Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENDEKATAN PSIKOLOGI KOGNITIF TERHADAP

PERKEMBANGAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI

NO NAMA NPM
1 ANDHIKA DAFFA ISLAM ZHARSYA NATA 10518718
KUSUMAH
2 BRAJA YODHA ANGGER RENANDA 11518458
3 EKA FAJAR RAMDHANI 12518173
4 ELANG RAMADHAN RIZKY PRAYUDA 12518196
5 FAREL VERLIANSYAH 12518497
6 MUHAMMAD RAMADHAN PAMUNGKAS 14518840
7 RENANDA HERMAWAN 15518988

KELAS
3PA07
MATA KULIAH
PSIKOLOGI KONSELING

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

MARET 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, dengan rahmat dan ridhonya maka kami tim penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Psikologi Kognitif Terhadap
Perkembangan Konseling dan Psikoterapi”. Sholawat serta salam kami tujukan kepada Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Ada pun tujuan kami menyusun makalah ini pertama-pertama untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Psikologi Konseling, selain itu kami sebagai tim penyusun berharap agar makalah
ini dapat menjadi bahan pembelajaran yang efektif dari mata kuliah ini, terutama di masa
pandemi ini. Agar dapat membantu teman-teman mahasiswa untuk memahami materi yang telah
kami susun. Dan lebih dari pada itu kami harap penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat-manfaat lainnya baik bagi kami sebagai tim penyusun maupun para pembaca.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
I. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................iv
II. PEMBAHASAN....................................................................................................................................1
A. PSIKOLOGI KOGNITIF...............................................................................................................1
1. Pengertian....................................................................................................................................1
2. Sejarah.........................................................................................................................................1
B. KONSELING DAN PSIKOTERAPI.............................................................................................3
1. Konseling.....................................................................................................................................3
2. Psikoterapi...................................................................................................................................3
3. Pendekatan-pendekatan Psikologi pada Konseling dan Psikoterapi.............................................3
C. PENGARUH PENDEKATAN PSIKOLOGI KOGNITIF TERHADAP PERKEMBANGAN
KONSELING DAN PSIKOTERAPI.............................................................................................4
1. Pendekatan Kognitif-Behavioural pada Konseling dan Psikoterapi.............................................4
2. Sejarah Perkembangan Konseling dan Psikoterapi dengan Pendekatan Kognitif-Behavioral......5
D. JENIS-JENIS TERAPI COGNITIVE-BEHAVIOURAL...............................................................7
1. Albert Ellis: Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)........................................................7
2. Aaron Beck: Cognitive Therapy..................................................................................................7
3. Padesky and Mooney: Strengths-Based CBT...............................................................................8
4. Donald Mechenbaum: Cognitive Behavior Modification............................................................8
III. KESIMPULAN...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

iii
I. RUMUSAN MASALAH

Konseling adalah bentuk pembelajaran yang intim, dan menuntut seorang praktisi yang
bersedia menjadi orang yang otentik dalam hubungan terapeutik. Dalam hal ini yaitu konteks
hubungan orang-ke-orang (person-to-person) yang membuat klien mengalami perkembangan.
Sedangkan psikoterapi adalah proses keterlibatan antara dua orang, keduanya terikat untuk
berubah melalui usaha terapeutik. Psikoterapi ini adalah proses kolaboratif yang melibatkan baik
terapis dan klien dalam membangun solusi bersama mengenai tugas-tugas kehidupan (Corey,
2017).
Di dalam penerapannya, konseling dan psikoterapi telah dipengaruhi oleh berbagai
macam pendekatan-pendekatan psikologi. Seperti pendekatan psikoanalisa, behavioural,
humanistik, kognitif, dll.
Oleh karena itu pada makalah ini, penyusun ingin mencari tahu tentang pengaruh dari
pengaruh pendekatan psikologi kognitif terhadap perkembangan konseling dan psikoterapi.
Selain itu, penyusun telah memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu psikologi kognitif?
2. Apa saja hal-hal yang masuk ke dalam ranah psikologi kognitif?
3. Apa yang dimaksud dengan konseling dan terapi?
4. Bagaimana sejarah perkembangan psikologi kognitif dalam ranah konseling dan
psikoterapi?
5. Siapa saja tokoh-tokoh yang mempelopori pendekatan kognitif dalam ranah konseling
dan psikoterapi?
6. Apa saja jenis psikoterapi yang menggunakan pendekatan psikologi kognitif?

