Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

ALIRAN PSYCOANALISIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Psikologi Umum dan Perkembangan”.

Dosen Pengampu:

Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M

OLEH:

1. ABDURROHMAN FAUZANNIDA (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MULIA ASTUTI

OKTOBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada
di bumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat Allah
SWT penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini demi memenuhi tugas mata kulia h
Psikologi Umum dan Perkembangan
Penyusunan tugas ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi lebih baiknya kinerja kami yang akan datang. Semoga tugas ini dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4

A. Latar Belakang ..................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan...........................................................................................5

Bab II Pembahasan.........................................................................................................6

A. Pengertian Psikologi Psikoanalisis.....................................................................6

B. Tokoh Psikologi Psikoanalisis.........................................................................7-9

C. Konsep Dasar Psikologi Psikoanalisis............................................................9-11

D. Teori Psikologi Psikoanalisis.............................................................................11

E. Pendekatan Psikologi Psikoanalisis..............................................................11-12

F. Psikoanalisa Sebagai Teknik Terapi.............................................................12-15

Bab III Penutup..............................................................................................................16

Kesimpulan.........................................................................................................16

Daftar Pustaka.....................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud


merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London
23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu
penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900.

Psikoanalisa juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan
cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Konsep Freud yang Anti
rasionalisme mendasari tindakannya dengan motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolis me
sebagai konsep primer. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-
dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu.
Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido
mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai
dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.

4
B. RUMUSAN MASALAH:

Berlandaskan pada latar belakang, maka masalah pokok yang akan kita bahas dalam
makalah yang berjudul “ Aliran Dalam Gestalt Psycology “ ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Psikologi Psikoanalisis ?


2. Siapakah Psikologi Psikoanalisis ?
3. Apa Konsep Dasar Psikologi Psikoanalisis?
4. Apa Teori dari Psikologi Psikoanalisis ?
5. Pendekatan apa yang di lakukan Psikologi Psikoanalisis ?
6. Apa maksud dari Psikoanalisa Sebagai Teknik Terapi ?

C. TUJUAN PENULISAN:

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dan penulisan makalah
ini hendak mencapai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari Psikologi Psikoanalisis .


2. Mengetahui tokoh Psikologi Psikoanalisis .
3. Memahami Konsep Dasar Psikologi Psikoanalisis.
4. Memahami Teori dari Psikologi Psikoanalisis .
5. Memahami Pendekatan apa yang di lakukan Psikologi Psikoanalisis.
6. Memahami maksud dari Psikoanalisa Sebagai Teknik Terapi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoanalisis
Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund Freud.
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia,
dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran
utama psikologi. Yang kedua adalah ‘behaviorisme’, sedangkan yang ketiga adalah psikologi
eksistensial-humanistik.
Psikologi Psikodinamik adalah psikologi yang mempelajari kaitan dan interaksi antara
alam sadar dan alam bawah sadar-terutama pada masa yang telah berlalu yang menentuka n
kepribadian dan motivasi seseorang pada masa sekarang. 1
Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika terhadap
psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan cakrawala-
cakrawala baru. Ia, misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi tingkahlaku. Freud
juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian dan menyajikan landasan tempat
bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.
Teori dan praktek psikoanalitik mencakup diantaranya :
a. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia
bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia.
b. Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor-faktor tak sadar.
c. Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian dimasa dewasa.
d. Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara
yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya
mekanisme- mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan.
e. Pendekatan psikoanalisis telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari
ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferens i-
trasferensi.

1 Anta Samsara, Mengenal Psikologi Humanistik, (Jakarta, Juni 2020), h 27

6
B. Tokoh Psikoanalisis
Biografi Sigmund Freud

Sigmund Freud adalah seorang psikolog yang berasal dari kota Wina, Austria. Freud
dilahirkan dari kandungan seorang ibu yang bernama Amalia yaitu seorang yang cantik, tegas,
masih muda, dau puluh tahun lebih muda dari suaminya dan merupakan istri ketiga dari ayahnya
Jacob Freud.2 Freud lahir tepatnya pada tanggal 6 Mei 1856 di Freigery sebuah kota kecil yang
didominasi penduduk asli Muravia3 , yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan Pribar,
Cekoslowakia, Austria. Ia meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Selama hampir
80 tahun Freud tinggal di Wina dan baru meninggalkan kota ketiaka Nazi menaklukkan Austria. 4

