Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI

PSIKOLOGI GESTALT

OLEH :

1. Anilsa Ayu Utami 46119120077


2. Farah Nurkhaliza 46120010011
3. Muhammad Osama 46120010014
4. Muhammad Rury Permana 46120010128

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JAKARTA

2020

1
2

DAFTAR ISI

BAB 1 (PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang Penulisan 3

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 4

BAB 2 (ISI)

2.1 Definisi 5

2.2 Pembahasan 6

2.3 Tokoh-Tokoh Psikologi Gestalt 9

2.4 Komparasi Psikologi Gestalt dengan Aliran Psikologi yang Lain 11

BAB 3 (PENUTUP)

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16
3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Mempelajari sejarah dan aliran psikologi merupakan sebuah


keharusan bagi mahasiswa psikologi. Sejarah perkembangan ilmu
psikologi yang pada awalnya tidak diakui sebagai ilmu pengetahuan harus
dipelajari oleh seluruh mahasiswa psikologi agar dapat memahami dan
menjelaskan kepada orang lain yang tertarik kepada ilmu psikologi.

Perkembangan aliran-aliran psikologi merupakan hal yang menarik


untuk dipelajari karena kemunculan beberapa alirannya merupakan kritik
atau perkembangan dari aliran-aliran yang lain. Mempelajari aliran-aliran
psikologi juga merupakan hal yang penting agar kita mampu memahami
psikologi dari seluruh perspektif dan mengaitkannya dengan isu-isu
psikologi masa kini.

Psikologi Gestalt yang merupakan salah satu aliran psikologi adalah


cikal-bakal dari aliran psikologi yang lain yaitu psikologi kognitif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang di maksud dengan aliran Psikologi Gestalt?


2. Bagaimana sejarah munculnya Aliran Psikologi Gestalt dan siapa saja
tokohnya?
3. Bagaimana metode Aliran Psikologi Gestalt dan komparasinya dengan
aliran yang lain?
4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


kelompok mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi.

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa psikologi yang mengikuti perkuliahan ini lebih memahami


definisi, sejarah, dan komparasi Psikologi Gestalt dengan aliran-aliran
psikologi yang lain.
2. Menambah wawasan terkait aliran Psikologi Gestalt.
3. Membantu mahasiswa mehamami perilaku manusia melalui perspektif
Psikologi Gestalt.
BAB 2

ISI

2.1 Definisi

Gestalt adalah istilah psikologi yang berarti “kesatuan”. Psikologi


Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu
gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, Data-data dalam psikologi
Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang
paling dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam suatu phenomena terdapat
dua unsur yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang dapat
dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi
suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek itu.

Dalam pengertian yang lain, Psikologi Gestalt merupakan aliran


psikologi yang membahas tentang proses-proses persepsi dengan fokus
perhatian pada tingkah laku mental dengan penekanan bahwa suatu
keseluruhan adalah lebih besar dari pada penjumlahan bagian-bagiannya
dan bukan bagian-bagian yang menentukan keseluruhan ( Sudarsono
(1993 : 92)).

Gestalt juga dapat diartikan sebagai sebuah teori yang


menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-
komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan
menjadi kesatuan.

Teori gestalt merupakan teori yang menentang teori


strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian
sensasi menjadi bagian-bagian kecil.Teori ini dibangun oleh tiga orang,
Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Kohler. Mereka menyimpulkan
bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari
lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

5
6

2.2 Pembahasan

1. Konsep Psikologi Gestalt

Dalam bahasa jerman, Gestalt berarti whole configuration atau


bentuk yang utuh, pola, kesatuan, dan keseluruhan. Artinya gestalt adalah
keseluruhan lebih berarti dari bagian- bagian. Perintis teori gestalt ini ialah
Chr.von Ehrenfels, dengan karyanya uber gestalt qualitation (1890). Para
pengikut-pengikut aliran psikologi gestalt mengemukakan konsepsi yang
berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang
mengikuti aliran-aliran lainnya seperti aliran asosiasi. Bagi para ahli
pengikut gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam
proses diferensiasi itu keseluruhan adalah primer, sedangkan yang
bagian– bagian adalah skunder. Bagian-bagian hanya mempunyai arti
sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lainnya. Keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul
oleh bagian-bagiannya. Contohnya, bila kita bertemu dengan seorang
teman, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya
yang baru atau pulpennya yang bagus atau dahinya yang terluka,
melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai gestalt, baru
kemudian menyusul disaksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti
bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka dan
sebagainya.