iv
II. PEMBAHASAN

A. PSIKOLOGI KOGNITIF
1. Pengertian
Psikologi Kognitif ialah suatu disiplin ilmu atau studi yang menjelaskan
tentang bagaimana manusia dapat memahami, belajar, mengingat, dan berfikir
tentang suatu informasi serta membahas mengenai proses yang melandasi dinamika
mental. Seorang psikolog kognitif mempelajari bagaimana cara manusia memahami
beragam bentuk, mengapa kita bisa mengingat beberapa hal namun disamping itu
juga dapat lupa terhadap suatu hal yang lain, atau bagaimana manusia belajar suatu
bahasa tertentu, serta bagaimana cara manusia itu dapat berfikir.

2. Sejarah
Psikologi sendiri berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu atau studi yang
diawali oleh Plato dan Aristoteles yang mana telah mempengaruhi pemikiran modern
di bidang Psikologi dan bidang lainnya. Mereka merenungkan cara terbaik untuk
memperoleh pengertian tentang kebenaran. Plato yakin dengan gagasannya bahwa
rasionalisme dengan analisis logis dapat menjawab semua tentang kebenaran.
Sedangkan disamping itu, Aristoteles yakin bahwa memperoleh pengetahuan melalui
empirisme yaitu dengan pembuktian empiris melalui pengalaman dan observasi.
Pandangan Aristoteles mendasari bagaimana penelitian empiris di bidang psikologi,
sedangkan, pandangan Plato digunakan sebagai landasan guna penalaran dalam
mengembangkan suatu teori.
Disamping itu, Tolman dan peneliti behavioris sesudahnya membuktikan
bahwa proses-proses kognitif berperan penting dalam mempengaruhi perilaku.
Sehingga Perkembangan ini saling melengkapi diantara bidang-bidang studi serta
mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri,
dipelopori oleh tulisan-tulisan Neisser (Sternberg, 2008)
Berikut ini ialah rentetan sejarah pada proses terbentuknya Ilmu Psikologi Kognitif
1) Abad 18:

1
 Penganut Empirisme (George Berkeley, David Hume, James Mill, & John
Stuart Mill) representasi internal terdiri dari 3 jenis: peristiwa sensorik
langsung, peristiwa yang disimpan dalam memori, transformasi dari
peristiwa-peristiwa ini dalam proses berpikir.
 David Hume (1860-an) representasi internal dibentuk berdasarkan
peraturan dapat didefinisikan dan formasi serta transformasi tersebut
membutuh-kan waktu dan usaha.
 Asumsi Hume mendasari sebagian besar psikologi masa kini.
2) Abad 19:
 Wundt (Jerman) & Titchener (Amerika) menekankan struktur representasi
mental melalui penelitian mereka terkait introspeksi.
 Brentano (Austria) menekankan proses atau tindakan dari representasi
mental.
 F.C Donders & James Cattell mengadakan eksperimen terkait persepsi
terhadap tampilan visual
 Menerbitkan laporan eksperimen awal munculnya disiplin ilmu formal
baru (Psikologi.Kognitif)
3) Abad 20:
 Sir Frederick Bartlett (1932) Menulis Remembering
 Meneliti memori manusia akan apa yang diingat terkait dengan kesan
keseluruhan yang didapat dari sebuah cerita atau pengalaman.
 1956 Lahir gelombang revolusi kognitif
 George Miller (1956) pionir evaluasi empiris terhadap kognisi.
 Ulrich Neisser (1960-an) menulis buku teks psikologi kognitif yang
pertama.
 Disiplin ilmu psikologi kognitif resmi muncul.
Memiliki akar di dalam pemikiran filsafat dan fisiologi. Keduanya
membentuk arus utama dalam psikologi kognitif. Psikologi kognitif juga
mendapatkan sumbangan yang besar dari bidang ilmu lain, seperti contoh psikologi
biologis. Lashley (1890-1958) yang menganggap otak sebagai pengorganisasian yang