Pada tahun 1860, ketika Freud hampir berusia 4 tahun, kelaurganya pindah ke Wina (Wina ,
ibukota Austria) yang kemudian menjadi semacam magnet bagi kaum imigran. Saat itu adalah
masa-masa awal dimulainya era liberal pada kekaisaran Hapsburg. Kaum Yahudi baru saja
terbebas dari pajak-pajak yang memberatkan serta berbagai pembatasan menghina seperti tentang
hak-hak kepemilikan mereka, pilihan-pilihan karer, praktek-praktek keagamaan yang dianut.
Kemerdekaan ini kemudian membawa harapan-harapan realistis pada bidang perkembangan taraf
ekonomi, partisipasi politik serta menjadi ukuran baru bagi standar penerimaan sosial. Saat itu
adalah masa dimana (seingat Freud) “Para murid berdarah Yahudi yang taat, selalu membawa
album foto tokoh-tokoh Yahudi yang menjadi Menteri kabinet, dalam tas mereka.” Freud muda
terlatih untuk selalu memiliki ambisi-ambisi tinggi. Sebagai anak pertama dan kesayangan
keluarga, dia difasilitasi kamar pribadi oleh orang taunya. Dia memperlihatkan bakat-bakat yang
luar biasa semenjak hari pertama sekolahnya dan disekolah lanjutan (disebut Gymnasium: sekolah
lanjutan swasta sebelum masuk perguruan tinggi), dia selalu berada di peringkat pertama dari
tahun ke tahun.5

Sigmund Freud terlahir dari keluarga berkebangsaan dan beragama Yahudi. Akan tetapi
sosok Freud bukanlah sebagai seorang yang taat pada agama, ini terbukti karena Freud jarang
sekali bahkan tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkan oleh agamanya. Sigmund Freud
meninggalkan segala keyakinan agamanya dikarenakan ia menganggap bahwa agama itu hanyalah

2 Sigmund Freud, Kenangan Masa Keci Leonardo da Vinci, terj. Yuli Winarno (Yogyakarta: Jendela, 2002), hlm. xi
3 Sigmund Freud, Peradaban dan Kekecewaan, terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2002), hlm. viii
4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian (Yogyakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 142
5 Sigmund Freud, Peradaban dan Kekecewaan, op. cit., hlm. viii-ix

7
merupakan suatu khayalan belaka. Namun disisi lain Freud menyadari akan dirinya sebagai
seorang yang beragama

Yahudi dimana Freud selalu menghadiri pertemuan-pertemuan B’nai B’rith yaitu


pertemuan masyarakat Yahudi setempat, Freud juga menolak royalti atas buku-bukunya yang akan
diterjemahkan ke dalam bahasa Yiddish dan Ibrani. Bahkan Sigmund Freud beranggapan bahwa
kebebasan intelektualnya selama ini disebabkan karena keyahudiannya. Pernyataan ini ditulis
sendiri ketika pertama kali ia mengalami “antisemifisme” di Universitas Wina.6

Pada tahun 1873, Sigmund Freud masuk kuliah di Universitas Wina tepatnya di fakultas
kedokteran. Sebagai seorang mahasiswa yang sedang melakukan pendidikan tentang ilmu hayat,
Freud selama perempatan akhir dari abad ke-19, mengalami banyak kesukaran terutama untuk
menghindarkan diri dari pengaruh ilmu fisika. Energi dan dinamika yang mengalir dalam setiap
laboratorium kemudian menyusul kedalam jiwa setiap sarjana. Meskipun demikian Freud
mendapatkan banyak keuntungan terutama pada saat ia melakukan penelitian di dalam bidang ilmu
hayat. Ia berada di bawah asuhan Ernst Brucke seorang direktur dari laboratorium physicology di
Universitas Wina dan Ernst Brucke merupakan psikolog terbesar dalam abad ke-19 itu.7

Setelah lulus pada tahun 1881, Sigmund Freud sebagai peneliti yang brilian, dia sagat
terlatih untuk melakukan observasi secara mendalam dan mengkaji kesesuaian pendirian dalam
berbagai keragu-raguan ilmiah. Dia mendapat kehormatan untuk bekerja sama dengan professor -
preofesor bereputasi internasional, yang hampir kesemuanya adalah kaum positivis dari luar
Jerman yang meremehkan pemikiran-pemikiran metafisik dan penjelasan-penjelasan religiuas
tentang fenomena alam. Bahkan, setelah Freud memodifikasi teori mereka tentang jiwa yang pada
intinya hanya sedikit mengaburkan teori-teori fisiologi, dia tetap mengingat para guruguru besar
itu dengan rasa terima kasih yang tidak dibuat-buat. Satu dari mereka yang paling dia kenang,
Ernst Brunke, seorang fisiolog terkenal dan pemberi tugas-tugas sulit, bahkan menegaskan Freud
sebagai seorang pembangkang, kafir.8

