Disusun Oleh :
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori
Pendekatan Konseling Psikoanalisis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan utama dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk bisa menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.
Kami sangat menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi bahasa, penyusanan maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini yang
nantinya dapat kami perbaiki guna menjadi acuan agar kami penulis bisa menjadi
lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca untuk mengetahui terkait
Teori pendekatan Psikoanalisis
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Tokoh Pengembangan....................................................................................2
2.2 Hakikat Manusia Dalam Pendekatan Konseling Psikoanalisis......................2
2.3 Konsep Dasar Pendekatan Konseling Psikoanalisis.......................................3
2.4 Asumsi Pribadi yang Sehat Dan Bermasalah.................................................4
2.5 Tujuan Konseling dalam Teori psikoanalisis.................................................5
2.6 Peran Dan Fungsi Konselor............................................................................5
2.7 Tahap-Tahap Konseling psikoanalisis............................................................6
2.8 Teknik Spesifik Konseling psikoanalisis.......................................................7
2.9 kelebihan dan kekurangan teori psikoanalisis...............................................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Simpulan.......................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
7. Bagaimana tahapan konseling dalam Teori Pendekatan Konseling Psikoanalisis?
8. Teknik spesifik seperti apa yang digunakan dalam Teori Pendekatan Konseling
Psikoanalisis?
9. Apa kelebihan dan kelemahan dalam Teori Pendekatan Konseling Psikoanalisis?
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang teori pendekatan
konseling dalam psikoanalisis untuk mengetahui tokoh pengembangan psikoanalisis,
hakikat manusia dalam pendekatan psikoanalsis, konsep dasar pendekatan konseling
psikoanalisis, asumsi pribadi sehat dan bermasalah, tujuan pendekatan konseling
psikoanalisis, peran dan fungsi pendekatan konseling psikoanalisis, tahap-tahap
konseling, teknik spesifik konseling, serta kelebihan dan kelemahan dari teori
pendekatan konseling psikoanalisis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
selama lima tahun pertama kehidupan(masa kanak kanak). Dalam teori Freud, sifat
manusia diumpamakan sebagai gunung es yang mengambang di lautan. Apa yang
terlihat mengambang adalah kesadaran manusia, sedangkan bagian yang lebih besar dan
tenggelam adalah ketidaksadaran manusia. Analogi ini menunjukkan bahwa manusia
hanya memahami sebagian kecil dari kesadarannya, sedangkan ketidaksadarannya jauh
lebih besar.
Menurut (Hansen, Stefic, Wanner, 1977), Manusia pada dasarnya digerakkan oleh
kekuatan internal yang bersifat naluriah. Perilaku seseorang akan ditentukan dan
dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan psikologis yang telah ada dalam dirinya, bukan
ditentukan oleh nasib tetapi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan naluri
biologisnya. Sedangkan menurut freud tujuan utama menganalisis aspek-aspek psikologis
manusia bukanlah untuk memperoleh teknik-teknik penyembuhan gangguan jiwa,
melainkan untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang kehidupan psikologis
manusia pada generalnya.
2.3 Konsep Dasar Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Menurut Freud bahwa jiwa manusia terdiri dari tiga tingkat kesadaran yaitu: sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tidak sadar (unconscious). Dengan
menggunakan konsep topografi yang dipakai untuk menggambarkan gejala mental dan
perilaku individu. Pada tahun 1923, Freud memperkenalkan tiga model konsep meliputi:
id, ego, dan superego. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 kerangka
sistem-sistem terpisah yang saling mempengaruhi satu sama lain yaitu :
1. id
Id merupakan sistem kepribadian yang pertama,dimana manusia saat dalam
kandungan ia baru mempunyai id karena sumber utama energi psikis dan
tempat lahirnya naluri. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan terus-menerus
menuntut agar keinginannya terpenuhi.
2. ego
Berikutnya adalah ego, yang bertindak sebagai pelaksana (eksekutor)
kepribadian. Fungsinya adalah untuk menilai realitas di dunia luar dan
mengatur dorongan id untuk memastikan mereka selaras dengan nilai-nilai
ego. Ego berperan sebagai "eksekutif" yang mengatur, mengorganisir, dan
mengendalikan kepribadian. Disini batin mempunyai peran selaku pemimpin
yang mengatur, mengarahkan serta mengendalikan karakter.
3. Super ego
4
Terakhir, ada superego, yang berfungsi sebagai penyaring atau penengah bagi
kedua sistem kepribadian yang mempunyai keadilan atau tindakan selaku
penyalur dari kedua situasi karakter. Superego menentukan mana yang benar
dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh, dan seterusnya. Superego bertindak sebagai
entitas ideal yang selaras dengan norma-norma moral masyarakat dan mulai
berkembang antara usia 4 hingga 6 tahun. sama seperti suara hati dan
gambaran diri yang sempurna.