2
paling aktif dan dinamis bagi perilaku serta berusaha memahami bagaimana
pengorganisasian makro otak manusia dapat memungkinkan terjadinya aktivitas-
aktivitas terencana serta kompleks seperti bermain musik dan menggunakan bahasa.
Tokoh lainnya adalaah Hebb (1949) yang memiliki pandangan mengenai sebuah
konsep tentang jajaran sel sebagai dasar bagi pembelajaran di dalam otak.
Bidang ilmu lain yang memberikan sumbangan pada psikologi kognitif adalah
linguistik. Chomsky (1959) menitikberatkan dasar biologis maupun potensi kreatif
bagi kemampuan berbahasa dan penggunaannya. Menurutnya, kemampuan berbahasa
bukan didapat berdasarkan penguatan, maupun terbatas pada apa yang pernah kita
dengar, melainkan oleh peranti kemahiran berbahasa bawaan yang dimiliki oleh
semua manusia.

B. KONSELING DAN PSIKOTERAPI


1. Konseling
Konseling adalah bentuk pembelajaran yang intim, dan menuntut seorang praktisi
yang bersedia menjadi orang yang otentik dalam hubungan terapeutik. Dalam hal ini
yaitu konteks hubungan orang-ke-orang (person-to-person) yang membuat klien
mengalami perkembangan (Corey, 2017).
2. Psikoterapi
Sedangkan psikoterapi adalah proses keterlibatan antara dua orang, keduanya terikat
untuk berubah melalui usaha terapeutik. Psikoterapi ini adalah proses kolaboratif
yang melibatkan baik terapis dan klien dalam membangun solusi bersama mengenai
tugas-tugas kehidupan (Corey, 2017).
3. Pendekatan-pendekatan Psikologi pada Konseling dan Psikoterapi
Menurut Palmer (2000), setidaknya ada beberapa pendekatan-pendekatan psikologi
yang digunakan dalam konseling dan psikoterapi. Antara lain:
a. Pendekatan Psikoanalisis, mencakup:
 Freudian
 Jungian
 Adlerian
 Kleinian

3
b. Pendekatan Cognitive-Behavioural
 Behaviour Therapy
 Rational Emotive Behaviour Therapy
 Cognitive Therapy
 Reality Therapy
 Personal Construct Therapy (PCT)
 Multimodal Therapy
 Lifeskills Therapy
c. Pendekatan Humanistik, yang mencakup:
 Person-centred Counseling
 Gestalt Therapy
 Existential Counseling
 Transactional Analysis (TA)
 Psychosynthesis Counseling
 Primal Integration
d. Pendekatan-pendekatan lainnya, seperti:
 Hypnosis
 Neuro-linguistic Programming (NLP)
 Cognitive Analytic Therapy (CAT)
 Solution Focused Therapy
 Problem Focused Counseling
 Integrative

C. PENGARUH PENDEKATAN PSIKOLOGI KOGNITIF TERHADAP


PERKEMBANGAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
1. Pendekatan Kognitif-Behavioural pada Konseling dan Psikoterapi
Pendekatan kognitif seringkali disebut secara kolektif sebagai 'cognitive
behaviour therapy (CBT)’ terutama sejak memasukkan komponen behavioural ke
dalamnya. Para pendukung pendekatan ini percaya bahwa agar sebuah terapi menjadi
sukses, maka kognisi klien bukanlah satu-satunya hal yang perlu berubah, tetapi