Sigmund Freud lebih senang mengisi kehidupannya dengan penelitian, karena dari
penelitian ia mendapatkan kepuasaan tersebut. Pada tahun 1882, atas saran brucke, dengan enggan
Freud meninggalkan kursi kerjanya di laboratorium dan berpindah tugas dirumah sakit umum
Wina. Alasannya cukup romantis: di bulan April dia berjumpa dengan Martha Bernays, seorang
perempuan muda yang cantik, lembut dan bertubuh langsing dari Jerman bagian utara, ketika dia
sedang mengunjungi salah satu saudarinya. Kemudian Freud sangat tergila-gila dengan perempuan
ini. Secar diam-diam mereka bertunangan, namun saat itu dia merasa masih terlalu miskin untuk
membentuk sebuah keluarga borjuis yang terhormat (yang mereka anggap penting). Mendekati
September 1886, sekitar 5 bulan setelah peresmian praktiknya di Wina, dengan tambahan dana
dari hadiah-hadiah dan pinjaman dana dari teman-teman yang kaya, akhirnya mereka dapat

6 Anthony Storr, Freud Peletak Dasar Psikoanalisa (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grfiti, 1991), hlm. 1-2
7 Calvin S. Hall, Libidu Kekuasaan Sigmund Freud, terj. S Tasrif (Yogyakarta: Tarawang, 2000), hlm. 5
8 Sigmund Freud, Peradaban dan Kekecewaan, op. cit., hlm. x

8
menikah. Dalam sembilan tahun mereka mempunyai enam keturunan. Anaknya yang bungsu,
Anna, tumbuh menjadi orang kepercayaan sekaligus sekretaris, perawat, murid dan wakil dari
ayahnya, kemudian berkarir sebagai psikoanalis yang ulung di bidangnya. 9

Sebelum menikah, antara Oktober 1885 hingga Februari 1886, Freud bekerja di Paris
bersama seorang neurolog kenamaan prancis, jean martin sharcot, yang membuat Freud terkesan
atas pembelaannya yang berani dalam mempertahankan pemikirannya tentang hipnotis sebagai
salah satu instrumen bagi penyembuhan berbagai gangguan medis. Serta tidak kurang beraninya
adalah tesisnya (walaupun sebenarnya agak kuno), bahwa tidak lelaki tidak kalah rentan dibanding
kaum perempuan untuk menderita histeria. Charcat, sang peneliti tiada tanding ini, boleh dibilang
sebagai pendorong pertumbuhan minat Freud pada aspek-aspek teoritis dan terapiutis dari
penyembuhan ganguan mental. Sekitar tahun 1890-an (sebagaimana diceritakan kepada seorang
temannya), ilmu psikologi telah menjadi raja dalam dirinya. Selama tahun-tahun tersebut, ia
berupaya keras membentuk teori psikoanalisis tentang pikiran.10

Freud sebegai tokoh produktif dan giat bekerja, hal itu terbukti karena dia meskipun telah lanjut
usia dan sakit-sakitan, dia tetap bekerja sebagai seorang dokter dan penulis. Dia meninggal pada
23 September 1939 di London setelah menelan beberapa dosis morfin yang mematikan yang
diminta dari dokternya. Freud tidak percaya pada keabadian manusia, namun karyanya terus hidup
hingga kini.11

C. Konsep Dasar Psikoanalisis


Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan
reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivas i-
motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan
oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud
menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada
naluri seksual dan impuls- impuls agresif. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian,
kehidupan ini adalah tidak lain jalan melingkar ke arah kematian.

Sumbangan terbesar Freud adalah konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran


yang merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Karena
pencerahannya pada alam yang berada diluar kesadaran manusia itu maka konsep psikoanalis is
Freud berpengaruh luas sekali kepada banyak bidang, misalnya pada dunia seni dengan berdirinya

9 Ibid., hlm. xi
10 Sigmund Freud, Kenangan Masa Keci Leonardo da Vinci, op. cit., hlm. xi -xii
11 Ibid., hlm. xxix

9
aliran Surrealisme di mana bentuk-bentuk seni yang tak lazim tetap dapat diterima karena dianggap
sebagai curahan langsung dari alam bawah sadar. Dari perspektif ini, psikoterapi adalah upaya
menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian yang direpresi
yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.