Aliran Gestalt (Gestalt Theory) ini dianggap pertama kali lahir di


Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer
(1880 – 1943), yang dianggap juga sebagai bapak pendiri Gestalt.

Sumbangan yang diberikan untuk Psiklogi Gestalt diantaranya,


Wolfgang Kohler (1887 – 1967) yang meneliti tentang “insight” pada
simpanse yaitu mengenai mentalitas simpanse (ape) di pulau Canary. Kurt
Koffka (1886 – 1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-
hukum pengamatan, dan Kurt Lewin (1890 – 1947) yang mengembangkan
suatu teori belajar (cognitif field) dengan menaruh perhatian kepada
kepribadian dan psikologi sosial.

Penelitian–penelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang


7

menekankan bahasan pada masalah konfigurasi, struktur, dan pemetaan


dalam pengalaman. Untuk mendukung teorinya, Wolfgang Kohler
melakukan eksperimen pada Simpanse. Eksperimen tersebut dilakukan di
Pulau Canary tahun 1913–1920 (Fudyartanto, 2002).

2. Prinsip-Prinsip Dasar Gestalt

a. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual


field. Setiap perceptual memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan
oleh manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan
persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang di
pelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang di bentuk.

b. Prinsip-prinsip pengorganisasian:

1) Principle of proximity

Organisasi berdasarkan kedekatan elemen. Prinsip ini merupakan


prinsip yang meyakini bahwa kita akan mempersepsi objek yang
ditempatkan berdekatan sebagai sebuah grup. Misalnya, di dalam sebuah
kelas, kita akan mengira bahwa beberapa mahasiswa yang duduknya
berdekatan sebagai sebuah grup atau kelompok.

2) Principle of similarity

Organisasi berdasarkan kesamaan elemen. Prinsip ini


menyatakan bahwa objek yang mirip dan hampir sama, sering
diorganisasikan bersama-sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
seringkali menerapkan prinsip ini dalam mengorganisir (menyusun) barang-
barang kita. Misalnya, kita akan menyusun pakaian di lemari pakaian,
menyusun sepatu di rak sepatu dan menyusun buku di rak buku.

3) Principle of figure and background

Dalam melihat sebuah objek, ada satu hal yang akan dipandang
sebagai objek (figure) dan ada yang dipandang sebagai latar belakang
(background).

4) Principle of continuity
8

Organisasi berdasarkan kesinambungan pola. Dalam


mempersepsikan sesuatu, kita cenderung menilai sebuah objek yang
terlihat bersambung sebagai satu kesatuan.

5) Principle of simplicity

Dengan prinsip ini, kita akan mempersepsi sesuatu sesimpel


mungkin, tanpa berusaha untuk menguraikan objek-objek yang kompleks.

6) Principle of closure / principle of good form

Organisasi berdasarkan bentuk yangyan sempurna. Dalam


mempersepsikan sesuatu ada kecenderungan untuk menyempurnakan
objek yang tidak lengkap. Kita cenderung mengabaikan kontur dan garis
yang tidak lengkap.

3. Hukum-Hukum Belajar Gestalt

a. Hukum Pragnanz, menunjukkan tentang berarahnya segala


kejadian. Berarah kepada pragnaz, yaitu suatu keadaan yang seimbang,
suatu gestalt yang baik.Gestalt yang baik, keadaan yang seimbang ini
mencakup sifat-sifat keturunan,sederhanaan, kestabilan, simetri dan
sebagainya.

b. Hukum-hukum tambahan, ahli psikologi mengadakan penelitian


dalam bidang penglihatan dan menemukan bahwa objek-objek penglihatan
itu membentuk diri menjadi gestalt-gestalt menurut prinsip-prinsip tertentu
diantaranya: hukum kedekatan, hukum ketertutupan, hukum kesamaan.

Hilgard (1948:190-195) memberikan lima macam sifat khas belajar


dengan insight:

1. Insight termasuk pada kemampuan dasar

2. Insight itu tergantung pengalaman masa lampau yang relevan.


9

3. Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental.

4. Insight itu didahului oleh suatu periode coba-coba atau trial and error.

5. Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk


menghadapi situasi-situasi yang baru.

Psikologi gestalt dikembangkan di Eropa (jerman) pada sekitar


tahun 1920-an. Psikologi gestalt memperkenalkan suatu pendekatan
belajar yang berada secara mendasar dengan teori asosiasi atau teori
tingkah laku (behaviorism).