4
perilakunya juga harus menunjukkan perubahan. Beberapa klien yang bermasalah
tampaknya lebih bisa menerima teknik behavioural sementara yang lain merespons
teknik kognitif dengan lebih baik.
Pendekatan kognitif-behavioral merupakan salah satu dari pendekatan yang
digunakan dalam konseling dan psikoterapi. Pendekatan kognitif-behavioral sering
dikenal sebagai pendekatan yang berorientasi aksi (action oriented), karena
pendekatan ini menekankan penerjemahkan wawasan (insights) ke dalam tindakan
perilaku (behavioural action). Dengan kata lain, pendekatan ini merupakan
pendekatan yang memiliki asumsi dasar bahwa cara seseorang berpikir itu akan
menentukan bagaimana perasaan dan perilakunya (Corey, 2017). Selain menekankan
proses kognisi, terapi-terapi kognitif-behavioral juga menekankan perilaku pada
penerapannya. Di dalam sebuah terapi, agar dapat diklasifikasikan sebagai sebuah
terapi kognitif-behavioral, maka terapi tersebut harus didasarkan pada gagasan bahwa
kognisi memediasi (menyebabkan) perubahan perilaku. Dan terapis yang
menggunakan pendekatan ini menggunakan strategi treatment yang menargetkan
kognisi dalam pelayanannya untuk melakukan perubahan perilaku yang mana
hasilnya tersebut berdasarkan pada perubahan kognitif, perilaku, dan emosional.
(Capuzzi & Stauffer, 2016).

2. Sejarah Perkembangan Konseling dan Psikoterapi dengan Pendekatan Kognitif-


Behavioral
Pada tahun 1970-an terapi behaviour menjadi treatment pilihan untuk
permasalahan-permasalahan psikologis seperti fobia-fobia, obsesi-obsesi, dan
kecemasan. Meski terbilang sukses, namun terapi ini nampaknya belum berhasil bagi
orang yang menderita depresi. Kemudian perubahan datang bukan dari para
behavioris, akan tetapi dari psikoanalis, yaitu Albert Ellis dan Aaron Beck. Mereka
menjadi sadar akan pentingnya pemikiran-pemikiran dan kepercayaan-kepercayaan
klien mereka. Istilah terapi perilaku kognitif adalah istilah umum yang mencakup
sejumlah pendekatan yang semuanya memiliki kesamaan asumsi bahwa pikiran atau
kognisi kita memiliki pengaruh besar pada emosi kita.
1) Albert Ellis

5
Pada tahun 1950-an, Ellis menyadari bahwa gangguan emosional
adalah hasil dari ketidakmampuan seorang individu untuk berpikir baik
terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan dunia. Ellis kemudian
mengembangkan sebuah pendekatan untuk konseling dan psikoterapi yang
sekarang disebut sebagai rational emotive behaviour therapy. (Dryden &
Mytton, 1999)
2) Aaron Beck
Terapi kognitif-behaviour tidak menjadi pendekatan yang dikenal
hingga tahun 1970-an. Aaron Beck, seorang psikoanalis juga, melanjutkan
riset tentang depresi untuk menguji gagasan psikodinamik bahwa depresi
dihasilkan dari kemarahan yang tak terekspresikan yang menjadi berbalik ke
diri sendiri. (Beck dalam Dryden & Mytton, 1999). Ia menemukan sedikit
pendukung gagasan tersebut. Aaron Beck telah memperhatikan bahwa mimpi
dan pikiran kliennya yang depresi difokuskan pada pikiran-pikiran negatif
yang tidak realistis, dan pada tahun 1963 dan 1964 dia menerbitkan dua
makalah penting tentang hubungan antara berpikir dan depresi. Dalam studi
kepeloporannya dia menganalisis mimpi dan sesi psikoterapi dengan 50
pasiennya dan menemukan bukti 'bias negatif' dalam pemikiran mereka. Beck
mengidentifikasikan orang-orang yang berjuang dengan depresi dengan apa
yang dia sebut sebagai 'Negative Cognitive Triad', yaitu pandangan negatif
tentang (1) diri sendiri (themselves); (2) dunia (the world); (3) masa depan
(the future). Beck berhipotesis bahwa depresi adalah salah satu bentuk
'gangguan pikiran' dan menyimpulkan bahwa teori psikoanalisis tidak
memadai untuk menjelaskan temuannya. Dalam psikoterapi, pengamatan ini
mewakili pergeseran terobosan dari ide psikoanalisis tradisional dan gagasan
behavioural dengan menempatkan sentralitas pemikiran dalam pemahaman
kita tentang tekanan psikologis. Lalu ia mengembangkan terapi yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku maladaptif, yaitu
terapi kognitif (cognitive therapy), salah satu bentuk dari terapi cognitive-
behaviour, yaitu juga merupakan terapi yang paling banyak digunakan
(Feltham, Hanley, & Winter, 2017).