Hingga masa sekarang ini, psikoterapi atau terapi wicara yang berdasar pada konsep
psikoanalisis Freud merupakan jenis terapi yang sangat umum, bahkan di negara-negara yang
sudah maju dunia kesehatan jiwanya, terapi jenis ini kadang-kadang memiliki klinik khusus
dengan ditangani oleh ahli-ahli yang khusus pula. 12

Dari perspektif ini, terapi adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah
laku, dan bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat. Selain
kesadaran, kecemasan juga menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat
manusia. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan
langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah laku yang
berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini bahwa individu yang hati nuraninya
berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan kode moral yang dimilikinya.

Beberapa konsep dasar dari psikoanalisa diantaranya:

a. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif,


sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu.
b. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain.
Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan.
c. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi- motivasi tidak
sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh
peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
d. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan
merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat
individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
e. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha
mengingatnya kembali.
f. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar
yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami
sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
g. Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain.

12 Anta Samsara, Mengenal Psikologi Humanistik , (Jakarta, Juni 2020), h 28

10
h. Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah,
penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan perasaan-
perasaan otonom.
i. Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri sendiri.

D. Teori Psikoanalisis
Psikologi freudian atau lebih dikenal dengan psikoanalisis klasik diperkenalkan oleh
Sigmund Freud (1856-1939). Freud merupakan tokoh paling berpengaruh terhadap perkembangan
psikologi Ilmiah

Istilah Psikoanalisis mempunyai 3 arti penting yaitu :

1. teori tentang kepribadian dan psikopatologi.


2. metode terapi untuk gangguan kepribadian.
3. teknik untuk menginvestasikan pemikiran dan perasaan individu yang tidak disadari.

E. Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis menekankan pikiran ketidak sadaran, konflik antara naluri biogis dan
tuntutan masyarakat dan pengalaman keluarga dini. Pendekatan ini berpendapat bahwa naluri
biologis yang tidak di pelajari terutama seksual dan dorongan agresif, memengaruhi cara berpikir,
merasa dan berperilaku. Naluri-naluri ini terkubur, di dalam alam bawah sadar seringka li
bertentangan dengan tuntutan masyarakat. Meskipun Sigmund Freud (1856-1939), pendiri
pendekatan psikodinamika, memandang banyak perkembangan psikologis sebagai naluriyah, ia
berteori bahwa hubungan dini dengan orang tua merupakan daya utama yang membentuk
kepribadian individu. Teori Freud (1917) merupakan dasar dari teknik terapi yang ia sebut
psikoanalisis ( psychoanalysis).13

Tidak seperti pendekatan Behavioristik, pendekatan psikoanalisis memusatkan hampir


semuanya pada penerapan klinis daripada penerapan eksperimen. Karena masalah inilah teori
psikoanalisis selalu terjadi kontroversial dan sulit untuk divalidasi. Namun demikian, mereka

13 Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014, h 16

11
merupakan bagian penting dalam psikologi. Saat ini teori psikoanalisis cenderung kurang
menekankan pada naluri seksual dan lebih kepada pengalaman budaya sebagai penentu prilaku.

F. Psikoanalisa Sebagai Teknik Terapi


Psikoanalisa sebagai terapi yaitu teknik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kejiwaan
tertentu. Prinsip yang dipakai dalam teknik terapi menurut psikoanalisa adalah mencari dulu
faktor-faktor yang menyebabkan neurosa itu melalui teknik-teknik kepribadian. Apabila sudah
diketahui penyebab itu, barulah diusahakan untuk menghilangkan faktor-faktor itu dalam rangka
menghilangkan gejala-gejala penyakit.14

