tempat rekreasi.
Kegiatan belajar harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-
prinsip belajar agar bisa mencapai tujuan dari kegitan belajar tersebut.
Teori belajar membahas dan menjelaskan bagaimana individu belajar
dengan maksud memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
dari suatu proses pembelajaran. Teori-teori belajar dapat digunakan
sebagai landasan untuk menciptakan suatu proses atau kegiatan
pembeljaran yang ingin dicapai oleh seorang guru khususnya dan oleh
masyarakat luas pada umumnya.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup
bidang psikologi atau bagaimana juga membicarakan masalah belajar ialah
membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa beberapa ranah
yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif,
ranah efektif dan ranah psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana belajar dalam pandangan teori Gestalt?
2. Bagaimana belajar dalam pandangan teori Medan?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian teori belajar Gestalt
2. Memahami pengertian teori belajar Medan

BAB II
PEMBAHASAN

1
TEORI GESTALT
A. Pengertian dan Tokoh-tokoh Teori Gestalt
Kata Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan
makna sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Inti dari balajar menurut Gestalt
bahwa objek atau peristiwa tertentu dipandang sebagai suatu keseluruhan
yang terorganisir.1
Orang yang dipandang menjadi perintis langsung psikologi Gestalt
adalah Chr. Von Ehrenfels, dengan karyanya Uber Gestaltqualitatio (1890).
Orang yang benar-benar dipandang sebagai pendiri Teori Gestalt :
1. Max Wertheimer (1880-1943
Max Wertheimer dilahirkan di Prague pada tanggal 15 April 1880
dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York.
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran
psikologi Gestalt. Konsep pentingnya: Phi Phenomenom, yaitu
bergerakny objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis
setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian
memungkinkan manusia melakukan interpretasi.
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia
melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama,
stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk
dapat melihat ke dalam kotak itu.
Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum
Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigatio of Gestalt Theory”.
Hukum-hukum itu antara lain:
a. Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
b. Hukum Ketertutupan (Law of Clousure)
c. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)
2. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Wolfgang Kohler lahir di Reval, Estonia pada 21 Januari 1887. Di
pulau Tenerife yang berlokasi di pulau Canary. Ia mempelajari peilaku

1
http://journal.staincurup.ac.id>Teori kognitif dan implikasinya dalam belajar.

2
kera dan ayam. Hasil investigasinya kemudian diterbitkan dalam sebuah
bukunya yang penting, The Mentality of Apes (1924), yang memuat
tentang eksperimennya mengenai kera dan ayam untuk mengetes
berbagai masalah yang berkaitan dengan belajar.
Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah
maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif, dan ini akan
berlangsung sampai masalah ini terpecahkan. Dalam eksperimennya
Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organisme-dalam hal ini
simpase-dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan
pengertian atau dengan insight.
3. Kurt Koffka (1886-1941)
Kurf Koffka lahir di Berlin pada 18 Maret 1886. Ia studi di Berlin
juga dan mencapai Ph.D dalam bidang Psikologi tahun 1909.
Sumbangan Koffka pada psikologi adalah penyajian yang sistematis
dan pengalaman dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangklaian gejala
psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, samapai pada psikologi
belajar dan psikologi sosial.
Teori Koffka tentang belajar antara lain:
a. Jejak ingatan (memori trace) adalah suatu pengalaman yang
membekas di otak.
b. Perjalanan waktu berpengaruh terhapad jejak ingatan.
c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.2

B. Teori yang Dirumuskan


Menurut aliran Gestalt ada satu hukum pokok, yaitu hukum Pragnanz,
dan empat hukum tambahan (subsider) yaitu hukum kesamaan, hukum
kedekatan, dan hokum ketertutupan.
1. Hukum Pragnanz
2
https://www:researchgate.net>328981260-Teiri Belajar menurut aliran psikologi Gestalt serta
implikasinya dalam proses belajar dan pembelajaran.

3
Yaitu suatu prinsip yang menyatakan kecenderungan terhadap apapun
yang dipandang untuk menerima kemungkinan kondisi yang lebih baik.
2. Hukum Kesamaan
Dalam melakukan pengamatan, maka obyek-obyek yang memiliki
kemiripan satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu
kelompok atau suatu totalitas.
3. Hukum Kedekatan
Dalam mengamati,obyek-obyek yang berdekatan satu sama lain akan
Nampak sebagai satu unit persepsi. Dengan demikian hal-hal yang
saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai
suatu totalitas.
4. Hukum Ketertutupan
Menyatakan bahwa kita mempunyai tendensi untuk melengkapi atau
mengisi pengalaman-pengalaman yang tidak lengkap, agar menjadi
lebih berarti atau hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk
kesan totalitas tersendiri.3

C. Pandangan Gestalt Tentang Belajar dalam Mendapatkan Pencerahan


(Insight).
Insight adalah didapatnya pemecahan problem, dimengertinya
persoalan, inilah inti belajar. Jadi yang terpentingbukanlah mengulang-ulang
hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight.
Hilgard (1948: 190-195) memberikan enam macam sifat khas belajar
dengan insight itu, sebagai berikut:
1. Insight itu tergantung kepada kemamouan dasar
2. Insight itu tergantung pengalamanmasa lampau yang relevan
3. Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental
4. Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba
5. Belajar dengan insight itu dapat diulang

3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 1984), 276-277

4
6. Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru4

D. Prinsip-prinsip Belajar menurut Teori Gestalt


Ada beberapa prinsip dalam belajar menurut teori Gestaltm yaitu:
1. Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pemahaman atau insight
2. Belajar dimulai dari keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi
permulaan, baru menuju ke bagian-bagian. Keseluran memberikan
makna kepada bagian-bagian
3. Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan. Mula-mula anak melihat
sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihatdalam hubungan
fungsional dengan keseluruhan. Tetapi lambat laun ia mengadakan
deferensiasi bagian-bagian itu dari keseluruhan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil
4. Individu belajar dengan menggunakan pemahaman atau insight.
Memahami sesuatu dapat dilakukan dengan melihat hubungan-
hubungan antara bebagai factor atau unsur dalam situasi yang
problematika, dan kemampuanmenghubungkan pengetahuan yang baru
dengan pengatahuan yang sebelumnya.5

E. Penerapan Teori Gestalt


1. Dalam Proses Pembelajaran
Akhmad Sudrajat menguraikan beberapa Aplikasi Teori Gestalt
dalam Proses Pembelajarn antara lain :

4
Ibid, 277-279
5
https://journal.staincurup.ac.id>Teori kognotif dan implikasinya dalam belajar.

5
a) Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan
yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran,
hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan, yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam sustu obyek
atau peristiwa.
b) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);
kebermaknaan unsur-unsr yang terkait akan menunjang
pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu unsur akan makin efektif suatu yang
dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan
alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipeljari peserta didik
memiliki makna yang jelas dan logis dalam proses kehidupannya.
c) Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah
pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi pada akibat hungan
stimulasi-respon, tetapi ada keterkaitannya tujuan yang ingin
dicapai. Proses pembelajaran akn berjalan secara efektif jika
peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu
guru hendaknya menyadi tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran
dan membantu peserta didik dalam memahami tujuan.
d) Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan
peserta didik.
e) Transfer dalam belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan
Gestalt, transfer belajar terjadi dengan melepaskan pengartian
obyek dari suatu kofigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata susunan
yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-
prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian
menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer

6
belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-
prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu
peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi
yang diajarkannya.
2. Dalam bidang kurikulum
Dalam tingkatan yang rendah, disusun kurikulum dari suatu
kesatuan yang utuh.
Disini diajarkan yang pokok-pokok secara garis besar. Di tingkat
yang lebih tinggi, kesatuan ini diberikan lagi, tetapi dibahas lebih
mengarah ke bagian-bagian lebih mendalam.
Sedangkan ditingkat yang lebih tinggi lagi, kesatuan tersebut tetap
digunakan, tetapi dibahas menjadi kesatuan-kesatuan yang lebih
mendalam lagi.
3. Dalam bidang didaktik metodik
Dalam bidang didaktik metodik,khususnya mengenai metode
mengajar membaca, menulis.
Di Indonesia khususnya, metode mengajar membaca menulis
dengan metode mengeja ini masih ada guru yang melakukan, meskipun
secara resmi pemerintah telah mengganti dengan metode global (secara
resmi digunakan istilah metode S.A.S = Struktural Analitis Sintesis)
4. Dalam metode mengajar
Guru harus pandai mengatur strategi (membuat siasat) bagaimana
cara mengajar untuk menimbulkan pemahaman (insight) oleh murid
sendiri tanpa murid merasa digurui secara langsung.
Metode ini dikenal dengan metode problem solving (pemecahan
masalah).
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Gestalt
Kelebihan dalam teori belajar ini adalah dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah juga

7
meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena peserta didik
dikondisikan untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan atau pengalaman dirinya, menimbulkan ketertarikan
tersendiri.
Kekurangan dari teori belajar ini ialah membutuhkan biaya banyak
karena dibutuhkan banyak fasilitas pendukung, serta keberhasilan
belajar tidak dapat dilihat dari peserta didik saj tapi harus dilihat secara
keseluruhan.6

TEORI MEDAN
A. Pengertian dan Sejarah Teori Medan
Maksud dari teori medan adalah bahwa manusia sebagai pribadi yang
berada dalam lingkungan psikologi, dengan ruang hidup yang disebut
topologi. Fokusnya adalah saling hubungan antara segala sesuatu di dalam

6
https://www.slideshare.net>nftama 77

8
jiwa manusia, hubungan antara bagian dengan bagian dan antara antara
bagian dengan keseluruhan.
Teori medan dikemukakan oleh Kurt Lewin (1890-1947) yang disebut
sebagai Bapak Psikologi Sosial. Berawal dari belajar ilmu fisika dan kimia
maka terbentuklah teori medan.

B. Penggunaan Teori Medan Dalam Belajar


1. Belajar sebagai perubahan dalam sruktur kognitif
Apabila seseorang belajar, maka dia akan tambah pengetahuannya.
Artinya tahu lebih banyak dari sebelumnya belajar. Ini berarti ruang
hidupnya menjadi lebih terdiferensiasikan, lebih banyak subregion yang
dimilikinya, yang dihubungkan oleh jalur-jalur tertentu. Dengan kata
lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling
berhubungan antara fakta-fakta itu.
Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat terjadi
karena ulangan; situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum
strukturnya berubah. Akan tetapi yang penting bukanlahbahwa ulangan
itu terjadi, melainkan ialah struktur kognitif itu berubah. Dengan
pengaturan masalah (problem) yang lebih baik struktur itu mungkin
dapat berubah dengan ulangan yang lebih sedikit. Hal ini terbukti dalam
eksperimen mengenai insight. Terlalu banyak ulangan tidak menambah
belajar; sebaliknya ulangan itu mungkin menyebabkan kejenuhan
psikologis (psychological satiation) yang dapat membawa disorganisasi
(kekacauan) dan dediferensiaso (kekaburan) dalam struktur kognitif.

2. Hadiah dan hukuman menurut interpretasi Kurl Lewin


Ahli-ahli yang mengikuti/menerima law of effect dan law of
reinforcement sering kali menganalisis sampai mengungsur lingkungan
atau keadaan yang mendorong pelajar untuk mendekati hadiah dan
menjauhi hukuman. Kurl Lewin menggambarkan situasi yang

9
mengandung hadiah atau hukuman itu sebagai situasi yang
mengandung konflik.
3. Masalah berhasil dan gagal
Kurl Lewin setuju penggunaan istilah sukses dan gagal daripada
hadiah dan hukuman. Apabila tujuan-tujuan yang akan dicapai itu
adalah intrinsic, maka kita lebih tepat berbicara tentang tujuan itu
berhasil atau gagal untuk dicapai daripada kita berbicara tujuan itu
mengandung hadiah atau hukuman.
Secara psikologis memang yang penting adalah bagaimana yang
dialami oleh individu di dalam menghadapi suatu problem. Suatu
pengalaman sukses haruslah dimengerti sesuai dengan apa yang akan
dicoba untuk dikerjakan atau dicapai oleh pribadi.
4. Sukses membawa mobilisasi cadangan
Kurl Lewin menganggap bahwa dinamika kepribadian itu
dikarenakan oleh adanya energi dari dalam diri orang, yang disebut
energi psikis. Energi psikis inilah yang dipergunakannya untuk
bermacam-macam aktivitas. Dalam kehidupan sehari-hari hanya
sebagia saja dari energi osikis yang digunakan, dan sisanya tersimpan
sebagai energi cadangan. Apabila ia mendapat pengalaman sukses,
maka akan terjadi semacam mobilisasi energi cadangan, sehingga
kemampuan individu untuk memecahkan problem bertambah
meningkat. Karena itu sangat dianjurkan untuk memberikan sebanyak
mungkin kesempatan kepada para peserta didik kita, supaya mereka
mendapatkan pengalaman sukses.7
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Teori kognitivisme mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar Gestalt.
Tokoh-tokoh teori Gestalt antara lain:

7
Sumadi Suryabrata,Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,1984),282-288

10
1. Max Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan
problem solving.
2. Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang insight pada
simpase.
3. Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang
hukum-hukum pengamatan.
Kelompok pemikiran ini sependapat bahwa pengalaman manusia
memiliki kekeayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebih dari
pada bagian-bagiannya. Memberikan prinsip-prinsip belajar yang penting
yaitu :
1. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan tidak
hanya secara intelektual, tetapi secara fisik, emosional, sosial, dan
sebagainya.
2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai
dewasa. Lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan secara diferensiasi yang lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh
insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar motivasi
memberi dorongan yang mengerakkan seluruh organisme.
7. Belajar akan berhasil jika ada tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif, bukan ibarat
suatu bejana yang diisi.
9. Belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa
behavioral yang bersifat jasmani meskipun hal-hal yang bersifat
behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar
siswa.
Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses interval
mental manusia. Tingkah laku manusia yang tampak, tidak dapat diukur

11
dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental seperti: motivasi
kesenjangan, keyakinan dan sebagainya.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang teori Gestalt, kami
menyarankan kepada teman-teman yang ingin mengetahui lebih dalam lagi
tentang Gestalt tersebut untuk mencari referensi melalui berbagai media
yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.staincurup.ac.id>Teori kognitif dan implikasinya dalam belajar,


https://www:researchgate.net>328981260-Teori belajar menurut aliran psikologi
Gestalt serta implikasinya dalam proses belajar dan pembelajaran,
Sutyabrata, Sumadi.1984.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT RajagrafindoPersada

12
https://www.slideshare.net>nftama

13

Anda mungkin juga menyukai