2.3 Tokoh-Tokoh Psikologi Gestalt

1. Max Wertheimer (1880-1943)

Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri


aliran psikologi Gestalt dan merupakan orang pertama yang
mengembangkan teori gestalt. Konsep penting yang dihasilkan dari
pemikiran Max Whertheimer adalah Phi phenomenon, yaitu bergeraknya
objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan
dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia
melakukan interpretasi.
Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum
Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”.
Hukumhukum itu antara lain: a) Hukum Kedekatan (Law of Proximity) b)
Hukum Ketertutupan ( Law of Closure) c) Hukum Kesamaan (Law of
Equivalence)

2. Kurt Koffka (1886-1941)

Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang


sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian
gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada
psikologi belajar dan psikologi sosial.
10

Teori Koffka tentang belajar antara lain:


a. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang
membekas di otak.
b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan.
c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.

3. Wolfgang Kohler (1887-1967)

Kohler pernah melakukan penyelidikan terhadap inteligensi kera.


Hasil kajiannya ditulis dalam buku bertajuk The Mentality of Apes (1925).
Eksperimennya adalah: seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar.
Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa
kotak berlainan jenis. Awalnya hewan itu hanya melompat-lompat untuk
mendapatkan pisang, tetapi tidak berhasil. Kemudian ia berhenti sejenak
dan mulai menyusun kotak-kotak yang ada dalam sangkar untuk dijadikan
tangga. Kemudian ia berhasil mendapatkan pisang. Dalam eksperimen ini,
Kohler mendapatkan kesimpulan bahwa organisme dapat memecahkan
permasalahan ketika memperoleh pengertian atau insight.
Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah
atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan
berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut
Gestalt apabila terjadi ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong
organisme menuju ke arah keseimbangan.

4. Kurt Lewin (1890-1947)

Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt


Lewin. Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia
mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak memadai. Lewin kurang
setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi
gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean,
yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah
Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak.
11

2.4 Komparasi Psikologi Gestalt dengan Aliran Psikologi yang Lain

a. Gestalt

Metode Aliran gestalt lebih memandang totalitas batin yang


mengatur atau mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama.
Sedangkan elemen kejiwaan lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala
gejala psikis tertentu yang bersifat khusus menurut Gestalt merupakan
totalitas yang menentukan tenaga batiniah dalam jiwa manusia.

Menurut Wheitheimer, fenomena yang terjadi merupakan kondisi


dari proses fisiologis dan psikologis yang merupakan natural science.
Metode utama dalam psikologi juga dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Introspeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi.


James mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat
alamiah pada manusia dan kemampuan menyadari apa yang telah dan
sedang terjadi.

2. Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa


melakukannya sendiri. James mengungkapkan metode ini perlu
dieksplor lebih jauh lagi.

3. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak


anak, binatang, orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.

b. Strukturalisme

Metode yang dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode


introspektif. Metode introspeksi ini yaitu dengan meminta seseorang untuk
menceritakan kembali pengalaman masa lalunya atau perasaannya setelah
dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan seperti manis, pahit, dimana
dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.

c. Fungsionalisme

Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental,
12

bukan hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran


fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan
instropeksi .

1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Metode Fisiologis Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang


anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku yang dikaitkan
dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.

b. Metode Variasi Kondisi Tidak semua tingkah laku manusia dapat


dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia
mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang
merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.

2. Metode Instrospeksi Stimulus berasal dari lingkungan secara


alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus sehingga jiwa
menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif
sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.

d. Behaviorisme

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Proses terjadi antara
stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru dan apa yang diterima harus dapat diamati dan diukur. Hal ini menurut
Sujanto (2009:118), teori belajar behaviorisme objek ilmu jiwa harus
terlihat, dapat di indera, dan dapat diobservasi. Metode yang dipakai
adalah mengamati serta menyimpulkan.

e. Psikoanalisis

Aliran psikoanalisis adalah pandangan yang mengaitkan


kemajuan di bidang kedokteran. Aliran psikoanalisis ini dikemukakkan oleh
Sigmund Freud yang merupakan ahli saraf. Sigmund mengemukakan teori
dasarnya tentang alam sadar dan alam bawah sadar. Alam sadar ialah
sesuatu yang orang sadari sepenuhnya dan merupakan alam nyata,
13

sedangkan alam bawah sadar adalah kesadaran semu.

