Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

prinsip-prinsip Gestalt dalam konteks


kehidupan sosial
Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Psikologi Umum


Dosen : Ibk Gumi Langerya Rizal, S.Psi., M.Psi.

Disusun oleh: Fajri Rahman (Nim: 22011295)


Idham Husni (Nim: 22011169)

Fakultas Psikologi dan Kesehatan Jurusan Psikologi


Universitas Negeri Padang
2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil’alamiin puji syukur kami haturkan pada Allah swt. atas
selesainya makalah ini. Karena tanpa Ridho-Nya mustahil penulis bisa
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibuk Gumi Langerya Rizal,
S.Psi., M.Psi yang telah membimbing dan mengajarkan mata kuliah Psikologi
Umum serta pihak-pihak yang terlibat sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Kendati demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
kami mohonkan kepada pembaca untuk kritik dan sarannya agar kedepannya kami
bisa lebih baik lagi.
Semoga ini menjadi washilah bagi kami untuk meraih Ridho-Nya dan bagi
pembaca bisa jadi jembatan ilmu pengetahuan.

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Karakteristik dari Psikologi Gestalt.......................................................2
B. Tokoh-Tokoh Kunci Psikologi Gestalt..................................................2
C. Penerus Psikologi Gestalt.......................................................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................................6


A. Kesimpulan.................................................................................................6
B. Saran............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Max Wertheimer (1880-1943) adalah seseorang yang dianggap sebagai pendiri
teori psikologi Gestalt, Tetapi ia bekerjasama dengan dua orang temannya. Kata Gestalt
sesungguhnya telah ada sebelum Wertheimer dan kawan-kawan menggunakannya
sebagai nama. Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran Psikologi yang mempelajari
suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam teori Psikologi
Gestalt disebut sebagai fenomena (gejala).

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimanakah karakteristik dari Psikologi Gestalt?
B. Siapa saja tokoh kunci Psikologi Gestalt?
C. Siapa penerus Psikologi Gestalt?

BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Karakteristik dari Psikologi Gestalt
Teori Gestalt mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu,
1. Mempunyai hokum keterdekatan, hokum ketertutupan dan hokum kesamaan.
Hukum menurut Wertheimer tahun 1923, dalam bukunya “investigation of gestalt
theory”:
1) Hukum keterdekatan (Law of Proximity)
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap
sebagai suatu totalitas.

2) Hukum ketertutupan (Law of Closure)


Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas sendiri.

3) Hukum kesamaan (Law of Equivalence)


Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu
kelompok atau suatu totalitas.
2. Proses pembelajaran secara terus-menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta
didik.
3. Adanya pemahaman belajar insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian di dalam situasi permasalahan.

B. Tokoh-Tokoh Kunci Psikologi Gestalt


Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun
kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Menurut
gestalt, belajar adalah gejala kognitif pada organisme untuk mendapatkan penyelesaian
problema yang dihadapi. Teori ini dikembangkan oleh tiga orang, Max Wertheimer, Kurt
Koffka, dan Wolfgang Köhler.
1. Max Wertheimer (1880-1943)
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt.
Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Wertheimer dianggap
sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat
yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk
dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu
melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian,
dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara

2
terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke
melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis
tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923,
Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul
“Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :
1. Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
2. Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
3. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)
2. Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Sumbangan Koffka kepada psikologi
adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam
rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi
belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan
bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka
tentang belajar antara lain:
1. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.
Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip
Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa
dengan jejak-jejak ingatan tadi.
2. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak
dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak
tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih
baik dalam ingatan.
3. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Menurut Kohler apabila
organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi
ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut
terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif,
hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Eksperimennya adalah
seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam

3
sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat
untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak
membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk
mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun
kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai
pisang itu. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organisme
(dalam hal ini simpanse) dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan
pengertian atau dengan insight.

C. Penerus Psikologi Gestalt


1. Wolfgang Metzger (1899-1979) Metzger di lahirkan di Helderber Jerman pada
tanggal 22 Juli 1899 dan meninggal pada tanggal 20 Desember 1979. Ia merupakan tokoh
psikologi Gestalt yang sangat penting di Jerman, terutama setelah migrasinya dari
Wertheimer ke Amerika Serikat. Perhatian Metzger bukan saja pada tema-tema yang
berhubungan dengan persepsi, tapi juga mengenai penglihatan, ingatan, kehendak,
kepribadian, hubungan social, psikologi pendidikan dan perkembangan (Heckausan,
1983) Metzger dikenal dengan eksperimennya mengenai Ganzfeld effect yaitu deprivasi
persepsi yang muncul akibat terpapar pada stimulus homogeny dan tidak terstruktur.

Dalam bukunya yang berjudul Laws of Seeing, Metzger menjelaskan panjang lebar
bahwa melihat itu tidak hanya di tentukan oleh hukum fisiologis. Menurut Metzger, objek
yang kita lihat bukanlah objek apa adanya, tapi objek yang sudah di kontruksikan oleh
otak kita dengan menggunakan hukum Gestalt.

2. Kurt Lewin (1890-1947) Lewin dilahirkan di Mogilno Jerman pada tahun 1890.
Lewin tertarik dengan bahasan mengenai motivasi, kepribadian, psikologi social,
dinamika kelompok, resolusi konfliks, dan perilaku organisasi. 

a. Teori Medan Lewin terkenal dengan teori medan. Menurut Lewin, setiap orang
memiliki life space-nya masing-masing. Life space ini terdiri dari berbagai
macam hal yang mungkin mempengaruhi manusia pada suatu saat tertentu Life
space bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi bersifat dinamis bias berubah dari
suatu waktu ke waktu.
b. Motivasi Lewin pun memiliki pandangan bahwa keseimbangan psikologis
merupakan hal yang penting. Jadi, motivasi itu bersumber dari kebutuhan biologis
dan psikologis yang tidak terpenuhi yang menyebabkan ketegangan. Jika
kebutuhan tersebut terpenuhi, maka ketidakseimbangan yang menyebabkan
ketegangan itu otomatis tidak terjadi.

4
BAB III
SIMPULAN

5
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Diantaranya:
1. Teori Gestalt memiliki karakteristik di antaranya mempunyai Hukum
keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan, proses pembelajaran
secara terus–menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta didik, dan adanya
pemahaman belajar Insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar
bagian di dalam situasi permasalahan.
2. Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu
gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Teori ini dikembangkan oleh tiga
ahli, yaitu Max Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Köhler.
3. Dan adapun penerus dari Teori Psikologi Gestalt ini adalah Wolfgang Metzger
dan kurt lewin.
B. Saran
Beberapa saran yang penulis dapat berikan kepada para pembaca antara lain :
1. Hendaknya kita bersikap bijaksana dalam mempelajari suatu teori pendidikan.
2. Trial and error adalah suatu keniscayaan dalam pembelajaran. Hendaknya kita
bisa bijaksana dalam menyikapinya.
3. Setiap peserta didik memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, pendidik haruslah memahami dan mengimplementasikan kompetensi
pedagogis dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

 Rahman, agus abdul 2018. Buku Sejarah Psikologi dari Klasik hingga Modern

6
https://berbagiilmuyangterkecil.blogspot.com/2016/10/makalah-psikologi-gestalt.html?m=1
https://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/gestalt
https://id.wikipedia.org/wiki/gestalt

Anda mungkin juga menyukai