Teknik-teknik perawatan yang dikemukakan Freud sangat berbeda dengan teknik-teknik yang
diikuti oleh para dokter yang sudah lazim dalam praktek pengobatan mereka, dan tentunya
merupakan cara yang revolusioner pada pereode sebelum-sebelumnya. Pada awal tahun 1904,
Freud menyusun syarat tertentu untuk menyeleksi pasien yang cocok untuk psikoanalisis. Dia
mengharuskan pasien tersebut memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan karakter yang
cukup dapat diandalkan. Dan tidak mau mengambil pasien psikosis; yaitu pasien yang menderita
schizofrenia atau penderita melankolia yang paling parah (sakit depresi). Freud juga mengatakan
bahwa pasien yang “hampir mendekati atau berada di atas usia lima puluh tahun” tidak cocok
untuk psikoanalisis karena dua alasan. Pertama, dia takut bahwa banyaknya materi yang dialami
pasien pada masa hidupnya telah begitu menumpuk sehingga perawatannya mungkin akan
berlangsung secara tidak jelas. Kedua, dia mengatakan “orang lanjut usia tidak lagi dapat dididik”,
sementara orang dibawah usia remaja “seringkali sangat mudah dipengaruhi”. Freud juga
mengungkapkan bahwa saran memainkan peranan yang lebih besar di dalam psikoanalisis yang
biasa diakuinya.15

Freud dalam melakuakan praktek terapi, pasien diminta untuk berbaring tengkurap di atas
sebuah dipan, sementara psikoanalisisnya duduk tidak kelihatan di belakangnya, dikarenakan tiga
alasan: pertama, karena dengan demikian dapat mendorong lancarnya alur asosiasi bebas. Kedua,
pengakuan Freud bahwa dia merasa ciut kalau harus ditatap secara terus menerus selama delapan
jam atau lebih dalam sehari. Ketiga, Freud beranggapan akan lebih menguntungkan apabila si
pasien tidak menyadari perubahan mimik pada wajah psikoanalisisnya. Ketiga alasan ini
mempunyai kesahihan tertentu dan hampir semua analisis yang menggunakan cara Freud ini tetap
menggunakan dipan.16

14 Dr. Singgih Dirgunarso, op. cit., hlm. 67


15 Anthony Storr, op. cit., hlm. 148
16 Ibid., hlm. 148

12
Freud menganjurkan agar psikoanalis tidak membuat catatan mengenai pokok pembicaraan
karena hal ini mungkin akan mengganggunya dalam mempertahankan sikap “memperhatika n
dengan perhatian yang sama besar”. Dia juga menolak untuk memutuskan terlalu awal mana saja
pendapat pasien yang dianggap penting. Freud menunjukkan bahwa manfaat dari apa yang
didengar analis dalam pemabahasan khusus mungkin hanya dapat dibuktikan pada waktu yang
akan datang. Seorang analis harus mengubah pikiran bawah sadarnya sendiri seperti sebuah alat
penerima kearah pikiran bawah sadar pasien yang dipancarkan. Dia harus meyesuaikan dirinya
sendiri dengan pasien seperti layaknya pesawat penerima telepon yang disesuaikan dengan
mikropon pengirimnya.17

1. Teknik talking cure (chimney sweeping)

Teknik talking cure merupakan teknik yang pertama kali pada saat Freud melakukan
prakteknya untuk yang pertama kali bersama dokter Josep Breuer. Teknik ini dilaksanakan dengan
membina hubungan baik dengan pasien-pasiennya. Dari hubungan baik tersebut Freud
membiarkan pasiennya menceritakan semuanya pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya
dari masa lalu.

Melalui talking cure ini semua isi hati yang membuat si pasien kecewa dapat tersalurkan
sehingga hati pasien menjadi lega terbebas dari tekanana-tekanan isi hati yang selama ini tidak
bisa disalurkan keluar. Kemudian dari hubungan baik tersebut akan dapat menimbulka n
“catharsis” yaitu suatu keadaan dimana pasien dengan bebas sekali mengemukakan semua
kesukaran-kesukaran yang dialaminya kepada dokter. Akan tetapi menurut pengalaman Freud
teknik talking cure kurang tepat karena dari teknik ini hanya menghasilkan hal-hal yang terdapat
dalam alam kesdaran. Padahal persoalan yang menyebabkan gangguan kejiwaan kebanyakan pada
alam ketidaksadaran.18