Hal yang berada di alam sadar adalah alam prasadar yaitu


kenangan yang ada atau available memory yang mudah dipanggil kembali
ke alam sadar. Ingatan yang terjadi di masa lalu yang tidak teringat kembali
dengan mudah dan dapat dipanggil kembali. Menurut freud keduanya
dinamai bagian terkecil dari fikiran manusia.

f. Humanistik

Aliran humanistik lahir sebagai kritik dari aliran terdahulu yakni


behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik dikatakan juga “the third
force” sesudah kedua aliran terdahulu. Aliran humanistik mempunyai
beberapa prinsip utama yaitu:

1. Memahami manusia sebagai totalitas, sehingga sangat tidak


setuju dengan mengurangi elemen manusia di dalam teori
behaviorisme mapupun dalam proses fisiologis. Aliran ini
menafsirkan bahwa manusia harus berkembang dan tidak hanya
memuaskan kebutuhan dasarnya saja, misalnya dalam hal
berperilaku.

2. Metode yang digunakan di dalam aliran ini yakni life history atau
riwayat hidup, dimana berusaha mengetahui manusia dari sejarah
perjalanan hidupnya yang memiliki keistimewaan setiap masing
masing individu.

3. Aliran ini juga mempercayai pentingnya kebebasan personal dan


tanggungjawab dalam mengambil keputusan untuk kelanjutan
hidupnya. Manusia hidup untuk berkembang dan berusaha
memuaskan aktualisasi diri dan mengembangkan potensi diri.

4. Pikiran manusia bersifat aktif dan dinamis. Manusia mempunyai


keahlian yaitu kreativitas dengan kreativitasnya, manusia
mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi atau bakat
yang ada di dalam dirinya.
14

5. Pandangan humanistik ini banyak diterapkan dalam psikoterapi


dan proses konseling karena memperoleh tujuan untuk meluaskan
pemahaman diri.

Komparasi antara Aliran Gestalt dan aliran yang lainnya semata-


mata di bedakan dari metode yang dipakai. Pada aliran Gestalt lebih
mengamati totalitas batin yang mengatur atau mengoordinasikan totalitas
sebagai suatu hal yang penting. Dapat dilihat diatas perbedaan dari Aliran
Gestalt dengan yang lainnya. ditemukan banyak perbedaan dan
persamaan Tetapi saling berhubungan. Jadi, psikologi gestalt
memfokuskan pada kritik mengenai dijadikannya komponen pada
kesadaran yang dilakukan oleh Wundt di aliran Strukturalisme, sementara
itu aliran behaviorisme menekankan pada tingkah laku yang berbentuk
nyata sebagai data dalam psikologi.
15

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Psikologi Gestalt adalah aliran psikologi yang muncul pada tahun


1912 di Jerman, dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880
– 1943), yang dianggap juga sebagai bapak pendiri Psikologi Gestalt.

Gestalt merupakan aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala


sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Teori ini menekankan
keseluruhan adalah lebih besar dari pada penjumlahan bagian-bagiannya
dan bukan bagian-bagian yang menentukan keseluruhan.

Aliran ini merupakan cikal bakal aliran psikologi yang lain yaitu
psikologi kognitif. Tiga serangkai yang dikenal sebagai pendiri aliran ini
adalah Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, dan Kurt Koffka.

3.2 Saran

Mempelajari aliran-aliran psikologi merupakan sebuah keharusan


ketika mempelajari ilmu psikologi. Dengan mempelajari aliran-aliran ini kita
dapat membentuk sebuah pandangan yang utuh terhadap ilmu psikologi.
Mempelajari sejarah dan aliran-aliran ini juga membantu kita memahami
psikologi dan semua isu yang berkaitan dari segala perspektif.
16

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur (2004). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Imtichanah.

Lailatu. Aliran Aliran Psikologi.

https://www.academia.edu/9059867/ALIRAN_ALIRAN_PSIKOLOGI

Al-mina, Hasina.  Aliran strukturalisme


https://www.academia.edu/11903879/Aliran_strukturalisme

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/download/929/73
0

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/presentasi-psikologi-
gestalt.pdf

https://www.researchgate.net/publication/328981260_TEORI_BELAJAR_M
ENURUT_ALIRAN_PSIKOLOGI_GESTALT_SERTA_IMPLIKASINYA_DAL
AM_PROSES_BELAJAR_DAN_PEMBELAJARAN

https://dosenpsikologi.com/aliran-aliran-psikologi

http://psikologi.or.id

http:// jurnal.um-tapsel.ac.id
17

Bukti Cek Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai