3. Wolfgang (1887-1967)
Wolfgang Kohler (1887–1967) adalah salah satu pelopor dari Teori Gestalt. Dia
adalah seorang psikolog Jerman yang membuat kontribusi besar terhadap teori
psikologi dan membantu mengembangkan dan memperluas pendekatan Gestalt,
juga menulis buku yang sangat penting, yaitu The Mentality of Apes (1917), dan
menjadi terkenal karena hasil penelitiannya tentang perilaku primata. Kohler
memulai studinya di Universitas Berlin pada tahun 1906, di mana ia mulai
mengembangkan teorinya tentang Gestalt. Ia menyelidiki aspek psikologis yang
terkait dengan persepsi dan pembelajaran manusia. Ia juga menyelidiki bagaimana
manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka dan bagaimana mereka
menggunakan pikiran mereka untuk memahami dunia, menekankan konsep bahwa
perilaku manusia berasal dari konsep-konsep yang lebih besar atau gestalts
(keutuhan). Dalam kerjanya, Kohler menyatakan pentingnya melihat psikologi
sebagai satu kesatuan, daripada menguraikannya ke dalam komponen yang lebih
kecil, bahwa individu dapat memahami dunia mereka melalui struktur dan pola yang
terkait dengan persepsi, pembelajaran, dan konsep yang lebih tinggi. Aktivitas
mental tidak harus dikontrol oleh proses mekanistik, melainkan dapat berkembang
melalui proses kreatif. Ia dikenal karena pemikirannya tentang pembelajaran dan
pemecahan masalah, yang membantu untuk membentuk teori Psikologi Gestalt. Dia
juga menjadi guru bagi generasi psikolog yang akan datang, termasuk Max
Wertheimer, Kurt Koffka, dan Kurt Lewin. Kohler meninggal pada tahun 1967, tetapi
pemikirannya masih dianggap sebagai salah satu pemikiran utama dalam Psikologi
Gestalt. Ia telah membantu membentuk bagaimana orang memahami konsep-
konsep seperti pembelajaran, persepsi, dan kognisi serta bagaimana mereka
menggunakan pikiran mereka untuk memahami dunia.
4. Kurt Lewin
Kurt Lewin adalah seorang tokoh pelopor pada bidang psikologi sosial. Dia lahir di
Prusia Barat (kini Jerman) pada tahun 1890 dan meninggal pada tahun 1947. Lewin
terkenal karena pemikirannya tentang konsep siklus perubahan, yang menekankan
pentingnya mengerti proses yang mendasari perilaku sosial. Dia juga dikenal sebagai
salah satu pendiri psikologi sosial modern, melalui studinya tentang dinamika
kelompok. Lewin menyatakan bahwa manusia ditentukan oleh lingkungannya dan
mempelajari bagaimana orang-orang berinteraksi dengan lingkungannya untuk
mencapai tujuannya. Dia juga menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
tiga komponen utama: situasi yang ada, kekuatan yang ada, dan aksi yang diambil.
Lewin menyatakan bahwa untuk mengubah perilaku, maka orang harus mengubah
situasi dan kekuatan yang ada. Konsep siklus perubahan yang dikemukakan Lewin
menekankan pentingnya mengerti proses yang mendasari perubahan perilaku.
Untuk mengubah perilaku, maka orang harus mengidentifikasi dan mengubah situasi
dan kekuatan yang ada. Lewin menyebut proses ini sebagai “siklus perubahan”.
Lewin menyatakan bahwa orang dapat mengubah situasi dan kekuatan yang ada
dengan mengambil aksi yang tepat. Ini dapat menyebabkan perubahan perilaku yang
berkelanjutan. Lewin juga menyebut teori ini sebagai teori kelompok, yang
menekankan pentingnya mengerti proses yang mengatur interaksi antar anggota
kelompok. Lewin menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan kelompok, maka
anggota-anggotanya harus mengerti cara kerja kelompok dan memiliki pemahaman
yang komprehensif tentang proses yang mengatur interaksi antara anggotanya.
Karya-karya Lewin telah mempengaruhi berbagai bidang, termasuk psikologi,
manajemen, organisasi, dan banyak lagi. Konsep siklus perubahannya telah
digunakan dalam berbagai bidang untuk menjelaskan proses yang mendasari
perubahan perilaku dan dinamika kelompok. Tokoh pelopor ini telah mendefinisikan
cara pandang baru tentang bagaimana orang berinteraksi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Lewin mengembangkan konsep siklus perubahan dalam teori
kelompok. Ia menyarankan bahwa perubahan perilaku dalam kelompok berdasarkan
tiga faktor: konflik, kohesi, dan konformitas. Konflik mengacu pada hambatan yang
mencegah kelompok untuk mencapai tujuannya. Kohesi adalah kemampuan
kelompok untuk tetap berada dalam satu arah untuk mencapai tujuan. Konformitas
adalah kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan standar
kelompok. Lewin berpendapat bahwa kelompok yang efektif adalah yang mampu
menyeimbangkan ketiga faktor ini. Lewin juga dikenal karena teori motivasi, yang
menyatakan bahwa orang diarahkan untuk bertindak berdasarkan kebutuhan. Ia
mengembangkan teori tiga komponen yang menjelaskan motivasi. Komponen utama
adalah motivasi intrinsik (motivasi yang berasal dari dalam diri) dan motivasi
ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar). Komponen lain adalah antar pribadi, yang
merujuk pada bagaimana orang bereaksi terhadap orang lain dalam kelompok.