6
3) Donald Meichenbaum
Pada saat Ellis dan Beck mengembangkan pendekatan kognitif mereka
untuk konseling dan psikoterapi, terapis behaviour yang juga tidak puas
menyadari bahwa pikiran klien mereka tampaknya memengaruhi perilaku dan
emosi. Mereduksi kompleksitas manusia menjadi unit-unit dari perilaku
(behaviour) nampaknya terlalu sederhana. Kemudian dari situlah Donald
Meichenbaum mengembangkan jenis terapi cognitive-behaviour yang disebut
sebagai 'self-instructional training' (Meichenbaum dalam Drydden, 1999).
Dia menyadari bahwa seseorang dengan pemeriksaan kecemasan, nampaknya
memiliki pikiran yang berulang, yang mempengaruhi perilaku mereka.
Misalnya dalam situasi pemeriksaan pikiran mereka akan berfokus pada
seburuk apa yang mereka lakukan daripada pada tugas yang harus dikerjakan.
Kemudian ia mengembangkan sebuah cara untuk membantu kliennya
mengontrol tugas yang tidak relevan (task-irrelevant), dan pemikiran-
pemikiran yang membuat stres (stressful thoughts).

D. JENIS-JENIS TERAPI COGNITIVE-BEHAVIOURAL


Berikut ini merupakan beberapa contoh jenis-jenis terapi cognitive-behavioural
menurut Corey (2017):
1. Albert Ellis: Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)
Salah satu kekuatan REBT adalah fokus pada pengajaran klien cara untuk melakukan
terapi mereka sendiri tanpa intervensi langsung dari terapis. Saya terutama menyukai
penekanan yang REBT berikan pada pendekatan tambahan dan psikoedukasi seperti
mendengarkan kaset, membaca buku self-help, mencatat apa yang mereka lakukan
dan pikirkan, dan melaksanakan tugas pekerjaan rumah. Dengan cara ini klien dapat
melanjutkan proses perubahan dalam diri mereka sendiri tanpa menjadi terlalu
bergantung pada terapis.
2. Aaron Beck: Cognitive Therapy
Konsep kunci Beck memiliki beberapa kesamaan dengan REBT tetapi berbeda secara
empiris daripada secara filosofis, proses berlangsungnya terapi, formulasinya, dan
juga pengobatan untuk mengatasi gangguan yang berbeda dengan REBT. Beck