1. Kesadaran
Kesadaran berhubungan dengan kejadian rutinitas sehari-hari, termasuk
sensasi dan pengalaman yang membuat kita sadar akan setiap peristiwa yang
kita alami. Kesadaran juga bagian dari kehidupan mental kita atau lapisan
jiwa individu yang memiliki kesadaran penuh. Melalui kesadaran, individu
mengetahui siapa dirinya, apa yang sedang dilakukannya, dimana dia berada,
apa yang terjadi di sekitarnya, bagaimana ia menyadari apa yang dia lakukan
2. Pra-kesadaran
Pra-kesadaran adalah lapisan jiwa yang berada di antara kesadaran dan
ketidaksadaran. Pra-kesadaran berfungsi sebagai tempat penyimpanan ingatan
yang tidak dapat diekspresikan secara akurat tetapi dapat dipanggil kembali
dengan usaha. Sebagai contoh, kita lupa akan sebuah orang yang pernah kita
lihat. Di lain kesempatan, tiba-tiba kita melihat orang itu lagi, dan samar-
samar kita mengingatnya meskipun kita yakin pernah melihatnya. Untuk
mengingatnya, diperlukan sedikit konsentrasi dan asosiasi khusus.
3. Ketidaksadaran
Ketidaksadaran adalah tingkatan terdasar dari kehidupan mental dan terletak
di bagian bawah bongkahan gunung es. Dalam alam bawah sadar meskipun
kita menyadari keberadaan naluri-naluri ini, naluri-naluri tersebut tetap
beroperasi untuk mencapai keberhasilan. Ketidaksadaran di ibaratkan sebagai
bagian yang tersembunyi dari gunung es di bawah air.
2.4 Asumsi Pribadi yang Sehat Dan Bermasalah
Adapun asumsi perilaku yang sehat menurut teori psikoanalisa :
1. Individu yang memiliki kepribadian sehat akan terdapat kekuatan untuk memandu
perilaku mereka dan mengembangkan potensi mereka. Manusia memiliki
kekuatan kreatif untuk mengendalikan kehidupan mereka sendiri, bertanggung
5
jawab atas tujuan akhir mereka, dan menentukan serta memperjuangkan tujuan
tersebut.
2. Mereka mampu mengimbangi perasaan rendah diri mereka. Individu harus
menyadari ketidaksempurnaan mereka dan mampu mengembangkan potensi
mereka untuk mengimbangi kekurangan tersebut.
3. Individu akan mendapatkan hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya
dengan lingkungan sosial (Erikson). Setiap keberhasilan dalam setiap tahap
psikososial, seperti yang dijelaskan oleh Erikson, berkontribusi pada kepribadian
individu yang sehat.
Menurut pendekatan psikoanalisis, perilaku bermasalah pribadi atau perilaku tidak sehat
ditandai dengan hal-hal berikut:
6
2. Memperkuat Ego sehingga perilaku didasarkan pada kenyataan daripada insting
atau rasionalitas.
3. Mengurangi kecenderungan menuju perfeksionisme dan Superego yang tidak
fleksibel.
4. Menjelajahi, menganalisis, menginterpretasikan, dan merekonstruksi pengalaman
masa kecil yang berkontribusi terhadap kesulitan klien.
2.6 Peran Dan Fungsi Konselor
Dalam praktik psikoanalisis, seorang konselor tidak dikenal berusaha untuk tetap anonim
dan menghindari menampilkan emosi dan pengalaman mereka sendiri untuk mendorong
klien mengekspresikan perasaan mereka secara bebas terhadap konselor. Aspek
terpenting dalam konseling adalah memberikan perhatian kepada klien yaitu:
1. Konselor menjaga anonimitas, yang berarti mereka berusaha untuk tetap tidak
dikenal oleh klien.
2. Konselor hanya berbicara sedikit tentang diri mereka sendiri dan jarang
menunjukkan reaksi-reaksi pribadi.
3. Konselor membangun hubungan kerja dengan klien.
4. Mereka mendengarkan klien dan kemudian memberikan interpretasi terhadap
pernyataan-pernyataan mereka.
5. Konselor memperhatikan resistensi klien, yaitu keadaan dimana klien melindungi
emosi, trauma, dan kegagalan tertentu terhadap konselor.
6. Konselor mempercepat proses memunculkan elemen-elemen tersembunyi di
alam bawah sadar klien, yang dilindungi melalui pemindahan (Corey, 2015).
2.7 Tahap-Tahap Konseling psikoanalisis
Menurut Jacob Arlow (1986), seorang pendukung psikoanalisis mengungkapkan
bahwa konseling dapat dibagi menjadi empat tahap: tahap pembukaan, tahap
perkembangan pemindahan, tahap penyelesaian pemindahan, dan tahap resolusi
pemindahan.
1. Tahap Pembukaan
Tahap pembukaan terjadi pada awal wawancara sampai masalah klien
teridentifikasi.
2. Tahap Perkembangan Transferensi
7
Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dari psikoanalisis. Pada
tahap ini, emosi klien diarahkan kepada konselor, yang dipandang sebagai sosok
penting dari masa lalu mereka.