2. Katarsis (hipnosa)

Metode katarsis ini diperoleh dari dokter Josep Breuer. Metode hipnosa merupakan suatu
teknik atau metode untuk menjadikan pasien-pasien setengah sadar atau berkurang kesadarannya
sehingga lebih mudah dilihat isi dari alam ketidaksadarnnya. Menurut dr. Breure berdasarkan
metode katarsis itu telah terbukti adanya perkaitan antara ingatan-ingatan yang dilupakan dengan
gejala-gejala histories. Sebab arti gejala-gejala itu dapat dinyatakan setelah pasien dimasukkan
dalam keadaan hipnosa.19 Jadi dalam metode katarsis yang diajarkan oleh Breure menurut pasien
dihipnosis secara mendalam, karena hanya dalam keadaan hipnosa diperoleh sumber-sumber
pataganis. Dalam menghadapi kasus akut, Bernheim berulang-ulang mengatakan bahwa sugesti
adalah inti manifestasi hipnotisme dan hipnotis itu sendiri adalah hasil dari sugesti atau kondisi

17 Ibid., hlm. 149


18 Dr. Singgih Dirgagunarsa, op. cit., hlm. 68
19 Sigmund Freud, Sekelumit Sejarah Psikoanalisa, op. cit., hlm. 4-5

13
yang disugesti. Dalam keadaan bangun, dia juga lebih suka menggunakan sugesti yang juga akan
memberi hasil yang sama.20

Freud dalam menjalankan metode hypnosis dikabarkan telah sukses menagani kasus ganggua n
syaraf, yaitu perilaku irrasional seseorang yang berada dalam kesusahan. 21

Tetapi tidak lama kemudian Freud merasa kurang puas dengan metode katarsis (hipnosa)
karena metode ini dirasakan terlalu berat bagi dokter bersangkutan dan juga karena hasilnya
kurang memuaskan akibat daya tahan pasien sering kali tidak dapat dibongkar, malah dipertebal
saja.22 Ia juga mengatakan pekerjaan ini mengingatkan pada metode megis, sulap dan takhayul.
Hanya saja, untuk kepentingan pasien, dokter harus melakuakannya. 23 Walaupun sebenarnya tidak
demikian karena metode hipnosa dapat dijelaskan secara ilmiah. Sehingga Freud perlu
mengembangan tehniknya sebagai penyempurna tehnik-teknik sebelumnya.

3. Metode asosiasi bebas (free assosiation)

Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisa. Analisis meminta kepada pasien
agar membersihkan pikirannya dari pemikiran dan renungan sehari-hari dan sebisa mungk in
menyatakan apa saja yang terlintas dalam pemikirannya betapapun menyakitkan. Asosiasi bebas
adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan
emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis dari masa lampau. Jadi dalam metode
asosiasi bebas ini pasien harus meninggalkan setiap sikap kritis terhadap fakta-fakta yang disadari
dan mengatakan apa saja yang timbul dalam pemikirannya. Freud berkeyakinan bahwa hidup
psikis sama sekali detirminis dalam arti bahwa tidak ada sesuatu pun yang kebetulan oleh karena
asal pasien jujur maka dokter akan dapat menyelami pikiran yang bebas dari pasien.24

Dari prakteknya penyembuhan menggunakan asosiasi bebas ini belum membuat Sigmund
Freud puas. Hal ini karena masih kurang banyak isi dari ketidaksadaran yang dapat dikorek keluar
sehingga penyembuhan pun kurang meyakinkan.

4. Penafsiran mimpi

Dari berbagai usaha yang telah dilakukan akhirnya Freud berfikir bahwa isi ketidaksadaran
dapat pula timbul dalam mimpi. Mimpi merupakn suatu produk psikis dan karena hidup psikis
dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis maka bisa diterima jika ia menyatakan mimp i
sebagai perwujudan suatu konflik. Mimpi sebagai keinginan taksadar yang muncul dalam
kesadaran. Di dalam mimpi ada tiga materi yang telah dikemukakan oleh Freud yaitu; pertama,
telah diketahui bahwa materi-materi tertentu yang muncul dalam isi mimpi, yang sesudahnya tidak

20 Sigmund Freud, Pengantar Umum Psikoanalisis, terj. Haris Setiowati (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),
hlm.522
21 Hans Kung, Sigmund Freud Vis-à-Vis Tuhan, terj. Edi Mulyono (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), hlm. 155
22 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., hlm. xx
23 Sigmund Freud, Pengantar Umum Psikoanalisis, op. cit. hlm. 522
24 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., hlm. xx-xxi

14
bisa dikenali di alam sadar, adalah bagian dari pengetahuan dan pengalaman seseorang. 25 Kedua,
sumber materi-materi untuk direproduksi dalam mimpi yang diambil adalah dari masa kanak-
kanak. Ketiga, keanehan ingatan dalam mimpi yang paling luar biasa sekaligus paling sulit untuk
dijelaskan adalah pada pemilihan materi yang akan diproduksi. 26