7
melakukan upaya perintis dalam pengobatan kecemasan (anxiety), fobia-fobia, dan
depresi. Beck mendemonstrasikan bahwa terapi terstruktur yang berpusat pada saat
ini (present centered) dan berorientasi pada masalah (problem oriented) bisa sangat
efektif dalam mengobati depresi dan kecemasan dalam waktu yang relatif singkat.
3. Padesky and Mooney: Strengths-Based CBT
Cognitive therapy (CT) milik Beck telah diperluas lebih jauh oleh Padesky dan
Mooney melalui Strengths-Based (SB) CBT. Sebagai tambahannya mereka
menggabungkan kekuatan pada setiap fase pengobatan, SB-CBT telah berhasil
menggabungkan berbagai modalitas termasuk citra, metafora, cerita, dan pengalaman
tubuh kinestetik ke dalam repertoar luas intervensi CBT. SB-CBT juga menyediakan
model yang memperluas CBT dari pengobatan berbasis bukti (evidence-based
treatment) masalah klien ke model berbasis bukti (evidence-based models) untuk
mengembangkan kualitas positif dan kekuatan klien. Alih-alih hanya berfokus pada
pengujian keyakinan yang ada, SB-CBT menawarkan metode sistematis untuk
membantu klien membangun keyakinan dan perilaku baru yang membantu
mewujudkan tujuan mereka tentang "bagaimana untuk menjadi yang mereka
inginkan".
4. Donald Mechenbaum: Cognitive Behavior Modification
Meichenbaum melakukan modifikasi pada terapinya dengan memadukan unsur
kognitif. Hasil kerjanya dalam pendidikan mandiri (self-instruction) dan latihan
inokulasi stres (stress inoculation training) telah berhasil diaplikasikan pada berbagai
jenis populasi klien dan masalah-masalah yang khusus. Catatan khusus disini, adalah
kontribusinya untuk memahami bagaimana stres sebagian besar disebabkan oleh diri
sendiri melalui dialog batin (inner dialogue). Integrasi Meichenbaum dalam
perspektif kognitif menjadi kunci kekuatan dalam gaya terapinya. Ia mampu
memadukan elemen-elemen minat postmodern dalam cerita yang diceritakan klien
dengan membantu klien dalam mengubah kognisi, perasaan, dan perilakunya dengan
menggambarkannya melalui kerangka konseptual perilaku-kognitif.

8
III. KESIMPULAN

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kognitif pada konseling dan terapi
seringkali dikaitkan dengan pendekatan behaviour. Karena muncul asumsi-asumsi bahwa
pendekatan kognitif dalam sebuah terapi itu harus terlihat memunculkan perubahan juga pada
perilaku agar sebuah terapi dapat dikatakan sukses. Oleh karena itu hingga saat ini, pendekatan
kognitif seringkali dikaitkan menjadi pendekatan yang dikenal sebagai cognitive-behaviour
therapy. Pada awal perkembangannya, pendekatan kognitif mempengaruhi konseling dan
psikoterapi diawali dengan dua tokoh psikoanalis asal Amerika yang tidak puas dengan
pendekatan psikoanalisis dalam treatment-nya. Mereka adalah Albert Ellis dan Aaron Beck.
Mereka menyadari bahwa seringkali pasiennya ini memiliki permasalahan-permasalahan yang
berasal dari pikirannya sendiri. Kemudian mereka mulai memasukkan proses kognitif sebagai
bagian penting daripada terapi yang mereka lakukan. Lebih lanjut lagi, seorang tokoh
behavioural juga mulai menyadari pentingnya proses kognitif dalam treatment yang ia berikan,
ia merupakan Donald Mechenbaum. Ia kemudian memasukkan elemen-elemen kognitif dalam
terapi behaviour nya, lalu ia memodifikasi terapi behaviornya menjadi terapi yang berasaskan
cognitive-behaviour.

9
DAFTAR PUSTAKA

Capuzzi, D. & Stauffer, M., D. (2016). Counseling and psychotherapy: theories and
interventions (sixth edition). USA: American Counseling Association.
Corey, G. (2017). Theory and practice of counseling and psychotherapy (tenth edition). Boston,
USA: Cengage Learning.
Dryden, W. & Mytton, J. (1999). Four approaches to counselling and psychotherapy. London:
Routledge.
Feltham, C., Hanley, T., & Winter, L. A. (2017). The sage handbook of counselling and
psychotherapy (4th edition). London SAGE Publications Ltd.
Flanagan, J., S. & Flanagan, R., S. (2015). Counseling and psychotherapy theories in context
and practice: skills, strategies, and techniques (2nd ed). New Jersey: John Wiley & Sons,
Inc.
Palmer, S. (2000). Introduction to counselling and psychotherapy. London: SAGE Publications
Ltd.
Putranto, Kasandra. (2016). Aplikasi Cognitive Behaviour dan Behaviour Activation dalam
Intervensi Klinis. Jakarta: Grafindo Books Media.
Solso, Robert.L., Otto H.Maclin, M. Kimberly Maclin. (2007). Psikologi Kognitif (edisi
kedelapan). Jakarta: Erlangga.
Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif (edisi keempat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

10

Anda mungkin juga menyukai