3. Tahap Pengerjaan Transferensi
Tahap ini melibatkan penggalian pemahaman dan resolusi klien terhadap
transferensi. Tahap ini mungkin tumpang tindih dengan tahap sebelumnya, tetapi
transferensi berlanjut, dan konselor bertujuan untuk memahami dinamika
kepribadian klien.
4. Tahap Penyelesaian Transferensi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyelesaikan perilaku neurotik yang
diarahkan oleh klien kepada konselor selama hubungan konseling berlangsung.
Konselor juga mulai mengembangkan hubungan yang mendorong kemandirian
klien dan menghindari ketergantungan pada konselor..
2.8 Teknik Spesifik Konseling psikoanalisis
2. Asosiasi Bebas
3. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah bentuk pemenuhan keinginan yang tidak dapat dipenuhi didalam
kehidupan nyata karena kehidupan psikis dianggap sebagai konflik antara kekuatan-
kekuatan psikis, maka dapat diterima untuk melihat mimpi sebagai manifestasi dari
konflik. Prosedur penting untuk menangani materi bawah sadar dan memberikan
pemahaman kepada klien tentang area masalah yang belum terselesaikan. Mimpi
8
memiliki dua sisi konten: konten laten dan konten nyata. Isi laten terdiri dari motif-motif
yang terselubung, tersembunyi, simbolis, dan tidak disadari..
4. Analisis Transferensi
Teknik ini akan mendorong klien untuk mengingat kembali masa lalunya sehingga dapat
memberikan pemahaman kepada klien tentang bagaimana masa lalu mempengaruhi
kehidupan saat ini. Seperti halnya resistensi, transferensi merupakan inti dari terapi
psikoanalisis. Transferensi bermanifestasi dalam proses terapi ketika klien mengungkit
"urusan yang belum selesai" di masa lalu dengan orang-orang yang berpengaruh yang
menyebabkan mereka melihat masa kini dengan cara yang tidak akurat dan bereaksi
terhadap terapis seperti mereka bereaksi terhadap ibu atau ayah mereka. Analisis
transferensi berfungsi mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu mereka
dalam sesi terapi psikoanalisis.
5. Analisis Resistensi
Bertujuan untuk membantu klien menyadari alasan di balik penolakan mereka. Konselor
meminta klien untuk memperhatikan dan menginterpretasikan penolakan yang mereka
rasakan. Resistensi, sebuah konsep fundamental dalam praktik pada terapi psikoanalisi
adalah sesuatu yang menghalangi kelangsungan terapi dan mencegah klien untuk
membicarakan hal-hal yang tidak disadari. Freud melihat resistensi sebagai mekanisme
pertahanan bawah sadar yang digunakan oleh klien untuk menghindari kecemasan, yang
akan meningkat jika mereka menyadari dorongan dan perasaan yang direpresi.
2.9 kelebihan dan kekurangan teori psikoanalisis
Kelebihan dari Teori Psikoanalisis
Aspek-aspek positif dari penggunaan teori psikoanalisis untuk mengatasi masalah pasien
terlihat jelas dalam teknik-teknik yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa
keuntungan utama dari teori psikoanalisis yang harus dipahami dengan baik:
1) Teori ini membantu individu mengenali kemampuan mereka sendiri yang sebelumnya
tidak dikenali. Melalui teknik-teknik teori psikoanalisis, seseorang dapat menemukan
kemampuan pemecahan masalah mereka dan dengan mengungkapkan motivasi yang
tersembunyi.
2) Menggabungkan teknik terapeutik dengan psikologi kepribadian, khususnya
menekankan pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
9
3) Memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan psikologis individu
dan memberikan wawasan tentang sifat manusia. Wawancara digunakan sebagai salah
satu bentuk terapi.
4) Membantu dalam mengelola kecemasan melalui analisis mimpi, resistensi, dan
pemindahan.
5) Konselor dapat memiliki kerangka kerja konseptual yang jelas untuk memahami
perilaku dan fungsi gejala.
6) Teori psikoanalisis menekankan pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan
kepribadian seseorang, memastikan keselarasan antara teori dan teknik.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Terapis dapat memberikan pemahaman yang lebih baik pada klien tentang
konsep-konsep psikoanalisis yang mendasari terapi mereka. Pendidikan ini dapat
membantu klien untuk memahami tujuan terapi dan peran mereka dalam proses
penyembuhan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma. Psikologi
(2010).
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality).
Jakarta Salemba Humanika. Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas
Gunadarma
Misiak, Henryk and Virginia Staudt Sexton, Ph.D. 1988 .Psikologi Fenomenologi
Eksistensial dan Humanistik : Suatu Survei Historis. Bandung : PT Eresco
Schultz Duane (1977). Growth Psychology: Models of the Healthy Personality. New
York: D. Van Nostrad Company. Septi Gumiandari.Kepribadian Manusia Dalam
Perspektif Psikologi Islam
Yusuf, Syamsu. Konseling Individual (Konsep dasar & Pendekatan), (Bandung: Refika
Aditama, 2016).
12