Untuk menafsirkan mimpi orang harus menelusuri proses terbentuknya mimpi dalam jurusan
yang berlawanan. Dengan bertolak dari isi yang terang, orang harus kemabali ke pikiran-pik ira n
tersembuyi yang telah didistorsi oleh sensus. Setelah terlewati ia akan dapat memperlihatka n
keinginan yang direpresi. Maka penafsiran mimpi memainkan peran besar dalam perawatan
psikoanalisis dan pada banyak kasus penafsiran mimpi jangka panjang menjadi instrumen paling
penting dalam perawatan.27

Bagi Freud analisa tentang mimpi membawa banyak keuntungan, yang pertama, analisa itu
dapat meneguhkan hepotesanya tentang susunan dan fungsi hidup psikis. Kedua, melalui hasil
studinya tentang mimpi-mimpi ia mencapai kerajaan yang besar dibidang pengobatan neurosa -
neurosa, dimana mimpi tersebut dapat membongkar ingatan-ingatan dari masa lampau.28

Dari keempat teknik terapi Freud nampaknya para psikoanalisis modern jarang yang taat pada
semua nasehat Freud, karena teknik terapi yang seharusnya dipraktekkan secara bersamaan dengan
fleksibelitas akan tetapi Freud melakukan secara terpisah. Namun para psikoanalisis modern
secara umum, dalam mengelola psikoanalisis dan bentuk psikoterapi lainya, masih berpegang pada
cara-cara Freud dan tetap menjadi salah satu peninggalannya yang paling abadi.

25 Sigmund Freud, Tafsir Mimpi, terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm. 12
26 Ibid., hlm. 20
27 Sigmund Freud, Pengantar Umum Psikoanalisis, op. cit. hlm. 530
28 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa, op. cit., hlm. xxvii

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

• Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia,
dan metode psikoterapi. Psikologi Psikodinamik adalah psikologi yang mempelajari kaitan dan
interaksi antara alam sadar dan alam bawah sadar-terutama pada masa yang telah berlalu yang
menentukan kepribadian dan motivasi seseorang pada masa sekarang.
• Sigmund Freud beliau adalah pencipta sekaligus tokoh penting aliran psikologi psikoterapi.
• Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan
reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivas i-
motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan
oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan
pada naluri seksual dan impuls- impuls agresif.
• Istilah Psikoanalisis mempunyai 3 arti penting yaitu :
a. teori tentang kepribadian dan psikopatologi
b. metode terapi untuk gangguan kepribadian
c. teknik untuk menginvestasikan pemikiran dan perasaan individu yang tidak disadari.
• Pendekatan dalam psikoanalisis menekankan pikiran ketidak sadaran, konflik antara naluri
biogis dan tuntutan masyarakat dan pengalaman keluarga dini. Pendekatan ini berpendapat
bahwa naluri biologis yang tidak di pelajari terutama seksual dan dorongan agresif,
memengaruhi cara berpikir, merasa dan berperilaku.
• Psikoanalisa sebagai terapi yaitu teknik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kejiwaan
tertentu. Prinsip yang dipakai dalam teknik terapi menurut psikoanalisa adalah mencari dulu
faktor-faktor yang menyebabkan neurosa itu melalui teknik-teknik kepribadian. Apabila sudah
diketahui penyebab itu, barulah diusahakan untuk menghilangkan faktor-faktor itu dalam
rangka menghilangkan gejala-gejala penyakit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. Buku Ajar Sejarah Dan Aliran Psikologi (Semarang,
November 2021).

Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba


Humanika,2014.

B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember
1996).

Anta Samsara, Mengenal Psikologi Humanistik, (Jakarta, Juni 2020).

Sigmund Freud, Tafsir Mimpi, terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001),

Sigmund Freud, Pengantar Umum Psikoanalisis, terj. Haris Setiowati (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006).

Hans Kung, Sigmund Freud Vis-à-Vis Tuhan, terj. Edi Mulyono (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003).

Anthony Storr, Freud Peletak Dasar Psikoanalisa (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grfiti, 1991).

Calvin S. Hall, Libidu Kekuasaan Sigmund Freud, terj. S Tasrif (Yogyakarta: Tarawang, 2000).

17

Anda mungkin juga menyukai