Anda di halaman 1dari 4

PSIKOLOGI GESTALT

Max Wertheimer, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler, mempunyai pemikiran sama
atau searah, Ketiganya dididik dalam atmosfer intelektual yang menggairahkan pada awal
abad 20 di Jerman, Max Wertheimer (1880 – 1943) dapat dikatakan sebagai pendiri dari
Psikologi Gestalt, Wertheimer bekerja sama dengan dua orang temannya tersebut dalam
mendirikan Psikologi Gestalt.

Istilah Gestalt merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya
dalam bahasa-bahasa lain. Gestalt dapat diartikan sebagai penggambarkan konfigurasi atau
bentuk yang utuh, form, shape, bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas, dalam
bahasa Inggris pun dikemukakan istilah shape psychology, configurationism, whole
psychology, dan sebagainya, oleh karena keberagaman ini maka para ahli sepakat untuk
tetap menggunakan istilah gestalt.

Psikologi Gestalt didirikan di Jerman (1912), yang merupakan kelanjutan dari


pemberontakan terhadap program Wund, Bagian dari Psikologi yang menuai banyak
simpati saat itu, sedangkan di amerika Serikat, J.B Watson juga mengemukakan karyanya
yang berjudul “Psychology as The Behaviorist Views It” (1913). Kedua laliran ini
(Behaviorisme dan Gestalt) sering disebut sebagai aliran kotemporer yang mengkritik aliran
orthodox, tetapi ada perbedaan diantara keduanya aliran tersebut. Psikologi Gestalt masih
mengakui adanya unsur kesadaran dalam bentuk yang utuh (totalitas, tidak terbagi bagi
dalam elemen-elemen), Gestalt juga bermakna keseluruhan yang bersatu dalam kajian
Psikologis, namun Behaviorisme lebih menekankan tingkah laku dalam bentuknya yang
nyata sebagai data dalam psikologi.

Menurut Gestalt baik strukturalisme maupun Behavioris kedua-duanya melakukan


kesalahan, yaitu karena menggunkan reductionistic approach, keduanya mencoba membagi
pokok bahasan, menjadi elemen-elemen. Struktualisme mereduksi perilaku dan berfikir
sebagai elemen dasar, sedangkan behaviorisme mereduksi perilaku menjadi kebiasan
(habits), respon terkondisi atau secar umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-
respons. Dan Aliran Gestalt tidak setuju mengenai konsep reduksi ini.

Pandangan pokok teori Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu
merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu gestalt. Psikologi gestalt semula
memang muncul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di
statiun kereta api yang disebut sebagai phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut sinar
yang tidak bergerak dipersepsikan sebagai sinar yang bergerak. Dengan demikian maka
dalam persepsi tersebut ada peranaktif dalam diri perseptor. Ini berarti dalam diri individu
ketika mempersepsi sesuatu tidak hanya tergantung pada stimulus objektif saja, tetapi juga
ada aktivitas individu untuk menentukan hasil persepsinya.

Kecendrungan pengorganisasian universal ada pada prinsip-prinsip gestalt tentang


pengelompokan yang berpijak pada kecendrungan manusia untuk mengorganisasikan
stimuli yang terpisah menjadi pengelompokan yang berdasar pada proximity (kedekatan),
similarity (kemiripan), closure (ketertutupan), continuity (kesinambungan), dan symmetry
(simetris).

Menurut teori ini, jika stimulus mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda,
biasanya akan dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar
belakang. Daerah yang terlihat sebagai gambar merupakan objek yang menjadi pusat
perhatian, mereka dianggap lebih padat dibandingkan latar belakang, dan seolah-olah
berada didepan, hal ini terkadang menimbulkan ambiguitas.

Suatu Gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-bagiannya.
Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan mengakibatkan hilangnya Gestalt itu
sendiri. Sebagai contoh, ketika melihat sebuah persegi panjang maka hal ini dapat dipahami
dan dijelaskan sebagai persegi panjang berdasarkan keutuhannya atau keseluruhannya dan
identitas ini tidak bisa dijelaskan sebagai empat garis yang saling tegak lurus dan
berhubungan.
Perhatikan gambar – gambar dibawah ini:

Apa yang anda liat?, seperti itulah persepsi bekerja menurut Gestalt, ada yang
dianggap sebagai objek utama dan yang lainnya dianggap sebagai latar.

Salah satu eksperimen dari kaum Gestalt yang cukup terkenal adalah psikologi
belajar, yaitu eksperimen Kohler yang berkaitan dengan problem solving , dengan
menggunkan simpanse sebagai hewan coba. Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan
pada suatu masalah, maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif (cognitive
disequilibrium)dan ini akan berlansung samapai masalah tersebut terselesaikan. Maka
menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hali ini akan mendorong
organisme menuju arah keseimbangan (equilibrium).

Referensi:
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Psikologizone. 2010. Psikologi Gestalt. Diperoleh pada tanggal 23 September 2010.


http://www.psikologizone.com/psikologi-gestalt
Hutaurik. Nova, dkk. 2009. Makalah Psikologi Gestalt. Semarang Undip

Anda mungkin juga menyukai